Jurnal
Jurnal
Nama
NIM
: 141810301046
Kelompok
:6
Asisten
BAB1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Surfaktan merupakan molekul yang memiliki gugus polar yang suka air
(hidrofilik) dan gugus non polar yang suka minyak (lipofilik) sehingga dapat
mempersatukan campuran yang terdiri dari minyak dan air. Surfaktan adalah
bahan aktif permukaan, yang bekerja menurunkan tegangan permukaan cairan.
Sifat aktif dari surfaktan ini diperoleh dari sifat ganda molekulnya. Surfaktan
bagian polarnya mempunyai gugus hidroksil sementara bagian non polar biasanya
merupakan rantai alkil yang panjang. Surfaktan pada umumnya disintesis dari
turunan minyak bumi dan limbahnya dapat mencemarkan lingkungan. Surfaktan
memiliki sifat yang sukar terdegradasi, selain itu minyak bumi merupakan sumber
bahan baku yang tidak dapat diperbarui (Hart, 2003).
Surfaktan memiliki konsentrasi yang tinggi apabila didalam larutan. Hal
tersebut mengakibatkan menurunnya tegangan permukaan cairan, turbiditas, dan
daya hantar listrik. Konsentrasi surfaktan yang tinggi akan meningkatkan adsorpsi
pada antar mukanya juga bertambah sehingga pada kondisi ini akan tercapai
kondisi jenuh dengan suatu monomer dan mulai terbentuk misel. Misel
merupakan penggabungan (agregasi) dari ion-ion surfaktan yang
merupakan zat pengaktif permukaan. Fenomena permukaan ini
sering kita jumpai setiap hari, seperti pembersihan kotoran pada
pakaian dan peralatan rumah tangga, menulis menggunakan
tinta, dan menjaga air agar tidak penetrasi ke dalam daun oleh
senyawa hidrofobik yang menyerupai lilin di atas permukaan
daun. Fenomena ini dimanfaatkan pada proses industri, misalnya
industri tekstil, kosmetik, farmasi, dan lain-lain. Pemanfaatannya
yaitu berupa surfaktan yang digunakan sebagai emulsifier,
dispersant, dan wetting agent. Pentingnya pemahaman tentang
surfaktan dan begitu banyak manfaatnya dalam kehidupan
sehari -hari maka dilakukanlah praktikum konsentrasi kritis misel.
1.2 Rumusan Masalah
100
berbahaya bila terjadi kontak dengan mata, serta tidak memerlukan penanganan
atau perlakuan khusus dalam penaggulangannya (Anonim, 2016).
2.1.3 Kalium Klorida 0,1 M
Kalium klorida memiliki rumus molekul KCl. KCl merupakan garam yang
dihasilkan dari asam dan basa kuat sehingga memiliki pH yang netral. KCl 0,1 M
berwujud cairan tidak berwarna dan tidak berbau. Kerapatan dan titik didih
larutan KCl 0,1 M lebih rendah daripada air, sedangkan tekanan uapnya lebih
tinggi dibandingkan dengan air. Larutan kalium klorida 0,1 M mudah larut dalam
air dingin, air panas, nama sangat sedikit larut dalam methanol dan n-oktanol
Kalium klorida cukup berbahaya apabila kontak dengan mata dan kulit, terhirup,
dan tertelan. Pertolongan pertama dilakukan seperti pertolongan pertama pada zat
lain yakni membasuh dengan air bila kontak dengan kulit dan mata. Kontak
pernafasan dilakukan dengan membawa pada tempat yang kaya oksigen atau
udara segar sedangkan untuk kasus kontak pencernaan perlu dilakukan
pertolongan medis (Anonim,2016).
2.2 Landasan Teori
Surfaktan merupakan molekul yang memiliki gugus polar yang suka air
(hidrofilik) dan gugus non polar yang suka minyak (lipofilik) sehingga dapat
mempersatukan campuran yang terdiri dari minyak dan air. Karena memiliki
gugus polar dan non polar tersebut surfaktan disebut memiliki karakter ganda.
Surfaktan merupakan bahan aktif permukaan, yang bekerja menurunkan tegangan
permukaan cairan. Sifat aktif dari surfaktan ini diperoleh dari sifat ganda
molekulnya. Bagian polar surfaktan mempunyai gugus hidroksil sementara bagian
non polar biasanya merupakan rantai alkil yang panjang. Surfaktan pada
umumnya disintesis dari turunan minyak bumi (Hart, 2003).
