Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia secara umum merupakan bahasa resmi negara Indonesia
yang digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta berperan penting dalam
dunia pendidikan. Pembelajaran Bahasa Indonesia menekankan pada pemerolehan
empat keterampilan berbahasa yaitu, keterampilan menyimak, berbicara,
membaca dan menulis. Keempat keterampilan tersebut disajikan secara terpadu,
namun dimungkinkan untuk memberikan penekanan pada salah satu keterampilan,
misalnya keterampilan menulis.
Dalam kegiatan menulis, terdapat kegiatan merangkai, menyusun,
meluksikan satu lambang/tanda/tulisan berupa kumpulan huruf yang membentuk
kata, kumpulan kata membentuk kelompok kata atau kalimat, kumpulan kalimat
membentuk paragraf, dan kumpulan paragraf membentuk wacana/karangan yang
utuh dan bermakna. Ada beberapa hal atau masalah disekitar karangan, yakni
pengembangan paragraf dengan segala aspek-aspeknya. Misalnya, pengertian
serta fungsi paragraf, struktur, jenis-jenis paragraf, kriteria paragraf yang baik, dan
beberapa pola pengembangan paragraf.
Paragraf merupakan suatu karangan yang paling singkat. Dengan
adanya paragraf, kita dapat membedakan dimana suatu gagasan mulai dan
berakhir. Kita akan merasa kesulitan membaca suatu tulisan atau buku jika tidak
ada suatu paragraf. Oleh sebab itu, kita perlu mempelajari paragraf baik kegunaan,
macam-macam, syarat pembentukan paragraf dan pengembangan paragraf.
Selama menyusun paragraf masih dilakukan dengan tidak benar dan
teratur. Hal itu dikarenakan karena kurang pahamnya dalam memahami makna
paragraf itu sendiri. Dalam makalah yang singkat ini, kami akan membahas
tentang paragraf. Pembahasan akan kami mulai dari hal yang paling sederhana
yaitu pengertian paragraf, kegunaan, macam-macam hingga syarat-syarat paragraf
dan pengembangan paragraf itu sendiri.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja macam-macam paragraf dan kegunaanya?
2. Bagaimanakah syarat pembentukan paragraf yang baik?
3. Dimanakah letak kalimat utama dari suatu paragraf?
4. Bagaimana cara mengembangkan suatu paragraf?

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Paragraf
Paragraf adalah seperangkat kalimat tersusun secara logis-sistematis
yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung
pikiran pokok dalam keseluruhan karangan. Oshima dan Hogue (1983)
menyatakan bahwa paragraf pada dasarnya ialah bagian terkecil organisasi
karangan. Berdasarkan fungsinya, paragraf dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu
(1) paragraf pendahuluan, (2) paragraf penjelas, dan (3) paragraf penyimpul.
Ketiga unsur tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Paragraf Pendahuluan
Paragraf pendahuluan bertujuan untuk menarik perhatian pembaca
terhadap tulisan yang akan disajikan,memberikan harapan kepada pembaca, dan
membentuk penalaran pada diri pembaca untuk membaca seluruh tulisan itu
(Keraf, 1994). Oleh karena itu, paragraph pendahuluan pada karya tulis ilmiah
harus dapat menarik perhatian pembaca. Apabila paragraf pendahuluan tersebut
mampu menarik perhatian pembaca, pembaca akan tertarik kepada tulisan yang
dihadapinya sehingga mempunyai keinginan menyelesaikan membacanya.
2. Paragraf Penjelas
Paragraf isi atau penjelas adalah semua paragraf yang terdapat di antara
paragraf pendahuluan dan paragraf penutup (Keraf, 1980). Oleh Wahab dan
Lestari (1999), paragraf itu disebut paragraf isi, yaitu berisi uraian atau penjelasan
isi tulisan yang dijabarkan pada batang tubuh tulisan. Inti persoalan yang akan
dikemukakan penulis terdapat dalam paragraf tersebut. Paragraf isi karya tulis
ilmiah mempunyai dua macam fungsi, yaitu (1) sebagai pembawa berbagai uraian
atau penjelasan ide-ide pokok yang disampaikan oleh penulis dan (2)
mempertahankan perhatian pembaca (Syafi'ie, 1988).
3. Paragraf Penyimpul
Paragraf penutup adalah paragraf yang dimaksudkan untuk mengakhiri
karangan atau bagian karangan. Dengan kata lain paragraf ini mengandung

