Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling mendasar yang
digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan hidup dan
aktifitas berbagai organ sel tubuh. Dalam kaitannya pemenuhan kebutuhan oksigenasi
tidak terlepas dari peranan fungsi sisitem pernafasan dan kardiovaskuler yang menyuplai
kebutuhan oksigen tubuh. Dan dalam implementasinya mahasiswa keperawatan
diharapkan lebih memahami tentang apa oksigenasi, bagaimana proses keperawatan pada
klien dengan gangguan oksigenasi dan bagaimana praktik keperawatan yang mengalami
masalah atau gangguan oksigenasi
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari oksigenasi ?
2. Apa pengertian dari anatomi fisiologi pernafasan ?
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi oksigenasi ?
4. Bagaimana analisa sintesa tindakan keperawatan oksigenasi ?
5. Apa asuhan keperawatan oksigenasi ?
C. Tujuan
1. Memahami pengertian dari oksigenasi.
2. Memahami pengertian dari anatomi fisiologi pernafasan.
3. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi oksigenasi.
4. Untuk mengetahui tindakan keperawatan oksigenasi.
5. Untuk memahami asuhan keperawatan oksigenasi.

BAB II
KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A. Pengertian Oksigenasi
Oksigen merupakan kebutuhab fisik hidup dasar manusia salain air dan makanan.
Oksigen ditemukan oleh PRIESTLY tahun 1777. Menurut bentuknya O2 ada 2 bentuk yaitu
gas dan liquid (cairan yang menguap)
Oksigen (O2) adalah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme
untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Oksigenasi adalah
peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung Oksigen (O 2) kedalam tubuh serta
menghembuskan Karbondioksida (CO2) sebagai hasil sisa oksidasi.
Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi (pernafasan),
kardiovaskuler dan hematology.
B. Anatomi Sistem Pernafasan
1. Saluran Nafas Atas
a. Hidung
Terdiri atas bagian eksternal dan internal. Bagian eksternal menonjol dari
wajah dan disangga oleh tulang hidung dan kartilago. Bagian internal hidung adalah
rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidung kanan dan kiri oleh
pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum
Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak
mengandung vaskular yang disebut mukosa hidung, permukaan mukosa hidung
dilapisi oleh sel-sel goblet yang mensekresi lendir secara terus menerus dan bergerak
ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia. Hidung berfungsi sebagai saluran untuk
udara mengalir ke dan dari paru-paru, hidung juga berfungsi sebagai penyaring
kotoran dan melembabkan serta menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paruparu, hidung juga bertanggung jawab terhadap olfaktori (penghidu) karena reseptor
olfaktori terletak dalam mukosa hidung, dan fungsi ini berkurang sejalan dengan
pertambahan usia.
b. Faring
Faring atau tenggorok merupakan struktur seperti tuba yang menghubungkan
hidung dan rongga mulut ke laringFaring dibagi menjadi tiga region nasal
(nasofaring), oral (orofaring), dan laring (laringofaring). Fungsi faring adalah untuk
menyediakan saluran pada traktus respiratorius dan digestif.
c. Laring

Laring atau organ suara merupakan struktur epitel kartilago yang


menghubungkan faring dan trakea, laring sering disebut sebagai kotak suara dan
terdiri atas :
1) Epiglotis : daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama
menelan
2) Glotis : ostium antara pita suara dalam laring
3) Kartilago tiroid : kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago ini
membentuk jakun (Adams apple)
4) Kartilago krikoid : satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring
(terletak di bawah kartilago tiroid)
5) Kartilago aritenoid : digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago tiroid
6) Pita suara : ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyi
suara (pita suara melekat pada lumen laring). Fungsi utama laring adalah untuk
memungkinkan terjadinya vokalisasi, laring juga berfungsi melindungi jalan
nafas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batu
d. Trakea
Disebut juga batang tenggorok, ujung trakea bercabang menjadi dua bronkus
yang disebut karina.
2. Saluran Nafas Bawah
a. Bronkus
Terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri, disebut bronkus lobaris kanan (3
lobus) dan bronkus lobaris kiri (2 bronkus), Bronkus lobaris kanan terbagi menjadi 10
bronkus segmental dan bronkus lobaris kiri terbagi menjadi 9 bronkus segmental,
bronkus segmentalis ini kemudian terbagi lagi menjadi bronkus subsegmental yang
dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki arteri, limfatik dan saraf
b. Bronkiolus
Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus, bronkiolus
mengadung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang membentuk selimut
tidak terputus untuk melapisi bagian dalam jalan napas
c. Bronkiolus Terminalis
Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis (yang
tidak mempunyai kelenjar lendir dan silia)

