Anda di halaman 1dari 10

PENYEBAB GINGIVITIS PADA IBU HAMIL

Gabriella Gita Ananda Sitinjak


Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara
Jalan Alumni No.2 Kampus USU Medan 20155
ABSTRACT
Gingivitis is a situation where the gingiva is inflamed. The main cause of gingivitis is the
plaque accumulation. It is could come from any causes such as bacterial, hormonal, bad oral
hygiene, dental caries, and others. Gingivitis usually happened in pregnant woman as a result of
increasing level of estrogen and progesterone hormone. It is getting worse when there is an
interaction between bacteria and hormone. Since the level of estrogen and progesterone increase,
it changes other physiological condition. Pregnancy induces increase synthesis of prostaglandins,
increasing sensitivity to inflammation. Gingivitis on pregnant woman may happen because they
usually neglect their oral hygiene during the pregnancy. This paper would tell several causes that
caused gingiva inflamed, so we can do some prevention to prohibited gingivitis, especially on
pregnant woman. Although the hormonal changes during pregnancy take an important role that
caused gingivitis, it doesnt mean that pregnancy induce the gingivitis. Even the hormonal
change can increase the sensitivity to gingiva inflamed, the main cause is still the plaque
accumulation. It is usually come from bad oral hygiene. So, we should taking care our oral
hygiene by tooth brushing, flossing, non-alcoholic mouth rinsing, plaque-cleaning, etc.
Keywords: gingivitis, plaque accumulation, pregnant woman

PENDAHULUAN
Kehamilan

merupakan

salah

satu

momen

yang

paling

membanggakan

dan

membahagiakan bagi wanita yang sudah menikah pada umumnya. Namun sayangnya, saat
kehamilan biasanya dapat terjadi berbagai keluhan karena kurangnya pengetahun pada masa
kehamilan, seperti terjadinya penyakit mulut. Pada ibu hamil, gingivitis rentan terjadi yang
biasanya dimulai dari usia kandungan 2 bulan hingga mencapai puncaknya pada usia 8 bulan
1

yang kemudian akan menurun pada bulan ke 9.1 Hal ini dapat timbul karena adanya perubahan
keseimbangan hormononal selama kehamilan, yaitu meningkatnya sekresi hormon estrogen dan
progesteron.2,3 Selama kehamilan, acap kali terjadi perubahan tingkah laku seseorang seperti
mengabaikan kebersihan mulut dan gigi.3 Ibu hamil pada umumnya sibuk dengan mengurusi
kehamilannya saja, dan kurang memperhatikan bagian tubuh lain yang dianggap tidak
berpengaruh pada kehamilan. Hal lain yang membuat ibu hamil jarang membersihkan gigi
adalah karena mereka sering mual dan muntah sehingga takut untuk menggosok giginya.
Kurangnya perhatian terhadap kebersihan gigi dapat menyebabkan akumulasi plak yang dapat
menyebabkan gingivitis.1 Meskipun seorang ibu hamil memiliki gingiva yang sehat, namun bila
tidak dilakukan pembersihan rongga mulut selama 2-3 minggu, maka akan segera terjadi
gingivitis.4 Perubahan hormonal pada ibu hamil mengakibatkan peningkatan aliran darah ke
seluruh tubuh termasuk gusi, sehingga mudah terjadi peradangan pada gusi terutama ketika
meyikat gigi akan mudah berdarah.5
Gingivitis merupakan penyakit paling ringan dari penyakit periodontal lain di mana
penyakit periodontal merupakan penyakit mulut yang paling utama di seluruh dunia. Gingivitis
secara awam biasanya dikatakan sebagai radang gusi, di mana gusi membengkak dan berubah
warna. Kejadian gingivitis ini banyak terjadi di kalangan masyarakat dan rentan terjadi pada ibu
hamil. Banyak keluhan dari ibu hamil selama masa kehamilannya salah satunya peradangan gusi
atau gingivitis ini.
Pengertian
Gingivitis didefinisikan sebagai peradangan gingivia tanpa adanya kehilangan perekatan
atau adanya perlekatan yang stabil.6 Menurut kamus medis Medilexicon, gingivitis diartikan

