Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami tahap-tahap preparasi pada
restorasi rigid dengan menggunakan bahan bahan, meliputi: logam, porcelain,
resin komposit, dan porcelain fused to metal.
1.4 Mapping
Karies
Restorasi plastis
Inlay
Onlay
Restorasi rigid
Veneer
Full crown
Mahkota
pasak
Pemilihan
bahan
Kelebihan
dan
Kekurangan
Teknik
preparasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dan erosi. Bahan restorasi merupakan salah satu bahan yang banyak dipakai
dibidang kedokteran gigi. Bahan restorasi berfungsi untuk memperbaiki dan
merestorasi gigi yang rusak atau mengganti gigi yang hilang, sehingga dapat
mengembalikan fungsi kunyah, fungsi bicara, dan fungsi estetika gigi
tersebut. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
kedokteran gigi telah menemukan teknik dan bahan untuk merestorasi
berbagai kelainan atau kerusakan gigi khususnya yang berkaitan dengan
estetika (T.R. Pitt Ford, 1993 : 61).
Restorasi
di laboratorium
tuang, porselen,
a. Logam tuang
Logam tradisional bagi inlay adalah emas. Emas murni (24
karat, 100 persen atau 1000 fine) jarang sekali digunakan karena
merupakan bahan yang sangat lunak. Logam lain lalu ditambahkan
kedalamnya untuk meningkatkan sifat fisiiknya dan karena itu bahan
yang digunakan dalam inlay emas tradisional adalah suatu aloi
emas. Aloi tersebut ada yang terdiri dari 60 persen emas atau lebih dan
ada pula yang hanya mengandung 20 persen emas. Aloi-aloi lain sama
sekali tidak mengandung emas tetapi hanya mengandung kombinasikombinasi logam-logam lain, sehingga sering disebut sebagai logam
cor.
b. Porselen
Inlay dan vinir porselen dibuat dengan salah satu dari dua
teknik yang sangat berbeda. Pada teknik pertama,cetakan gigi dicor
dalam bahan refraktori yang dapat dipanaskan sampai suhu tinggi
sekali tanpa mengalami kerusaka. Bubuk porselen dicampur dengan
cairan sampai menjadi pasta dan dimasukkan ke dalam kavitas inlay
atau ke dalam permikaan labial model refraktori ini, kemudian dibakar
dalam tungku pembakaran sampai partikel-partikel porselennya
menyatu. Proses diulang beberapa kali hingga restorasi menjadi
berbentuk dan berwarna seperti yang diinginkan. Model refraktori
kemudian dibuka,biasanya dengan sand blasting atau glass bead
blasting.
Teknik kedua adalah mengecor suatu batangan kaca yang
layak cor ke dalam mould dengan lost wax technique. Restorasi kaca
ini kemudian dimasukkan ke dalam tungku pembakaran keramik yang
akan mengubah bahan menjadi keramik yang kemudian diwarnai dan
dibakar untuk mengubah penampilannya. Kedua teknik menghasilkan
restorasi keramik (biasanya disebut porselen walaupun sebetulnya
tidak akurat), tetapi bahan-bahan ini agak berbeda sifatnya.
6
tambalan biasa.
Indikasi inlay:
1. Baik untuk kavitas yang kecil/ karies proksimal lebar
2. Bila diperlukan untuk restorasi klamer dari suatu gigi tiruan
(pegangan), misalnya: inlay bukal atau disto/mesial inlay yang perlu
untuk dibuatkan Rest Seat, untuk gigi tiruan.
9
3. Kavitas dengan bentuk preparasi > 1,5 jarak central fossa ke puncak
cusp
4. Mengembalikan estetik pada restorasi gigi posterior yang mengalami
kerusakan akibat adanya karies sekunder
5. Kerusakan sudah meliputi setengah atau lebih permukaan gigi yang
digunakan untuk menggigit (pada gigi belakang)
6. Untuk menggantikan tambalan lama, terutama bila jaringan gigi yang
tersisa sedikit (pada gigi belakang).
Kontraindikasi inlay:
1. Frekuensi karies tinggi
2. OH pasien jelek
3. Permukaan oklusal yang berat
Restorasi keramik dapat patah pada saat kurangnya bagian yang besar
untuk mencukupi tekanan oklusal yang erlebihan. Seperti pasien yang
memilki bruxism atau kebiasaan clenching. Meihat permukaan oklusal
dapat menjadi indikasi apakah gigi pasien bruxism/clenching.
