PERILAKU ORGANISASI
KELOMPOK 2
1. Ni Wayan Yulia Krusita
2. Ni Made Diah Permata Sari
3. Ni Luh Putu Ria Adnyani
(1506205073)
(1506205120)
(1506205139)
MOTIVASI
A. PENGERTIAN DAN PENTINGNYA MOTIASI
1. PENGERTIAN MOTIVASI
a. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Nyoman Sudita (1997) yang
dimaksud motivasi adalah faktor-faktor yang ada dalam diri seseorang
2) Kebutuhan akan kekuasaan atau Need for Power (nPow), adalah keinginan
untuk mengawasi atau mengendalikan orang lain, mempengaruhi perilaku
mereka, atau bertanggung jawab atas orang lain
3) Kebutuhan akan afiliasi atau Need for Affiliation (nAff) yaitu keinginan
untuk membangun dan memelihara hubungan yang bersahabat dan hangat
dengan orang lain
c. Teori Penetapan Tujuan
Edwin Locke sektar tahun 1960-an mengatakan bahwa maksud-maksud untuk
bekerja ke arah suatu tujuan merupakan sumber utama dan motivasi kerja yang
kemudian dikenal sebagai teori penetapan tujuan.
Teori ini menguraikan hubungan antara tujuan dengan prestasi kerja.
Konsepnya adalah bahwa karyawan yang memahami tujuan organisasi dapat
berpengaruh terhadap perilaku kerjanya.
Dengan menetapkan tujuan yang lebih menantang atau sulit tapi terukur
hasilnya akan dapat meningkatkan prestasi. Asumsinya adalah para karyawan
berkomitmen terhadap tujuan, percaya diri atau mempunyai keefektivan diri dan
kinerja (prestasi) dianggap penting.
Teori ini menuntun para manajer pada perspektif di mana dengan menetapkan
tujuan-tujuan yang lebih rinci, lebih sulit dan menantang dan bila itu bisa diterima
oleh anggota organisasi, akan dapat menghantarkan organisasinya mencapai
kinerja yang lebih tinggi.
c. Teori Penguatan
Bahwa perilaku adalah fungsi dari konsekuensi yang mengarah kepada
konsekuensi yang positif dan menghindari konsekuensi yang tidak
menyenangkan. Ada tiga jenis penguatan yang dapat dipergunakan manajer
untuk memodifikasi motivasi anak buah yaitu sebagai berikut.
Penguatan positif: memberikan penghargaan plus kenaikan imbalan atas prestasi
bagus karyawan.
1) Penguatan negatif/penghindaran, yaitu mencegah, menghilangkan akibat
yang tidak menyenangkan. Karyawan bekerja keras karena menghindari. hal-hal
yang bisa membuatnya tidak menyenangkan.
2) Hukuman, menghindari pengulangan perilaku yang tidak diinginkan.
Misalnya terhadap karyawan yang datang terlambat diberi peringatan "agar tidak
mengulangi lagi".
B.F. Skinner dalam Robbins dan Coulter (2004) menjelaskan teori penguatan
tersebut sebagai berikut: bahwa orang kemungkinan besar berperilaku seperti yang
dikehendaki apabila ia mendapat imbalan untuk berbuat hal itu. Imbalan-imbalan
yang paling efektif apabila imbalan-imbalan itu segera mengikuti tanggapan yang
diinginkan. Dan perilaku yang tidak diberi imbalan, atau yang kena hukuman,
berkurang kemungkinannya untuk diulangi. Manfaat yang dapat diambil dari teori
ini adalah para manajer dapat mempengaruhi perilaku anggota organisasi yang
dipimpinnya dengan mernperkuat tindakan-tindakan yang mereka (para anggota)
anggap menguntungkan.
e. Teori Keadilan/Kesetaraan
Teori ini dikembangkan oleh J. Stacey Adam. Bahwa setiap individu menurut teori
ini akan membandingkan masukan dan keluaran pekerjaan mereka dengan
masukan/keluaran orang lain, dan ia akan berespon untuk menghilangkan setiap
ketidakadilan yang dirasakan.
0/IA < 0/43
: penilainnya adalah tidak adil, karena ganjaran yang diperoleh
kurang (lebih kecil).
0/IA= 0/4
: penilainnya adalah adil
0/1A > 0/18
: penilaiannya tidak adil karena ganjaran yang diterima lebih
besar.
Di mana 0/IA adalah karyawan itu sendiri 0/18 adalah orang lain sebagai
pembanding. Pembanding itu dapat berupa individu-individu, sistem-sistem yang
dijadikan rujukan dalam menilai keadilan.
Teori inimengatakan lebih jauh bahwa para karyawan dapat: (1) mengubah baik
masukan atau keluaran mereka sendiri atau orang lain; (2) berperilaku sedemikian
rupa guna mendorong orang-orang lain untuk mengubah masukan atau keluaran
mereka; (3) berperilaku sedemikian rupa guna mengubah masukan atau keluaran
mereka sendiri; (4) memilih pembanding yang lain, dan atau (5) meninggalkan
pekerjaannya.
f. Teori Harapan (Ekspektasi)
Teori ini dicetuskan oleh Victor Vroom yang menggambarkan bahwa kuatnya
kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu tindakan tertentu bergantung pada
kekuatan yang berupa harapan, bahwa hasil tindakannya tersebut akan dukuti oleh
suatu suatu output tertentu dan daya tarik output tersebut. Suatu pertanyaan mendasar
yang ingin dijawab oleh teori ini adalah : apa yang menentukan kemauan seseorang
untuk mencurahkan tenaga. dan pikiran dalam menjalankan tugas dan organisasi?
Lebih jauh teori ini berdalih bahwa motivasi ditentukan oleh pemahaman
seseorang individu terhadap hubungan antara usaha dengan kinerja, dan oleh
keinginan atau dambaan tehadap hasil (outcomes) yang dikaitkan dengan berbagai
tingkat kinerja. Boleh dikatakan teori ini melandaskan diri pada suatu logika bahwa:
"Orang akan melakukan apa yang mampu dilakukan apabila ia mau untuk
melakukan......
Dalarn tataran praktis teori ini mengatakan bahwa seorang karyawan termotivasi
untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi bila ia yakin bahwa upayanya tersebut
tersebut akan menghantar ke suatu penilaian kinerja yang baik, suatu penilaian
kinerja yang baik akan mendorong ganjaran (bonus, gaji, promosi) dari organisasi.
M=E+I+V
Teori harapan membantu menjelaskan mengapa banyak sekali pekerja tidak
termotivasi pada pekerjaan mereka dan melakukan sesuatu yang minimal, sematamata untuk menyelamatkan diri. Jadi pemimpin dituntut untuk proaktif.
DAFTAR PUSTAKA
Ardana (dkk). 2009. Perilaku Keorganisasian. Graha Ilmu: Yogyakarta