Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Keperawatan Maternitas II dengan judul Asuhan Keperawatan Ibu
Hamil dengan Pre-eklampsia Berat.
Dalam penulisan makalah ini didukung oleh berbagai pihak. Kami
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Neli Husniawati, SKep, Mkep selaku
dosen Keperawatan Maternitas II.
Harapan kami makalah ini dapat dipergunakan dan dimanfaatkan untuk
menambah ilmu pengetahuan mengenaiAsuhan Keperawatan Ibu Hamil dengan
Pre-eklampsia Berat.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun dari semua pihak. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembelajaran ilmu keperawatan maternitas.
Jakarta, 21 September2016
Kelompok I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... 1
DAFTAR ISI.............................................................................................. 2
BAB I...................................................................................................... 3
PENDAHULUAN....................................................................................... 3
1.1
Latar Belakang............................................................................... 3
1.2
Tujuan Makalah.............................................................................. 4
BAB II..................................................................................................... 5
LANDASAN TEORI................................................................................... 5
2.1
Definisi........................................................................................ 5
2.2
Etiologi........................................................................................ 5
2.3
Klasifikasi..................................................................................... 6
2.4
Faktor Resiko................................................................................ 6
2.5
Pathway....................................................................................... 8
2.6
Manifestasi Klinis...........................................................................9
2.7
Komplikasi.................................................................................... 9
2.8
Pemeriksaan Penunjang..................................................................10
2.8
Penatalaksanaan........................................................................... 11
2.9
Asuhan Keperawatan.....................................................................15
BAB III.................................................................................................. 23
TINJAUAN KASUS.................................................................................. 23
3.1
Pengkajian.................................................................................. 23
3.2
Case Study.................................................................................. 24
BAB IV.................................................................................................. 31
PENUTUP............................................................................................... 31
4.1
Kesimpulan................................................................................. 31
4.2
Saran......................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 33
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia Pre-eklampsia berat (PEB) merupakan salah satu penyebab
utama kematian maternal dan perinatal di Indonesia. PEB diklasifikasikan
kedalam penyakit hipertensi yang disebabkan karena kehamilan. PEB
ditandai oleh adanya hipertensi sedang-berat, edema, dan proteinuria yang
masif. Penyebab dari kelainan ini masih kurang dimengerti, namun suatu
keadaan patologis yang dapat diterima adalah dengan adanya iskemia
uteroplacentol.
Diagnosis dini dan penanganan adekuat dapat mencegah perkembangan
buruk PER kearah PEB atau bahkan eklampsia penanganannya perlu segera
dilaksanakan untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan anak. Semua
kasus PEB harus dirujuk ke rumah sakit yang dilengkapi dengan fasilitas
penanganan intensif maternal dan neonatal, untuk mendapatkan terapi
definitif dan pengawasan terhadap timbulnya komplikasi-komplikasi.
Pemeriksaan antenatal yang teratur dan secara rutin mencari tanda
preeklampsia sangat penting dalam usaha pencegahan preeklampsia berat,
disamping pengendalian terhadap faktor-faktor predisposisi yang lain.
Pre-eklampsia
adalah
penyakit
pada
wanita
hamil
yang
secara
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi
Pre-eklampsia adalah kelainan multiorgan spesifik pada kehamilan yang
ditandai dengan terjadinya hipertensi, edema, dan proteinuria tetapi tidak
menunjukan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya,
sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan 20 minggu (Nurarif
Amin Huda, 2015).
Sedangkan menurut pendapat Fadlun dan Feryanto (2014) mengatakan
bahwa, pre-eklampsia yaitu suatu peningkatan tekanan darah yang baru
muncul setelah usia kehamilan mencapai 20 minggu, disertai dengan
peningkatan berat badan ibu yang cepat akibat tubuh membengkak dan pada
pemeriksaan laboratorium ditemukan protein dalam urine yang disebut
dengan proteinuria.
Pendapat lainnya menurut Mansjoer, dkk (2008) mengatakan bahwa preeklampsia merupakan gangguan sistemik yang berkaitan dengan kehamilan,
ditandai dengan hipertensi dan proteinuria pada usia kehamilan lebih dari 20
minggu. Pre-eklampsia merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian
ibu, menambah masalah perinatal karena Intra Uterine Growth Retardation
(IUGR) dan kelahiran prematur.