4. Ketidakmampuan untuk memeliharanya
Meskipun beberapa penelitin memberitahukan bahwa dental adhesive
dapat
menetralkan
memerlukan
berbagai
real-perfect
kontraindikasi,
moisture
adhesive
control.yang
teknik
menjamin
keberhasilan kliniknya.
5. Preparasi subgingival yang tajam
Walupun ini tidak menjadi kontraindikasi yang absolute preparasi
dengan kedalaman tepi gingival harus dihindari. Tepi akan sulit dan
mempengaruhi cetakan dan akan sulit untuk di selesaikan.
Dibawah ini diuraikan secara lebih lengkap mengenai indikasi yang paling
sering bagi setiap restorasi:
a. Inlay Logam Tuang Direct
Teknik inlay logam tuang secara direct hanya dapat diterapkan pada
kavitas yang sangat kecil. Dengan demikian, sifat kuatnya suatu logam
tuang tidak termanfaatkan dengan maksimal. Hanya sedikit inlay logam
10
tuang direct yang dibuat dan ini pun biasanya diindikasikan bersama-sama
dengan beberapa restorasi lain.
b.Inlay Logam Tuang Indirect
Teknik indirect memungkinkan dibuatnya variasi desain preparasi
yang lebih banyak. Tipe yang paling sering dipakai adalah inlay yang juga
melindungi tonjol gigi dengan jalan menutup permukaan oklusal, yang biasa
disebut onlay. Indikasi kedua yang paling sering untuk inlay indirect adalah
sebagai bagian dari suatu jembatan atau piranti lain yang menggantikan gigi
hilang.
c. Inlay Porselen
Inlay atau onlay porselen memiliki keuntungan dalam hal
penampilannya yang lebih alamiah dibandingkan dengan inlay logam tuang
dan lebih tahan abrasi daripada komposit. Oleh karena itu, porselen cocok
untuk permukaan oklusal gigi posterior yang restorasinya luas dan
penampilannya diperlukan. Selain itu, porselen dapat juga dipakai di
permukaan bukal yang terlihat baik di gigi anterior maupun posterior.
Porselen tidak sekuat logam tuang tetapi jika sudah berikatan dengan
permukaan email melalui sistem etsa asam tampaknya akan menguatkan
gigi dengan cara yang sama seperti pada restorasi berlapis komposit atau
semen ionomer-resin komposit.
Macam-Macam Inlay
1. Bahan Inlay Logam antara lain:
a. Emas
b. Duro silver
c. Accolite
d. Caves
Indikasi Inlay Logam:
11
1) Untuk karies yang besar dan dalam, terutama yang meluas sampai
aproksimal.
2) Sebagai penyangga dari bridge.
3) Gigi yang mengalami abrasi yang luas atau karies yang lebar
meskipun dangkal.
4) Pada kasus dimana diperlukan:
a)
b)
c)
12
Keuntungan:
a) Warna dapat disesuaikan dengan warna gigi.
b) Permukaan licin seperti kaca.
c) Daya kondensasinya rendah dan toleransi jaringan lunak baik.
Kerugian:
a) Ketahanan terhadap benturan rendah.
b) Kurang dapat beradaptasi dengan dinding kavitas.
c) Dalam proses pembuatannya membutuhkan tungku khusus.
2. Onlay
Onlay merupakan rekonstruksi gigi yang lebih luas meliputi satu
atau lebih tonjol gigi/ cusp. Apabila morfologi oklusal telah mengalami
perubahan karena restorasi sebelumnya, karies, atau penggunaan fisik,
maka inlay dengan dua permukaan tidak akan adekuat lagi. Hal ini
memerlukan suatu restorasi yang meliputi seluruh daerah oklusal. Dan
dalam keadaan ini, onlay MOD merupakan jenis restorasi yang tepat.
( Baum, Lloyd dkk. 1997 : 544)
Indikasi :
1. Pengganti restorasi amalgam yang rusak.
13
lingual.
Restorasi karies interproksimal gigi posterior.
Restorasi gigi posterior yang menerima tekanan oklusal yang kuat.
Abrasi gigi posterior yang luas
Kerusakan gigi posterior yang besar tetapi email dan dentin bagian
Kontraindikasi:
14
1.
2.
3.
4.
5.
Kelebihan onlay:
1. Menutupi sebagian
seluruh
permukaan
oklusal
sehingga
dengan
gigi-gigi
sebelahnya
serta
gigi-gigi
antagonisnya.
