Anda di halaman 1dari 14

MATERI

COELENTERATA
Disusun sebagai tugas kelompok Mata kuliah Zoologi Invertebrata

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Agus Haryono, M.Si


Oleh kelompok VII
Anggota:

Dito Dwi Sumarsono


Miftahul Qoriah
Muhammad Faisal
Sondang Wahyuni S
Rosalia Christiani

ACD 115 038


ACD 115 063
ACD 115 072
ACD 115 074
ACD 115 085

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
2016
A. Filum Coelentrata
Coelenterata (cnidaria) adalah filum dari kingdom hewan invertebrata (tanpa tulang
belakang) yang sering disebut dengan hewan berongga. Kata Coelenterata berasal dari

dua kata bahasa yunani, yaitu Coelom yang artinya rongga tubuh, dan enteron yang
berarti usus, oleh karena itu hewan ini juga sering disebut usus berongga. Seperti
namanya, hewan ini memiliki rongga tubuh berbentuk kantong yang berfungsi sebagai
usus, untuk mencerna dan mengedarkan makanan ke seluruh tubuh. Kebanyakan dari
Coelenterata hidup di laut, namun adapula yang hidup di air. Berdasarkan sifatnya
terdapat dua jenis Coelenterata, yaitu yang hidup menempel dan terikat pada tempat
disebut polip, dan yang hidup bebas, tidak terikat pada suatu tempat disebut medusa,
coelenterata bersifat polip lebih dominan dibandingkan medusa. Coelenterata yang telah
teridentifikasi sekitar 10.000 spesies. Coelenterata ada yang hidup berkoloni adapula yang
hidup terpisah. Dalam siklus hidupnya pada umumnya coelenterata mempunyai dua
bentuk tubuh yaitu, polip dan medusa.
a. polip adalah bentuk coelenterata yang menempel pada tempat hidupnya. Tubuh
berbentuk silindris bagian proksimal melekat dan bagian distal mempunyai mulut
yang dikelilingi tentakel.Polip yang membentuk koloni memiliki beberapa macam
bentuk misalnya:
a. Polip untuk pembiakan yang menghasilkan medusa ( gonozoid )
b. Polip untuk makan yakni gastrozoid.
b. Medusa adalah bentuk ubur-ubur seperti payung / parasut atau seperti lonceng yang
dapat berenang bebas

B. Ciri-Ciri Coelenterata
Coelentrata memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Terdapat sekitar 10.000 spesies Coelenterata yang sebagian besar hidup di
laut.
2. Sebagian hidup secara soliter, sedangkan sebagian lain hidup berkoloni.

3. Memiliki simetri radial.


4. Memiliki rongga gastrovaskuler yang berfungsi untuk mencerna makanan.
5. Tubuhnya hanya memiliki satu lubang bukaan yang berfungsi sebagai mulut
sekaligus anus.
6. Merupakan hewan diploblastik.
7. Mempunyai tentakel yang berfungsi untuk memasukkan makanan ke dalam
mulut.
8. Tentakel dilengkapi dengan sel penyengat yang disebut dengan knidosit
(cnidoblast).
9. Memiliki dua bentuk tubuh, yaitu polip ( tabung ) dan medusa ( mangkuk ).
10. Cnidaria bereproduksi secara generatif (seksual) dan vegetatif (aseksual).
Secara aseksual yaitu dengan membentuk tunas, dan secara seksual berarti
dengan membentuk gamet.
11. Hewan bersel banyak (multiseluler).
12. Coelenterata merupakan hewan berongga dan rongga tersebut dimanfaatkan
sebagai usus untuk pencernaan makanan.
13. Hewan yang dapat bersifat polip (hidup terikat pada satu tempat), adapula
yang bersifat medusa (Hidup bebas).
14. Tubuh memiliki lapisan luar (Ektoderm) dan lapisan dalam (Endoderm),
diantara kedua lapisan tersebut terdapat mesoglea yang berfungsi sebagai pusat
sistem persarafan.
15. Habitat di laut, kecuali sejenis hydra hidup di air tawar.

C. Struktur tubuh coelenterata


Coelenterata merupakan hewan diploblastik, yang memiliki bentuk tubuh
simetri radial, yaitu bagian yang sama didistribusikan secara merata dalam susunan
melinkar dari poros tengah. Hewan ini tidak memiliki kepala dan segmen tubuh. Pada
bagian atas tubuhnya terdapat tulang mulut (ostium) yang dikelilingi oleh tentakel.
Tentankel ini berbentuk seperti lengan dan jumlahnya tergantung pada spesiesnya.
Pada permukaan tentakel terdapat kapsul knidoblas yang beracun, di dalamnya
terdapat sel nematokis yang menyengat dan beracun. Tentakel memiliki fungsi untuk :
Alat penangkap mangsa
Pertahanan Tubuh
Alat gerak
Tubuh Coelenterata Polip (terikat pada tempat) memiliki bagian kaki untuk
menempel pada tempatnya, sedangkan yang bersifat medusa (tidak terikat) tidak