d. Bronkiolus respiratori
Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratori, bronkiolus
respiratori dianggap sebagai saluran transisional antara jalan napas konduksi dan
jalan udara pertukaran gas

e. Duktus alveolar dan Sakus alveolar


Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar dan
sakus alveolar dan kemudian menjadi alveoli

f.

Alveoli
Merupakan tempat pertukaran O2 dan CO2, terdapat sekitar 300 juta yang jika
bersatu membentuk satu lembar akan seluas 70 m2. Terdiri atas 3 tipe :
1) Sel-sel alveolar tipe I : adalah sel epitel yang membentuk dinding alveoli.
2) Sel-sel alveolar tipe II : adalah sel yang aktif secara metabolik dan mensekresi
surfaktan (suatu fosfolipid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah
alveolar agar tidak kolaps)
3) Sel-sel alveolar tipe III : adalah makrofag yang merupakan sel-sel fagotosis dan
bekerja sebagai mekanisme pertahanan

g. Paru-paru
Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut, terletak dalam rongga dada atau
toraks, kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi jantung dan
beberapa pembuluh darah besar
1) Setiap paru mempunyai apeks dan basis
2) Paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus oleh fisura interlobaris
3) Paru kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2 lobus
4) Lobos-lobus tersebut terbagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan
segmen bronkusnya

h. Pleura
Merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan elastis, terbagi
mejadi 2 yaitu pleura parietalis yang melapisi rongga dada dan pleura viseralis yang
menyelubingi setiap paru-paru. Diantara pleura terdapat rongga pleura yang berisi
cairan tipis pleura yang berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak
selama pernapasan, juga untuk mencegah pemisahan toraks dengan paru-paru.
Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal ini untuk
mencegah kolap paru-paru

C. Fisiologi Sistem Pernafasan


Bernafas atau pernafasan merupakan proses pertukaran udara diantara individu dan
lingkungannya dimana O2 yang dihirup (inspirasi) dan CO2 yang dibuang (ekspirasi).
Proses bernafas terdiri dari 3 bagian, yaitu :
1. Ventilasi
Ventilasi yaitu masuk dan keluarnya udara atmosfir dari alveolus ke paru-paru atau
sebaliknya. Proses keluar masuknya udara paru-paru tergantung pada perbedaan tekanan
antara udara atmosfir dengan alveoli. Pada inspirasi, dada ,mengembang, diafragma turun
dan volume paru bertambah. Sedangkan ekspirasi merupakan gerakan pasif. Faktor-faktor
yang mempengaruhi ventilasi :
a. Tekanan udara atmosfir
b. Jalan nafas yang bersih
c. Pengembangan paru yang adekuat

2. Difusi
Difusi yaitu pertukaran gas-gas (oksigen dan karbondioksida) antara alveolus dan
kapiler

paru-paru.

Proses

keluar

masuknya

udara

yaitu

dari

darah

yang

bertekanan/konsentrasi lebih besar ke darah dengan tekanan/konsentrasi yang lebih


rendah. Karena dinding alveoli sangat tipis dan dikelilingi oleh jaringan pembuluh darah
5

kapiler yang sangat rapat, membran ini kadang disebut membran respirasi.
Perbedaan tekanan pada gas-gas yang terdapat pada masing-masing sisi membran
respirasi sangat mempengaruhi proses difusi. Secara normal gradien tekanan oksigen
antara alveoli dan darah yang memasuki kapiler pulmonal sekitar 40 mmHg. Faktorfaktor yang mempengaruhi difusi :
a.