4. Mahkota Penuh
Full crown adalah suatu restorasi yang terbuat dari logam campur
yang dituang dan dipasang menyelubungi seluruh permukaan gigi bagian
mahkota.
18
BAB III
PEMBAHASAN
3.1.
3.1.1.
Inlay/Onlay Logam
Inlay Logam Direk
Karakteristik utama preparasi ini adalah tidak boleh adanya undercut.
Secara teoritis sudut antara dinding-dinding kavitas harus antara 7-10 derajat.
Dinding-dinding kavitas harus dihaluskan dengan finishing bur fissure tappered
dengan kecepatan rendah maupun tinggi dan membentuk sudut internal yang
tajam. Aloi yang digunakan hendaknya aloi yang duktil dan tepi kavitas dibevel
sehingga inlay dapat diburnis untuk meningkatkan adaptasi tepinya. Bevel dapat
dibuat dengan bur karbida tungsten kecepatan tinggi atau dengan memakai
finishing bur karbida tungsten atau baja dengan stone hijau kecepatan tinggi atau
kecepatan rendah (Kidd, 2000).
Pada sebagian besar kasus dipakai malam inlay tetapi adakalanya lebih
praktis memakai resin akrilik yang khusus dibuat untuk tujuan ini sehingga jika
dipanaskan dalam investment bahan ini akan menguap semua tanpa meninggalkan
residu. Untuk membuat pola malam direk, permukaan preparasi mula-mula
dilumas dulu dengan laposan tipis parafin cair atau larutan sabun. Sebatang
malam inlay dilunakkan dan dibentuk mengerucut dengan jalan memanaskan
ujung malam secara hati-hati diatas api spirtus. Ujung malam yang sudah melunak
dibentuk dengan jari. Kerucut malam yang lunak tersebut kemudian ditekankan
kekavitas dan tetap ditekan sampai malamnya mendingin. Jika sudah mengerah,
malam diukit dengan instrumen panas atau tajam sambil hati-hati dalam
membentuk bevel sudut tepi kavitas dan kontur. Permukaan malam dihaluskan
dengan cotton pellet yang sudah dibasahu terlebih dahulu dan dipanaskan (Kidd,
2000).
19
20
Inlay sementara dibuka dan kavitas dibersihan serta diperiksa dari sisa-sisa
tambalan sementara. Untuk sebagian besar inlay kecil dianjurkan memakai
isolator karet agar bila terjatuh tidak ada resiko tertelan (Kidd, 2000).
Sebelum dicobakan kedalam kavitas, permukaan dalam inlay harus
diperiksa dengan teliti memakai alat pembesar. Kemudian inlay dicobakan
kedalam kavitas. Jika restorasinya telah pas, tepi inlay diburnis dengan burnisher
tangan dengan gerakan dari inlay ke gigi. Suatu daerah tepi yang tampak terlalu
tebal dapat dikurangi dengan finishing bur baja bulat dan kecil atau dengan stone
putih low speed. Jika telah ditipiskan, logam dapat diburnis kembali (Kidd, 2000).
Tepi inlay dipoles dengan poin karet pumis dan caret. Kemudian inlay
diangkat dan sprue dipotong dengan disk karborondum dan sisa permukaan
dipoles dengan roda karet abrasif. Lalu inlay disemenkan dengan semen ionomer
kaca atau dengan semen zinc fosfat. semen dicampur dengan rasio sesuai petunjuk
pabrik dan diulaskan pada permukaan dalam inlay, dimasukkan kekavitas, ditekan
sampai posisinya baik dengan burnisher. Jika semen telah mengeras, gunakan
eskavator atau sonde untuk menghilangkan kelebihan semen. Restorasi kemudian
dipoleh akhir dengan poin karet pumis dan tepinya divernish (Kidd, 2000).
3.1.2. Inlay Logam Indirek
Teknik preparasi inlay logam indirek sama dengan inlay logam direk, yang
membedakan keduanya adalah pada proses pencetakan. Pencetakan pada inlay
logam indirek menggunakan bahan cetak elastomer. Cetakan dari rahang
antagonis dibuat dengan alginat. Syarat penting dari cetakan adalah semua
permukaan oklusal gigi tercetak tanpa gelembung udara sehingga model atas dan
bawah bisa diartikulasikan dengan benar (Kidd, 2000).