peradangan gingiva sebagai respon terhadap bakteri plak pada gigi yang berdekatan ditandai
dengan eritema, edema, dan pembesaran fibrosa gingiva tanpa resorpsi tulang alveolar yang
mendasarinya.7 Gingivitis ditandai dengan gingiva yang berwarna merah, membengkak, mudah
berdarah4, perubahan bentuk dan konsistensi (kekenyalan), perubahan tekstur1, dan perubahan
posisi gingiva6 yang kadang disertai dengan kegoyangan gigi.5 Gingivitis adalah jenis nondestruktif dari penyakit periodontal.7 Gingivitis merupakan penyakit ringan periodontal yang jika
tidak segera diatasi akan semakin parah dan berujung pada periodontitis, yaitu kerusakan tulang
pendukung gigi.4 Istilah gingivitis pada ibu hamil itu sendiri dibuat untuk menggambarkan
keadaan klinis peradangan gingiva yang terjadi pada kebanyakan ibu hamil.1
Faktor Etiologi
Penyebab utama gingivitis adalah akumulasi plak supragingiva pada tepi gingiva. Plak
gigi adalah agregasi bakteri yang melekat pada permukaan gigi sedangkan plak supragingiva
adalah agregasi bakteri yang ditemukan pada permukaan gigi yang dapat menyebar hingga ke
permukaan celah gingiva dan berkontak dengan tepi gingiva.6
Plak
Seperti dikatakan sebelumnya, akumulasi plak adalah penyebab utama terjadinya
gingivitis. Gingivitis dan periodontitis merupakan infeksi yang menyertai penumpukan plak
bakteri dan kemudian mengalami mineralisasi kalkulus.1 Plak merupakan kumpulan
mikroorganisme yang dapat berkembang biak yang menempel erat pada permukaan gigi yang
tidak dibersihkan.4 Pembentukan plak terjadi secara teratur, pelikel yang berasal dari saliva atau
cairan gingiva akan terbentuk terlebih dahulu, pelikel itu sendiri adalah kutikel yang tipis bening
yang terdiri dari glikoprotein. Setelah kutikel terbentuk, bakteri tipe kokus menempel pada
3

permukaan kutikel yang lengket. Organisme ini akan membelah dan mebentuk koloni di mana
perlekatan mikro-organisme ini akan bertambah erat dengan adanya produksi dektran dari bakteri
sebagai hasil samping metabolisme. Bentuk awal dari plak ini lebih ke kariogenik, sedangkan
hasil akhirnya dapat merangsang terjadinya gingivitis atau penyakit periodontal lainnya.1
Bakteri
Pada masa kehamilan interaksi antara bakteri dan hormon dapat menimbulkan perubahan
komposisi plak. Konsentrasi bakteri subgingiva berubah menjadi bakteri anaerob dan jumlahnya
meningkat semasa kehamilan. Bakteri yang meningkat secara drastis ini adalah P. Intermedia.8
Beberapa hasil penelitian menunjukkan, ibu hamil yang terkena gingivitis memiliki risiko
melahirkan bayi prematur dan risiko terjadinya BBLR lebih tinggi dibandingkan ibu hamil yang
tidak mengalami gingivitis.1,8 Terdapat 4 bakteri yang berhubungan langsung antara pematangan
plak dan periodontitis: Bakteriodes foshythus, Porphyromonas gingivalis, Actinobacillus
actinomycetemcomitans,dan Treponema denticola yang ditemukan lebih banyak pada ibu hamil
yang melahirkan bayi secara prematur dibandingkan dengan ibu hamil yang melahirkan tepat
waktu.8
Hormon
Saat kehamilan terjadi perubahan-perubahan fisiologis pada tubuh yang salah satu di
antaranya adalah peningkatan jumlah hormon progesteron dan estrogen 1,2,3,8 Adanya perubahan
pada hormon-hormon ini menyebabkan terjadinya peningkatan poliferasi kapiler, dilatasi
pembuluh darah, kenaikan permiabilitas vaskuler, edema, infiltrasi leukosit degenerasi jaringan
ikat sekitar serta poliferasi dan degenerasi sel-sel epitelum 1 di mana hal ini dapat mempermudah
invasi bakteri ke dalam sulkus gingiva. 2 Peningkatan jumlah hormon estrogen dan progesteron
4

