Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KASUS

KEJANG DEMAM KOMPLEKS


5 Agustus 2016

Oleh
dr. Putri Pertiwi

PEMBIMBING
dr. Widiyana

UNIT GAWAT DARURAT


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN INDRAMAYU
2016
LAPORAN KASUS

A. PENDAHULUAN
Laporan ini dibuat dengan mengambil data pasien Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD
Indramayu
B. IDENTITAS PASIEN
Nama
: An. R
Usia
: 4 Bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat
: Desa Bulak, Kec. Jatibarang
No. RM
: 276107
Masuk RS
: 26 Juli 2016
AYAH
: Nama
: Tn. S
Umur
: 27 tahun
Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: Pegawai Swasta

Penghasilan : Rp 4.000.000/bulan
IBU

: Nama
Umur

: Ny. C
: 25 tahun

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: IRT

Penghasilan : Tgl. Masuk : 26 Juli 2016


Tgl. Pulang : 29 Juli 2016

C. ANAMNESIS
Keluhan utama : Kejang
Riwayat Penyakit Sekarang
Kurang lebih satu jam sebelum masuk rumah sakit, pasien mengalami kejang yang
timbul mendadak sebanyak selama kurang lebih 5 menit. Kejang yang dialami
merupakan kejang yang ke-3 kalinya. Sejak pagi pasien mengalami kejang dirumah
sebanyak 2 kali. Saat tiba di Rumah Sakit, pasien mengalami kejang kembali. Kejang
1

diawali dengan kedua mata mendelik keatas dan gigi seperti menggigit disertai kedua
lengan dan tungkai kaku. Selama kejang pasien dalam keadaan tidak sadar. Sebelum dan
setelah kejang pasien dalam keadaan sadar.
Keluhan kejang disertai dengan keluhan panas badan yang hilang timbul sejak 5 hari
sebelum masuk rumah sakit. Keluhan disertai BAB Cair sejak 3 hari sebeleum masuk
rumah sakit sebanyak 3 kali dalam sehari. Tinja masih terdapat ampas, tidak disertai
darah dan lendir. Menurut keterangan keluarga, pasien telah melakukan pengobatan ke

bidan lalu diberikan obat penurun panas.


Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat trauma kepala tidak ada. Riwayat kejang sebelumnya tidak ada.
Riwayat Penyakit Pada Keluarga
Riwayat kejang demam pada keluarga tidak ada. Riwayat kejang tanpa demam pada
keluarga tidak ada.

D. PEMERIKSAAN FISIK
PENGUKURAN
Berat Badan

: 5,6 Kg

Panjang Badan

: 63 cm

KEADAAN UMUM
Kesan sakit

: Sakit sedang

Kesadaran

: compos mentis

TANDA VITAL
Nadi

: 120 x/menit, regular, equal, isi cukup

Respirasi

: 24 x/menit.

Suhu

: 38,2 C

PEMERIKSAAN KHUSUS
1. Kepala

Mata
Pupil
Hidung
Telinga
Bibir
Mulut
Gusi
Gigi
Faring

: Simetris, Normochepal
: Sklera
: Ikterik : -/Konjungtiva : Anemis : -/: Bulat, isokor
: PCH -/-, Rhinorea -/: Tidak ada kelainan
: Basah
: Lidah basah bersih
:Tidak ada kelainan
:Tidak ada kelainan
:Hiperemis -/-

2. Leher
Kelenjar Getah Bening
Kaku Kuduk

: Tidak teraba membesar


: Tidak ada

3.Thorax
a. Dinding Thorax/Paru

Depan
Inspeksi

: Bentuk dan gerak simetris

Palpasi

: Vokal fremitus kanan = kiri

Auskultasi

: VBS kanan = kiri


Ronkhi -/- Wheezing -/-

Belakang
Inspeksi

: Bentuk dan gerak simetris

Palpasi

: Vokal fremitus kanan = kiri

Auskultasi

: VBS kanan = kiri,


Ronkhi -/- Wheezing -/-

b.