2.2 Etiologi
Penyebab terjadinya pre-eklampsia dan eklampsia sampai sekarang belum
diketahui. Tetapi pre-eklampsia dan eklampsia hampir secara ekslusif dialami
pada wanita dengan masa subur yang ekstrim, yaitu pada remaja belasan
tahun atau pada wanita yang berumur lebih dari 35 tahun. (Nurarif Amin
Huda, 2015). Sedangkan menurut Fadlun dan Feryanto (2014), mengatakan
bahwa semua teori yang menjelaskan tentang pre-eklampsia harus dapat
menjelaskan observasinya bahwa hipertensi pada kehamilan jauh lebih besar
kemungkinannya timbul pada wanita dengan keadaan sebagai berikut:
A) Terpajan ke villus korion petama kali
B) Terpajan ke villus korion dalam jumlah yang sangat besar.
C) Telah menderita penyakit vaskuler
pada epigastrium
Terdapat edema paru dan sianosis
Enzim hati meningkat dan disertai ikterus
Perdarahan pada retina
Trombosit <100.000/mm.( Nurarif Amin Huda, 2015)
defisiensi
protein
aktif
S,
antibodi
antifosfolipid,
SLE,
2.5 Pathway
(Sarwono. 2008)
adalah
beberapa
komplikasi
yang
ditimbulkan
pada
pre-
Penghancuran
dinding
sel
darah
merah
sehingga
Otak
Komplikasi
ini
merupakan
penyebab
utama
F. Edema paru, pada kasus eklampsia, hal ini disebabkan karena penyakit
jantung.
G. Nekrosis hati, nekrosis periportan pada preeklampsia, eklamsi merupakan
akibat vasopasmus anterior umum. Kelainan ini diduga khas untuk
eklampsia.
H. Sindrome Hellp, Hemolysis, elevated liver enymes dan low platelete.
I. Kelainan
ginjal,
kelainan
berupa
endoklrosis
glomerulus,
yaitu
10
E. Radiologi
1) Utrasonografi : ditemukan retardasi perumbuhan janin intra uterus,
pernafasan intrauterus lambat, aktivitas janin menjadi lambat, volume
cairan ketuban sedikit.
2) Kardiotografi : Diketahui detak jantung janin lemah.(Nurarif Amin
Huda, 2015)
2.8 Penatalaksanaan
A. Pre-eklampsia
Fadlun dan Feryanto
penatalaksanaan
untuk
(2014)
mengatakan
setiap
kehamilan
bahwa
dengan
tujuan
dasar
pre-eklampsia,
diantaranya:
1) Terminasi kehamilan dengan trauma sekecil mungkin bagi ibu dan
bayinya.
2) Lahirnya bayi yang kemudian dapat berkembang.
3) Pemulihan sempurna kesehatan ibu.
Deteksi prenatal dini
Secara tradisional waktu pemeriksaan perinatal dijadwalkan setiap 4
minggu sampai usia kehamilan 28 minggu, kemudian setiap 2 minggu
sampai usia kehamilan 36 minggu. Peningkatan kunjugan prenatal selama
trimester terakhir memungkinkan untuk mendeteksi dini pre-eklampsia.
B. Pre-eklamspia Ringan (POGI, 2005 dalam Sanc, 2010)
Ibu hamil dengan pre-eklampsia ringan dapat dilakukan rawat inap
maupun rawat jalan. Pada rawat jalan ibu hamil dianjurkan banyak
istirahat (tidur miring ke kiri). Pada umur kehamilan diatas 20 minggu
tidur dengan posisi miring dapat menghilangkan tekanan rahim pada vena
kava inferior yang mengalirkan darah dari ibu ke janin, sehingga
meningkatkan aliran darah balik dan akan menambah curah jantung. Hal
ini berarti pula meningkatkan aliran darah ke organ-organ vital.
Penambahan aliran darah ke ginjal akan meningkatkan laju filtrasi
glomerolus dan meningkatkan diuresis sehingga akan meningkatkan
ekskresi natrium, menurunkan reaktivitas kardiovaskuler, sehingga
mengurangi vasospasme. Peningkatan curah jantung akan meningkatkan
11
evaluasi
pertumbuhan
janin
dan
jumlah
cairan
amnion
(Prawirohardjo, 2008).
Perawatan obstetrik yaitu sikap terhadap kehamilan. Menurut Williams,
kehamilan preterm ialah kehamilan antara 22 sampai 37 minggu. Pada
umur kehamilan <37 minggu bila tanda dan gejala tidak memburuk,
kehamilan dapat dipertahankan sampai aterm tapi jika umur kehamilan
>37 minggu persalinan ditunggu sampai timbul onset persalinan atau
dipertimbangkan untuk melakukan induksi persalinan pada taksiran
tanggal persalinan dan tidak menutup kemungkinan dapat dilakukan
persalinan secara spontan (Prawirohardjo, 2008).