Kekhasan sifat surfaktan adalah pembentukan misel, yaitu fenomena
penting yang mempengaruhi sifat permukaan seperti detergensi, solubilisasi dan
tegangan permukaan. Misel adalah struktur bulat dengan diameter sekitar 5 nm
yang terbentuk dari monomer-monomer surfaktan. Misel tersusun dari rantai
hidrokarbon surfaktan sedangkan bagian luar misel tersusun dari kepala ioniknya
(Atkins, 1997).
Fenomena terbentuknya misel dapat diterngkan sebagai berikut, yaiyu
dibawah konsentrasi kritis misel, konsentrasi surfaktan yang mengalami adsorpsi
pada antar muka bertambah jika konsentrasi surfaktan total dinaikkan. Suatu titik
dimana baik antar muka maupun dalam cairan menjadi jenuh dengan monomer
akhirnya tercapai. Keadaan tersebut dinamakan dengan kkm. Surfaktan yang terus
bertambah hingga jumlahnya berlebihan mengakibatkan beragregasi secara terus
menerus yang akhirnya membentuk misel. Peristiwa tersebut ditandai dengan
berkurangnya tenaga bebas sistem (Tim Kimia Fisik, 2016).
adalah
contoh-contoh
surfaktan
kationik.
Surfaktan
netral
mengandung suatu gugus non-ion seperti suatu karbohidrat yang dapat berikatan
hidrogen dengan air. Surfaktan dapat menurunkan tegangan permukaan air serta
memutus ikatan-ikatan hidrogen pada permukaan (Fessenden, 1986).
Surfaktan kationik memiliki kepala yang bermuatan positif di dalam air.
Surfaktan nonionik tidak memiliki muatan, sehingga menjadi penghambat bagi
dekativasi kesadahan air. Kebanyakan surfaktan non ionik berasal dari ester
alkohol lemak. Surfaktan netral mengandung suatu gugus non-ion seperti suatu
karbohidrat yang dapat berikatan hidrogen dengan air. (Fessenden, 1986).
OH
H3C
OH
Pola
r
(Fessenden, 1986).
konsentrasi
misel
kritis
dapat
ditentukan
melalui
pengukuran
pengelmulsi yang baik. Skema ilustrasi perubahan sifat larutan saat konsentrasi
misel kritis tercapai ditunjukkan pada gambar (Hiemenz, 1997).
Molekul molekul atau ion ion misel yang tidak berasosiasi pada saat
kesetimbangan berlaku hukum aksi masa untuk keseimbangan miselisasi. Jika C
adalah konsentrasi stoikiometri larutan, x adalah fraksi dari satuan monomer yang
diendapkan dan m adalah jumlah satuan monomer per satuan misel.
mX
C (1 - X)
K
(X)m .......................................................................................(1)
C.x
C.x / m
C m (1 x) m
............................................................................................(2)
atau
C.x m
........................................................(3)
{C (1 - x)} m
dimana :
C = konsentrasi stoikiometri larutan
x = fraksi kelompok satuan monomer
m = jumlah satuan monomer per misel
Pernyataan m >>menunjukkan bahwa x menjadi << pada nilai C tertentu dan naik
dengan cepat (Tim Kimia Fisik, 2016).
Entalpi sangat erat kaitannya dengan kkm sehingga tabel entalpi
diperlukan untuk mengetahui harga kkm. Jika konstanta kesetimbangan k, dan
perubahan energi standart = G0, maka untuk miselisasi 1 mol zat pemantap
sesuai dengan persamaan berikut:
G 0
RT ln K
m
.(4)
.......................................................................(5)
dT
dT
H0=G0+TS0,G0= 0
[ RT 2 d ln( kkm)]
dT
..(6)
ln( kkm)
H 0
konst.........................................................................................(7)
RT
Membuat grafik ln (kkm) lawan 1/T dapat diperoleh harga Ho/Rsebagai slopenya
(Tim Kimia Fisik, 2016).
Alat yang digunakan untuk menentukan daya hantar sutu larutan dan
mengukur derajat ionisasi suatu larutan elektrolit dalam air dengan cara
menetapkan hambatan suatu kolom cairan disebut dengan konduktometer.
