Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN

SKILLS LAB
PEMERIKSAAN FISIK UMUM DAN TANDA VITAL
Disusun Oleh

Nama
:
Nim
:
Kelompok :

Farzad Ichsani Fuady


1613101010047
1

Program Studi Kedokteran Gigi


Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh
September 2016

Kata pengantar

Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT. Yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga saya dapat menyelesaikan laporan
Skills lab vital sign. Shalawat beserta salamsaya panjatkan kepada Nabi Muhammad
SAWyang telah membawa kita dari alam jahiliyah kepada alam islamiyah.
Maksud dan tujuan penyusunan laporan ini untuk memenuhi tugas yang diberikan
tim blok satu semester satu Program Studi Kedokteran Gigi kepada kami mahasiswa
Program Studi Kedokteran Gigi angkatan 2016.
Ucapan terima kasih saya ucapkan kepada Tim Blok dan fasilitator blok satu yang
telah membimbing dalam melakukan tindakan mengenai pemeriksaan vital sign serta
memberi banyak pengetahuan untuk membangun.
Jika saya telah menyelesaikan laporan ini dengan baik, namun masih banyak
terdapat kekurangan, baik dari segi bahasa maupun dari segi penyusunan kata dan
sebagainya, karena saya selaku manusia tidak luput dari salah dan khilaf. Maka dari
itu,saya mengharapkan saran, kritikan, dan bimbingan yang bersifat membangun ke arah
yang positif demi kesempurnaan dalam penyusunan laporan selanjutnya. Saya berharap
laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis pribadi dan para pembaca pada umumnya.

Banda Aceh,14 September 2016

Farzad Ichsani Fuady


i

Daftar isi
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
1.Latar Belakang.............................................................................................1
2.Tujuan Penulisan Laporan...........................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................3
1.Teori Vital Sign............................................................................................3
1.1.Tingkat Kesadaran....................................................................................3
1.2.Suhu Tubuh...............................................................................................4
1.3.Respiratory Rate.......................................................................................6
BAB III METODE KERJA.........................................................................9
1.Cara Kerja....................................................................................................9
1.1.Kesadaran.................................................................................................9
1.2.Pengukuran Suhu Tubuh...........................................................................9
1.3.Respiratory Rate.......................................................................................9
BAB IV HASIL PEMERIKSAAN.............................................................10
1.Tingkat Kesadaran.....................................................................................10
2.Suhu Tubuh................................................................................................11
3.Respiratory rate..........................................................................................11
BAB V PEMBAHASAN HASIL PEMERIKSAAN.................................11
1.Tingkat Kesadaran.....................................................................................11
2.Suhu Tubuh................................................................................................11
3.Respiratory Rate.........................................................................................11
BAB VI PENUTUP.....................................................................................12
1.Kesimpulan................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................14

ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
Pemeriksaan fisik umum atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang ahli
medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan
akan dicatat dalam rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan membantu
dalam penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien.Biasanya, pemeriksaan
fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian kepala dan berakhir pada anggota gerak.
Setelah pemeriksaan organ utama diperiksa dengan inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskultasi, beberapa tes khusus mungkin diperlukan seperti test neurologi.
Dengan petunjuk yang didapat selama pemeriksaan riwayat dan fisik, ahli medis dapat
menyususn sebuah diagnosis diferensial,yakni sebuah daftar penyebab yang mungkin
menyebabkan gejala tersebut. Beberapa tes akan dilakukan untuk meyakinkan penyebab
tersebut.Sebuah pemeriksaan yang lengkap akan terdiri diri penilaian kondisi pasien secara
umum dan sistem organ yang spesifik. Dalam prakteknya, tanda vital,tes tingkat
kesadaran,pemeriksaan suhu selalu dilakukan pertama kali.
2.Tujuan Penulisan Laporan
Selain untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh tim blok 1 PSKG Unsyiah, terdapat
beberapa tujuan dalam pelaksanaan skills lab vital sign ini sendiri. Adapun bentuk
tujuannya ialah:
2.1.Tujuan InstruksiUmum
-Mendapatkan ketrampilan pemeriksaan fisik umum dan tanda vital dengan
menggunakan teknik pemeriksaan dan perilaku yang benar serta profesional.