Jantung
Inspeksi

: Ictus cordis tidak terlihat

Palpasi

: Ictus cordis teraba ICS 5


Linea Midclavicula Sinistra

Auskultasi

: Bunyi Jantung I dan II murni, reguler


Bunyi Jantung tambahan tidak ada

4. Abdomen
Inspeksi

: Datar

Palpasi

: Lembut
Hepar : Tidak teraba
3

Lien : Tidak teraba


Perkusi

: Tympani

Auskultasi

: Bising usus (+) normal

5. Genitalia
Jenis Kelamin

: Laki-laki

Kelainan

: Tidak ada kelainan

6. Anggota Gerak
Atas
Kulit

: Tidak ada kelainan

Sendi

: Tidak ada kelainan

Otot

: Tidak ada kelainan

Refleks

: Tidak ada kelainan

Bawah
Kulit

: Tidak ada kelainan

Sendi

: Tidak ada kelainan

Otot

: Tidak ada kelainan

Refleks

: Tidak ada kelainan

Ekstremitas

: akral hangat

7. Susunan Saraf
Refleks cahaya (pupil): + / + , Refleks kornea: + / +
Rangsang Meningen

: Kaku Kuduk

: tidak ada

Brudzinsky I/II/II

: (-)

Kernig

: (-)

Laseque

: (-)

Saraf Otak

: N.I sulit dinilai, N.II N.XII dalam batas normal

Motorik

Sensorik

: tidak ada kelainan

Vegetatif

: dalam batas normal

Refleks Fisiologis

: APR : + / +, KPR : + / +

Refleks Patologis

: Babinsky

5
5

5
5

: (-/-)

Chaddock

: (-/-)

Gordon

: (-/-)

Oppenheim

: (-/-)

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM DARAH RUTIN 23 APRIL 2016
-

Hb

: 11,3 gr/dl

Leukosit

: 11.900 /mm3

Hematokrit

: 35 %

Trombosit

: 321.000/mm3

Basofil

:2%

Eosinofil

Neutrofil batang

:0%

Neutrofil segmen

: 42%

Limfosit

: 42 %

Monosit
F.
G.
-

:1%

: 14 %

DIAGNOSIS KLINIS : Kejang Demam Kompleks


PENATALAKSANAAN:
Tirah baring
IVFD KaEN 1B, 8 tpm, makro
Parasetamol infus, 4 x 70 mg
Cibital 110 mg, bolus dengan maintenance 2 x 15 mg
Ceftriaxone 1 x 600 mg

1. FOLLOW UP
26 Juli 2016
S : kejang (-)
O : Keadaan umum :
Kesadaran : Compos Mentis, GCS : E4V5M6
TTV

: Nadi: 100x/menit, Respirasi:24x/menit, Suhu:36.80C

Kepala

: konjungtiva anemis -/- ; sklera ikterik -/-

Leher

: KGB tidak terabamembesar

Thorax

: Bentuk dan gerak simetris, ronkhi -/-; wheezing -/-

Abdomen : BU (+) normal


Ekstremitas: Akral hangat, CRT < 2 detik
A : Kejang demam kompleks
P : advice dr. Ike, Sp.A

IVFD KaEN IB 8 tpm, makro


Ceftriaxone 1 x 600 mg
Sibital loading jika kejang 110 mg, 12 jam kemudian 2x15mg
Paracetamol infus 4 x 70 mg
Puyer diazepam 3 x 0,6 mg, jika suhu 38C