Rekaman hubungan antaroklusal dibutuhkan jika cukup banyak gigi yang
beroklusi. Tapi jika oklusi diragukan, bisa dibuat rekaman antaroklusal yang baik
pada posisi intercuspal, dengan menggunakan malam yang dilunakkan dengan
pemanasan dan digigitkan. Bahan cetak elastomer bersifat hidrofobik oleh karena
itu permukaan gigi yang dipreparasi harus kering. Gigi diisolasi dengan kapas
21
serta bisa menggunakan saliva ejector. Rincian permukaan oklusal dari seluruh
cetakan harus diperiksa karena lubang kosong akibat gelembung udara nantinya
akan terisi gips dan menghalangi oklusi model (Kidd, 2000).
3.2.
tidak kompleks apabila dibandingkan dengan amalgam, namun dalam hal isolasi
gigi, penempatan etsa, primer dan bahan adhesif pada struktur gigi, insersi,
finishing dan polishing dari resin komposit lebih sulit dari restorasi amalgam. Dan
waktu yang dibutuhkan untuk penambalan lebih lama dan operator harus lebih
berhati-hati (Baum, et al., 1995). Kemampuan dan pengetahuan dari penggunaan
material
dan
keterbatasannya
sangat
dibutuhkan
oleh
operator
dalam
tidak melakukan preparasi pada gigi sama sekali, maka diperlukan pembersihan
area operasi dengan menggunakan slurry pumice untuk menghilangkan plak,
pelikel, dan pewarnaan superfisial. Tahapan-tahapan tersebut akan menciptakan
area yang baik untuk dilakukan bonding.
b.
Shade selection
Perhatian khusus harus kita berikan saat kita mencocokkan warna gigi
dengan komposit material. Umunya gigi berwarna putih dengan berbagai derajat
variasi dari abu-abu,kuning, atau orange. Juga berbeda-beda sesuai translusensi,
ketebalan, serta distribusi dari enamel dan dentin dan juga usia pasien. Faktor lain
juga mempengaruhi seperti fluorosis, efek tetrasiklin,dan perawatan endodontik.
Pencahayaan yang baik sangat dibutuhkan ketika melakukan pemilihan warna.
Pencahayaan alami lebih diutamakan disini. Ketika memilih warna yang tepat,
shade guide diletakkan dekat dengan gigi untuk menentukan warnanya secara
umum. Kemudian seseorang yang lain mencocokkan dengan label shade guide
22
yang spesifik disamping area yang direstorasi. Area servikal biasanya lebih gelap
daripada area incisal. Pemilihan warna sebaiknya dilakukan secepat mungkin.
c. Isolasi dengan Cotton Roll
Isolasi daerah kerja merupakan suatu keharusan. Gigi yang dibasahi saliva,
lidah yang mengganggu penglihatan, dan gingiva yang berdarah adalah sedikit
dari masalah-masalah yang harus diatasi sebelum prosedur kerja yang teliti dan
tepat dapat dilakukan. Beberapa metode dapat dilakukan untuk mengisolasi
daerah kerja, seperti penggunaan rubber dam dan cotton roll (Baum dkk, 1995).
Isolasi daerah kerja dengan menggunakan cotton roll efektif dalam menghasilkan
isolasi jangka pendek, seperti dalam prosedur polishing, penempatan sealant, dan
aplilan topikal fluoride (Chandra & Chandra, 2008).
Tipe-Tipe Preparasi Restorasi Resin Komposit:
a. Beveled Conventional Tooth Preparation
Preparasi gigi dengan menggunakan bevel mirip dengan preparasi gigi
bentuk konvensional dengan bentuk outline seperti box, tetapi pada margin
enamel dibentuk bevel pada margin enamel. Preparasi ini dapat dibentuk dan
disempurnakan dengan menggunakan diamond atau stone bur. Keuntungan dari
bevel pada margin enamel untuk restorasi resin komposit adalah perlekatan resin
pada enamel rods menjadi lebih baik. Selain itu, keuntungan lain adalah ikatan
antara resin dengan email menjadi lebih kuat yang berarti meningkatkan retensi,
mengurangi marginal leakage, dan mengurangi diskolorisasi pada bagian
marginal. Bevel pada bagian cavosurface dapat membuat restorasi tampak lebih
menyatu dengan struktur gigi sehingga tampak lebih estetik.
Walaupun memiliki beberapa keuntungan, ternyata bevel ini biasanya
tidak ditempatkan pada permukaan oklusal gig posterior atau permukaan lain yang
berkontak tinggi karena pada preparasi konvensional sudah didesain sedemikian
rupa dimana perlekatannya memanfaatkan enamel rods pada permukaan oklusal.