Luas permukaan paru

b.

Tebal membran respirasi

c.

Jumlah darah

d.

Keadaan/jumlah kapiler darah

e.

Afinitas

f.

Waktu adanya udara di alveoli

3. Transpor
Transpor yaitu pengangkutan oksigen melalui darah ke sel-sel jaringan tubuh dan
sebaliknya karbondioksida dari jaringan tubuh ke kapiler. Oksigen perlu ditransportasikan
dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida harus ditransportasikan dari jaringan
kembali ke paru-paru. Secara normal 97 % oksigen akan berikatan dengan hemoglobin di
dalam sel darah merah dan dibawa ke jaringan sebagai oksihemoglobin. Sisanya 3 %
ditransportasikan ke dalam cairan plasma dan sel-sel. Faktor-faktor yang mempengaruhi
laju transportasi :
a.

Curah jantung (cardiac Output / CO)

b.

Jumlah sel darah merah.

c.

Hematokrit darah

d.

Latihan (exercise)

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Oksigenasi


1. Faktor Fisiologi
a. Menurunnya kapasitas pengikatan O2 seperti anemia
b. Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada obstruksi saluran napas
bagian atas
c. Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan transpor O 2 terganggu
d. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil, luka dan lainlain.
e. Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada kehamilan,
obesitas, musculus skeleton yang abnormal, penyakit kronik seperti TBC paru

2. Faktor Perkembangan
a. Bayi prematur : yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan
b. Bayi dan toodler : adanya resiko infeksi saluran pernafasan akut
c. Anak usia sekolah dan remaja , resiko saluran pernafasan dan merokok
d. Dewasa muda dan pertengahan : diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, stress yang
mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru
e. Dewasa tua : adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan
arteriosklerosis, elastisitas menurun, ekspansi paru menurun
3. Faktor Perilaku
a. Nutrisi : misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi paru, gizi yang
buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen berkurang, diet yang terlalu tinggi
lemak menimbulkan arteriosklerosis, konsumsi makanan mengandung CO (carbon
monoksida)
b. Exercise (olahraga berlebih) : Exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen
c. Merokok : nikotin menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan koroner
d. Substance abuse (alkohol dan obat-obatan) : menyebabkan intake nutrisi (Fe)
menurun mengakibatkan penurunan hemoglobin, alkohol menyebabkan depesi pusat
pernafasan
e. Kecemasan : menyebabkan metabolisme meningkat
4. Faktor Lingkungan
a. Tempat kerja (polusi)
b. Suhu lingkungan
c. Ketinggian tempat dari permukaan laut

BAB III
ANALISA SINTESA TIINDAKAN KEPERAWATAN

A.

Kelengkapan Data
Ny. R dengan usia 64 tahun mengeluh sesak nafas dengan
Respiratory Rare 26 kali per menit. Ny. R memiliki riwayat penyakit
sekarang yaitu hipoksia (kekurangan oksigen dalam jaringan) dan CHF
(Congestive Heart Failure) yaitu ketidakmampuan jantung untuk
memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan
akan oksigen dan nutrisi. Sehingga perlu dipasang alat bantu
pernafasan berupa oksigen nasal kanul.

B.

Dasar Pemikiran
Menurut keluhan Ny. R tersebut dapat dilakukan pemasangan
oksigen nasal kanul. Pemberian oksigen nasal kanul adalah pemberian
oksigen pada klien yang memerlukan oksigen secara berkelanjutan
dengan kecepatan aliran 1-6 liter/menit serta konsentrasi 20-40%
dengan cara memasukkan selang yang terbuat dari plastik ke dalam
hidung dan mengaitkannya di belakang telinga.

C.

Tindakan Keperawatan
Pemasangan oksigen nasal kanul.

