Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KEGAWAT DARURATAN SISTEM I

Meresum dan menganalisis jurnal


System informasi, komunikasi dan transportasi gawat darurat

Oleh :
Ayu andikasari putri

1301050323

PROGRAM SARJANA KEPERAWATAN


STIKes KENDEDES MALANG
2016

Sistem informasi komunikasi dan transportasi gawat darurat


1. Sitem informasi
System informasi dalam kegawatdaruratan adalah suatu sistem yang mana dipakai
untuk Peningkatan

mutu dan pemerataan tradisional Pada musibah massal/bencana

informasi/mobilisasi tergantung nasib . pada Perangkat informasi darurat dapat


disesuaikan untuk menerima rekaman suara digital dari informasi darurat. Rekaman
suara digital dari informasi darurat dapat diberikan oleh komputer dan yang dihasilkan
oleh komputer menggunakan teks untuk teknik pidato menggunakan versi teks dari
informasi darurat. perangkat informasi darurat dapat disesuaikan dengan memutar
rekaman suara digital dari informasi darurat melalui speaker. perangkat informasi darurat
dapat disesuaikan yang akan diterima dalam perangkat pemegang. perangkat pemegang
adalah terintegrasi ke dalam kendaraan. perangkat pemegang dapat diintegrasikan ke
kursi mobil.
a. Kondisi Geografis dan teknis.
- Indonesia negara kepulauan.
- Belum semua daerah :
Dilengkapi sarana komunikasi yang memadai
Sarana transportasi memadai
b. Pada bencana alam/buatan manusia perangkat telepon rawan lumpuh

Transportasi penderita gawat darurat dari tempat kejadian ke rumah sakit sampai
sekarang masih dilakukan dengan bermacam-macam kendaraan, hanya sebagian kecil
saja dilakukan dengan ambulan. Dan ambulannya bukan ambulan yang memenuhi syarat
tetapi ambulan biasa. Bila ada bencana dengan sendirinya para korban akan diangkut
dengan segala macam kendaraan tanpa koordinasi yang baik. Di Jakarta telah didirikan
ambulan khusus kecelakaan dan penderita gawat yang disebut Ambulan 118. Organisasi
ini didirikan atas prakarsa Kongres IKABI (Ikatan Ahli Bedah Indonesia) di Bandung,
1969. Dalam keadaan bencana ambulan-ambulan 118 dapat segera tiba di tempat dan
berfungsi sebagai RS lapangan.
A. SYARAT TRANSPORTASI PENDERITA
Seorang penderita gawat darurat dapat ditransportasikan bila penderita tersebut siap
(memenuhi syarat) untuk ditransportasikan, yaitu:
Gangguan pernafasan dan kardiovaskuler telah ditanggulangi resusitasi : bila
diperlukan
Perdarahan dihentikan

Luka ditutup
Patah tulang di fiksasi
Dan selama transportasi (perjalanan) harus di monitor :
Kesadaran
Pernafasan
Tekanan darah dan denyut nadi
Daerah perlukaan
Prinsip Transportasi Pra RS
Untuk mengangkat penderita gawat darurat dengan cepat & aman ke RS / sarana
kesehatan yang memadai, tercepat & terdekat.
Panduan Mengangkat Penderita
- Kenali kemampuan diri dan kemampuan team work
- Nilai beban yang diangkat,jika tidak mampu jangan dipaksa
- Selalu komunikasi, depan komando
- Ke-dua kaki berjarak sebahu, satu kaki sedikit kedepan
- Berjongkok, jangan membungkuk saat mengangkat
- Tangan yang memegang menghadap ke depan (jarak +30 cm)
- Tubuh sedekat mungkin ke beban (+ 50 cm)
- Jangan memutar tubuh saat mengangkat
- Panduan tersebut juga berlaku saat menarik/mendorong
Pemindahan Emergency :
- tarikan baju

- tarikan selimut
- tarikan lengan
- ekstrikasi cepat
(perhatikan kemungkinan terdapat fraktur servical)
Panduan memindahkan penderita (Secara Emergency, Non Emergency)
Contoh pemindahan Emergency adalah :
F Ada api, bahaya api atau ledakan
F Ketidakmampuan menjaga penderita terhadap bahaya lain
F Usaha mencapai penderita lain yang lebih urgen
F RJP penderita tidak mungkin dilakukan di TKP tersebut
Catatan : Apapun cara pemindahan penderita selalu ingat kemnungkinan
patah tulang leher (servical) jika penderita trauma
Pemindahan Non Emergency :
- pengangkatan dan pemindahan secara langsung
- pengangkatan dan pemindahan memakai sperei
(Tidak boleh dilakukan jika terdapat dugaan fraktur servical)
Mengangkat Dan Mengangkut Korban Dengan Satu atau Dua Penolong :
- Penderita Sadar dengan cara :
Human Crutch satu / dua penolong, Yaitu dengan cara dipapah dengan dirangkul
dari samping
- Penderita sadar tidak mampu berjalan
a. Untuk satu penolong dengan cara :
Piggy Back Yaitu di gendong, dan