kesimpulan pendapat dari apa yang telah diuraikan dalam paragraf-paragraf


penghubung.
Apapun yang menjadi topik atau tema dari sebuah karangan
haruslah tetap diperhatikan agar paragraf penutup tidak terlalu panjang, tetapi juga
tidak berarti terlalu pendek. Hal yang paling esensial adalah bahwa paragraf itu
harus merupakan suatu kesimpulan yang bulat atau betul-betul mengakhiri uraian
itu serta dapat menimbulkan banyak kesan kepada pembacanya.
Paragraf yang efektif harus memenuhi tiga syarat, yaitu: (1) adanya
kesatuan makna (koherensi), (2) adanya kesatuan bentuk (kohesi), dan (3) hanya
memiliki satu pikiran utama.
1. Kesatuan Makna (Koherensi)
Sebuah paragraf dikatakan mengandung kesatuan makna jika
seluruh kalimat dalam paragraf itu hanya membicarakan satu ide pokok, satu
topik, atau satu masalah saja. Jika dalam sebuah paragraf terdapat kalimat yang
menyimpang dari masalah yang sedang dibicarakan, berarti dalam paragraf itu
terdapat lebih dari satu ide atau masalah.
2.

Kesatuan Bentuk (Kohesi)


Kesatuan bentuk paragraf atau kohensi terwujud jika aliran kalimat

berjalan mulus, lancar, dan logis. Koherensi itu dapat dibentuk dengan cara
repetisi, penggunaan kata ganti, penggunaan kata sambung atau frasa penghubung
antar kalimat (Arifin dan Tasai, 2008).
3. Hanya Memiliki Satu Pikiran Utama
Paragraf yang baik harus hanya memiliki satu pikiran utama atau
gagasan pokok. Jika dalam satu paragraf terdapat dua atau lebih pikiran utama,
paragraf tersebut tidak efektif. Paragraf tersebut harus dipecah agar tetap memiliki
hanya satu pikiran utama. Satu pikiran utama itu didukung oleh pikiran-pikran
penjelas. Pikiran-pikiran penjelas ini lazim nya terwujud dalam bentuk kalimatkalimat penjelas yang tentu harus selalu mengacu pada pikiran utama.

B.

Pola Pengembangan Paragraf


Pengembangan paragraf berkaitan erat dengan (a) kemampuan merincikan

secara maksimal gagasan utama paragraf ke dalam gagasan bawahan dan (b)
kemampuan mengurutkan gagasan bawahan ke dalam suatu urutan teratur. Dalam
merincikan

gagasan utama dan mengurutkan gagasan bawahan, yang perlu

ditempuh ada tiga langkah. Langkah-langkah itu adalah (1) memikirkan ide pokok
yang akan ditulis, (2) memikirkan informasi yang logis dikemukakan agar
pembaca dapat memahami ide pokok penulis, dan (3) memikirkan tentang cara
menyampaikan informasi.
Ada tiga strategi dalam mengurutkan isi/informasi dalam paragraf.
Pertama, urutan alamiah, yaitu pengurutan informasi berdasarkan ruang atau
berdasarkan kronologi. Kedua, urutan logis. Ketiga, urutan psikologis, yaitu
mengurutkan gagasan/informasi dengan sangat berpihak pada psikologi pembaca
atau menyenangkan pembaca (Kuncoro, 2010). Di antara ketiga cara di atas,
paragraf dalam karangan ilmiah lebih banyak dikembangkan dengan cara urutan
logis (Suwignyo dan Santoso, 2008).
Ada beberapa pola yang dapat dipakai untuk mengembangkan paragraf,
yaitu klimaks dan anti klimas, sudut pandangan, perbandingan-pertentangan,
analogi, contoh, proses, sebab-akibat, umum-khusus, klasifikasi, dan definisi luas
(Keraf, 1980).
1)