Konduktometer berguna untuk mengukur daya hantar listrik yang diakibatkan
oleh gerakan partikel dalam suatu larutan. Prinsip kerja konduktometer adalah
bagian konduktometer yangtercelup dalam larutan akan menerima rangsang dari
ion-ion yang menyentuh permukaan konduktor dan hasilnya diproses serta
dilanjutkan pada output berupa angka. Semakin banyak konsentrasi misel dalam
larutan maka semakin bear nilai daya hantar karena semakin banyak ion-ion dari
larutan yang menyentuh konduktor dan semakin tinggi suhu maka semakin besar
nilai daya hantarnya. Substitusi ionion dengan suatu konduktivitas oleh ionion
dengan konduktivitas yang lain (Hendayana, 1994).
Hasil
1/T
28
0.00332
35
40
45
kkm
4
7.6 x 10
ln kkm
-7.18
0.00325
7.08 x 10
-4.95
0.00319
0.00314
6.9 x 10
5.8 x 10
-4.97
-7.45
H0(kJ)
25,092
50
0.00309
7.9 x 104
-7.14
4.2
Pembahasan
Praktikum kali ini membahas mengenai konsentrasi kritis misel dengan
tujuan menentukan konsentrasi kritis misel surfaktan pada pelarut air dan
menentukan besarnya nila entalpi. Bertambahnya nilai konsentrasi surfaktan yang
yang mengalami adsorbsi pada antar muka terjadi seiring dengan kenaikan
konsentrasi surfaktan total. Hal ini mengakibatkan tercapainya suatu titik dimana
baik antar muka maupun dalam cairan menjadi jenuh dengan monomer. Misel
akan terbentuk ketika terjadi penggabungan dari ion-ion surfaktan atau dari
monomer surfaktan, dengan rantai hidrokarbon yang lipofil (bagian yang tidak
menyukai air / non polar) akan menuju ke bagian dalam misel dan meninggalkan
gugus hidrofil (bagian yang suka air / polar) yang berinteraksi dengan air yang
sesama polar. Konsentraasi kritis misel merupakan suatu keadaan dimana misel
tepat akan terbentuk.Surfaktan adalah molekul amfifilik yang mempunyai sifat
hidrofobik dan hidrofilik.Molekul surfaktan secara umum mempunyai ekor yang
berupa rantai hidrokarbon panjang yang larut dalam hidrokarbon dan pelarut non
polar yang lain, dan kepala hidrofilik yang larut dalam pelarut polar (misalnya
air).Surfaktan yang digunakan dalam percobaan kali ini adalah gelatin.
Struktur kimia dari molekul gelatin adalah sebagai berikut:
Gelatin merupakan protein (larut dalam air panas) yang mempunyai berat molekul
tinggi. Berat molekul gelatin secara umum berkisar antara 20.000-250.000.
Percobaan konsentrasi kritis misel ini menggunakan alat yang disebut
konduktometer. Konduktometer adalah alat yang digunakan untuk menentukan
daya hantar sutu larutan dan mengukur derajat ionisasi suatu larutan elektrolit
dalam air dengan cara menetapkan hambatan suatu kolom cairan. Prinsip kerja
konduktometer adalah bagian konduktor atau yang di celupkan dalam larutan
akan menerima rangsang dari
konduktor, lalu hasilnya akan diproses dan dilanjutkan pada outputnya yakni
berupa angka. Semakin banyak konsentrasi suatu misel dalam larutan maka
semakin besar nilai daya hantarnya karena semakin banyak ion-ion dari larutan
yang menyentuh konduktor dan semakin tinggi suhu suatu larutan maka semakin
besar nilai daya hantarnya, hal tersebut dikarenakan saat suatu partikel berada
pada lingkungan yang suhunya semakin bertambah maka pertikel tersebut secara
tidak langsung akan mendapat tambahan energi dari luar dan dari sinilah energi
kinetik yang dimiliki suatu partikel semakin tinggi (gerakan molekil semakin
cepat) sehingga semakin sering suatu konduktor menerima sentuhan dari ion-ion
larutan. Ion-ion yang terdapat pada larutan merupakan hasil bagian polar dari
surfaktan yang berinteraksi dengan air sehingga nantinya akan terbentuk ion-ion
yang dapat bergerak didalam larutan.