Bevel juga tidak ditempatkan pada bagian proksimal jika penggunaan bevel ini
akan memperluas cavosurface margin. Preparasi bevel conventional jarang
digunakan untuk restorasi resin komposit pada gigi posterior.
23
sebelumnya tidak hanya dibatasi pada preparasi permukaan akar saja, namun bisa
juga menjadi desain untuk kelas 3, 4 dan 5.
Indikasi utama untuk preparasi konvensional menggunakan restorasi
komposit adalah (1) preparasi terletak pada permukaan akar, (2) restorasi kelas 1
dan 2 sedang sampai besar. Pada area akar desain preparasi kelas 1 ini akan
memberikan bentuk preparasi yang baik karena ada retensi groovenya. Desain ini
memberikan perlindungan yang baik antara komposit dan permukaan dentin atau
sementum dan memberikan retensi pada material komposit di dalam gigi.
Pada restorasi komposit kelas 1 dan 2 yang sedang sampai besar,
dibutuhkan bentuk resistensi yang cukup, seperti pada desain preparasi
konvensional menggunakan amalgam. Bur inverted cone ataupun bur karbid
dibutuhkan untuk preparasi gigi, menghasilkan desain preparasi yang sama
seperti pada preparasi amalgam, tetapi luasnya lebih kecil, perluasannya lebih
sedikit, dan tanpa preparasi retensi sekunder. Bur inverted cone akan membuat
hasil preparasi yang kasar bila menggunakan diamond dan menggunakan bentuk
desain konservatif dari ekstensi oklusal fasiolingual.
Bentuk marginal butt joint antara gigi dan komposit tidak dibutuhkan
(dengan amalgam wajib dilakukan). Sudut cavosurface pada area tepi dari
preparasi bisa lebih dari 90 derajat. Sudut oklusal cavosurface tumpul, sehingga
masih belum dapat membentuk dinding yang konvergen. Penggunaan bur
diamond menghasilkan permukaan yang kasar, peningkatan area kontak, dan
24
Cara kerja:
a) Box proksimal dipreparasi dengan menggunakan inverted cone bur atau
round diamond stone/bur dengan posisi sejajar sepanjang axis mahkota gigi.
b) Preparasi diteruskan ke arah gingival hingga mencapai marginal ridge.
c) Kedalaman inisial proximal aksial dipreparasi sedalam 0,2 pada
dentinoenamel junction.
Facial Atau Lingual Slot
a) Indikasi:
Modifikasi desain yang ketiga dalam merestorasi kavitas bagian proksimal pada
gigi posterior adalah dengan menggunakan preparasi fasial atau lingual slot. Pada
kasus ini, lesi terdapat pada permukaan proximal, namun operator yakin bahwa
akses menuju lesi tersebut dapat dicapai baik dari arah facial maupun lingual
daripada arah oklusal.
b)
Instrument: Round diamond stone/bur.
c)
Cara kerja:
1) Round diamond stone/bur diarahkan dengan tepat pada ketinggian
occlusogingival.
2) Jalan masuk instrument berasal dari gigi yang berdekatan, pertahankan
permukaan lingual atau facial dari gigi terdekat tersebut.
3) Kedalaman inisial aksial 0,2 mm pada dentinoenamel junction. Sudut pada
oklusal, fasial, dan gingival cavosurface margin sebesar 90o atau lebih.
Preparasi dengan teknik ini hampir serupa dengan preparasi kelas III pada
gigi anterior.
Pulpal Protection
Seperti yang telah diketahui sebelumnya, proteksi pulpa untuk restorasi
komposit diindikasikan untuk prosedur pulp capping secara langsung. Walaupun
beberapa penulis menyarankan penggunaan resin-bonding agen, buku ini
merekomendasikan penggunaan liner dari kalsium hidroksida untuk pembukaan
pulpa vital. Karena material komposit merupakan bahan yang retentif dan kuat,
maka penggunaan base pada preparasi yang dalam biasanya tidak diperlukan.
Preliminary Steps For Enamel And Dentin Bonding
Teknik etsa asam dilakukan untuk mengoptimalkan hasil, termasuk isolasi
dari cairan seperti saliva dan cairan sulkus dengan menggunakan rubber dam atau
gulungan kapas dan alat retraksi. Etsa pada email mempengaruhi inti email dan
bagian email yang mengelilinginya. Etsa pada dentin mempengaruhi dentin
26
intertubuler
dan
peritubuler,
menghasilkan
pembukaan
pada
tubuler,
27
atau tidak dapat tercampur pada material saat prosedur insersi. Teknik syringe
digunakan karena dapat memberikan kenyamanan dalam memindahkan material
komposit ke preparasi gigidan mengurangi kemungkinan terperangkapnya udara.