memiliki kaki.Pada Tubuh Coelenterata terdapat dua lapisan, yaitu lapisan luar
(Ektoderm) dan Lapisan Dalam (endoderm), lapisan luar disebut epidermis, dan
lapisan dalam disebut Gastrodermis, diantara kedua lapisan ini terdapat rongga yang
disebut Mesoglea.
Lapisan luar (Ektoderm) atau epidermis berfungsi untuk melindungi tubuh
dari bahaya lingkungan, sedangkan lapisan dalam berperan dalam proses pencernaan.
Sel-sel pada lapisan dalam (endoderm) atau Gastroendermis berbatasan sistem
pencernaan berbentuk seperti kantong yang disebut Gastrosol. Makanan yang
ditangkap oleh tentakel akan dibawa masuk ke gastrosol, kemudian makanan tersebut
akan dicerna dengan bantuan enzim yang dikeluarkan oleh sel-sel di gastroendermis.

D. Cara mendapatkan makanan


Coelenterata hidup di perairan yang jernih yang mengandung partikel-partikel
organik, plankton atau hewan-hewan kecil. Jika terdapat hewan kecil, misal jentik
nyamuk menempel pada tentakel dan mengenai sel knidoblast, maka sel tersebut
mengeluarkan racun. Jentik akan lemas lalu tentakel membawanya ke mulut. Di bawah
mulut terdapat kerongkongan pendek lalu masuk ke rongga gastrovaskuler untuk dicerna
secara ekstraseluler (luar sel). Sel-sel endodermis menyerap sari-sari makanan. Sisa-sisa
makanan akan dimuntahkan melalui mulut. Setiap hewan Coelentarata mempunyai
rongga gastrovaskuler. Rongga gastrovaskuler Coelentarata bercabang-cabang yang
dipisahkan oleh septum/penyekat dan belum mempunyai anus.

Hydra mendekati partikel makanan

cara makan coelenterata

E. Reproduksi Coelenterata
1. Aseksual (Vegetatif)
Dilakukan dengan membentuk kuncup pada kaki pada fase polip. Makin lama makin
besar, lalu membentuk tentakel. Kuncup tumbuh disekitar kaki sampai besar hingga
induknya membuat kuncup baru. Semakin banyak lalu menjadi koloni.

pertumbuhan tunas pada Hydra

skema pertumbuhan tunas pada Hydra


2. Raproduksi Seksual (Generatif)
Dilakukan dengan peleburan sel sperma dengan sel ovum (telur) yang terjadi pada
fase medusa. Letak testis di dekat tentakel sedangkan ovarium dekat kaki. Sperma masak
dikeluarkan lalu berenang hingga menuju ovum. Ovum yang dibuahi akan membentuk
zigot. Mula-mula zigot tumbuh di ovarium hingga menjadi larva. Larva bersilia (planula)
berenang meninggalkan induk dan membentuk polip di dasar perairan. Reproduksi
vegetatif dan generatif pada coelonterata berlangsung secara bergantian, sehingga
coelenterata mengalami pergliran keturunan/ siklus hidup/metagenesis.Berikut adalah
tahapan metagenesis pada Obelia sp, mewakili kelas Hydrozoa dan Aurelia mewakili
kelas Scypozoa.

siklus hidup obelia sp

siklus hidup Aurelia


F. Sistem organ Coelenterata
Sistem Pencernaan, seperti pejelasan di atas, sistem pencernaan berawal dari
tentakel yang menangkap mangsa, kemudian akan memasukannya ke dalam gastrosol,
proses pencernaan dalam gastrosol disebut pencernaan ekstraseluler, selanjutnya
makanan diserap oleh sel Gastrodermis, dicerna kembali dan sari makanan akan
didistribusikan ke seluruh tubuh dengan cara difusi (perpindahan zat dari konsentrasi
tinggi ke konsentrasi rendah). Sisa makanan akan dimuntahkan kembali dari tempat
masuknya, karena hewan ini tidak memiliki anus.