Cradel Yaitu di bopong, serta


Drag Yaitu diseret
b. Untuk dua penolong dengan cara :
Two hended seat Yaitu ditandu dengan kedua lengan penolong, atau
Fore and aft carry Yaitu berjongkok di belakang penderita.
- Penderita tidak sadar
a. Untuk satu penolong dengan cara :
Cradel atau Drag
b. Untuk dua penolong dengan cara :
Fore and aft carry
B. SYARAT ALAT TRANSPORTASI
Syarat alat transportasi yang dimaksud disini adalah :
1. Kendaraannya
Transportasi dalam hal ini dapat berupa kendaraan:
- Laut
- Udara : pesawat terbang, helikopter
- Darat : ambulance, pick up, truck, gerobak, dan lain-lain.
v Yang terpenting disini adalah :
- penderita dapat terlentang
- cukup luas untuk paling sedikit 2 penderita dan petugas dapat bergerak leluasa
- cukup tinggi sehingga petugas dapat berdiri dan infus dapat jalan
- dapat melakukan komunikasi ke sentral komunikasi dan rumah sakit

- identitas yang jelas sehingga mudah dibedakan dari ambulan lain


2. Alat-alat medis
Alat alat medis yang diperlukan adalah :
Resusitasi : - manual
- otomatik
- laringgoskop
- pipa endo / nasotracheal
O2
Alat hisap
Obat-obat, infus, untuk resusitasi-stabilisasi
Balut, bidai
Tandu (vakum matras)
ECG transmitter
incubator, untuk bayi
alat-alat untuk persalinan
Alat-alat medis ini dapat disederhanakan sesuai dengan kondisi local. Tiap ambulan
118 dapat berfungsi untuk penderita gawat daryrat sehari-hari maupun sebagai RS
lapangan dalam keadaan bencana, karena diperlengkapi dengan:
tenda sehingga dapat menampung 8 10 penderita
alat hisap : - 1 manual
- 1 otomatik dengan O2
- 1 dengan mesin

botol infus sehingga kalau ada 10 ambulan 118, 200 penderita dapat segera dipasang
infus. Dan 2 x 10 20 tenaga perawat CCN
3. Personal
Personal dalam ambulan 118 cukup 2 orang perawat yang dapat mengemudi dan telah
mendapat pendidikan tambahan dalam critical care nursing (CCN). Dan sebaiknya
mereka di asramakan sehingga kalau ada bencana maka mudah untuk mobilisasinya. Bagi
kota-kota besar ambulan-ambulan ini sebaiknya di sebar sedemikian rupa sehingga tiap
ambulan dapat mencapai dalam 5 menit, sehingga dapat melakukan resusitasi dengan
sukses.
C. CARA TRANSPORTASI
Sebagian besar penderita gawat darurat di bawa ke rumah sakit dengan menggunakan
kendaraan darat yaitu ambulan. Tujuan dari transportasi ini adalah memindahkan penderita
dengan cepat tetapi aman, sehingga tidak menimbulkan perlukaan tambahan ataupun syock
pada penderita. Jadi semua kendaraan yang membawa penderita gawat darurat harus berjalan
perlahan-lahan dan mentaati semua peraturan lalu lintas.
Bagi petugas ambulan 118 berlaku :
- waktu berangkat mengambil penderita, ambulan jalan paling cepat 60 km/jam. Lampu
merah (rorator) dinyalakan, sirine kalau perlu di bunyikan
- waktu kembali kecepatan maksimum 40 km/jam, lampu merah (rorator) dinyalakan dan
sirine tidak boleh dibunyikan
- semua peraturan lalu lintas tidak boleh dilanggar
D. SISTEM KOMUNIKASI
Sistem komunikasi merupakan bagian yang penting baik dalam proses penanganan
bencana maupun pertolongan pada klien dengan gawat darurat. Yang penting dalam
komunikasi disini adalah bagaimana :
1. masyarakat dengan mudah dapat minta tolong
2. cara mengatur dan membimbing pertolongan ambulan
3. cara mengatur / memonitor rujukan dari puskesmas ke RS atau dari RS ke RS.

4. cara mengkoordinir penanggulangan korban bencana


Supaya masyarakat dapat minta tolong dengan cepat maka dapat dipakai cara yang
tradisional seperti :
- bedug
- kentongan
- pluit
- asap, atau
- kurir
Dapat juga dipakai cara modern seperti :
- telephone
- radio
Perum telekomunikasi sudah menentukan bahwa nomor telephone (118) adalah Common
medical emergency number untuk seluruh Indonesia. Sedangkan radio komunikasi sudah
dipakai oleh :
- polisi
- taksi-taksi
- RAPI (Radio Antar Penduduk Indonesia)
- ORARI (Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia)
- dan lain-lain
Sebagai penerima permintaan tolong tersebut diatas sebaiknya di tiap-tiap kota ada suatu
sentral komunikasi yang dihubungkan dengan radio / telephone dengan :
- polisi
- dinas kebakaran
- SAR Nasional-setempat

- PMI
- Bagian gawat darurat rumah-rumah sakit, dokter-dokter
- Ambulan-ambula tipe 118
- Radio taksi
- RAPI-ORARI
- Sentral komunikasi kota lain / nasional
- Sentral komunikasi negara lain
v Sentral komunikasi mempunyai tugas :
1. menerima / menganalisa permintaan tolong dari masyarakat
2. mengirim ambulan tipe (118) terdekat dan membimbingnya
3. mengatur / memonitor rujukan penderita gawat darurat
4. memonitor jumlah tempat tidur yang kosong pada tiap-tiap RS
5. menjadi pusat komando dalam penanggulangan korban bencana
6. dapat diambil alih oleh ABRI bila negara dalam keadaan darurat

Anda mungkin juga menyukai