Pada preparasi yang kecil, teknik syringe akan mendapatkan kesulitan karena
ujung syringe yang terlalu besar sehingga sebaiknya tip syringe yang kosong
sebelumnya sudah dicobakan pada preparasi gigi. Komposit yang dapat
diinjeksikan tergantung pula pada viskositasnya. Beberapa komposit microfill
tidak dapat diinjeksikan, sehingga bahan-bahan material sebaiknya dievaluasi
sebelum penggunaan klinis.
Finishing Dan Polishing Composite
Finishing meliputi shaping, contouring, dan penghalusan restorasi.
Sedangkan polishing digunakan untuk membuat permukaan restorasi mengkilat.
Finishing dapat dilakukan segera setelah komposit aktivasi sinar telahmengalami
polimerisaasi atau sekitar 3 menit setelah pengerasan awal. Alat-alat yang biasa
digunakan antara lain :
1.
Alat untuk shaping: sharp amalgam carvers dan scalpel blades, seperti 12
atau12b atau specific resin carving instrument yang terbuat dari carbide,
2.
28
terdiri dari beberapa jenis dari yang kasar sampai yang halus yang bisa digunakan
secara berurutan saat melakukan finishing dan polishing.
c)
digunakan untuk mengurangi ekses-ekses yang yang besar sedangkan yang halus
efektif untuk membuat permukaan menjadi halus dan berkilau. Keuntungan yang
utama dari penggunaan alat ini adalah dapat membuat permukaan yang terdapat
ekses membentuk groove, membentuk bentuk permukaan yang diinginkan serta
membentuk permukaan yang konkaf pada lingual gigi anterior
d) Finishing stips
Digunakan untuk mengcontur dan memolish permukaan proksimal margin
gingival untuk membuat kontak interproksimal. Tersedia dalam bentuk metal dan
plastik. Untuk metal biasa digunakan untuk mengurangi ekses yang besar namun
dalam menggunakan alat ini kita harus berhati-hati karena jika tidak dapat
memotong enamel, cementum, dan dentin. Sedangkan plastic strips dapat
digunakan untuk finishing dan polishing. Juga tersedia dalam beberapa jenis dari
yang kasar sampai halus yang dapat digunakan secara berurutan.
3.
4.
5.
29
6.
3.
antagonisnya.
Finishing dan polishing sangatlah mempengaruhi hasil akhir restorasi
seperti warna permukaan, akumulasi plak, dan karakteristik resin komposit.
3.3.
Inlay/Onlay Porcelain
Inlay atau onlay porselen yang modern mempunyai permukaan dalam (pit
30
kecepatan tinggi. Penggunaan bur kuncup dan bukan bur fisur sejajar adalah
untuk mencegah terbentuknya undercut.
31
untuk memeriksa ada tidaknya sisa karies dibagian ini dan bahwa kavitasnya
sedikit membuka dengan sumbu yang benar. Jika kemiringan dinding tidak
tepat, maka ketidaktepatan itu harus diperbaiki.
e) Boks Aproksimal
Kini perhatian dapat dialihkan kembali ke lesi aproksimalnya. Dibagian
ini kavitas harus di dalamkan memakai bur bulat kecepatan rendah dan dengan
cara yang sama dengan jalan membuang dentin karies pada daerah pertautan
email-dentin. Ketika dentin karies pada pertautan email-dentin telah dibuang,
dinding email dapat dipecahkan dengan pahat pemotong tepi gingiva. Preparasi
dibuat miring sebesar 10 derajat dengan bur fisur runcing. Gigi tetangga
dilindungi dengan lempeng matriks untuk melindunginya dari kemungkinan
terkena bur. Menjaga agar sumbu bur sejajar dengan waktu pembuatan keyway
merupakan hal yang sangat penting sehingga bagian boks dan keywaynya
mempunyai kemiringan yang sama. Pelebaran ke arah gingiva hanya dilakukan
seperlunya saja sekedar membebaskan pertautan email-dentin dari karies,
demikian juga halnya dalam arah bukolingual. Setiap email yang tak terdukung
dentin sehat, hendaknya dibuang dengan bur fisur kecepatan tinggi.
f) Pembuangan Karies Dalam
Karies mungkin masih tertinggal di dinding aksial. Jika dinding karies
telah terbuang, periksalah kemungkinan masih adanya daerah undercut.