Sistem Pernapasan (Respirasi), pertukaran oksigen dan karbondioksida terjadi


melalui proses difusi (perpindahan zat dari tempat yang berkonsentrasi tinggi ke
tempat yang berkonsentrasi rendah). Proses ini dilakukan dengan memanfaatkan
bagian kulit luar yang bersentuhan langsung dengan air yang mengandung oksigen,
pada lapisan gastroendermis juga terdapat struktur yang berfungsi membantu
terlaksananya proses respirasi coelentera, struktur ini disebut sifinoglia.
Sistem Reproduksi, Coelenterata dapat berkembangbiak dengan cara seksual
dan aseksual. Reproduksi seksual terjadi melalui pertemuan ovum dan sperma,
reproduksi seksual dilakukan oleh seluruh Coelenterata dengan sifat medusa (bebas),
dan beberapa coelenterata yang bersifat polip (tidak berpindah tempat). Sedangkan
Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan tunas yang menempel pada bagian
kaki, dan hanya dilakukan oleh coelenterata yang bersifat polip (tidak berpindah
tempat).
Sistem Persarafan, sistem persarafan sederhana berbentuk jala yang berfungsi
untuk menanggapi rangsangan dan mengatur gerakan. Pertukaran gas terjadi secara
difusi pada sel permukaan tubuh yang bersentuhan dengan air. Coelenterata juga
mempunyai alat bantu pernafasan berupa lekukan jaringan yang terdapat pada
gastrodermis (sifonoglifa
G. Klasifikasi coelenterata
Berdasarkan bentuk yang dominan dalam siklus hidupnya, Filum Cnidaria dibagi
menjadi tiga kelas, yaitu Hydrozoa, Scyphozoa, dan Anthozoa. Kelas Hydrozoa memiliki
bentuk polip dan medusa, pada Kelas Scyphozoa tipe medusa lebih dominan, sedangkan
pada Kelas Anthozoa hanya memiliki tipe polip saja. Berikut uraian masingmasing kelas
tersebut.
1.

Kelas Hydrozoa
Hydrozoa berasal dari bahasa yunani, dari kata hydro yang berarti air, dan
zoon yang berarti hewan. Hydrozoa merupakan hewan yang sebagian besar hidup
di laut dan terdapat sebagian dari spesiesnya hidup di air tawar
Beberapa jenis Hydrozoa mengalami dua siklus hidup yaitu tahap polip yang
aseksual dan tahap medusa yang seksual. Contohnya adalah spesies Obelia sp. Ada
pula yang selama hidupnya hanya berbentuk polip saja, misalnya Hydra.
Sebagian besar hydra hidup di perairan secara soliter (sendiri-sendiri). Pada
ujung tubuh hydra terdapat mulut yang dilengkapi oleh tentakel yang berfungsi

untuk menangkap makanan. Tentakel-tentakel ini dilengkapi dengan sel knidosit


yang mengandung nematosista, yaitu racun berbentuk sengat untuk memburu
mangsa. Hydra dapat bereproduksi secara seksual maupun aseksual.
Perkembangbiakan seksual terjadi saat sel sperma jantan membuahi sel telur
betina. Sedangkan perkembangbiakan aseksual terjadi dengan tunas (kuncup) yang
tumbuh di sisi tubuh hydra yang nantinya akan tumbuh menjadi individu baru.

Kelas Hydrozoa memiliki anggota yang kebanyakan hidup di laut dan


berkoloni, kadang-kadang ada yang soliter, dan ada juga yang hidup di air tawar.
Ukuran tubuhnya sangat kecil dan mirip tumbuhan. Bila hidup berkoloni
mempunyai bentuk tubuh polip dan medusa, sedangkan yang soliter hanya
berbentuk polip. Hal tersebut menentukan tipe hidupnya, apakah sessil atau
planktonik. Contoh anggota kelas ini adalah Hydra sp., Obelia sp., dan Physalia sp.
Simaklah uraian berikut ini.
a. Hydra sp.
Hydra sp. merupakan jenis anggota Cnidaria (Coelenterata) yang hidup di
air tawar dan soliter (Gambar 2). Tubuhnya berukuran antara 1-3 mm, berbentuk
polip, tidak mempunyai bentuk medusa, sehingga hidupnya sessil. Tubuh
berbentuk silindris, pada ujung yang bebas terdapat mulut yang dikelilingi
hipostome yang berfungsi menangkap mangsa. Hewan ini bereproduksi secara

vegetatif dan secara generatif. Secara vegetatif Hydra sp. bereproduksi


dengan membentuk tunas.

Gambar Hydra sp (Wikimedia Commons)


b. Obelia sp.
Obelia merupakan anggota Kelas Hydrozoa yang hidup di laut dan berkoloni
(Gambar 3). Di dalam siklus hidupnya dijumpai stadium polip dan medusa, tetapi
bentuk polip lebih dominan. Polip mampu membentuk tunas (reproduksi
aseksual) dan tunas-tunas tersebut tetap melekat pada induknya
sehingga membentuk koloni.

