PEMBAHASAN
1. Etika
Dari segi etimologi (ilmu asal usul kata), etika berasal dari bahasa yunani,
ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat. Sedangkan dalam Kamus
Umum Bahasa Indonesia, etika adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas
akhlak (moral). Etika menurut filasafat dapat disebut sebagai ilmu yang
menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan
amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran.
2. Moral
Secara kebahasaan perkataan moral berasal dari ungkapan bahasa latin
mores yang merupakan bentuk jamak dari perkataan mos yang berarti adat
kebiasaan. Dalam kamus umum bahasa Indonesia dikatakan bahwa moral
adalah penetuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Istilah moral
biasanya dipergunakan untuk menentukan batas-batas suatu perbuatan,
kelakuan, sifat dan perangkai dinyatakan benar, salah, baik, buruk,layak atau
tidak layak,patut maupun tidak patut. Moral dalam istilah dipahami juga
sebagai:
1. Prinsip hidup yang berkenaan dengan benar dan salah, baik dan buruk.
2. Kemampuan untuk memahami perbedaan benar dan salah.
3. Ajaran atau gambaran tentang tingkah laku yang baik
Moral ialah tingkah laku yang telah ditentukan oleh etika. Tingkah laku
yang telah ditentukan oleh etika sama ada baik atau buruk dinamakan moral.
Moral terbagi menjadi dua yaitu :
a. Baik; segala tingkah laku yang dikenal pasti oleh etika sebagai baik
b. Buruk; tingkah laku yang dikenal pasti oleh etika sebagai buruk
Moral juga diartikan sebagai ajaran baik dan buruk perbuatan dan
kelakuan, akhlak, kewajiban, dan sebagainya (Purwadarminto, 1956 : 957).
Dalam moral didiatur segala perbuatan yang dinilai baik dan perlu dilakukan,
dan suatu perbuatan yang dinilai tidak baik dan perlu dihindari. Moral berkaitan
dengan kemampuan untuk membedakan antara perbuatan yang baik dan
perbuatan yang salah. Dengan demikian moral merupakan kendali dalam
bertingkah laku.
Moral dapat diukur secara subyektif dan obyektif. Kata hati atau hati
nurani memberikan ukuran yang subyektif, adapun norma memberikan ukuran
yang obyektif. (Hardiwardoyo,1990). Apabila hati nurani ingin membisikan
sesuatu yang benar, maka norma akan membantu mencari kebaikan moral.
3. Akhlak
1. Pengertian
Kelima, sejalan dengan ciri yang keempat, perbuatan akhlak (khususnya akhlak
yang baik) adalah perbuatan yang dilakukan karena ikhlas semata-mata karena
Allah, bukan karena ingin dipuji orang atau karena ingin mendapatkan sesuatu
pujian. Seseorang yang melakukan perbuatan bukan atas dasar karena Allah
tidak dapat dikatakan perbuatan akhlak.
Jadi akhlak adalah sumber dari segala perbuatan yang sewajarnya, artinya
sesuatu perbuatan atau sesuatu tindak tanduk manusia yang tidak dibuat-buat,
dan perbuatan yang dapat dilihat ialah gambaran dari sifat-sifatnya yang
tertanam dalam jiwa, jahat atau baiknya.
Akhlak yang baik akan mengangkat manusia ke derajat yang tinggi dan
mulia. Akhlak yang buruk akan membinasakan seseorang insan dan juga akan
membinasakan ummat manusia. Manusia yang mempunyai akhlak yang buruk
senang melakukan sesuatu yang merugikan orang lain. Senang melakukan
kekacauan, senang melakukan perbuatan yang tercela, yang akan
membinasakan diri dan masyarakat seluruhnya. Nabi S.A.W.bersabda yang
bermaksud: "Orang Mukmin yang paling sempurna imannya, ialah yang paling
baik akhlaknya."(H.R.Ahmad)
Nabi S.A.W bersabda yang maksudnya:"Sesungguhnya aku diutus adalah
untuk menyempurnakan budipekerti yang mulia."(H.R.Ahmad)
nuraninya telah tertutup oleh dan akal pikiran mereka sudah dikotori oleh sikap
dan tingkah laku yang tidak terpuji tentu tidak bisa dijadikan sebagai ukuran.
Hanya kebiasaan masyarakat yang baiklah yang dapat dijadikan sebagai ukuran.