D.

Prinsip Tindakan
a.
Mengecek program terapi pasien.
b.
Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
c.
Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan.
d.
Bersih.
e.
Hati-hati.
f.
Mendokumentasikan.
g.
Memonitor keadaan umum pasien..

E.

Prosedur Kerja
1. Tahap Pra interaksi
a. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
b. Mencuci tangan
c. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
2. Tahap Orientasi
a. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik

b. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga atau


klien
c. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
3. Tahap Kerja
a. Menjaga privacy pasien
b. Memastikan tabung masih berisi oksigen
c. Mengisi botol pelembab dengan aqua sesuai batas
d. Menyambungkan selang binasal O2 dengan himidifier
e. Mengatur posisi semi fowler
f. Membuka flowmeter dengan ukuran yang sesuai

dengan

kebutuhan dan memastikan ada aliran udara


g. Memasang kanula pada hidung pasien dengan hati-hati
h. Memperhatikan reaksi dan menanyakan respon pasien
i. Merapikan pasien
4. Tahap Terminasi
a. Melakukan evaluasi tindakan
b. Berpamitan dengan klien
c. Membereskan alat-alat
d. Mencuci tangan
e. Dokumentasi
F.

Analisa Tindakan Keperawatan


Tindakan pemasangan oksigen nasal kanul, membantu pasien
memenuhi kebutuhan oksigenasi dengan gangguan hipoksia dan CHF.
Penggunaan oksigen nasal kanul perlu diperhatikan jumlah air steril
dalam humidifier, tidak lebih dan tidak kurang dari batas. Hal ini
penting untuk mencegah kekeringan membran mukosa dan membantu
untuk mengencerkan sekret di saluran pernafasan klien.

G.

Tujuan Tindakan Keperawatan


Pemasangan
oksigen

nasal

kanul

bertujuan

untuk

mempertahankan dan memenuhi kebutuhan oksigen.


H.

Bahaya yang Muncul


a. Iritasi hidung.
b. Pengeringan mukosa hidung.
c. Nyeri sinus.
d. Epistaksis.

I.

Hasil yang Didapat


Setelah dilakukan tindakan keperawatan berupa pemasangan
oksigen nasal kanul Ny. R mengatakan dapat terbantu pernafasannya.

J.

Hal lain yang dapat Dilakukan


Memposisikan pasien semi fowler.

10

11

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Oksigen (O2) adalah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme
untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Oksigenasi adalah
peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung Oksigen (O2) kedalam tubuh serta
menghembuskan Karbondioksida (CO2) sebagai hasil sisa oksidasi. Penyampaian oksigen ke
jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi (pernafasan), kardiovaskuler dan hematology.
Sistem pernafasan terdiri dari organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan sebuah pompa
ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-otot pernafasan, diagfragma, isi abdomen,
dinding abdomen dan pusat pernafasan di otak. Pada keadaan istirahat frekuensi pernafasan
12-15 kali per menit. Ada 3 langkah dalam proses oksigenasi yaitu ventilasi, perfusi paru dan
difusi.

B. Saran
Dengan selesainya makalah ini disarankan kepada para pembaca agar dapat lebih
memperdalam lagi pengetahuan tentang pemenuhan kebutuhan oksigeni pada Rumah Sakit
serta dapat mengaplikasikannya dalam dunia keperawatan. Diharapkan perawat serta tenaga
kesehatan lainnya mampu memahami dan mendalami Kebutuhan fisiologis oksigenasi yang
merupakan kebutuhan dasar manusia yang sangat mendasar

12

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi, 2008, Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien,
Jakarta: Salemba Medika
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2013. Pengantar kebutuhan dasar manusia.Jakarta: Salemba Medika

Tarwoto dan Wartonah, 2011. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan edisi 4.
Jakarta:Salemba Medika
Vaughans, Bennita W.2013. Keperawatan Dasar. Yogyakarta : Rapha Publishing

13

Anda mungkin juga menyukai