Daya hantar suatu larutan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
adalah suhu dan konsentrasi. Hubungan antara variabel suhu , konsentrasi dengan
ialah sebanding yaitu ketika suhu ditingkatkan maka daya hantarnya juga akan
meningkat begitu pula sebaliknya jika suhu diturunkan maka daya hantarnya juga
akan menurun. Hal yang sama juga berlaku pada konsentrasi, jika semakin tinggi
maka daya hantarnya akan semakin tinggi begitupula sebaliknya jika konsentrasi
rendah maka daya hantar juga rendah. Data yang diperoleh pada percobaan ini
sesuai berdasarkan pada teori yang terdapat pada literatur. Semakin tinggi suhu
maupun konsentrasinya maka daya hantarnya juga tinggi
150
y
f(x) = 89494.16x
85.39 + 101.08
f(x) = +
68918.92x
Linear (y)
R = 0.96 R = 0.84
1
Konduktivitas 145
Linear (1)
155
140
Linear (2)
135
0 0 0 0 0 0 0 0 0
Konsentrasi
7.6 x 10
150
140
130
7.08 x 10
Konduktivitas 160
y
Linear (y)
1
Linear (1)
2
155
Linear (2)
150
0 0 0 0 0 0 0 0 0
Konsentrasi
6.9 x 10
185
Konduktivitas
180
Linear (1)
2
Linear (2)
175
170
0 0 0 0 0 0 0 0 0
Konsentrasi
5.8 x 10
7.9 x 10
adalah
7.14 .
200
Konduktivitas
195
190
0 0 0 0 0 0 0 0 0
Konsentrasi
Kur
va 5. Hubungan konduktivitas dengan konsentrasi pada suhu 50C
KURVA ENTALPI
0
-2
ln kkm
ln kkm -4
-6
-8
0
Linear (ln kkm)
Nilai besarnya entalpi dapat diketahui dengan membuat kurva ln (kkm) lawan 1/T,
H
RT
H
R . Berdasarkan
persamaan tersebut dapat diperoleh nilai perubahan entalpinya sebesar 25,092 kJ.
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam praktikum penentuan konsentrasi kritis misel
adalah sebagai berikut:
1. Konsentrasi kritis misel dipengaruhi konsentrasi dan temperatur. Semakin
tinggi konsentrasi dan suhu makan semakin tinggi nilai daya hantarnya. Nilai
kkm diperoleh dari hubungan antara konduktivitas dan konsentrasi pada
berbagai suhu. Besarnya konsentrasi kritis misel suatu surfaktan gelatin pada
suhu
28C,
35C,
40C,
45C
dan
50C
berturut-turut
ialah
7.6 x 104 ; 7.08 x 103 ; 6.9 x 103 ; 5.8 x 104 ; dan 7.9 x 104 .
2. Nilai entalpi surfaktan gelatin yang diperoleh sebesar 25,092 kJ diperoleh
dengan membuat grafik ln kkm lawan 1/T.
5.2 Saran
Adapun saran pada praktikum kali ini yaitu sebaiknnya ketika membilas
elektroda pada alat kondukmeter hanya diusap pelan-pelan dengan tisu agar tidak
merusak sensitivitas dari alat. Ketika melakukan pengukuran dengan elektroda
yang dicelupkan kedalam larutan diperhatikan benar agar data yang diperoleh
valid. Alat yang digunakan harus dipastikan benar benar bersih agar tidak terjadi
kesalahan hasil pengamatan yang mungin dapat disebabkan oleh adanya pengotor
atau senyawa lain yang akan menyebabkan kesalahan baca hasil pengamatan atau
kesalahan hasil percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2016.
Material
Safety
Data
Sheet
Aquades.
[Serial
Online].http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9924923.[09 April
2016].
Anonim.
2016.
Material
Safety
Data
Sheet
Gelatin.
[Serial
Online].http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9924956. [09 April
2016].
Anonim. 2016. Material Safety Data Sheet KCl 0,1 M. [Serial Online].
http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9926684.[09 April 2016].
Atkins, P.W. 1997. Kimia Fisik Jilid 1 Edisi IV. Jakarta : Erlangga.
Endang, W., et al. 2004.Penentuan Konsentrasi Misel Kritis Lesitin Secara
Turbidimetri. Jurnal Kimia. No.2. Tahun III.
Fessenden, R.J. dkk. 1986. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Hart, Harold. 2003. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat Edisi ke VI.
Jakarta:Erlangga.
Hendayana, S. 1994. Kimia Analitik Instrumen Edisi pertama.Semarang:IKIP
Semarang Press.
Hiemenz, P.C. dkk. 1997. Principles of Cotloid and Surface Chemistry 3 rd. New
York: Marcel Dekker Inc.
Tim Kimia Fisik. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Fisik 1. Jember :FMIPA
Lampiran
Perhitungan:
1. Konsentrasi Larutan Induk (2 gram gelatin (C102H151N31O39) dalam 500 mL
akuades)
2.