Klimaks dan Anti Klimaks


Paragraf yang menggunakan dasar klimaks, ide pokoknya dirinci

menjadi

beberapa gagasan bawahan. Gagasan-gagasan bawahan itu disusun

sedemikian rupa dengan cara menempatkan gagasan yang dianggap kurang tinggi
kepentingannya pada bagian awal, gagasan berikutnya yang lebih tinggi
kepentingannya, dan diakhiri dengan gagasan yang paling tinggi kepentingannya.
Variasi dari klimaks ialah anti klimaks, gagasan yang dianggap paling tinggi
kepentingannya ditempatkan bagian awal, diikuti gagasan lebih rendah
kepentingannya, dan diakhiri dengan gagasan paling rendah kepentingannya
(Budiyono,2012).

2) Sudut Pandangan
Paragraf yang menggunakan pengembangan sudut pandangan, uraian ide
yang dikemukakan didasarkan pada penglihatan atas sesuatu barang dari posisi
tertentu. Dari posisi itu kemudian secara perlahan-lahan dan berurutan
digambarkan barang demi barang yang terdapat dalam ruangan itu. Urutan
tersebut dimulai dari yang paling dekat dengan posisinyalalu berangsur-angsur ke
belakang. Pengembangan paragraf tersebut disebut juga urutan ruangan
(Budiyono,2012).
3) Perbandingan-Pertentangan
Paragraf yang menggunakan pengembangan perbandingan, gagasan
yang dikemukakan bertolak dari segi-segi tertentu yang menunjukkan kesamaankesamaan dari dua hal atau lebih. Sebaliknya, apabila paragraf mengungkapkan
gagasan bertolak dari segi-segi tertentu yang menunjukkan perbedaan-perbedaan
dari dua hal atau lebih disebut pengembangan pertentangan (Budiyono,2012).
4) Analogi
Paragraf menggunakan pengembangan analogi hampir sama dengan paragraf
menggunakan pengembangan perbandingan. Perbandingan menunjukkan adanya
kesamaan-kesamaan hal yang berlainan kelas, sedangkan pengembangan paragraf
dengan analogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang kurang
dikenal oleh umum dengan sesuatu yang telah dikenal oleh umum
(Budiyono,2012).
5) Contoh
Paragraf yang menggunakan pengembangan dengan contoh, ide pokok
yang diungkapkan dalam paragraf dijelaskan dengan gagasan bawahan yang
berupa contoh. Contoh itu berfungsi untuk memperjelas maksud ide pokok yang
telah diungkapkan. Contoh yang dipakai untuk memperjelas tersebut bisa hanya
satu

atau

lebih,

disesuaikan

dengan

kejelasan

yang

dimaksudkan

(Budiyono,2012).
6) Proses
Paragraf yang menggunakan pengembangan proses, gagasan yang akan
diungkapkan merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan atau perbuatan-

perbuatan untuk menghasilkan sesuatu. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan
dalam pengembangan paragraf proses, yaitu (1) harus diketahui perincianperincian ide secara menyeluruh,(2) proses yang dimaksudkan dibagi atas tahaptahap kejadian, dan (3) menjelaskan tiap tahap dalam detail yang cukup tegas
sehingga pembaca dapat melihat seluruh proses yang telah diungkapkan
(Budiyono,2012).
7)Sebab-Akibat
Pengembangan yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus
yang menjadi sebab, dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat. Penalaran
ini digunakan untuk menerangkan suatu kejadian dan akibat yang ditimbulkannya
atau sebaliknya. Artinya, hubungan kejadian dan penyebabnyaharus terungkap
jelas dan informasinya sesuai dengan jalan pikiran manusia (Budiyono,2012).
8)

Umum-Khusus
Paragraf dapat dikembangkan dengan cara menempatkan ide pokok

pada awal paragraf, sedangkan rincian ide penjelasnya terdapat dalam kalimatkalimat

berikutnya.

