Anda di halaman 1dari 3

Utang pajak adalah tanggungan yang masih harus dibayar, termasuk sanksi administrasi

berupa bunga, denda, atau kenaikan tarif yang tercantum dalam surat ketetapan pajak atau surat
sejenisnya berdasarkan peraturan perundang undangan perpajakan. Pelunasan utang pajak
dapat dipaksakan secara langsung walaupun paksaan ini memiliki kemungkinana bukan hanya
untuk pajak (juga untuk sumbangan dan restribusi) namun sebaliknya dapat dikatakan bahwa jika
kemungkinan memaksa secara langsung ini tidak ada, maka kita tidak berhadapan dengan pajak.
Paksaan ini dapat berupa penyitaan barang wajib pajak yang disusul dengan penjualan barangbarang itu di muka umum, bila perlu ada paksaan badan berupa penyanderaan.
A. TIMBULNYA UTANG PAJAK
Pajak adalah sebuah perikatan bila ditinjau dari segi hukum. Namun perikatan pajak ini
berbeda dengan perikatan dalam perdata. Dalam perdata perikatan itu dapat timbul dari suatu
perjanjian ataupun lahir dari undang undang. Pajak adalah suatu perikatan yang lahir dan ada
krena undang undang. Hal ini yang juga berhubungan dengan saat timbulnya utang pajak
sendiri. Setiap utang pajak yang timbul selalu bertujuan untuk mengakhiti perikatan sesuai
dengan waktu yang ditentukan. Ada dua ajaran yang mengatur timbulnya utang pajak.

1. Ajaran materiil
Suatu utang pajak timbulnya bukan karena ketetapan fiskus melainkan karena undang
undang yaitu karena adanya suatu tatbestand yaitu adanya suatu keadaan keadaan, perbuatanperbutan, dan peristiwa-peristiwa yang dapat menimbulkan utang pajak
a. Keadaan-keadaan seperti memiliki senjata api akan dikenakan bea materai, dan harta tidak
bergerak seperti tanah, rumah akan dikenakan pajak bumi dan bangunan.
b. Perbuatan-perbuatan seperti pengusaha yang mengimpor barang mewah atau melakukan
penyerahan barang di daerah pabean dalam lingkungan perusahaan akan dikenakan Pajak
Mewah (PPN dan PPBM), pembuatan rokok akan dikenai cukai
c. Peristiwa-peristiwa seperti meninggalnya pewaris. Sejak si pewaris meninnggal, harta
warisan yang belum terbagi merupakan subjek pajak penghasilan dan dikenakan pajak,
mendapatkan hadiah undian juga dikenakan pajak.
Menurut ajaran materiil ini, utang pajak menentukan bahawa jika sebelum ketetapan keluar
wajib pajak meninggal dunia maka utang pajak beralih kepada ahli warisnya. Mengingat ahli
waris adalah termasuk golongan pengganti-pengganti dalam hak seseorang. Berdasar hukum

umum, selain memperoleh kekayaan ahli waris juga harus bertanggung jawab terhadap utangutang orang yang meninggal dunia, termasuk utang pajak yang sudah timbul sebelum wajib
pajak tersebut meninggal.
2. Ajaran Formal
Timbulnya utang pajak karena dikeluarkannya surat ketetapan pajak oleh fiskus. Jadi
sebelum ada surat ketetapan pajak maka utang pajak tidak pernah ada sehingga orang yang telah
meninggal dunia sebelum adanya surat ketetapan pajak keluar maka orang tersebut bebas dari
pengenaan pajak.
contoh : Pajak Bumi dan Bangunan

CARA PENGENAAN UTANG PAJAK


1. Pengenaan di depan (Stelsel Fiktif)
Pengenaaan pajak didasarkan pada suatu anggapan (fiksi). Anggapannya bisa berupa
anggaran pendapatan tahun berjalan atau diasumsikan penghasilan tahun pajak berjalan sama
dengan penghasilan pajak tahun lalu.
Kelemahan
Besarnya pajak yang dipungut belum tentu sesuai dengan besarnya pajak sesungguhnya karena
hanya berdasarkan anggapan.
Kelebihan
Pemungutan pajak sudah dapat dilakukan pada awal tahun pajak/periode pajak.
2. Pengenaan di belakang (Stelsel Riil/Nyata)
Pengenaan pajak didasarkan pada objek atau penghasilan yang sungguh-sungguh diperoleh
dalam setiap tahun pajak atau periode pajak. Besarnya pajak baru dapat dihitung pada akhir
tahun pajak atau periode pajak, karena penghasilan riil baru dapat diketahui setelah tahun pajak
atau periode pajak berakhir.
Kelemahan

Pemungutan pajak baru dapat dilakukan pada akhir periode pajak


Kelebihan
Besarnya pajak yang dipungut sesuai dengan besarnya pajak sesungguhnya

3. Pengenaan Cara Campuran (Stelsel Campuran)


Merupakan kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel fiktif. pada awal periode pajak,
penghitungan menggunakan stelsel fiktif dan pada akhir tperiode pajak dihitung kembali
berdasarkan stelsel nyata
Kelemahan
Adanya tambahan pekerjaan administrasi, karena penghitungan dilakukan 2x, yaitu pada awal
dan akhir periode pajak.
Kelebihan
Pemungutan pajak sudah dapat dilakukan pada awal periode pajak dan besarnya pajak yang
dipungut sesuai dengan besarnya pajak sesungguhnya.

Anda mungkin juga menyukai