2.2.Tujuan Perilaku Khusus


a.Mampu melakukan pemeriksaan fisik umum dengan cara yang benar.
-

Penilaian kesadaran

Penilaian bentuk tubuh

b. Mampu melaksanakan pemeriksaan tanda vital dengan cara yang benar


-

Penilaian respiratory rate

Pengukuran suhu tubuh

c. Mengetahui berbagai kelainan dalam pemeriksaan fisik umum dan tanda vital pada
pasien.
d. Menerapkan perilaku yang sesuai dengan kondisi dan sosio-budaya penderita dalam
melakukan pemeriksaan.
e. Mengidentifikasikan kesalahan dan kekurangan dalam melakukan pemeriksaan.
f. Melaporkan hasil pemeriksaan secara lisan maupun tulisan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.Teori vital sign


1.1.Derajat kesadaran:

a. Metode yang biasanya digunakan1


1. ComposMentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab
semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya.
2. Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya,
sikapnya acuh tak acuh.
3. Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak, berteriakteriak, berhalusinasi, kadang berhayal.
4. Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yang
lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah dibangunkan)
tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal.
5. Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon terhadap
nyeri.
6. Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap rangsangan
apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga tidak ada respon
pupil terhadap cahaya).

3
1.2.Suhu Tubuh
Suhu badan normal manusia biasanya berkisar antara 36-37C. Jadi, seseorang yang
mengalami demam suhunya diatas 37C. Sebenarnya, suhu badan yang mencapai 37,5C
masih berada diambang batas suhu normal. Tentu saja sepanjang suhu tersebut tidak
memiliki kecenderungan untuk meningkat. Dengan kata lain, ketika kondisi suhu badan
mencapaiambang batas, sudah selayaknyahal tersebut mendapat perhatian yang lebih serius
sehingga kemungkinan melampaui batas ambang dapat dihindari.3
Terdapat 2 macam termometer : termometer kaca (berisi air raksa) dan
termometerelektronik (digital).
Untuk menjaga fungsi metabolisme normal, suhu tubuh secara umum diatur oleh
hipotalamus agar selalu berada pada rentang suhu yang sempit. Produksi panas yang terjadi
sebagai bagian dari metabolism. Ketika berolahraga, suhu diseimbangkan dengan hilangnya
panas terutama melaui penguapan keringat. Rentang suhu tubuh normal untuk dewasa
asalah 36,4-37,2C (97,5 99,0 F). Suhu tubuh normal dapat dipengaruhi oleh ritme
biologis, hormon-hormon, olahraga, dan usia. Fluktuasi diurnal sekitar 1C biasa terjadi,
dengan suhu terendah pada awal pagi hari dan tertinggi pada akhir sore hari sampai
menjelang malam. Pada wanita, sekresi progesterone pada saat ovulasi hingga saat
menstruasimengakibatkan peningkatan suhu tubuh 0,5C. Olahraga yang sedang sampai
berat juga meningkatkan suhu tubuh.
Pada anak-anak, variasi suhu normal lebih lebar karena mekanisme pengaturanpanasnya
masih belum matang. Sejalan dengan pertambahan usia, suhu rata-rata tubuh
menurun dari 37,2C (99,0F) pada anak-anak, menjadi 37C (98,6C) pada dewasa, dan
menjadi 36C pada orang lanjut usia. Pengukuran suhu tubuh merupakan bagian rutin pada
hampir semua penilaian klinis, karena dapat menggambarkan tingkat keparahan penyakit
(misalnya, infeksi). Suhu tubuh dapat dicatat dalam derajat Celcius atau derajat Fahrenheit,
dan berikut ini adalahkonversi antara keduanya:

C = 5/9 x (F 32)
4
F = (9/5 x C) + 32
Sebagai contoh:
37C = (9/5 x 37) + 32 = 66,6 + 32 = 98,6 F.
Suhu tubuh dapat diukur dengan berbagai alat thermometer (thermometer gelas,
elektronik, timpani) dan berbagai rute (oral, rectal, axilla, tympani). Karena faktor
lingkungan polusi merkuri, kebanyakan termometer dan sfigmomanometer yang
menggunakan merkuri diganti dengan peralatan elektronik.4
Suhu tubuh diukur sengan thermometer pada tempat:
1.O r a l
Pemeriksaan secara oral dengan, yaitu dengan cara memasukkan ujung termometer kaca di
bawah bagian depan lidahlalu mulut ditutup selama 3-5 menit, kemudian baca hasilnya.
Letakkan kembali termometer dibawah lidah beberapa menit, baca hasilnya. Bila suhu
masih bertambah, ulangi prosedur sampaitemperatur tetap. Sebelum pemakaian,
termometer dikocok agar kolom air raksa berada dibawah35,5 0 C. Dilakukan pada pasien
dewasa yang sadar. Sebelum pemeriksaan pasien tidak bernapasmemalui mulut, tidak
minum air panas, air dingin dan tidak merokok selama 15 menit. Faktor-faktor tersebut
menyebabkan hasil pembacaan tidak tepat.Kemungkinan kesalahan yang terjadi :
-