Paragraf

seperti

itu

bersifat

deduktif

(umum-

khusus).Sebaliknya, rincian-rincian penjelas bisa diungkapkan lebih dulu lalu


diakhiri dengan generalisasinya.Paragraf demikian bersifat induktif (khususumum).Sebuah variasi dari kedua pengembangan tersebut, pada awal paragraf
terdapat ide pokok, tetapi pada akhir paragraf ide pokok tersebut diulang lagi
(Budiyono,2012).
9) Klasifikasi
Klasifikasi ialah pengelompokan hal-hal yang dianggap mempunyai
kesamaan-kesamaan tertentu. Dalam klasifikasi ada dua hal yang perlu
diperhatikan, yaitu (1) mempersatukan satuan-satuan ke dalam suatu kelompok
dan (2) memisahkan kesatuan-kesatuan tersebut dari kelompok yang lain. Dengan
demikian, paragraf yang dapat dikembangkan dengan cara klasifikasi apabila
gagasan-gagasan yang akan diungkapkan dalam paragraf tersebut dapat
dikelompok-kelompokkan

berdasarkan

kesamaan

kesamaan

tertentu

(Budiyono,2012).

10) Definisi Luas


Paragraf menggunakan pengembangan definisi luas bila gagasan yang
akan diungkapkan merupakan suatu istilah. Agar istilah itu dapat dipahami oleh
pembaca, istilah tersebut didefinisikan. Definisi yang digunakan biasanya
merupakan definisi luas, bukan hanya definisi formal biasa, definisi yang hanya
menerangkan etimologi kata, atau definisi yang menerangkan sinonimmya saja
(Budiyono,2012)
Pengembangan paragraf yang lain berdasarkan penempatan isinya ialah :
1. Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau
kejadian. Dalam karangan atau paragraf narasi terdapat alur cerita, tokoh,
setting, dan konflik. Paragraf narasi tidak memiliki kalimat utama (Arifin
dan Tasai, 2008).
2. Paragraf deskripsi adalah salah satu jenis karangan yang melukiskan
suatu objek sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sehingga pembaca
dapat melihat, mendengar, merasakan, mencium secara imajinatif apa
yang dilihat, didengar, dirasakan dan dicium oleh penulis tentang objek
yang dimaksud (Arifin dan Tasai, 2008).
3. Paragraf eksposisi adalah paragraf yang berisi uraian atau penjelasan
tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan
tambahan bagi pembaca (Arifin dan Tasai, 2008).
4. Paragraf argumentasi adalah paragraf atau karangan yang membuktikan
kebenaran tentang sesuatu. Pada akhir paragraf atau karangan, perlu
disajikan kesimpulan. Kesimpulan ini yang membedakan argumentasi
dari eksposisi (Arifin dan Tasai, 2008)
5. Paragraf persuasi adalah paragraf yang bertujuan mempengaruhi
pembaca untuk berbuat sesuatu (Arifin dan Tasai, 2008).
C. Penulisan dalam Makalah
Makalah adalah karya tulis yang memuat pemikiran tentang suatu
masalah atau topik tertentu yang ditulis secara sistematis dan runtut, disertai
analisis yang logis dan obyektif. Makalah ditulis untuk memenuhi tugas
terstruktur yang diberikan oleh dosen atau ditulis atas inisiatif sendiri untuk
disajikan dalam forum ilmiah.