Gambar 3. Obelia sp. (cascadia.edu)


Polip-polip yang membentuk koloni ini ada yang bertentakel dan ada yang
tidak. Polip tidak bertentakel berfungsi untuk makan, sedangkan yang bertentakel
berfungsi untuk reproduksi. Polip reproduksi mampu menghasilkan medusa secara
pertunasan. Medusa tersebut kemudian lepas dan hidup bebas secara planktonik.
Pada perkembangannya, medusa tersebut mampu menghasilkan gamet sehingga

fase hidup medusa dikenal dengan fase seksual. Gamet-gamet tersebut akhirnya
melakukan fertilisasi dan membentuk zigot yang kemudian berkembang menjadi
larva bersilia (planula) dan planula tersebut menempel di dasar laut dan tumbuh
menjadi Obelia (polip). Perhatikan Gambar 4.

Gambar 4. Siklus hidup Obelia sp.


c. Physalia sp.
Hewan ini hidup di laut. Tubuhnya unik, mempunyai bentuk yang panjang
membentuk polip dan terdapat bagian tudung yang digunakan untuk mengapung
(seperti medusa). Polip mempunyai tiga bagian yaitu gastrozoid (pencernaan),
gonozoid (reproduksi), daktilozoid (menangkap mangsa). Physalia sp.
merupakan Coelenterata yang berbahaya bagi manusia. Perhatikan Gambar
dibawah ini.

Gambar Physalia physalis (Wikimedia Commons)

2. Kelas Scyphozoa
Kelas Scyphozoa dikenal sebagai the true medusae (medusa sejati) atau jelly
fish (ubur-ubur). Fase medusa sangat dominan dan fase polip tidak ada atau
mereduksi. Bentuk tubuhnya seperti parasut atau payung yang melayang-layang di
laut. Perhatikan Gambar 6 dan 7. Hewan ini memiliki lapisan mesoglea yang tebal
dan dapat digunakan sebagai sumber nutrien. Contoh kelas ini antara lain Aurelia
sp., Pelagia sp., Stomolopus sp., dan Chrysauna quinquecirrha.

Gambar Aurelia sp. (Wikimedia Commons)

Gambar Siklus hidup Aurelia sp.


3.

Kelas Anthozoa
Kata anthozoa berarti hewan yang menyerupai bunga, berasal dari Bahasa
Yunani antho (bunga) dan zoon (hewan). Kelas ini merupakan kelas dalam filum

Cnidaria dengan anggota terbanyak, meliputi koral, bunga karang (mawar laut),
dan anemon laut. Ukuran tubuhnya bervariasi. Semua anggotanya hidup di laut,
baik soliter atau berkoloni, dan hidupnya melekat pada substrat. Mereka
menghasilkan zat kapur atau kalsium karbonat (CaCO3) yang membentuk terumbu
karang.
Tubuh anthozoa berbentuk silinder pendek dan pada salah satu ujungnya
terdapat mulut yang dikelilingi tentakel. Hewan ini hanya memiliki bentuk polip,
dengan mulut yang terbuka secara tidak langsung, tetapi melalui faring yang
menghubungkannya ke dalam rongga gastrovaskuler. Rongga tersebut memiliki
sekat-sekat yang disebut mesentris. Di dalamnya juga terdapat nematosis yang
berfungsi mengeluarkan racun untuk melumpuhkan mangsa. Contoh anggota kelas
ini adalah Tubifora musica, Acropora sp., Meandrina sp., dan Anthipates
sp. Perhatikan Gambar dibawah ini

Gambar Acropora sp. (Wikimedia Commons)


Terumbu karang merupakan suatu tempat di dasar laut dengan pemandangan yang
sangat indah. Tempat itu merupakan obyek wisata yang sangat menarik, misalnya
Taman Laut Bunaken di Sulawesi yang terkenal hingga ke mancanegara. Di sana
hidup berbagai jenis organisme laut yang berwarna-warni dan bermacam jenis
dan bentuknya. Tahukah kalian bahwa Cnidaria merupakan kelompok hewan yang
berperan besar dalam pembentukan terumbu karang ini? Anggota filum
ini, terutama jenis-jenis dari Kelas Anthozoa memiliki rangka tubuh dari zat kapur
yang lama-kelamaan menumpuk dan bertambah besar koloninya membentuk
terumbu karang.
E. Peran Coelenterata
Peranan Coelenterata yaitu sebagai berikut:

1.

Hewan ubur-ubur yang banyak di perairan Indonesia dapat dimanfaatkan


untuk dibuat tepung ubur-ubur, kemudian diolah menjadi bahan kosmetik /
kecantikan.
Di Jepang selain sebagai bahan kosmetik, ubur-ubur dimanfaatkan sebagai

2.

bahan makanan.
3.
Karang atol, karang pantai, dan karang penghalang dapat melindungi pantai
dari aberasi air laut.
4.

Merupaka
n tempat persembunyian dan tempat perkembangbiakan ikan.
Pantai dengan karang yang indah dapat dijadikan objek wisata.
Dijadikan tempat untuk menyalurkan hobby para penggemar snorkling dan

5.
6.

diving

Anda mungkin juga menyukai