C. Pre-eklampsia Berat
Penanganan pre-eklampsia berat dan eklampsia sama, kecuali bahwa
persalinan harus berlangsung dalam 12 jam setelah timbulnya kejang pada
eklampsia.
Upaya pengobatan ditujukan untuk mencegah kejang, memulihkan organ
vital pada keadaan normal, dan melahirkan bayi dengan trauma sekecilkecilnya pada ibu dan bayi.
1) Rawat RS
2) Berikan MgSO4 dalm infuse dextrose 5% dengan kecepatan 15-20
tetes per menit. Dosis awal MgSO4 IV dalam 10 menit selanjutnya
12
2G/jam dalm drip infuse sampai tekanan darah stabil (140-150/90100mmHg). Ini diberikan sampai 24 jam pasca persalinan atau
hentikan bila 6 jam pasca persalinan ada perbaikan nyata ataupun ada
tampak tanda-tanda intoksikasi. Syarat pemeberian MgSO4 adalah
reflex patella kuat, frekuensi pernapasan >16 kali, dan dieresis >100
cc dalm 4 jam sebelumnya (0,5 ml/kg BB/jam). Harus tersedia
antidote MgSO4 yaitu kalsium glukonas 10% yang dapat segera
diberikan secara Iv selama 3 menit. Selama pemberian MgSO4
perhatikan tekanan darah, suhu, perasaan panas, serta wajah merah.
3) Berikan nifedipin 3-4 x 10 mg oral. Bila pada jam ke-4 tekanan
diastolic belum turun sampai 20%, berikan tambahan 10 mg oral
(dosis maksimum 80mg/hari). Bila tekanan diastolic meningkat 110
mmHg, berikan tambahan sublingual. Tujuannya adalah penurunan
tekanan darah 20% dalam 6 jam, kemudian diharapkan menjadi stabil
(140-150/90-100mmHg).
Bila
sulit
dikendalikan,
dapat
13
14
D. Eklampsia
1) Pada eklampsia intervensi yang diberikan, yaitu:
a) Berikan O24-6 L/menit
b) Pasang infuse dextrose 5% 500 ml/6 jam dengan kecepatan 20
c)
d)
e)
f)
g)
h)
diberikan.
Alternative
lain
antikonvulsan
adalah
16
17
NOC:
1) Keseimbangan elektrolit dan asam basa
2) Keseimbangan cairan
3) Hidrasi
Kriteria hasil:
1)
2)
3)
4)
18
NIC
Manajemen Nutrisi:
1) Kaji adanya alergi makanan
2) Anjurkan pasien untuk meningkatkan Fe, protein, vitamin
3) Yakinkan diet yang dimakan mengandung serat tinggi untuk
4)
5)
6)
7)
mencegah konstipasi
Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
Kaji kemampuan pasien untuk mendapat nutrisi yang dibutuhkan
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
nutrisi yang dibutuhkan pasien.
Pemantauan Nutrisi
1) BB pasien dalam batas normal
2) Monitor adanya penurunan berat monitor tipe dan jumlah aktivitas
yang bisa dilakukan
3) Monitor kondisi pasien ketika makan
4) Monitor turgor kulit
19
5)
6)
7)
8)
9)
NOC:
1) Status Sirkulasi
2) Jaringan Perfusi Serebral
Kriteria hasil:
1) Tekanan darah dalam batas normal
2) Tidak ada ortostatik hipertensi
3) Tidak ada tanda peningkatan tekanan intrakranial
NIC
Manajemen Sensorik Perifer:
1) Kaji adanya alergi makanan
20
Cemas
Gangguan pola tidur
Takut
Iritabilitas
Merintih
Gelisah
Menangis
NIC
Penurunan Kecemasan:
1) Kaji adanya alergi makanan
21
22
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
A. Identitas Klien:
Nama
Jenis Kelamin
Umur
Diagnosa Medis
: Ny. M
: Perempuan
: 24 tahun
: Pre-eklampsia Berat
B. Resume:
Ny.M (24 thn) G2P1A0, usia kehamilan 40 minggu, HPHT 25-12-2011.