Al-Qur'an dan al-Hadits sebagai pedoman hidup umat Islam yang
menjelaskan baik buruknya suatu perbuatan manusia. Sekaligus menjadi pola
hidup dalam menetapkan mana yang baik dan mana yang buruk. Al-Qur'an
sebagai dasar akhlak menerangkan tentang Rasulullah SAW sebagai suri
tauladan (uswatun khasanah) bagi seluruh umat manusia.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sumber akhlak atau tolak
ukur akhlak baik dan buruk adalah al- Qur'an dan Sunnah. Untuk menentukan
ukuran baik-buruknya atau mulia tercela haruslah dikembalikan kepada
penilaian syara. Semua keputusan syara tidak dapat dipengaruhi oleh apapun
dan tidak akan bertentangan dengan hati nurani manusia karena keduanya
berasal dari sumber yang sama yaitu Allah SWT.
4. Jenis-jenis akhlak
Akhlak terbagi menjadi dua, yaitu :
1) Akhlak Mahmudah (Akhlak Terpuji)
Yaitu perbuatan baik terhadap Allah, sesama manusia dan makhluk
lainnya, seperti pemaaf, penyantun, dermawan, sabar, rohmah(kasih
sayang), lemah lembut dan lainnya.
a) Akhlak terhadap Allah SWT
- Al-Hubb yaitu mencintai Allah melebihi cinta kepada apapun
dan siapapun
- Al-Raja yaitu mengharapkan karunia dan berusaha memperoleh
keridhaan Allah
- Al-Syukr yaitu mensyukuri nikmat dan karunia Allah
- Al-Qanaah yaitu menerima dengan ikhlas semua ada dan qadar
Allah setela erikhtiar dengan maksimal
- At-Taubat yaitu bertaubat hanya kepada Allah
- Tawakkal yaitu berserah diri kepada Alllah
Artinya :
Untukmu agamamu, dan untukku agamaku (Q.S.
Alkafirun/109: 6)
Ayat tersebut menjelaskan bahwa masing-masing pihak bebas
melaksanakan ajaran agama yang diyakini.
4. Taawun
Taawun berarti tolong menolong, gotong royong, bantu
membantu dengan sesama manusia.
2) Akhlak Madzmumah (Akhlak Tercela)
Yaitu perbuatan buruk tetrhapa Allah, sesama manusia, dan makhluk
lainnya, seperti: pendendam, kikir, keras, hati, pemarah dan lainnya.
a) Akhlak Buruk terhadap Allah
- Takabbur (Al-Kibru) yaitu sikap yang menyombongkan diri,
sehingga tidak mau mengakui kekuasaan Allah di alam ini,
termasuk mengingkari nikmat Allah yang ada padanya
- Musyrik (Al-Syirk) yaitu sikap yang mempersekutukan Allah
dengan makhluk-Nya, dengn cara menganggapnya bahwa ada
suatu makhluk yang menyamai kekuasaan-Nya
- Murtad (Al-Riddah) yaitu sikap yang meninggalkan atau keluar
dari agama Islam untuk menjadi kafir
- Munnafiq (Al-Nifaaq) yaitu sikap yang menampilkan dirinya
bertentangan dengan kemauan hatinya dalam kehidupan beragama
- Riya (Ar-Riyaa) yaitu sikap yang selalu menunjuk-nunjukkan
perbuatan baik yang dilakukannya. Maka ia berbuat bukan karena
Allah melainkan hanya ingin dipuji oleh sesama manusia
b)
-
c)
-
d)
-
10
11
BAB III
PENUTUP
Etika menurut filasafat dapat disebut sebagai ilmu yang menyelidiki mana
yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan
manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran.
Moral adalah penetuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan.
Istilah moral biasanya dipergunakan untuk menentukan batas-batas suatu
perbuatan, kelakuan, sifat dan perangkai dinyatakan benar, salah, baik,
buruk,layak atau tidak layak,patut maupun tidak patut.
Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena
akhlak mencakup segala pengertian tingkah laku, tabi'at, perangai, karakter
manusia yang baik maupun yang buruk dalam hubungannya dengan Khaliq
atau dengan sesama makhluk.
Ketiga hal tersebut (etika, moral dan akhlak) merupakan hal yang paling
penting dalam pembentukan akhlakul karimah seorang manusia. Dan manusia
yang paling baik budi pekertinya adalah Rasulullah S.A.W.
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Fakhry, Majid, Etika Dalam Islam. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996
2. Sinaga, Hasanudin dan Zaharuddin, Pengatar Studi Akhlak, Jakarta : PT Raja
Grafmdo Persada, 2004
3. Darsono, T. Ibrahim. Membangun Akidah dan Akhlak, Solo : PT. Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri, 2008
Sumber Website :
1. http://grms.multiply.c om/journal/item/26
2. www.shiar-islam.com
3. http://mubarok-institute.blogspot.com
4. http://etikamuslim.googlepages.com/
5. http://fadhildarmawi.blogspot.co.id/2014/06/tolak-ukur-baik-dan-burukmenurut-.html?m=1
6. http://agusnotes.blogspot.co.id/2010/01/paradigma-akhlak-islam.html?m=1
13