Pendahuluan
Banyak perusahaan tambang batubara yang menerapkan metoda shovel and truck
untuk penambangannya. Adanya tuntutan tingkat produksi yang tinggi saat ini, maka
ban off- roadyang berkualitas dan tahan lama semakin dibutuhkan. Jam kerja yang
tinggi dari alat angkut akan menyebabkan kerja ban sebagai komponen yang
bersinggungan langsung dengan permukaan jalan yang bervariasi akan semakin berat,
sehingga berisiko untuk mengalami kerusakan. Dengan terbatasnya bahan baku ban,
yaitu karet, maka beaya pengadaan/penggantian ban akan semakin mahal.
Mengingat hal di atas, pengelolaan ban off road menjadi penting. Penelitian ini
dimaksudkan untuk mengevaluasi performa ban dengan melakukan analisis tentang
parameter-parameter KPI (Key Performance Indicator) dari ban, yaitu TKPH (Ton
Kilometer Per Hour), TUR (Tread Utilization Rate), dan umur (Lifetime) dari ban,
apakah sudah sesuai target yang ditentukan atau belum. Pengamatan dilakukan pada
scrab ban ukuran 27.00-49yang digunakan dump truck HD-785 Komatsu yg
dioperasikan PT BUMA di Tambang BCS, Sebuku dari Januari s/d Juni 2008. Dengan
diketahuinya nilai parameter- parameter tersebut, diharapkan penyebab kerusakan
dapat teridentifikasi dan rekomendasi suatu sistem pengelolaan ban dan kondisi kerja
yang ada dapat diberikan.
B. Dasar Teori
1. Key Performance Indicator (KPI)
Key Performance Indicator (KPI) adalah bagian dari Performance Indicators atau
indicator kinerja organisasi. Keunggulan Key Performance Indikator (KPI)
dibandingkan dengan indikator-indikator kinerja lainnya, adalah bahwa Key
Performance Indicator (KPI) merupakan indikator kunci yang benar-benar
mampu mempresentasikan kinerja organisasi secara keseluruhan.
Jumlah indikator kinerja yang dipilih sebagai Key Performance Indicator (KPI)
ini biasanya tidak banyak, namun demikian hasil pengukuran melalui indikator
tersebut dapat digunakan untuk menilai tingkat keberhasilan organisasi dalam
mencapai
tujuan
dan
sasaran
yang
telah
ditetapkan.Key
Performance
target-target
atau
sasaran
organisasi. Key
Performance
kinerja. Adalah sangat penting untuk mendefinisikan secara jelas masingmasing Key Performance Indicator (KPI), dan menjadikan definisi tetap selama
beberapa tahun. Tiap definisi KPI harus memuat judul, definisi, dan cara
mengukur. Selanjutnya, setelah Key Performance Indicator (KPI) didefinisikan
dan siap digunakan untuk mengukur, target yang jelas harus dirumuskan dan dapat
difahami oleh seluruh orang. Target tersebut juga harus spesifik sehingga setiap
individu dalam organisasi dapat mengambil tindakan dalam rangka pemenuhan
target tersebut. Jika dipandang perlu, target tersebut juga dilengkapi dengan time
frame, yang memberikan informasi waktu kapan target tersebut harus sudah
diwujudkan
2. Kerusakan Ban Off Road
Bila ditinjau dari penyebabnya, maka jenis
kerusakan ban dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu:
Road hazard: kerusakan yang diakibatkan kondisi dan material yang ada di
lapangan, diantaranya cut separation, impact break, sidewall cut, cut
cheaping, cut trough, dan shoulder cut.
Worn out: kerusakan yang diakibatkan keausan (normal).
Kerusakan lain (other): kerusakan yang diakibatkan TKPH berlebih, dan
masalah tekanan angin, diantaranya chungking, irregular wear, ply
separation, bead bulging, bead separation, heat separation, dan run flat.
Penamaan bagian-bagian ban diberikan pada Gambar1 dan beberapa bentuk
kerusakan ban ditunjukkan pada Tabel 1.
3. Posisi Ban
Penamaan posisi ban untuk dump truck dimulai dari ban kiri depan dan untuk ban
belakang juga dari sebelah kiri, seperti terlihatpada Gambar2, yaitu 1) kiri depan,
2) kanan depan, 3) kiri luar belakang, 4) kiri dalam belakang, 5) kanan dalam
belakang, dan 6) kanan luar belakang.
4. Sistem Pengelolaan Ban Off-Road
Pengelolaan ban (Tire Management) merupakan suatu prosedur pengelolaan ban
yang meliputi proses sepertiPemilihan ban, Penanganan ban, Pemakaian ban,
Pemeliharaan ban, dan Evaluasi (Pencatatan, Analisa, dan Kesimpulan). KPI yang
digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan Tire Management System dapat dilihat
dari TUR (Tread Utilization Rate), TKPH (Ton Kilometer Per Hour), dan umur
(lifetime) ban. TUR=kehilangan ketebalan tread/ketebalan awal tread x 100%.