seringkali mengubah komposisi mikrobiota biofilm, biologis jaringan gingiva dan pembuluh
darah yang dapat menghasilkan respon peradangan yang berlebihan.8 Progesteron yang
meningkat selama masa kehamilan juga dapat memicu terjadinya peradangan gingiva dengan
menghambat produksi interleukin-6 (IL-6) yang berfungsi menstimulasi diferensiasi limfosit B,
limfosit T, dan mengaktifkan sel makrofag dan sel NK, di mana sel-sel ini dapat menyerang dan
memfagositosis bakteri yang masuk ke sirkulasi darah. 8 Jika produksi IL-6 ini dihambat, maka
terhambat pulalah fagositosis bakteri-bakteri yang dapat menyebabkan gingiva rentan terhadap
peradangan. Progesteron juga merangsang produksi prostaglandin (PGE2), yang merupakan
mediator yang poten dalam respon inflamasi. Peran prostaglandin itu sendiri sebagai
imunosupresan yang mengakibatkan peradangan gingiva semakin meningkat. 3,8 Namun, hal-hal
di atas tidak berarti menjadikan kehamilan menyebabkan gingivitis. 1,2 Bila rongga mulut
dipertahankan bersih, gingivitis biasanya tidak akan timbul selama masa kehamilan.
Faktor Risiko
Selain faktor penyebab tersebut, ada faktor risiko lain yang dapat menyebabkan$
terjadinya gingivitis. Faktor risiko yang menyebabkan gingivitis pada ibu hamil dapat berupa
status kebersihan gigi dan mulut, karies gigi, pemakaian kawat ortodonti, kebiasaan bernafas
lewat mulut, penyakit sistemik, obesitas, dan merokok 1,4. Bahkan ada pula penyebab lain yang
disebabkan bakteri yang normalnya ada di dalam mulut, namun bila dibiarkan terus berkembang
biak akan menyebabkan gingivitis, yaitu fusobacterium fusiformis. 1
Kebersihan gigi dan mulut
Kebersihan gigi dan mulut mempunyai peran yang penting dalam bidang kesehatan gigi
karena kebersihan mulut yang buruk dapat mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit baik

lokal maupun sistemik. Penyebab utama gingivitis yaitu plak yang menumpuk dan terbentuk
karang gigi akibat makanan yang tidak dibersihkan setelah dikonsumsi.1 Pada ibu hamil,
biasanya mengalami mual dan muntah. Pada masa kehamilan, di dalam rongga mulut terjadi
peningkatan kadar asam, jika ibu hamil mual dan muntah maka gigi dan gingiva akan terpapar
asam lambung yang akan mengakibatkan peradangan gingiva.8
Karies
Muntahan yang bercampur dengan asam lambung dapat menyebabkan karies. Jika ibu
hamil tidak membersihkan mulut dan berkumur setelah muntah, maka muntahan akan menempel
di sela-sela gigi dan lama-kelamaan akan berlubang. Karies juga sebenarnya dapat timbul akibat
konsumsi makanan yang mengandung zat asam tinggi tapi kadar fluornya rendah, karbohidrat
tinggi, gula, dan minnuman bersoda.1 Ibu hamil seperti telah dikatakan sebelumnya cenderung
tidak mempedulikan kebersihan mulutnya, atau karena faktor lain menjadi malas untuk menyikat
gigi padahal terjadi perubahan pola makan pada wanita selama kehamilan, seperti
mengkonsummsi terlalu banyak makanan yang menandung zat asam yang tinggi. Hal ini dapat
menyebabkan terjadinya karies gigi yang akan memperparah kondisi gingivitis ibu hamil. Hal ini
disebabkanan sisa-sisa makanan akan menempel ke sela-sela gigi yang berlubang sehingga sulit
dilakukan pembersihan.1 Jika keadaan mulut dan gigi tidak bersih, akan menimbulkan terjadinya
akumulasi plak yang merupakan penyebab utama dari gingivitis.
Gigi berjejal
Gigi berjejal sebagai salah satu komponen ketidakteraturan gigi memberikan efek negatif
pada estetika wajah yang menyebabkan penderita semakin mengabaikan kebersihan giginya. 6
Jika hal ini terdapat pada ibu hamil, ditambah lagi selama masa kehamilan wanita sering
6