Penderita tidak menutup mulut dengan rapat


Penderita baru minum es atau air panas (pemeriksaan diundur 10-15 menit)
Penderita bernapas melalui mulut
Terlalu cepat menilai
Merokok (15 menit sebelumnya)

5
2.Axsilla
Cara pengambilan suhu melalui aksila, yaitu dengan cara meletakkan ujung termometer
pada ketiak/aksila.Pasien memegang tangan yang lain melalui dada, sehingga posisi
termometer tetap. Bila pasien tidak mampu, pemeriksa yang memegang termometer
tersebut. Temperatur melalui aksila dibaca.
3.Rectal
Penderita berbaring pada 1 sisi dengan paha difleksikan. Ujung termometer diberi
pelumas,masukkan ke anus sedalam 3-4 cm, baca setelah 3 menit. Pada pemakaian
termometer elektronik, pembacaan suhu setelah 10 menit. Suhu rektal lebih tinggi 0,4-0,50c
dibandingkan suhu oral
4 . Tym p a n i
Pengukuran suhu pada membran timpani lebih praktis, cepat, aman. Pastikan kanalis
auditorius eksternal tidak ada cerumen. Posisi sinar infra merah ditujukan ke membrane
timpani (jika tidak, pengukuran kurang valid). Tunggu 2-3 detik sampai suhu digital
muncul. Cara tersebut merupakan pengukuran suhu inti tubuh, lebih tinggi 0,80C
dibandingkan suhu oral.

1.3.Respiratory Rate
Proses menghirup oksigen dari udara serta mengeluarkan karbon dioksida,uap air
dan sisa oksidasi dari paru paru.

a.Frekuensi Pernafasan Normal


-Bayi baru lahir 40 - 60 x/menit
-1 - 11 bulan 30x/menit
-2 tahun 25x/menit
-4 - 12 tahun 19 23x/menit
-14 - 18 tahun 16 - 18x/menit
-Dewasa 12 - 20x/menit
-Lansia ( >65 tahun ) Jumlah respirasi meningkat bertahap

b.Irama Pernafasan
Keteraturan inspirasi dan ekspirasi pernafasan yang normal. Irama pernafasan
menggambarkan teratur atau tidaknya pernafasan. Perbandingan antara frekuensi nafas
dengan nadi. 1 : 4
c.Kedalaman Pernafasan
Dikaji dengan mengobservasi derajat penyimpangan atau gerakan dinding dada.
d.Karakter/Sifat Pernafasan
Pada orang yang normal saat inspirasi dan ekspirasi tidak bersuara, pada orang yang
abnormal dalam bernafas bersuara.
-Whezzing (mengi) : secara relative nadanya tinggi, dengan kualitas merintih. Bila terjadi
penyempitan saluran pernafasan.
-Ronkhi : Nada rendah, dengan kualitas mendengkur. Dapat disebabkan karena
penumpukan sekret.

e.Gangguan Pernafasan
-Takhipnoe : frekuensi pernafasan teratur namun cepat secara tidak normal
Keadaan ini fisiologis terjadi peningkatan pengeluaran tenaga, ketegangan / emosi.
-Bradipnoe :Frekuensi Pernafasan teratur namun lambat secara tidak normal.6
f.Tipe Pernapasan
-Pernafasan abdomino-torakal : Pernafasan abdominal lebih dominan dibanding toraks,
umumnya pada laki-laki.
-Pernafasan torako-abdominal : Pernafasan torakal lebih dominan dibandingkan
abdomen,pada perempuan.11

BAB III
METODE KERJA
1.Cara Kerja
1.1.Kesadaran
(1).Amati keadaan umum pasien
(2).Mulailah dengan menilai derajat kesadarannya, kemudian catatlah pada lembar yang
telah disediakan.
(3).Berikan pertanyaan-pertanyaan singkat mengenai dirinya dan keadaan di sekelilingnya
(nama, waktu, tempat pasien berada, dan seterusnya).
1.2.Pengukuran Suhu Tubuh
(1). Kibaskan thermometer sampai permukaan air raksa menunjuk di bawah 35,5C.
(2). Bersihkan thermometer menggunakan alkohol dan kapas,dari ujung termo.
(3). Letakkan termometer di bawah lidah,atau d bawah axila
(4). Tunggui sampai 3-5 menit, kemudian dilakukan pembacaan.
1.3.Respiratory Rate
(1).Pasien sebaiknya berbaring lurus terlengtang.
(2).Tentukan frekuensi pernapasan pasien dengan meletakkan telapak tangan
di atas abdomen pasien sambil merasakan gerakan naik turun dinding
abdomen.
(3).Tentukan sifat pernafasan pasien.
(4).Ada dua penilaian kedalaman pernafasan, yaitu napas dangkal dan napas
dalam.
(5).Tentukan jenis irama pernafasan pasien.