27 Juli 2016
S : kejang (-)
O : Keadaan umum :
Kesadaran : Compos Mentis, GCS : E4V5M6
TTV

: Nadi : 100x/menit, Respirasi : 24x/menit, Suhu : 36.80C

Kepala

: konjungtiva anemis -/- ; sklera ikterik -/-

Leher

: KGB tidak terabamembesar

Thorax

: Bentuk dan gerak simetris, ronkhi -/-; wheezing -/-

Abdomen : BU (+) normal


Ekstremitas: Akral hangat, CRT < 2 detik
A : Kejang demam kompleks
P : terapi lanjut
28 Juli 2016
S : kejang (-)
O : Keadaan umum :
Kesadaran : Compos Mentis, GCS : E4V5M6
TTV

: Nadi : 100x/menit, Respirasi : 24x/menit, Suhu : 36.50C

Kepala

: konjungtiva anemis -/- ; sklera ikterik -/-

Leher

: KGB tidak terabamembesar

Thorax

: Bentuk dan gerak simetris, ronkhi -/-; wheezing -/-

Abdomen : BU (+) normal


Ekstremitas: Akral hangat, CRT < 2 detik
A : Kejang demam kompleks
P : pasien BLPL

H. RESUME

Dari heteroanamnesis, diketahui bahwa seorang pasien laki-laki, berusia 4 bulan


Kurang lebih satu jam sebelum masuk rumah sakit, pasien mengalami kejang yang
timbul mendadak sebanyak selama kurang lebih 5 menit. Kejang yang dialami
merupakan kejang yang ke-3 kalinya. Sejak pagi pasien mengalami kejang dirumah
sebanyak 2 kali. Saat tiba di Rumah Sakit, pasien mengalami kejang kembali. Kejang
diawali dengan kedua mata mendelik keatas dan gigi seperti menggigit disertai kedua
lengan dan tungkai kaku. Selama kejang pasien dalam keadaan tidak sadar. Sebelum dan
setelah kejang pasien dalam keadaan sadar.
Keluhan kejang disertai dengan keluhan panas badan yang hilang timbul sejak 5 hari
sebelum masuk rumah sakit. Keluhan disertai BAB Cair sejak 3 hari sebeleum masuk
rumah sakit sebanyak 3 kali dalam sehari. Tinja masih terdapat ampas, tidak disertai
darah dan lendir. Menurut keterangan keluarga, pasien telah melakukan pengobatan ke
bidan lalu diberikan obat penurun panas.
Riwayat kejang sebelumnya tidak ada. Riwayat trauma tidak ada. Riwayat kejang dalam
keluarga tidak ada.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan:
Umur

: 4 bulan

Berat badan

: 5,6 Kg

Tinggi badan

: 63 cm

Kesadaran

: Composmentis GCS 15 (E4 V5 M6)

Kesan Sakit

: Sakit sedang

Nadi

: 120x/menit, equal, reguler, isi cukup

Respirasi

: 27x/menit

Suhu

: 38.3 C

Hidung

: Rhinorrhea - / -

Faring

: Hiperemis -/-

Pemeriksaan neurologis :
Refleks cahaya (pupil): + / +
Rangsang Meningen : Kaku Kuduk

Refleks cornea: + / +
: tidak ada, Bruzkinsky I/II/II : (-)

Kernig: (-), Laseque: (-)


7

Saraf Otak : N.I sulit dinilai, N.II N.XII dalam batas normal
Motorik
Vegetatif

5
5

5
5

Sensorik : t.a.k

: dalam batas normal

Refleks Fisiologis

: APR : + / +, KPR : + / +

Refleks Patologis : Babinsky(-/-), Chaddock(-/-), Gordon (-/-), Oppenheim(-/-)


Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan : Leukositosis
I. PROGNOSIS

Quo ad vitam

: ad bonam

Quo ad functionam

: ad bonam

PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN

A. PERMASALAHAN
1. Penegakkan diagnosis kejang demam
2. Penatalaksanaan pada pasien kejang demam
3. Edukasi pasien kejang demam