mengabaikan kebersihan mulutnya, akumulasi plak akan semakin besar dan memberi dampak
gingivitis yang lebih parah lagi. Gigi berjejal juga merupakan salah satu faktor lokal di dalam
rongga mulut yang dapat mempercepat penimbunan plak karena susunan gigi yang tidak
beraturan sehingga mempersulit pembersihan gigi sehingga mempermudah terjadinya gingivitis.6
PEMBAHASAN
Pada masa kehamilan, wanita sangat rentan terhadap beberapa penyakit seperti penyakit
periodontal. Selama kehamilan, tubuh wanita akan mempersiapkan diri untuk proses melahirkan
dengan terjadinya perubahan-perubahan fisik maupun fisiologis. Perubahan yang terjadi dapat
mempengaruhi sistem di dalam tubuh termasuk juga fisiologis rongga mulut. 8 Perubahan
hormonal pada tubuh wanita selama masa kehamilan, seperti peningkatan jumlah hormon
estrogen dan progesteron juga dapat berdampak buruk bagi kesehatan mulut. Perubahan
hormonal ini dapat mempengaruhi respon jaringan terhadap plak sehingga memudahkan
peradangan. Tingginya kadar progesteron dan estrogen juga dapat menghambat produksi
interleukin-6 (IL-6) yang berfungsi menstimulasi diferensiasi limfosit B, limfosit T, dan
mengaktifkan sel makrofag dan sel NK, di mana sel-sel ini dapat menyerang dan memfagositosis
bakteri yang masuk ke sirkulasi darah8, sehingga bakteri yang dapat menyebabkan gingivitis
tidak dapat dilawan dan dapat terus berkembang. Hasil dari interaksi hormon dan bakteri selama
kehamilan juga dapat meningkatkan kadar bakteri P. Intermedia di mana bakteri ini akan berubah
dari bakteri subgingiva menjadi bakteri anaerob yang akan meningkatkan komposisi plak.8
Ibu hamil dengan kondisi gingivitis yang parah juga dapat terkena risiko melahirkan bayi
premature dan BBLR.1,8 Hal ini disebabkan peningkatan hormon mengakibatkan pembuluh darah
lebih permeable, sehingga bakteri plak penyebab gingivitis dapat masuk ke dalam pembuluh