9
BAB IV
HASIL PEMERIKSAAN

Dari pemeriksaan yang saya lakukan pada teman saya,


Nama:Fikri Rozan
Umur : 18 tahun
Jenis kelamin: Laki-Laki
diperoleh hasil pemeriksaan sebagai berikut:
1.Derajat kesadaran : compos menitis.
Pertanyaan yang diajukan:
1.Anda ke ruangan skill`s lab pada pukul berapa? (saya sudah berada di dalam ruangan
mulai

dari pukul 08:05 pagi tadi).

2.Sendirikah anda saat pertama kali ke sini tadi pagi? (tidak,sudah ada beberapa orang).
3.Benarkah anda yang bernama fikri rozan dan akan menjadi pasien saya hari ini? (iya).
4.Fikri masih memiliki orang tua kandung? (iya,masih ke dua-duanya).
5.Status Fikri sekarang? (masih mahasiswa).
Normal dan dapat menjawab pertanyaan dengan baik.
Penilaian bentuk tubuh : Atletikus,
Tidak ada kelainan pada bentuk tubuh pasien (normal), dan tidak ada pada kelainan bentuk
tulang belakang pasien (normal).

10

2.Suhu tubuh : 36,1o C


3.Respiratory Rate:
-Frekuensi

: 13x/menit

-Sifat

: Abdomino-torakal

-Kedalaman : Normal
-Irama

: Teratur (Normal)

11

BAB V
PEMBAHASAH HASIL PEMERIKSAAN

1.Derajat Kesadaran
Dari pertanyaan-pertanyaan berupa siapa nama anda, sedang berada di mana anda sekarang,
saat ini siang atau malam, dan sebagainya; saudara Fikri mampu menjawab pertanyaanpertanyaan tersebut dengan tepat dan cepat. Dari respon saudara Fikri tersebut, maka
derajat kesadaran saudara Fikri masuk ke katagori sadar sepenuhnya (Compos menitis).
2.Suhu Tubuh
Hasil pemeriksaan suhu badan saudara Fikri 36,1C, menunjukkan bahwa suhu badan
saudara Fikri normal Karena suhu normal berkisar antara 35-37C.
3.Respiratory Rate
Frekuensi pernafasan saudara Fikri dari hasil pemeriksaan yang dilakukan adalah 13 kali
per-menit (Normal = 12-18 kali per-menit).pernafasan Fikri normal,Sifat pernafasan
saudara Fikri adalah Abdomino-torakal,dimana pernafasan dada dominan dibandingkan
pernafasan perut, dan jenis pernafasan ini normal bagi laki-laki. Sedangkan untuk irama
pernafasannya teratur/normal. Dari keseluruhan hasil tersebut maka pernafasan saudara
Fikri dinyatakan normal.

12

BAB VI
PENUTUP

1.Kesimpulan
- Kesadarannya compos minitis, yang berarti sadar sepenuhnya.
-Suhu tubuhnya normal 36,1C karena berada diantara 35-37C.
- Pernafasan normal dengan frekuensi 13x/menit (normal= 12-18x/menit), sifatnya
Abdomino-torakal, kedalamnya normal dan iramanya normal.
Berdasarkan hasil pemeriksaan tanda-tanda vital pada pasien,
maka dapat disimpulkan bahwa status dari pasien Normal.
Seluruh tes yang kami lakukan kepada pasien memberikan hasil
yang positif di setiap sesinya. Namun, hasil ini dapat sewaktu-waktu
berubah dikarenakan faktor-faktor yang mempengaruhinya . oleh
karena itu saya menyarankan kepada pasien untuk menjaga pola
hidup sehat dan rajib berolahraga secara teratur untuk menjaga
kebugaran dan kekuatan tubuhnya.

13

DAFTAR PUSTAKA

1.http://faqudin.staff.umm.ac.id/files/2011/09/PEMERIKSAAN-NEUROLOGIS.pdf.
2 Tucker, Susan Martin.2012. Standar Perawatan Pasien. Bekasi. EGC

3.Tim Pelaksana Skills lab FK-Unbraw(2009), Penuntun Skills lab Blok 1.1. Edisi 1
4. Mutaqqin, Arif . 2008. Buku ajar asuhan keperawatan dengan

gangguan sistem pernapasan . Jakarta. Salemba medika

14

Anda mungkin juga menyukai