Anda di halaman 1dari 5

Bahasa Indonesia mampu mengikat persatuan dan kesatuan bangsa serta menjadi penghela

ilmu pengetahuan. Sebagai pengikat persatuan dan kesatuan, bahasa Indonesia dapat
menjembatani batas-batas etnisitas bangsa Indonesia dalam berkomunikasi. Sebagai penghela
ilmu pengetahuan, bahasa Indonesia telah mampu mewadahi keberagaman konsep
pengetahuan, baik konsep yang berakar pada kearifan lokal di Indonesia maupun konsep
peradaban baru. Dengan demikian, fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam
dunia pendidikan semakin mantap. Pernyataan itu disampaikan oleh Drs. Suryo Handono,
M.Pd, Koordinator Bidang Pembinaan dan Pemasyarakatan, Balai Bahasa Provinsi Jawa
Tengah, pada siaran Bina Bahasa yang diselenggarakan atas kerja sama Balai Bahasa
Provinsi Jawa Tengah dengan TVRI Jawa Tengah.
Acara yang mengangkat tema "Bahasa Indonesia sebagai Penghela Ilmu Pengetahuan" ini
disiarkan langsung di TVRI Jawa Tengah pada Selasa, 27 Januari 2014, pukul 15.00-16.00.
Pada acara tersebut, Drs. Suryo Handono, M.Pd. dan Dr. Farida dari Universitas Veteran
Bangun Nusantara, Sukoharjo, berperan sebagai narasumber. Siaran interaktif itu dihadiri
oleh dosen dan mahasiswa dari IKIP Veteran Semarang yang antusias mengikuti acara ini.
Pada siaran yang dimoderatori oleh Nani Widyawati, S.Pd. itu kedua narasumber
menjelaskan bahwa fungsi bahasa Indonesia sebagai penghela ilmu pengetahuan tidak dicapai
begitu saja, tetapi melalui perjalanan yang cukup panjang. Bahasa Indonesia merentang
perjalanan yang diawali sebagai bahasa pengantar pergaulan, bahasa pergerakan, bahasa
negara, bahasa resmi nasional, serta penghela dan pembawa ilmu pengetahuan.
Sebagai bahasa pergaulan atau lingua franca, bahasa Indonesia masih digunakan pada masa
kini di negara-negara kawasan Asia Tenggara dan sekitarnya. Bahasa Melayu, sebagai akar
bahasa Indonesia, di Brunei sebagai bahasa resmi, di Malaysia sebagai bahasa Malaysia, di
Singapura sebagai bahasa nasional, dan di Timor Leste sebagai bahasa kerja. Selain itu,
Bahasa tersebut juga dipakai di Thailand selatan, Filipina selatan, Myanmar selatan, dan
sebagian kecil Kamboja. Bahkan bahasa tersebut, dituturkan pula di Afrika Selatan, Sri
Lanka, Papua Nugini, Pulau Christmas, Kepulauan Cocos, dan Australia.
Ketika kesadaran nasionalisme tumbuh, lingua franca bahasa Melayu mendapat fungsi yang
lain, yaitu menjadi bahasa pergerakan. Penggunaan bahasa Indonesia tidak lagi hanya sebagai
alat percakapan antaraktivis, tetapi juga sebagai identitas politik, bahkan alat perjuangan.
Bagi bangsa Indonesia, tidak hanya diperlukan tanah air sebagai tempat tinggal, tetapi juga
bahasa sebagai alat pemersatu. Oleh karena itu, kaum pergerakan melahirkan Sumpah

Pemuda dengan memasukkan bahasa Indonesia sebagai salah satu unsurnya. Sejak saat itu
bahasa Indonesia semakin mantap menjadi bahasa politik kaum pergerakan dan terus
berlanjut ke masa perjuangan kemerdekaan.
Pada tahap berikutnya, bahasa Indonesia memasuki fungsi sebagai bahasa negara dan bahasa
resmi nasional. Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara didasarkan pada Undang-Undang
Dasar 1945 Pasal 36. Pada pasal tersebut dinyatakan bahwa "Bahasa negara adalah bahasa
Indonesia". Itulah momentum yang menempatkan bahasa Indonesia secara terhormat dalam
kehidupan kenegaraan Indonesia. Pengukuhan itu telah menyelesaikan, memudahkan, dan
mencegah munculnya ragam masalah sosial yang diakibatkan oleh bahasa di tengah
masyarakat.
Keberadaan bahasa Indonesia diperkuat dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 24
Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan pada 9
Juli 2009. Pada Pasal 1 ayat 2 dinyatakan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa resmi
nasional yang digunakan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam
Bagian III tentang Bahasa Negara, undang-undang tersebut mengatur dengan rinci mengenai
posisi dan fungsi, pemakaian dan pengembangan, serta pelindungan dan upaya
menginternasionalisasi bahasa Indonesia. Dengan adanya undang-undang tersebut, bahasa
Indonesia tidak hanya memperoleh pemuliaan secara politik dalam tata negara Indonesia,
tetapi juga perlindungan hukum ketika dipraktikkan dalam kehidupan berbahasa oleh bangsa
Indonesia.
Pemuliaan bahasa Indonesia salah satunya dilakukan dengan menjadikan bahasa Indonesia
sebagai penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge). Hal tersebut diwujudkan dalam
Kurikulum 2013 yang mulai diterapkan pada pertengahan Juli 2013. Dengan pemberlakuan
Kurikulum 2013, bahasa Indonesia menempati posisi sebagai bahasa pembawa ilmu
pengetahuan. Konsep tematik terpadu telah memfungsikan bahasa Indonesia sebagai
pengantar ilmu pengetahuan antarmata pelajaran.
Merujuk pada paparan narasumber pada siaran Bina Bahasa tersebut sudah seharusnya,
sebagai warga negara Indonesia, kita menghargai, menghormati, dan menjaga keberadaan
bahasa Indonesia. Dengan demikian, bahasa Indonesia menjadi bahasa yang terhormat dan
bermartabat.