darah. Bakteri-bakteri berupa toksin ini kemudian masuk ke dalam saluran genital yang
mengakibatkan terjadinya infeksi bakteri yang menimbulkan peradangan di saluran Rahim dan
masuk melalui plasenta.1 Zat yang dihasilkan bakteri, lipopolisakarida kemudian menyebar ke
dalam rongga rahim dan berinteraksi dengan membrane. Interaksi tersebut memicu produksi
prostaglandin atau secara langsung menyebabkan kontraksi otot rahim dan dilatasi serviks
sehingga bakteri yang masuk lebih banyak dan terus berlanjut proses kerusakannya. Terjadinya
hal-hal ini akan mengganggu pematangan leher rahim, pengaturan kontraksi rahim, dan
pengirimin nutrisi ke janin. Bakteri penyebab peradangan jaringan periodontal dan produkproduknya dapat merangsang pelepasan imun PGE2 dan TNF yang dibutuhkan untuk kelahiran
normal.1,8
Di masa kehamilannya, ibu hamil juga cenderung mengabaikan hal-hal lain termasuk
kebersihan gig dan mulut.3 Padahal, kebersihan gigi dan mulut sangat penting untuk menghindari
akumulasi plak yang berlebihan sehingga menyebabkan terjadinya gingivitis. Selain itu,
kebersihan mulut yang buruk juga dapat menyebabkan dampak lain seperti karies. Hal ini
disebabkan berubahnya pola makan ibu hamil, seperti lebih suka mengonsumsi makanan asam,
atau bisa juga karena tidak berkumur dengan bersih sehabis muntah sehingga sisa-sisa makanan
menempel di sela-sela gigi.1 Terjadinya karies akan membentuk lubang-lubang pada permukaan
gigi yang mana akan semakin sulit dijangkau untuk dibersihkan. Sisa-sisa makanan tersebut
kemudian akan menjadi plak yang kemudian akan memperparah gingivitis. Terkhusus untuk ibu
hamil yang memiliki gigi berjejal, pembersihan gigi harus lebih intensif lagi, karena bentuk gigi
yang tidak rata menyebabkan plak lebih sulit untuk dibersihkan.
Perlu diingat, kehamilan tidak menyebabkan gingivitis. Memang ada beberapa faktor
yang disebabkan oleh kehamilan yang menjadi pemicu terjadinya gingivitis seperti perubahan

hormon, namun penyebab utama gingivitis adalah akumulasi plak yang terdapat pada permukaan
gigi. Meskipun penyebab-penyebab hormonal tidak bisa dihindarkan, penyebab penumpukan
plak dapat diminimalisir dengan kebersihan mulut yang baik dengan cara mengontrol plak
dengan sikat gigi dan flossing rutin, membersihkan karang gigi di dokter gigi, menggunakan obat
kumur non-alkohol, dan perawatan gigi dan gusi yang bermasalah5.

DAFTAR PUSTAKA
1. Hartati, Rusmini, Waluyo BT. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan
Kejadian Gingivitis Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Talang Tegal. Jurnal
Ilmiah Kesehatan Keperawatan 2011; 7(3): 170-89.
2. Alamsyah Y. Efektivitas Penyikatan Gigi Secara Manual dan Elektrik Pada Gingivitis
Ringan Wanita Hamil Trisemester I. Jurnal B-Dent 2014; 1(1): 11-7.
3. Chai WL. Update in Dental Care for Pregnant Mothers part Three: Oral Manifestations
amd Treatment. Malaysian Dent J 2003; 24(2): 137-40.
4. Pintauli S, Hamada T. Menuju Gigi dan Mulut Sehat Pencegahan dan Pemeliharan.
Revisi. Medan: USU Press, 2015: 29-31.
5. Nirmala
MR.
Tips
Mengatasi

Gusi

Berdarah

Saat

Hamil.

http://www.formulacare.com/tips-mengatasi-gusi-berdarah-saat-kehhamilan/. 12 Oktober
2015.
6. Maulani C, Nurul D, Lelyati S. The Relationship Between Mandibular Anterior
Crowding Severity And Gingivitis Risk (Based on Age, Gender and Oral Hygiene).
Dalam: Bachtiar B, Wimardhani YS, eds. 15th Scientific Meeting & Refresher Course in
Dentistry, Jakarta, 2009: 92-9.
7. Wiwit. Penyakit Gingivitis

atau

Radang

Gusi.

17

September

2013.

http://www.witifadental.com/penyakit-gingivitis-atau-radang-gusi/. 12 Oktober 2015.


8. Soulissa AG. Hubungan Kehamilan dan Penyakit Periodontal (Relationship between
Pregnancy and Periodontal Disease). Jurnal PDGI 2014; 63(3): 71-7.

10

Anda mungkin juga menyukai