Anda di halaman 1dari 2

PENDAHULUAN

Epistaksis adalah penyakit emergensi THT yang mengenai lebih dari 60%
populasi selama hidupnya, dan 6 % memerlukan perhatian medis. Hidung
berdarah destimasi mengenai 108 dari 100.000 populasi per tahun. Puncak
insidensi terdapat pada usia 10 tahun dan pada orang berusia diatas 40 tahun.
Wanita pada usia menstruasi hanya sedikit yang datang dengan epistaksis yang
mungkin disebabkan oleh estrogen yang memberikan proteksi pada pembuluh
darah nasal. Etiologi epistaksis pada mayoritas pasien adalah idiopatik, diikuti
dengan neoplasma primer dan penyebab traumatik atau iatrogenik.
Lebih dari 90% dari pendarahan terjadi pada anterior di Area, dimana
pleksus kiesselbach berbentuk pada septum. Pleksus Kiesselbach adalah tempat
dimana pembuluh darah dari Arteri Karotis Internal ( arteri ethmoid anterior dan
posterior) dan Arteri Karotis Eksternl ( arteri sphenopalatina dan cabang arteri
maksillari internal ) menyatu. Pendarahan kapiler atau vena ini menyebabkan
pendarahan perlahan, dibandingkan dengan pendarahan yang berasal dari anterior
daripada concha inferior.
Pendarahan posterior dimulai dari dalam cavum nasi, dan biasanya
berprofusi dan sering dari pendarahan arteri (cth, cabang arteri sphlenopalatina
dari cavum nasal posterior atau nasofaring). Sumber yang posterior lebih memiliki
resiko tinggi, aspirasi darah, dan kesulitan bernafas.
Keputusan untuk intervensi therapeutik yang optimum sering dibuat secara
ad hoc dan kebanyakan tempat tidak mempunyai protokol untuk penatalaksanaan
epistaksis. Penatalaksanaan dari pasien epistaksis tergantung pada kehilangan
darah, visualisasi dan kauterisasi, tampon nasal dan embolisasi (endoskopik atau
eksternal). Baru-baru ini, McGarry memisahkan epistaksis anterior, perdarahan
dari sumber anterior, dari epistaksis posterior, pendarahan pada bagian posterior.
Pembagian selanjutnya adalah epistaksis pada dinding lateral, septum atau dasar
hidung.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ANATOMI DAN FISIOLOGI HIDUNG
Hidung merupakan organ penting yang seharusnya mendapat perhatian
lebih dari biasanya dan hidung merupakan salah satu organ pelindung tubuh
terhadap lingkungan yang tidak menguntungkan. Hidung terdiri atas hidung luar
dan hidung dalam
Hidung luar menonjol pada garis tengah diantara pipi dan bibir atas,
struktur hidung luar dapat dibedakan beberapa bagian dari atas ke bawah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pangkal hidung ( bridge)


Dorsum nasi
Puncak hidung ( apeks)
Ala nasi
Kolumela
Lubang hidung (nares anterior)

Titik pertemuan kolumela dengan bibir atas dikenal dengan sebagai dasar
hidung. Disini bagian bibir atas membentuk cekungan dangkal memanjang dari
atas kebawah yang disebut filtrum. Sebelah meyebelah kolumela adalah nares
anterior atau nostri ( Lubang hidung) kanan dan kiri, sebelah latero-superior
dibatasi oleh ala nasi dan sebelah inferior oleh dasar hidung (ballenger, 1994; Hilg

Anda mungkin juga menyukai