Latar Belakang 2
Latar Belakang 2
1
Latar Belakang
Dalam konstruksi bangunan sipil masing-masing struktur bangunan
salingmendukung sehingga tercapai keseimbangan gaya. Jika salah satu
struktur bangunansudah tidak mampu mengimbangi gaya luar yang terjadi
maka akan mengakibatkankerusakan keseluruhan konstruksi bangunan.
Disamping itu juga
sering
kali
dijumpai permasalahan pada tanah dasarnya. Dimana suatu konstruksi ba
ngunan sipil selalu berdiri di atas tanah dasar yang akan menerima dan m
enahan beban dari keseluruhanstruktur di atasnya. Sedangkan tanah
memiliki karakteristik dan sifat-sifat yang berbedadari satu lokasi dengan
lokasi lainnya. Sehingga diperlukan penanganan dan perlakuankhusus
dalam mengatasi permasalahan yang mungkin terjadi dalam perencanaan
suatukonstruksi bangunan sipil.Tanah berpotensi sebagai media
penurunan kadar bahan pencemar yang dibawaoleh air dimana
berlangsung proses fisik, fisik-kimia dan biologis (Masduqi,
2004).Lempung adalah salah satu bagian fraksi (ukuran) tanah yang
memiliki kemampuanmengadsorpsi logam berat disebabkan adanya
muatan elektronegatif dan dimampukanuntuk melakukan pertukaran
kation
dan
serapan
air
(Tan,
1991).
Lempung
memiliki pengaruh terhadap sifat kimia dan fisika tanah disebabkan kandu
ngan mineral dalamlempung.Mineral lempung merupakan salah satu
kekayaan Indonesia yang berlimpah dan belum dimanfaatkan secara
optimal. Tanah lempung secara geolois adalah mineral alamdari keluarga
silikat yang berbentuk kristal dengan struktur berlapis (Karna,
2002).Bentonit merupakan salah satu jenis lempung yang banyak terdapat
di beberapa wilayahIndonesia diantaranya terdapat di sebagian besar
daerah Nusa Tenggara, Sulawesi, JawaBarat, Jawa Tengah, Yogyakarta,
Jawa Timur, Sumatera Selatan, Jambi, dan SumateraUtara (Soedjoko,
1987).Pemanfaatan mineral lempung di Indonesia belum dilakukan secara
optimal di berbagai daerah. Di berbagai daerah, lempung selama
ini hanya dijadikan media tanammaupun bahan timbunan bangunan,
padahal lempung memiliki banyak kegunaan, salahsatunya sebagai
adsorben ekonomis dengan kapasitas adsorpsi yang besar, dan lain
Page 2
lain. Berdasarkan pemaparan diatas, baiknya kita mengetahui apa yang
dimaksuddengan tanah lempung sehingga kita dapat mengembangkan
atau mengaplikasikanlempung sebagai zat padat yang dapat bermanfaat
BABI
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah ekspansif, dalam definisi yang sederhana, adalah tanah atau
batuan yang mempunyai kemampuan untuk mengembang dan
menyusut (shrink- swell phenomena) akibat perubahan kondisi airnya.
Jika terjadi pembebanan di atas tanah dengan jenis seperti ini,
misalnya oleh suatu konstruksi ringan dan jalan raya, maka akan dapat
menimbulkan banyak kerugian. Volume tanah yang mengembang saat
basah dan menyusut dalam kondisi kering akan mengakibatkan
bangunan cepat rusak, baik oleh pergeseran, pendorongan maupun
penaikan konstruksi bangunan (Wahyudi, 2005). Permasalahan tanah
ekspansiftelah terjadi sejak dulu dan mungkin terdapat di selutuh
wilayah Indonesia, mulai dari Sumatera Utara sampai ke Irian Jaya
(Mochtar, 1994). Walaupun jumlah kerugiannya belum dilaporkan,
tetapi dari penelitian dan survey yang dilakukan oleh pihak Bina Marga
serta Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan, Departemen
Pekerjaan Umum, diketahui bahwa kerusakan pada beberapa ruas
jalan di pulau Jawa disebabkan oleh tanah ekspansif. Beberapa lokasi
yang telah tercatat antara lain : ruas jalan Semarang - Demak - Kudus
- Yogyakarta - Wates, jalan tol Jakarta - Cikampek, Dempet Godong,
Ngawi - Caruban. Sedangkan di Jawa Timur, problem tanah ekspansif
dapat dijumpai di sepanjang Pantai Utara (Pantura), dari Bojonegoro
sampai Surabaya bagian barat (Mochtar, 1994).