- See more at: http://www.balaibahasajateng.web.id/index.php/read/home/detail/167/SiaranBina-Bahasa-di-TVRI-Jawa-Tengah-Bahasa-Indonesia-sebagai-Penghela-IlmuPengetahuan#sthash.RbSEaqjw.dpuf


Sumber: http://www.balaibahasajateng.web.id/index.php/read/home/detail/167/Siaran-BinaBahasa-di-TVRI-Jawa-Tengah-Bahasa-Indonesia-sebagai-Penghela-Ilmu-Pengetahuan

Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia


Sejalan dengan sejarah bangsa Indonesia, secara garis besar bahasa Indonesia memiliki
peranan yang dapat digolongkan atas dua kedudukan penting, kedudukan yang pertama yakni
sebagai bahasa nasional atau bahasa persatuan yang lahir sejalan dengan lahirnya Sumpah
Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, dan kedudukan yang kedua adalah sebagai bahasa
Negara yang lahir sejalan dengan lahirnya Negara Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945,
kedudukan ini mempunyai dasar yuridis konstitusional yakni Bab XV pasal 36 UUD 1945.
Fungsi bahasa Indonesia berdasarkan kedua kedudukannya itu berbeda-beda, yakni :
1.

Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional atau bahasa persatuan

a.

Lambang kebangaan nasional


Bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional memiliki fungsi sebagai
lambang kebanggaan nasional. Hal ini berarti bahasa Indonesia merupakan satu kebanggan
bagi bangsa Indonesia. Peran sebagai lambang kebanggaan nasioanal artinya bahwa bahasa
Indonesia merupakan bahasa yang dimiliki seluruh bangsa Indonesia yang dapat digunakan
untuk berkomunikasi.

b.

Lambang identitas nasional


Bahasa Indonesia mewakili jatidiri bangsa Indonesia, dimana bahasa Indonesia merupakan
cerminan nilai-nilai luhur yang mendasari perilaku bangsa Indonesia.

c.

Alat pemersatu bangsa


Mengacu pada keragaman yang ada pada Indonesia dari suku, agama, ras, dan budaya,
bahasa Indonesia dijadikan sebagai media yang dapat membuat kesemua elemen masyarakat
yang beragam tersebut kedalam sebuah persatuan.

d.

Alat perhubungan
Bahasa Indonesia digunakan sebagai alat perhubungan antar budaya dan antar daerah di
Indonesia.

2.

Dalam kedudukannya sebagai bahasa Negara

a.

Bahasa resmi negara


Bahasa Indonesia memiliki fungsi sebagai bahasa resmi negara. Hal ini berarti bahasa
Indonesia digunakan dalam berbagai berbagai kegiatan kenegaraan, baik dalam bentuk
aktivitas maupun dalam bentuk perundang-undangan. Bahasa Indonesia digunakan sebagai
bahasa resmi dalam setiap kegiatan negara seperti pidato presiden, rapat MPR, upacaraupacara kenegaraan, dan kegiatan kenegaraan lain. Demikian pula seluruh Undang-Undang di
Indonesia menggunakan bahasa Indonesia sebagai wahana penulisannya.

b.

Sebagai pengantar didunia pendidikan


Didalam dunia pendidikan bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar dalam
kegiatan belajar mengajar berbagai bidang ilmu. Pendidikan bahasa asing sekali pun tetap
menggunakan bahasa Indonesia sebagai pengantarnya. Melihat kenyataan ini bahasa
Indoensia memegang peranan penting dalam proses pendidikan di Indonesia.

c.

Bahasa perhubungan dalam hal mewujudkan kepentingan nasional


Bahasa Indonesia juga berfungsi sebagai bahasa perhubungan dalam tingkat nasional untuk
mewujudkan kepentingan nasional. Ini terbukti dengan digunakannya bahasa Indonesia
sebagai alat komunikasi lisan maupun tulisan dalam berbagai kegiatan nasional, hubungan
antar badan pemerintah dan penyebarluasan informasi kepada masyarakat .

d.

Bahasa pengembang ilmu pengetahuan teknologi dan budaya


Hal ini terbukti dengan penyebaran ilmu pengetahuan dan teknologi, yaitu dengan
diterbitkannya buku-buku iptek dan budaya dalam bahasa Indonesia secara lisan juga
menggunakan bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat, sehingga perlu
dibakukan atau distandarkan.

a.

Ejaan Van Ophuijen (1901)

b.

Ejaan Soewandi (1947)

c.

Ejaan yang Disempurnakan (EYD, tahun 1972)

d.

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan Pedoman Istilah (1975)

e.

Kamus besar Bahasa Indonesia, dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (1988
Bahasa Indonesia memiliki fungsi-fungsi yang dimiliki oleh bahasa baku, yaitu:

a.

Fungsi pemersatu, bahasa Indonesia memersatukan suku bangsa yang berlatar budaya dan
bahasa yang berbeda-beda;

b.

Fungsi pemberi kekhasan, bahasa baku memperbedakan bahasa itu dengan bahasa yang lain;

c.

Fungsi penambah kewibawaan, bagi orang yang mahir berbahasa indonesia dengan baik dan
benar;

d.

Fungsi sebagai kerangka acuan, bahasa baku merupakan norma dan kaidah yang menjadi
tolok ukur yang disepakati bersama untuk menilai ketepatan penggunaan bahasa atau ragam
bahasa.

Anda mungkin juga menyukai