3.
4.
5.
M=
n gram 1
=
x
V
Mr V
2 gram 1000
x
2433 500 mL
= 0,00822mol x 2 mL
= 0,00164 M = 1,64 x 10-3 M
= 65,6 x 10-5 M
72,2x 10-5
= M2
a. Larutan induk 46,0 mL
19. M1. V1=M2 . V2
20.
1,64 x 10-3 M . 46 x 10-3 L = M2 .10-1 L
75,4 x 106 M . L
1
21.
= M2
10 L
18.
75,4x 10-5
= M2
a. Larutaninduk 48,0 mL
23. M1. V1=M2 . V2
24.
1,64 x 10-3 M . 48 x 10-3 L = M2 .10-1 L
6
78,7 x 10 M . L
25.
= M2
101 L
22.
26.
78,7x 10-5
= M2
asi (M)
30. 0.00066
32. 0.00069
34. 0.00072
36. 0.00075
38. 0.00079
31. 144
33. 147
35. 150
37. 154
39. 155
150
y
f(x) = 89494.16x
85.39 + 101.08
f(x) = +
68918.92x
Linear (y)
R = 0.96 R = 0.84
1
Konduktivitas 145
Linear (1)
155
140
Linear (2)
135
0 0 0 0 0 0 0 0 0
Konsentrasi
40.
41. y1= y2
42.
43.
44.
45. X = kkm
4
= -7.18
1
1
=
=3.32 x 103
T 301
52. 0.00066
53. 148
54. 0.00069
56. 0.00072
58. 0.00075
55. 152
57. 154
59. 164
60. 0.00079
61. 168
165
160
155
Konduktivitas 150
145
Linear (1)
2
Linear (2)
140
135
0 0 0 0 0 0 0 0 0
Konsentrasi
62.
63. y1= y2
64.
65.
66.
T = 308K,
= -4.95
1
1
=
=3.25 x 103
T 308
80. 0.00079
81. 173
82.
Konduktivitas 160
y
Linear (y)
1
Linear (1)
2
155
Linear (2)
150
0 0 0 0 0 0 0 0 0
Konsentrasi
83. y1= y2
84.
85.
86.
89.
T 313 K,
1
1
=
=3.19 x 103
T 313
90.
a. Pada suhu 45oC
91. Konsentrasi
(M)
93. 0.00066
95. 0.00069
97. 0.00072
99. 0.00075
101.
0.00
96. 182
98. 183
100.
187
102.
079
188
103.
185
Konduktivitas
180
170
0 0 0 0 0 0 0 0 0
Konsentrasi
105.
106.
107.
y1= y2
108.
X = kkm
109.
4
ln kkm = ln 5.8 x 10
= -7.45
110.
T = 318K
111.
1
1
=
=0,00314
T 318
2
Linear (2)
175
104.
Linear (1)
112.
Kon
113.
sentrasi (M)
114.
0,00
116.
066
0,00
118.
069
0,00
120.
072
0,00
122.
075
0,00
079
194
117.
196
119.
197
121.
198
123.
201
124.
125.
126.
196
194
192
190
0 0 0 0 0 0 0 0 0
Konsentrasi
y1=
y2
127.
128.
129.
6.31
=7.9 x 104
X= 8108
130.
X = kkm
131.
4
ln kkm = ln 7.9 x 10 =-7.14
132.
T = 323K
133.
1
1
=
=0,00309
Harga Entalpi Pelarutan
T 323
134.
1
T
135.
137.
139.
141.
143.
145.
147.
148.
149.
150.
136.
0,00332
0,00324
0,00319
0,00314
0,00309
ln kkm
138.
140.
142.
144.
146.
-7.18
-4.95
-4.97
-7.45
-7.14
151.
KURVA ENTALPI
0
-1 0
-2
-3
ln kkm
ln kkm -4
-5
-6
-7
-8
152.
153.
154.
155.
156.
157.
158.
159.
160.
161.
162.
163.
Ln kkm =
H 1
+C
R T
164.
= mx + C
165.
= 3018.x -
15.98
m
= 3018x
166.
H
R
167.
H
R
= 3018
=m
168.
Ho
= 3018 x R
169.
Ho
= 3018 x
8,314 J/mol K
170.
171.
172.
Ho
= 25091,652 J
= 25,092 kJ
32
173.
174.
175.
176.