PK PBL 1 LTM 1 (Konduksi Steady)
PK PBL 1 LTM 1 (Konduksi Steady)
Nama
: Arif Hendrawan
NPM
: 1406531763
Kelompok
: 03
Outline
Pembahasan
Konduksi adalah perpindahan kalor/panas melalui perantara, di mana zat perantaranya
tidak ikut berpindah. Dalam arti lain, konduksi/hantaran yaitu perpindahan kalor pada suatu
zat tanpa disertai dengan perpindahan partikel-partikelnya. Perpindahan kalor secara
konduksi disini akan dibahas dalam dua kondisi yaitu steady state (tunak) dan unsteady state.
Pada sisi kiri terdapat fluida panas dan sisi kanan terdapat fluida dingin. Pada sisi kiri
terjadi transfer kalor secara konveksi dari fluida panas ke permukaan dinding sebelah kiri
akibatnya permukaan dinding sebelah kiri menjadi lebih tinggi temperaturnya dari permukaan
dinding sebelah kanan. Karena adanya perbedaan temperatur pada permukaan kanan dan kiri
terjadilah transfer panas secara konduksi dari permukaan kiri ke permukaan kanan. Dengan
adanya transfer panas dari permukaan kiri ke permukaan kanan menyebabkan temperatur
permukaan kanan menjadi lebih panas dari fluida yang ada si sebelah kanan, sehingga
terjadilah transfer kalor secara konveksi dari permukaan dinding sebelah kanan ke fluida
yang berada disampingnya.
Aliran kalor yang terjadi dari fluida panas ke permukaan dinding sebelah kiri adalah
Aliran kalor dari permukaan dinding kiri ke permukaan dinding kanan adalah
Aliran kalor dari permukaan dinding kanan ke fluida di sebelah kanan yang dingin adalah
Jika ketiga persamaan diatas dijumlahkan pada arah temperatur maka akan menjadi :
Aliran kalor dari fluida kiri ke fluida kanan adalah hasil gabungan dari proses konduksi dan
konveksi boleh dinyatakan dengan koefisien perpindahan kalor menyeluruh U, yang
dirumuskan dalam hubungan
q=U A T menyeluruh
Dimana A ialah luas bidang aliran kalor. Jika disesuaikan dengan persamaan sebelumnya,
koefisien perpindahan kalor menyeluruh adalah
Koefisien perpindahan kalor menyeluruh untuk sebuah pipa dapat pula ditemukan
seperti cara diatas tadi. Perlu diperhatikan bahwa luas permukaan yang menerima kalor pada
pipa tidaklah sama untuk ke dua fluida, fluida yang satu luas permukaannya didasarkan pada
permukaan dalam pipa dan yang lain didasarkan pada permukaan luar pipa seperti di gambar.
Karena qA = qB = qC = q , maka :
Karena luas permukaan penerima kalor berbeda pada bagian dalam dan
luar pipa maka koefisien perpindahan kalor menyeluruh dapat didasarkan
pada permukaan luar ataupun permukaan dalam dari pipa.
Temperatur permukaan bagian dalam isolasi t1, sedangkan temperatur permukaan luar
isolasi t2 dan temperatur fluida luar adalah t3. Persamaan untuk aliran kalor pada isolasi
adalah :
Sekarang kita olah persamaan ini untuk menentukan jari jari permukaan luar isolasi r3 agar
perpindahan kalor maksimum. Kondisi maksimum adalah :
Yang menghasilkan
Persamaan terakhir ini adalah persamaan untuk jari jari kritis isolasi. Jika jari jari luar kurang
dari nilai yang diberikan oleh persamaan ini maka perpindahan kalor akan meningkat dengan
penambahan tebal isolasi. Untuk jari jari luar yang lebih dari nilai persamaan ini,
pertambahan tebal isolasi akan mengurangi perpindahan kalor yang terjadi. Konsep intinya
adalah bahwa untuk nilai h yang cukup kecil, rugi kalor konveksi mungkin meningkat karena
penambahan tebal isolasi
Contoh soal tebal kritis isolasi
Hitunglah jari-jari kritis isolasi asbes [k = 0,17 W/m ] yang membalut pipa terkena
udara kamar yang suhunya 20
k
h
r0
0,17
=0,0567 m=5,67 cm
3,0
Jari-jari isolasi adalah 5,0/2 = 2,5cm sehingga perpindahan kalor dapat dihitung dengan
q
=
L
2 (20020)
=105,7 W /m
5,67
ln (
)
2,5
1
+
0,17
(0,0567)(3,0)
Daftar Pustaka
Holman, J.P. 2002. Perpindahan Kalor Edisi ke 6. Jakarta : Erlangga
http://www.tekim.undip.ac.id/images/download/PERPINDAHAN_PANAS.pdf
http://www.ilmupengetahuanalam.com/2015/09/pengertian-dan-contoh-perpindahan-kalorsecara-konduksi-konveksi-dan-radiasi.html