Pendidikan terakhir SMP, pekerjaan ibu rumah tangga, agama islam, suku
sunda. Ny.M datang bersama kakaknya ke poli Kebidanan dengan
keluhan mual muntah sejak usia kehamilan 5 bulan, tidak suka makan,
pusing, kaki bengkak. Menurut Ny. M ia dirujuk oleh bidan R untuk
melanjutkan pemeriksaan kehamilannya di RSUD Cibinong. Dalam
rujukannya tertulis TD 170/110mmHg, protein uri +3 diagnosa PEB. Data
pemeriksaan fisik yang ditemukan klien saat klien berada di Poli
Kebidanan adalah TTV: TD 190/120 mmHg, Nadi 90x/menit, Pernapasan
23x/menit, Suhu 36,80C. Berat badan sebelum hamil 55 kg, berat badan
saat ini 53 kg, tinggi badan 158cm. Pemeriksaan abdomen: TFU 27cm,
pu-ki, let-kep, belum masuk PAP,DJJ 136x/menit. Ekstremitas bawah
ditemukan pitting udem +2. Hasil USG : jenis kelamin janin perempuan,
taksiran BB 2200gr. Manajemen medik : Dopamet 3x250mg, Nifedipin
3x10mg, Alodipin 1x10mg. Ny M dianjurkan untuk rawat inap di RSUD
Cibinong namun klien mengatakan ingin pulang dulu untuk negosiasi
dengan suaminya.
23
Kegagalan remodeling
Arteri
a. Spinalis
spinalisLumen
spinalisarteri
vasokontrikasi
kesulitan untuk terjadi distensi dan vasodila
Terjadi edema
Gangguan perfusiGanggguan
plasenta pertumbuhan plasenta
Janin menjadi kecil
Intra uterin growth
24
B. Apalagi pengkajian yang dilakukan agar diperoleh data yang akurat dalam
menegakan diagnosa keperawatan pada klien tersebut ?
Pengkajian yang harus dilakukan kepada Ny M untuk menegakkan
diagnosa keperawatan meliputi:
Data subjektif:
1) Kaji riwayat kesehatan sekarang
Misal : pada kasus dikatakan mual muntah, sejak usia kehamilan
berapa? tanyakan dalam sehari berapa kali muntah (frekuensi,
jumlah)?
2) Kaji riwayat kesehatan ibu sebelumnya
Tanyakan apakah ibu pernah menderita hipertensi, anemia, diabetes.
3) Kaji riwayat kesehatan keluarga ibu
Tanyakan apakah ada anggota keluarga Ny. M yang memiliki
hipertensi, atau pernah mengalami PEB.
4) Kaji riwayat kehamilan sebelumnya
Tanyakan apakah pada kehamilan anak pertama ibu mengalami preeklampsia/
eklampsia,
hidroamnian,
kehamilan
ganda,
molahidatidosa.
5) Kaji faktor eksogen
Tanyakan apakah ibu merokok, stress, ketegangan psikis terkait
pekerjaan, makanan tidak adekuat (yang menyebabkan Ny. M mual
dan muntah sejak usia kehamilan 5 bulan).
6) Tanyakan apakah adanya penyakit penyerta lain
Seperti hipertensi kronis dan penyakit ginjal, retensi insulin, berat
badan ibu rendah (53 Kg: BB Ny. M), tubuh yang pendek, migrain,
diabetes gestasional, DM tipe 1, talasemia, SLE.
25
Data Objektif
1) Inspeksi : edema yang tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam.
2) Palpasi : letak janin Ny M
3) Pemeriksaan diagnostik
a) USG : untuk melihat posisi janin, melihat keadaan janin, meihat
kemungkinan plasenta previa
4) Pemeriksaan laboratorium
a) Serum kreatinin
b) Hematologi H2T (hemoglobin, hematokrit, trombosit)
c) Bj urine
d) Elektrolit
C. Diagnosa keperawatan apa saja yang muncul pada kasus diatas?
1) Kelebihan volume cairan b.d kerusakan fungsi glumerulus sekunder
terhadap penurunan cardiac output.
2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake
tidak adekuat.
3) Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d edema.
D. Susun rencana tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi
masalah keperawatan tersebut ?
DX 1 : Kelebihan volume cairan b.d kerusakan fungsi glomerulus sekuder
terhadap penurunan cardiac output.