B. PEMBAHASAN
1. Penegakkan Diagnosis
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang dilakukan pada saat awal pasien
datang ke rumah sakit, pasien didiagnosis kejang demam kompleks. Keluhan utama yang
dikeluhkan pasien saat datang ke rumah sakit adalah kejang yang dialami sebanyak 3 kali,
selama 5 menit, setengah jam SMRS, kemudian kejang kembali terjadi sebanyak 1 kali saat
pasien tiba ke rumah sakit.
Keluhan kejang tersebut diawali dengan adanya panas badan sejak 5 hari SMRS. Keluhan
tersebut tidak disertai batuk pilek. Riwayat kejang demam sebelumnya, riwayat epilepsi, dan
riwayat kejang demam pada keluarga tidak ada.
8

Pada pemeriksaan fisik, pasien dalam keadaan compos mentis, suhu tubuh 38,3 C, tidak
terdapat kelainan pada pemeriksaan neurologis.
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi karena kenaikan suhu tubuh (suhu
rectal > 38 C ) yang disebabkan oleh suatu proses ektrakranium. Kejang demam terjadi pada
2-4% populasi anak. Tidak terdapat batasan usia spesifik, sering terjadi pada usia 6 bulan
hingga 3 tahun dengan puncaknya pada usia 18 bulan. Kejang demam terbagi menjadi dua,
yakni kejang demam sederhana dan kejang demam kompleks.
Kejang demam sederhana berlangsung singkat (kurang dari 15 menit). Sebagian kejang
demam merupakan kejang demam sederhana, sedangkan kejang demam kompleks hanya
terjadi berkisar 35%. Kejang demam kompleks menunjukkan gambaran kejang fokal atau
parsial satu sisi atau kejang umum yang didahului kejang parsial dengan durasinya lebih dari
15 menit dan berulang (2 kali kejang dalam 24 jam).
Laki-laki lebih sering mengalami kejang demam dibanding perempuan dengan
perbandingan 1,4:1 sampai 1,2:1. Terdapat 2-4% anak pernah mengalami kejang demam
sebelum usia 5 tahun, di negara asia angka kejadian lebih tinggi (7% di Jepang).
Faktor risiko utama kejang demam adalah usia, demam, dan genetik. Panas pada kejang
demam sering disebabkan oleh ISPA, Otitis media, diare, dan ISK. Pada pasien ini terdapat
sumber fokal infeksi yaitu dari diare yang dialami pasien dan dari hasil pemeriksaan
laboratorium didapatkan peningkatan leukosit.
Dalam menegakkan diagnosis kejang demam harus disingkirkan kemungkinan infeksi SSP
seperti meningitis. Kejang juga dapat disebabkan oleh keadaan lain seperti sepsis atau
ensefalopati akut lain.
2. Penatalaksanaan
Pada kebanyakan kasus, biasanya kejang demam berlangsung singkat dan saat pasien
datang kejang sudah berhenti. Pemberian diazepam rektal pada saat kejang sangat efektif
untuk menghentikan kejang dan dapat diberikan oleh orang tua di rumah. Diazepam rektal
dapat digunakan dengan dosis 5 mg untuk anak dengan berat badan kurang dari 10 kg dan
diazepam rektal 10 mg untuk berat badan lebih dari 10 kg.
Di rumah sakit dapat diberikan diazepam intravena dengan dosis 0,3-0,5 mg/kgBB.
Jika kejang tetap belum berhenti, maka diberikan fenitoin intravena dengan dosis awal 15-20
mg/kgBB/kali dengan kecepatan 1 mg/kgBB/menit atau kurang dari 50 mg/menit. Jika kejang
berhenti, maka dosis selanjutnya adalah 4-8 mg/kgBB/hari, dimulai 12 jam setelah dosis
awal. Jika dengan fenitoin kejang belum berhenti, maka pasien harus dirawat di ruang rawat

intensif. Jika kejang telah berhenti, pemberian obat selanjutnya tergantung apakah kejang
demam sederhana atau kompleks dan faktor risikonya.

Diagram 1. Alur tatalaksana kejang demam pada anak


Obat rumatan diberikan hanya jika kejang demam menunjukkan salah satu ciri sebagai
berikut:

Kejang lama dengan durasi >15 menit.