Makalah merupakan salah satu jenis karangan yang memiliki sifatsifat ilmiah, yaitu objektif, tidak memihak, berdasarkan fakta, sistematik, dan
logis (Nurgiantoro,2001). Berdasarkan sifat-sifat di atas, baik tidaknya suatu
makalah dapat diamati dari segi signifikansi masalah yang dibahas, kejelasan
tujuan penulisan, kelogisan pembahasan, dan kejelasan peroganisasian gagasan.
Sebagaimana karangan ilmiah pada umumnya, makalah juga terdiri
dari paragraf-paragraf. Dalam skala kecil, kelogisan pembahasan dan kejelasan
organisasi gagasan dalam makalah terlihat pada paragraf-paragraf tersebut karena
pada dasarnya paragraf adalah unit-unit gagasan yang dikembangkan dalam
karangan ilmiah, dalam hal ini adalah makalah.
Pengembangan paragraf

dari masing-masing makalah tergantung

pada penulis yang menuangkan ide dan bahasan dalam makalah tersebut. Namun,
pengembangan paragraf tidak hanya berfokus dengan satu jenis pengembangan
namun dapat diuraikan berbagai jenis pengembangan di dalamnya dengan tetap
mempertahankan koherensi antar paragraf dalam makalah.

BAB III
PEMBAHASAN
A. Penelitian Pengembangan Paragraf
Penelitian yang kami lakukan dengan menganalisis pengembangan
pargaraf pada salah satu makalah mahasiswa yang berjudul Vaksin. Ide
pokok/utama dari makalah Vaksin ini ialah semua lingkupan luas mengenai
vaksin baik dari segi sejarah, pengobatan, jenis-jenis dan perkembangan dari
teknologi vaksin itu sendiri. Hasil penelitian dari analisis makalah ini, dapat kami
simpulkan bahwa ada 6 pola pengembangan paragraf yang digunakan dalam
makalah tersebut. Jenis pengembangan paragraf yang digunakan diantaranya
adalah proses, sebab-akibat, umum-khusus, klasifikasi, contoh dan definisi luas.
Sedangkan jenis pengembangan paragraf yang digunakan dalam makalah tersebut
ialah paragraf eksposisi.
Paragraf eksposisi ialah paragraf yang menguraikan bahasan atau ide
pokok suatu masalah yang dibahas dalam bentuk uraian dan penjelasan secara
lengkap yang ditujukan kepada pembaca. Paragraf dalam makalah ini
menguraikan beberapa hal yaitu :
1.1 Tabel Hasil Analisis Tiap Pokok Utama dalam Paragraf Makalah Vaksin
No
.
1.

Isi Makalah

Uraian

Sejarah Vaksin

Bagian ini membahas bagaimana asal


mula vaksin terbentuk dan dijadikan
sebagai

pengobatan

dalam

pencegahan untuk beberapa penyakit


2.
3.

Definisi Vaksin

tertentu.
Pengenalan dan penjelasan mengenai

Proses Pembuatan Vaksin

vaksin.
Bagian ini membahas tahapan atau
proses yang dilalui dalam pembuatan

4.

Jenis-Jenis Vaksin

vaksin hingga siap digunakan.


Membahas mengenai berbagai jenis

10

vaksin yang digunakan pada beberapa


5.