Salah satu metode perbaikan tanah ekspansif adalah dengan
penambahan bahan additif, misalnya kapur, abu terbang (jly ash) atau
bahan kimiawi 1ainnya. Fly ash merupakan produk samping basil
pembakaran batubara yang telah dihaluskan dalam pulverizer
(pulverizer coal), yang berupa butiran halus seperti bedak (ACAA,
2002 dalam Sari, 2003). Fly ash sangat sesuai jika 1 2 digunakan
untuk perbaikan tanah, khususnya untuk stabilisasi tanah ekspansif,
karena memiliki sifat pozzolan, serta ditunjang oleh harganya yang
juga relatif murah.
Dengan penambahan fly ash maka tanah mengembang akan
memiliki kekuatan mengembang yang lebih kecil, kuat tekan yang lebih
tinggi, menurunkan angka pori, dan meningkatkan kepadatan tanah
(Wahyudi, 2005). Selain itu, seperti yang terjadi di PLTU PAITON, fly
ash dihasilkan dalam jumlah yang sangat besar. Sehingga diperlukan
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam pengertian teknik secara umum, Tanah merupakan
material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral padat yang
tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan
terdiri dari bahan-bahan organik yang telah melapuk (yang
berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi
ruangruang kosong di antara partikel-partikel padat tersebut.
Tanah terdiri dari butiranbutiran tanah itu sendiri serta ruang pori
yang berisi air dan udara. Berdasarkan ukuran butiran, tanah
diklasifikasikan menjadi empat kelas yaitu kerikil (gravel), pasir
(sand), lanau (silt), dan lempung (clay). Pada penelitian tugas
akhir ini digunakan tanah dari kelas tanah lempung (clay). Das
(1994) menerangkan bahwa tanah lempung sebagian besar
terdiri dari partikel mikroskopis dan sub-mikroskopis (tidak dapat
dilihat dengan jelas bila hanya dengan mikroskopis biasa) yang
berbentuk lempengan-lempengan pipih dan merupakan partikelpartikel dari mika, mineral-mineral lempung (clay mineral), dan
mineral-mineral yang sangat halus lain. Tanah lempung sangat
keras dalam kondisi kering dan bersifat plastis pada kadar air
sedang. Namun pada kadar air yang lebih tinggi lempung akan
bersifat lengket (kohesif) dan sangat lunak. Kohesif menunjukan
kenyataan bahwa partikel-pertikel itu melekat satu sama lainnya
sedangkan plastisitas Universitas Sumatera Utara 2 merupakan
sifat yang memungkinkan bentuk bahan itu dirubah-rubah tanpa
perubahan isi atau tanpa kembali ke bentuk aslinya dan tanpa
terjadi retakanretakan atau terpecah-pecah. Stabilisasi tanah
adalah suatu usaha yang dipakai untuk memperbaiki bahkan
mengubah sifat tanah dasar dengan tujuan agar tanah dasar
tersebut dapat meningkat mutu dan kemampuan daya
dukungnya sehingga aman terhadap konstruksi bangunan yang
akan didirikan di atasnya. Stabilisasi tanah dapat terdiri dari
salah satu kegiatan berikut : 1. Mekanik Stabilisasi mekanik
dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis peralatan