Anda di halaman 1dari 4

Ensefalopati Hipertensi

Komplikasi hipertensi pada otak dapat berupa ensefalopati hipertensi,


hipertensi maligna, stroke hemoragik dan stroke non hemoragik ( iskemik).
Penanganan penderita hipertensi dengan komplikasi otak dibedakan menjadi 2
kelompok yaitu keadaan krisis hipertensi yang didapatkan pada ensefalopati
hipertensi, stroke hemoragik dan hipertensi maligna (Tjandrawinata, 2014).
Komplikasi hipertensi pada otak dapat bersifat akut atau kronik.
Komplikasi hipertensi pada otak yang sifatnya akut biasanya karena kenaikan
tekanan darah yang cepat dan mendadak seperti pada ensefalopati hipertensi.
Sedangkan komplikasi yang bersifat kronik berupa kelainan-kelainan pembuluh
darah otak berupa (Tjandrawinata, 2014) :
a. Nodular atherosklerosis (atheroma)
Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko terpenting untuk terjadinya
atheroma di pembuluh darah otak. Faktor risiko lainnya adalah diabetes
melitus, merokok, hiperkolesteromia. Atheroma dapat menyebabkan
komplikasi stroke non hemoragik.
b. Charcot-bourchard aneurysm
Hipertensi dianggap sebagai satu-satunya faktor utama untuk terjadinya
aneurisma ini. Tekanan darah yang terus menerus tinggi dan disertai
komplikasi aneurysma charcot-bouchard dapat mengakibatkan komplikasi
stroke hemoragik.
c. Fibrinoid necrosis
Komplikasi lain hipertensi pada pembuluh darah otak adalah terjadinya
fibrinoid necrosis. Kelainan pembuluh darah ini akan bermanifestasi klinis
sebagai hipertensi maligna.
Hypertensive Encephalopathy (HE) atau ensefalopati hipertensi adalah
sindrom klinik akut reversibel yang dipresipitasi oleh kenaikan tekanan darah
tiba-tiba sehingga melampaui batas otoregulasi orak. HE dapat terjadi pada
normotensi yang tekanan darahnya mendadak naik menjadi 160/100 mmHg.
Sebaliknya mungkin belum terjadi pada penderita hipertensi kronik meskipun
tekanan arteri rata-rata mencapai 200 atau 225 mmHg. Ensefalopati hipertensi
terdiri dari gejala-gejala : hipertensi berat, gangguan kesadaran, peningkatan
tekanan intrakranial, retinopati dengan papiledem dan kejang. Patogenesisnya
tidak jelas tetapi kemungkinan tidak berkaitan dengan spasme arterioler atau

udem serebri. Tanda-tanda fokal neurologik jarang ditemukan dan jika ada, lebih
dipikirkan suatu infark / perdarahan serebri atau transient ischemic attack.
Etiologi ensefalopati hipertensi biasanya di dapat dari komplikasi dari berbagai
penyakit, seperti (Tjandrawinata, 2014) :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Penyakit ginjal kronis


Stenosis arteri renalis
Glomerulonefritis akut
Toxemia akut
Sindrom cushing
Penggunaan obat seperti aminofilin, fenilefrin.
Hipertensi esensial yg lama

Gambaran Klinis dari enchelophaty hipertensi adalah (Tjandrawinata, 2014) :


a. Faktor resiko pada laki-laki lebih besar dari perempuan terutama usia
pertengahan dengan riwayat hipertensi lama
b. Nyeri kepala, muntah, gangguanvisual, kejang umum dan fokal,
defisitneurologi fokal (hemiparesis, afasia,buta kortikal)
c. Gejala
neurologis:
kehilangan
ingatansecara
progresif

dan

kemampuankognitif, perubahan kepribadian, tidakmampu berkonsentrasi,


letargi, danpenurunan kesadaran yang progresif,mioklonus, nistagmus,
tremor, atrofiotot, dan kelemahan, demensia,kejang dan kehilangan
kemampuanmenelan atau berbicara
Ada beberapa teori yang dapat menerangkan patofisiologi HE diantaranya
(Tjandrawinata, 2014) :
1. Reaksi otoregulasi yang berlebihan Kenaikan tekanan darah yang
mendadak menimbulkan reaksi vasospasme arteriol yang hebat disertai
penurunan aliran darah otak dan iskemi. Vasospasme dan iskemi akan
menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler, nekrosis fibrinoid, dan
perdaragan kapiler yang selanjutnya mengakibatkan kegagalan sawar
darah-otak sehingga dapat timbul edema otak.

Gambar /// Teori Overregulasi pada Hipertensi Enchelophaty


2. Kegagalan otoregulasi Tekanan darah tinggi yang melampaui batas
regulasi dan mendadak menyebabkan kegagalan otoregulasi sehingga tidak
terjadi vasokonstriksi tetapi justru vasodiliatasi. Vasodilatasi awalnya
terjadi secara segmental (sausage string pattern), tetapi akhirnya menjadi
difus. Permeabilitas segmen endotel yang dilatasi terganggu sehingga
menyebabkan ekstravasasi komponen plasma yang akhirnya menimbulkan
edema otak.

Gambar //// Teori Breakthrough Pada Ensefalopati Hipertensi

Terapi pengobatan echelophaty hipertensi prinsipnya untuk menurunkan


tekanan darah segera agar mencegah kerusakan organ target. Menurunkan 25%
tekanan darah arterial dalam waktu 1-2 jam dan tekanan diastole antara 100-110
mmHg. Pasien harus dipantau hati-hati dan kecepatan infus diatur untuk
mempertahankan efek pengobatan tanpa terjadi hypotension (Tjandrawinata,
2014).
DAPUS
Tjandrawinata R Raymond. 2014. Medicinus: Hypertensive Encephalopathy.
Jakarta: Scientific Journal of Pharmaceutical Development and Medical
Application. Vol. 27:3

Anda mungkin juga menyukai