Nilai standar internasional TUR adalah sebesar 85%. Sedangkan TKPHaktual=
(Beban isi + beban kosong)/2 x (kecepatan isi + kecepatan kosong)/2 dan harus
lebih kecil dari TKPHrating(440). Umur ban dinyatatakan dalam hours meter, dan
dapat juga dihitung/diperkirakan dari kehilangan ketebalan tread.
terdapat dalam data payload meter, dengan tiga jarak yang berbeda pada HD-785
nomor 22, 23, dan 105 dalam pengangkutan material lumpur (mud). Berdasarkan
data cycle time di Tabel 2, maka dapat dilakukan perhitungan nilai TKPH, untuk
kondisi pengangkutan lumpur (mud), seperti terlihat pada Tabel 3.
Tabel 2. Data cycle time pada pengangkutan material lumpur
Tabel 4 memperlihatkan data hasil PLM yang diambil dari tiga data cycle time
yang terdapat dalam data payload meter, dengan tiga jarak yang berbeda pada HD785 nomor 22, 106, dan 120 dalam pengangkutan overburden.
Dari data cycle time di Table 4, maka dapat dilakukan perhitungan TKPH, untuk
kondisi pengangkutan overburden, seperti terlihat pada Tabel 5.
Tabel4. Data cycle time pada pengangkutan material overburden
Dari perhitungan nilai TKPH dapat diketahui bahwa nilai TKPH dari ban truk
yang digunakan mengangkut material lumpur (mud) didapat nilai sebesar 414,08
dan 340,83 (Tabel 3), sedangkanban truk yang digunakan mengangkut material
overburdenmempunyai TKPH 423,85 dan
362,18 (Tabel 5).
2. Umur Ban
Dari data lifetime rata-rata scrab ban Januari-Juni 2008, dapat direkap performa
setiap merk ban (Tabel 6), dan bisa dihitung umur rata-rata yang dicapai setiap
merk ban (aktual), serta perbedaan atau deviasinyabila dibandingkan dengan umur
target (Tabel 7). Berdasarkan Tabel 6 dan 7 dibuatlah histogram lifetime dari ban
merk belshina (Gambar 3) dan Bridgestone (Gambar 4) untuk memperlihatkan
persebaran data yang ada.
3. TUR
Dari data TUR ban Januari-Juni 2008, dapat direkap performa setiap merk ban
sesuainilai TUR dari 29 unit ban (Tabel 8). Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa
nilai TUR rata-rata setiap merk ban masih di bawah nilai standar. Kehilangan
ketebalan tread (keausan) ban dapat diukur per satuan waktu dan digunakan untuk
menghitung laju keausan ban aktual. Data ini selanjutnya digunakan untuk
memprediksi umur ban yang dapat dicapai pada kondisi aktual yang ada di
lapangan hingga ban dinyatakan scrab, tanpa mengalami kerusakan prematur.
Sebagai sampel, diambil ban pada posisi 6 (kanan belakang) untuk
dianalisa.Berdasarkan data pengukuran ketebalan tread pada saat HM pengukuran
tertentu, dapat dilakukan prediksi umur ban untuk ban seperti ditunjukkan pada
Gambar 5 dan 6.
TKPH pada material lumpur (mud) sebesar 94% dan 77% serta pada material
overburden 96% dan 82%.Begitu pula perhitungan TKPH yang didasarkan pada
kecepatan rata-rata secara manual (Tabel 9), juga menunjukkan bahwa nilai TKPH
aktual tidak melebihi TKPH rating. Sehingga kombinasi antara muatan dan
kecepatan rata-ratanya, yaitu pada material lumpur (mud) dengan muatan rata-rata
53,41 ton (<payloadmax = 90 ton) dan kecepatan rata-rata 22,68 km/jam dan pada
material overburdendengan muatan rata-rata 87,85 ton (<payloadmax) dan
kecepatan rata-rata 20,17 km/jam ini tidak menyebabkan overheat dalam ban.
Tabel 9. Perhitungan TKPH Koreksi HD-785
Gambar perbandingan nilai TUR dengan lifetime yang dicapai oleh dua merk ban
yang jumlahnya cukup banyak, yaitu Bridgestone dan Belshina, dapat dilihat pada
Gambar 8.
Dari grafik prediksi umur bansesuai keausan aktual, diketahui bahwa umur ban
Belshina dapat mencapai target yang ditentukan (5.000 jam), namun ban
Bridgestone VMTP 2A tidak mencapai target yang telah ditentukan sebesar 9.000
jam, walaupun berdasarkan data pada Tabel 10, terdapat tiga unit ban yang
melebihi target.Hal ini menunjukkan bahwa target masih bisa dicapai, dengan
sistem pengelolaan ban yang baik, sehingga laju keausan dapat diperkecil.
Tabel 10. Jenis kerusakan ban Belshina
Untuk melihat penyebab kerusakan ban dapat dilihat dari data jenis kerusakan
banscrab pada Tabel10 dan 11. Dari tabel- tabel tersebut dapat diketahui bahwa
jenis kerusakan adalah cut yang diakibatkan oleh material-material yang ada di
lapangan/jalan,sehingga
disebabkan
oleh
road
dimasukkan
hazard.
kedalam
kelompok
Pengelompokkan
kerusakan
penyebab
yang
kerusakan
Grade jalan yang ideal adalah 5-6%. Namun di lapangan diketahui masih terdapat
grade yang melebihi standar ideal (Gambar 11).
Tabel 12. Posisi ban yang dinyatakan scrab
G
ambar13. Deformasi ban pada kondisi jalan baik