Ada kelainan neurologis nyata sebelum atau sesudah kejang

Kejang fokal/parsial

Pengobatan rumat dipertimbangkan bila:

Kejang berulang dua kali atau lebih dalam kurun waktu 24 jam.

Kejang demam terjadi pada bayi usia kurang dari 12 bulan.

Kejang demam dengan frekuensi >4 kali per tahun.

10

Fenobarbital dan asam valproat efektif menurunkan risiko berulangnya kejang. Fenobarbital
4-5 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis dan asam valproat 20-40 mg/kgBB/hr dibagi 2-3 dosis terus
menerus dapat digunakan untuk menurunkan risiko berilangnya kejang demam.
Antikonvulsan rumatan diberikan selama 1 tahun. Perlu dipertimbangkan keuntungan dan
kerugian pemberian obat antikonvulsan rumat. Efek samping yang harus diperhatika pada
pemakaian fenobarbital yaitu penurunan fungsi kognitif dan gangguan perilaku. Asam
valproat dapat menyebabkan gangguan fungsi hati yang berat terutama bila diberikan pada
anak dengan usia dibawah 2 tahun, disamping harganya yang cukup mahal.
3. Edukasi
Orang tua perlu diyakinkan dan diberi penjelasan tentang risiko rekurensi serta petunjuk
dalam keadaan akut. Lembaran tertulis dapat membantu komunikasi antara orang tua dan
keluarga; penjelasan terutama pada:

Meyakinkan bahwa kejang demam umumnya mempunyai prognosis baik.

Memberitahukan cara penanganan kejang.

Memberi informasi mengenai risiko berulang.

Pemberian obat untuk mencegah rekurensi efektif, tetapi harus diingat risiko efek
samping obat.

Beberapa hal yang harus dikerjakan saat kejang:

Tetap tenang dan tidak panik.


Longgarkan pakaian yang ketat terutama di sekitar leher.
Bila tidak sadar, posisikan anak telentang dengan kepala miring. Bersihkan muntahan
atau lendir di mulut atau hidung. Walaupun lidah mungkin tergigit, jangan

memasukkan sesuatu ke dalam mulut.


Ukur suhu, observasi, catat lama dan bentuk kejang.
Tetap bersama pasien selama kejang.
Berikan diazepam rektal. Jangan diberikan bila kejang telah berhenti.
Bawa ke dokter atau ke rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit atau lebih.

11

DAFTAR PUSTAKA

Garna Herry, dkk. Pedoman diagnosis dan terapi ilmu kesehatan anak; edisi 4. Bagian
Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Unpad/RSHS, 2012. Bandung

Behrman, Richard et all. Nelson textbook of Pediatric; edisi 17. Philadelphia

Mahmood KT, Fareed T, Tabbasum R. Management of febrile seizures in children. J


Biomed Sci and Res. 2011; 3(1): 353-7.

2. de Siqueira LFM. Febrile seizures: Update on diagnosis and management. Rev Assoc
Med Bras. 2010; 56(4): 489-92.

12

BERITA ACARA PRESENTASI PORTOFOLIO


Pada hari ini tanggal 5 Agustus 2016 telah dipresentasikan portofolio oleh:

Nama Peserta

: dr. Putri Pertiwi

Dengan judul/topik

: Kejang Demam Kompleks

Nama Pendamping

: dr. Widiyana

Nama Wahana

: RSUD Indramayu

No
1
2
3
4
5
6
7

Nama Peserta Presentasi


Agatha Juniar
Aris Putra Nandar
Aghil Saghita N
Muhammad Ajmalunnas
Amalya Karina Putri
Ligai Al Nur Hidayat
Putri Pertiwi

No
1
2
3
4
5
6
7

Tanda Tangan

Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.

Pendamping

dr. Widiyana

13

Anda mungkin juga menyukai