Batasan karakteristik :
1) Gangguan elektrolit
2) Ansietas
3) Perubahan tekanan darah
4) Perubahan pola pernapasan
5) Dispneu
6) Edema
7) Peningkatan tekanan vena sentral
8) Distensi vena jugularis
9) Oliguria
10) Gelisah
11) Perubahan berat jenis urine
Faktor-faktor yang berhubungan:
1) Gangguan mekanisme regulasi
2) Kelebihan asupan cairan
3) Kelebihan asupan natrium
NOC:
26
Osmolalitas urin)
Monitor vital sign
Monitor indikasi retensi/kelebihan cairan (edema,cvp, asites)
Kaji lokasi dan luas edema
Monitor status nutrisi
27
29
30
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pre-eklamsia adalah kelainan multiorgan spesifik pada kehamilan yang
ditandai dengan terjadinya hipertensi, edema, dan proteinuria tetapi tidak
menunjukan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya,
sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan 20 minggu (Nurarif
Amin Huda, 2015). Dan pada kasus ibu mengalami PEB karna ibu
mengalami gejala PEB yaitu TD ibu pada saat dipoli 190/120 mmHg, pitting
edem +2, protein uri +3.
Pada pengkajian, dilakukan pengkajian lebih lanjut yaitu untuk mendapatkan
data subjektif seperti riwayat kesehatan ibu sebelumnya dan sekarang,
kesehatan keluarga ibu, riwayat kehamilan sebelumnya, dan kaji faktor
eksogen dan penyakit penyerta lainnya pada ibu. Dan data objokteif seperti
pemerikasaan fisik, pemeriksaan diagnostik. Sehingga dapat mengangkat
diagnoasa untuk dilakukan intevensi lebih lanjut sesuai diagnosa.
Pada kasus diatas ibu memiliki tiga diagnoasa keperawatan yaitu salah
satunya diagnoasa keperawatan yang pertama adalah kelebihan volume cairan
b.d kerusakan fungsi glomerulus sekuder terhadap penurunan cardiac output.
Dan intervensi yang harus dilakukan diantaranya seperti monitor intake dan
output cairan, vital sign, kurangin asupan cairan natrium dan air, baik dari
diet maupun intravena kerena tidak semua pasien edema memerlukan terapi
terpai farmakologis, pada beberapa pasien terapi non farmakologis sangat
efektif seperti pemgurangan asupamn natrium (yakni kurang dari jumlah yang
disekresikan oleh ginjal).
4.2 Saran
A. Kepada Pelayanan Kesehatan
Agar dapat meningkatkan pelayanan ibu hamil dan bersalin, khususnya
pada penderita Pre-eklampsia.
B. Kepada pihak Akademis
31
Agar dapat membimbing para tenaga dan calon tenaga kesehatan dan
meningkatkan kualotas peayanan terhadap ibu hamil.
C. Kepada tenaga kesehatan
Agar dapat lebih mengiptimalkan pelayanan kesehatan mengingat preeklampsia merupakan suatu gejala penyakit yang cukup mempengaruhi
kesehatan ibu hamil.
D. Ibu hamil
Diharapkan pada ibu hamil memeriksan kehamilannya secara rutin.
Dimana pada trimester pertama satu kali pemeriksaan, pada trimester
kedua satu kali pemeriksaan setiap empat minggu, pada usia kehamilan 32
minggu pemeiksaan satu kali setiap dua minggu dan pada usia 38 minggu
pemeriksaa dilakukan satu kali setiap minggu. Ini dilakukan untuk
mendeteksi dini terjadinya pre-eklampsia atau komplikasi lainnya pada
ibu hamil.
32
DAFTAR PUSTAKA
Amelda, 2009. Gambaran Karakteristik Ibu Hamil dengan Preeklampsia di
RSUP H. Adam Malik Medan, Periode 2005-2006. Karya Tulis
Ilmiah STIKes Helvetia Medan, Diakses tanggal 22 September 2016.
<http://www.helvetia.ac.id.library/html/stikes/amelda.>
Bobak, L. 2005. Keperawatan Maternitas, Edisi 4.Jakarta: EGC.
DINKES, 2009. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. Diakses
tanggal 22 September 2016.
<http:/www.litbang. depkes.go.id>
Fadlun dan Feryanto, Achmad. 2014. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta:
Salemba Medika.
Huda, Nurarif Amin. 2015. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
Nanda NIC NOC. Jilid: 3. Jakarta: Mediaction.
Mansjoer, Areif, dkk. 2008. Penyakit-Penyakit Pada Kehamilan: Peran Seorang
Internis. Jakarta Pusat: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FK UI. No
Mochtar. 1998. Synopsis Obstetri. Jilid 1. Edisi kedua. Jakarta: EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustakaedc
RINI, SANC. 2010. Pematalaksanaan Terapi Pasien Pre Eklamsia Rawat Inap
RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten 2009. Diakses tanggal 23
September 2016
<eprints.ums.ac.id/8993/1/K100060036.pdf>
33