Undercut padadaerah
Jika masih terdapat undercut pada dinding aksial, maka undercut tersebut
biasanya terletak seluruhnya pada dentin dan ditutup dengan semen pelapik
pada tahap preparasi berikutnya sehingga preparasi mempunyai kemiringan
yang dikehendaki.
g) Bevel
Garis sudut aksiopulpa hendaknya dibevel, dengan menggunkan bur
fisur. Hal ini untuk memungkinka diperolehnya ketebalan yang cukup bagi
pola malam yang kelak akan dibuat di daerah yang dinilai kritis. Bevel
hendaknya diletakkan di tepi email agar tepi tipis hasil tuangan dapat dipaskan
seandainya kerapatan hasil tuangan dengan gigi tidak baik. Hendaknya bevel
tidak diluaskan lebih ke dalam lagi karena retensi restorasi akan berkurang.
Tepi luar bevel harus halus dan kontinyu untuk memudahkan penyelesaian
32
restorasi dan supaya tepi tumpatannya beradapatsi baik dengan gigi. Bevel
biasanya tidak dibuat didinding aproksimal karena akan menciptakan undercut,
mengingat sebagian besar tepi kavitas terletak di bawah bagian gigi yang
paling cembung. Akan tetapi dinding gingiva dapat dan harus dibevel. Bevel
gingiva sangat penting karena akan menigkatkan kecekatan tuangan yang
biasanya merupakan hal yang paling kritis.
Pola Malam
Pola malam dibuat secara:
Direct
: pembuatan restorasi rigid secara langsung dalam satu kali
4.
kunjungan.
Indirect : pembuatan restorasi rigid yang dilakukan di laboratorium dan
berkali-kali kunjungan
Gigi direstorasi rigid sementara dengan menggunakan semen perekat
5.
33
Restorasi PFM adalah tipe porselen gigi yang paling umum digunakan.
Berdasarkan perbedaan temperatur ada tiga tipe porselen gigi yaitu; regular
felspathic porcelain (temperatur tinggi 1200-1400 oC), aluminous porcelain
(temperatur sedang 1050-1200 oC), dan metal bonding porcelain (temperatur
rendah 800-1050 oC). PFM merupakan metal bonding porcelain. PFM terdiri atas
beberapa lapisan yang difusikan secara kimia pada dasar kerangka metal.
Substruktur metal mendukung keramik dan membuat keramik bertahan lama
terhadap beban dari kekuatan mulut.
memperoleh retensi dan resistensi yang optimal. Untuk mencapai hal ini dan
untuk membuat ketebalan yang adekuat dari material restorasi tanpa kontur yang
berlebihan, maka permukaan dari preparasi sebaiknya meniru restorasi yang
diharapkan, baik oklusal maupun aksial. Adapun ciri-ciri preparasi restorasi tidak
langsung, antara lain, adalah sebagai berikut :
1. Preparasi pembebasan undercut yang mana semua margin dan sudut dalam
dapat terlihat.
2. Penempatan single path dibuat selebar mungkin, hal ini dibuat dengan cara
mempersiapkan dinding yang berlawanan dibuat sejajar untuk memberikan retensi
maksimal. Posisi gigi yang berdekatan harus dipertimbangkan terhadap
kemungkinan terjadinya tepi yang menggantung pada gigi yang dipreparasi.
3. Bentuk resisten perlu disediakan pada restorasi untuk mendistribusikan tekanan
yang berasal dari oklusal.
4. Dinding yang berlawanan dalam preparasi 1/2 gingival harus dibuat mendekati
paralel. 1/3 sampai 1/2 oklusal biasanya lebih runcing karena adanya pengurangan
dua dataran di sebelah labial yang dibutuhkan untuk menyediakan ruangan yang
cukup untuk material restorasi di dalam kontur gigi yang asli.
5. Mahkota klinis yang pendek memiliki peningkatan resiko kegagalan karena
jalan masuk
supragingiva mengikuti kontur gingival yang asli. Akhiran tepi gigi idealnya
paling tidak 1 mm melewati core margin untuk mengistirahatkan jaringan gigi
yang masih sehat.
