Anda di halaman 1dari 3

Ketahanan pangan dipandang sebagai hal yang sangat penting dalam rangka

pembangunan nasional untuk membentuk manusia Indonesia berkualitas, mandiri,


dan sejahtera. Untuk mencapai tujuan ketahanan pangan, perlu diwujudkan
ketersediaan pangan cukup, aman, bermutu, bergizi, dan beragam serta tersebar
merata di seluruh wilayah Indonesia dan terjangkau oleh daya beli masyarakat.
Beras hingga kini masih merupakan salah komoditi pangan pokok bagi masyarakat
Indonesia

dan

merupakan

komoditi

strategis

bagi

pembangunan

nasional.

Ketergantungan masyarakat terhadap konsumsi beras sangat besar. Bahkan beras


sangat berperan dalam mempengaruhi kemiskinan Indonesia, yaitu sebesar 64%.
Dampak yang ditimbulkan akibat kekurangan persediaan beras sangat besar.
Pengalaman

menunjukkan

bahwa

kekurangan

beras

sangat

mempengaruhi

kestabilan pembangunan nasional. Bahkan bukan saja pada tingkat nasional,


daerah, dan rumah tangga, akan tetapi juga tingkat Internasional.
Namun, Kemiskinan menjadi salah satu faktor penghalang tidak meratanya
kesejahteraan

rakyat

di

bidang

pangan.

Kemiskinan

menjadi

gejala

sosial

multidimensi yang membutuhkan solusi konkret dan keterlibatan dari berbagai


pihak

dalam

penanganannya.

Masalah

ini

menjadi

perhatian

nasional

dan

penanganannya perlu dilakukan secara terpadu melibatkan berbagai sektor baik di


tingkat pusat maupun daerah.
Salah satu langkah yang diambil pemerintah dalam penyejahteraan rakyat miskin
adalah dengan pengadaan program Raskin. Raskin merupakan subsidi pangan
dalam bentuk beras yang diperuntukkan bagi rumah tangga berpenghasilan rendah
sebagai upaya dari pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan dan
memberikan perlindungan sosial pada rumah tangga sasaran.
Penyaluran Raskin (Beras untuk Rumah Tangga Miskin) sudah dimulai sejak 1998.
Krisis moneter tahun 1998 menjadi latar belakang utama pelaksanaan program
Raskin mulai gencar didistribusikan. Pada awalnya disebut program Operasi Pasar
Khusus (OPK), kemudian diubah menjadi Raskin mulai tahun 2002, Raskin diperluas
fungsinya tidak lagi menjadi program darurat (social safety net) melainkan sebagai
bagian dari program perlindungan sosial masyarakat. Keberhasilan Program Raskin
diukur berdasarkantingkat pencapaian indikator 6T, yaitu: tepat sasaran,tepat
jumlah, tepat harga, tepat waktu, tepat kualitas,dan tepat administrasi.

Instruksi

Presiden

Nomor

Tahun

2008

tentang

Kebijakan

Perberasan

menginstruksikan Menteri dan Kepala Lembaga PemerintahNon Departemen


tertentu, serta Gubernur dan Bupati/Walikota seluruh Indonesia untuk melakukan
upaya

peningkatan

pendapatan

petani,

ketahanan

pangan,

pengembangan

ekonomi perdesaan dan stabilitas ekonomi nasional. Secara khusus kepada Perum
Bulog diinstruksikan untuk menyediakan dan menyalurkan beras bersubsidi bagi
kelompok

masyarakat

miskin

dan

rawan

pangan,

yang

penyediaannya

mengutamakan pengadaan beras dari gabah petani dalam negeri.


Dalam proses pendistribusiannya, tak jarang beberapa permasalahan timbul,
diantaranya:
1) Akurasi Data RTS sering diperdebatkan di daerah, hal tsb disebabkan: 1)
Dinamika kemiskinan, 2) Sensus tidak dilakukan setiap tahun, butuh waktu dan
biaya besar.
2) Sarana dan Prasarana: Sarana dan prasarana angkutan baik jalan atau moda
angkutan yang kurang mendukung di beberapa daerah menjadi faktor penghambat
utama penyaluran.
3) Musim: musim panen dan paceklik mempengaruhi kebutuhan beras RTS.
5)

Mutu

beras:

Masih

dijumpai

mutu

beras

yang

rendah

dibeberapa

daerah/dibeberapa saat
7) Moving beras antar Divre: harus memperhatikan mutu, masa simpan dan
angkutan yang layak
8) Pengelolaan ditribusi raskin yang rawan penyelewengan dan penyimpangan
dana/ mal administrasi, seperti: pemeriksaan terhadap kualitas beras yang lemah,
distribusi yang acap kali tidak mengutamakan orang miskin, dan pengelolaan uang
hasil penjualan Raskin yang tidak terkontrol . (Pusat Telaah dan Informasi Regional
(PATTIRO), 2014).
Kurangnya

transparansi

serta

pengawasan

ketat

dalam

pengelolaan

dan

pendistribusian raskin, menimbulkan masalah masalah baru tersebut muncul.


Kepercayaan masyarakat trhadap pemerintahpun berkurang, pe

Anda mungkin juga menyukai