Desain Restorasi
Untuk mendapatkan kekuatan dan persyaratan warna yang optimal, maka
ketebalan logam ditambah porselen pada bagian fasial tidak kurang dari 1,2-1,5
mm. Ketebalan minimal metal di bawah porselen yaitu 0.3 mm. Jika metal terlalu
tipis, maka metal akan melentur di bawah tekanan dan dapat menyebabkan
retaknya porselen. Tetapi ketebalan metal tergantung pada jenis metal yang
digunakan. Ketebalan lapisan opak yaitu 0,1-0,2 mm. Ketebalan minimum dentin
dan enamel porselen yaitu 0,8 mm. Ketebalan bagian insisal porselen yaitu 2 mm
gunanya untuk memberi sifat translusen pada restorasi.
Restorasi all kramik sangat baik penampilannya dan terlihat natural atau
sewarna dengan gigi tetapi brittle dan cendrung mudah fraktur. Berbeda degan
restorasi metal restorasi cendrung kuat namun tidak bisa digunakan pada gigi
anterior karena pertimbangan estetik. Sehingga kombinasi keduanya metal kramik
restorasi memiliki kekuatan yanga baik dan penampilan yang diharapkan.
36
37
Porcelain inlay
Keuntungan:
a) Warna dapat disesuaikan dengan warna gigi.
b) Permukaan licin seperti kaca.
c) Daya kondensasinya rendah dan toleransi jaringan lunak baik.
Kerugian:
a) Ketahanan terhadap benturan rendah.
b) Kurang dapat beradaptasi dengan dinding kavitas.
c)
38
BAB 4
KESIMPULAN
Restorasi rigid merupakan restorasi yang dibuat
di laboratorium dental
39
6. Untuk menggantikan tambalan lama, terutama bila jaringan gigi yang tersisa
sedikit (pada gigi belakang).
Kontraindikasi inlay:
1. Frekuensi karies tinggi
2. OH pasien jelek
3. Permukaan oklusal yang berat
Restorasi keramik dapat patah pada saat kurangnya bagian yang besar untuk
mencukupi tekanan oklusal yang erlebihan. Seperti pasien yang memilki
bruxism atau kebiasaan clenching. Meihat permukaan oklusal dapat menjadi
indikasi apakah gigi pasien bruxism/clenching.
4. Ketidakmampuan untuk memeliharanya
Meskipun beberapa penelitin memberitahukan bahwa dental adhesive dapat
menetralkan berbagai kontraindikasi, adhesive teknik memerlukan real-perfect
moisture control.yang menjamin keberhasilan kliniknya.
5. Preparasi subgingival yang tajam
Walupun ini tidak menjadi kontraindikasi yang absolute preparasi dengan
kedalaman tepi gingival harus dihindari. Tepi akan sulit dan mempengaruhi
cetakan dan akan sulit untuk di selesaikan.
Indikasi onlay:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Kontraindikasi Onlay:
1.
2.
3.
4.
5.
Pilihan bahan restorasi rigid antara lain logam tuang, porselen, porselen
fused to metal, resin komposit. Logam merupakan bahan restorasi rigid dengan
kekuatan tensil yang besar, yang membutuhkan preparasi kavitas yang luas dan
bevel sebagai retensi, tetapi memiliki masalah estetik. Sedangkan porselen
merupakan bahan restorasi rigid estetik yang paling unggul dengan kekuatan
kompresif yang tinggi. Porselen mebutuhkan biaya besar biasanya, dua sampai tiga
kali lebih mahal dari restorasi rigid logam atau komposit plastis selain waktu
pembuatan di laboratorium. Porcelain fused to metal menggabungkan kelebihan
dari bahan porcelain dan metal. Mendapatkan estetis dari porcelain dan kekuatan
dari metal. Resin Komposit ada yang direct dan indirect. Resin komposit yang
indirect mempunyai kekuatan yang lebih karena selain dengan penyinaran juga
dengan pemanasan sehingga dapat terpolimerisasi sempurna. Namun mempunyai
kekuatan paling rendah jika dibandingkan dengan bahan restorasi rigid lainya.
41
DAFTAR PUSTAKA
Anusavice, Kenneth J. (2003). Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. (Johan
Arief Budiman & Susi Purwoko, Penerjemah). Jakarta: EGC.
Baum L. dkk. (1985). Textbook of Operative Dentistry, Philadelphia: W. B.
Saunders.
Kidd, E.A.M. 2000. Manual Konservasi Restoratif Menurut Pickard. Edisi 6.
Jakarta: Widya Medika.
Sturdevant, CM. (2006) The Art and Science of Operative Dentistry, ed.5. St
Louis Mosby.
42