penyakit tertentu.
Perkembangan Pengobatan dengan Membahas mengenai perkembangan
Vaksin

vaksin

dalam

dunia

pengobatan,

presentase penggunaan vaksin yang


sering digunakan dan efek samping
dari penggunaan vaksin tersebut.
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa penjelasan dan uraian
mengenai vaksin dibahas secara mendalam. Tiap poin paragraf mengandung
uraian-uraian tersebut sehingga membentuk isi makalah yang padu dengan
bahasan lengkap mengenai vaksin. Poin-poin tersebut menunjukkan bahwa jenis
pengembangan paragraf yang digunakan ialah paragraf eksposisi.
Pola pengembangan paragraf yang tercangkup dalam makalah ini terdiri
atas 6 pola. Pola proses merupakan bentuk pengembangan paragraf dengan
menjelaskan uraian atau langkah-langkah yang menghasilkan sesuatu. Pola ini
terdapat pada bahasan mengenai proses pembuatan vaksin yang dibuat secara
berurutan untuk mengarahkan kepada pembaca bagaimana langkah-langkah
pembuatan ini bias menghasilkan vaksin tersebut.
Pola contoh ialah pola pengembangan paragraf dengan memberikan
gambaran lain atau contoh untuk membantu pemahaman pembaca terhadap tulisan
yang dibuat penulis. Pada makalah ini, contoh yang dimuat ialah mengenai
Pola sebab-akibat merupakan bagian dari pengembangan paragraf yang
berfokus pada penjelasan mengenai penyebab bahasan tersebut dan hasil yang
didapatkannya (akibat). Pola ini digunakan pada bahasan mengenai perkembangan
pengobatan vaksin terhadap pasien. Bahasan ini meliputi kinerja vaksin saat
diberikan kepada pasien dan hasil akhir yang didapat setelah penggunaan atau
pemberian vaksin tersebut. Ini adalah poin utama untuk pengembangan kalimatkalimat selanjutnya.
Pengembangan paragraf dengan pola umum-khusus sebagian besar
digunakan dalam isi makalah ini. Pola ini terlihat dari penjelasan secara umum
mengenai vaksin itu sendiri kemudian terurai menjadi beberapa uraian lengkap
11

yang membahas hal-hal lain yang berkaitan dengan ide utama tersebut. Uraiannya
meliputi dari perkenalan sejarah vaksin, proses pembuatannya, jenis-jenis vaksin
hingga perkembangannya dalam dunia pengobatan. Pola ini menitik-beratkan
pada uraian secara menyeluruh mengenai vaksin.
Pembahasan mengenai jenis-jenis vaksin yang ditujukan pada penyakit
tertentu sesuai penggunaannya merupakan bagian pola pengembangan paragraf
klasifikasi. Hal ini didasarkan pada penguraian jenis vaksin yang ada dalam
bahasan makalah ini. Klasifikasi merupakan bagian dari suatu pengelompokkan.
Definisi luas termasuk dalam pola pengembangan paragraf yang ada dalam
makalah ini. Definisi luas ialah gagasa yang diungkapkan dalam bentuk istilah
kemudian diuraikan agar pembaca dapat memahami istilah tersebut. Pola ini
dibahas dibagian awal paragraf makalah. Bahasan awal ialah pengertian umum
dari vaksin yang umumnya dikenal khalayak dan mudah terkonsepkan pada
pemikiran pembaca.
Selain itu, keterpaduan antar paragraf satu dengan yang lainnya juga
menjadi acuan utama menentukan ketepatan penulis dalam mengembangkan ide
dan gagasan yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Dalam makalah ini, aspek
kohesi, koherensi dan ide utama sudah tercakup didalamnya. Aspek kohesi ialah
kesatuan makna antar kalimat dan paragraf. Kalimat-kalimat yang tergabung
dalam paragraf dari isi makalah ini telah membentuk makna yang bersesuaian
yaitu bahasan mengenai vaksin. Sedangkan koherensi yaitu keterpaduan antar
paragraf dimana tidak adanya kalimat juga sudah tersusun dengan cukup baik.
Fokus lain yang didapatkan dari analisis makalah ini ialah masih terdapat
beberapa kalimat tidak baku yang ditulis oleh penulis dan ada bagian kata yang
tidak tersusun dengan baik. Salah satu contohnya pada kalimat :
Produksi vaksin antivirus saat ini merupakan sebuah proses rumit bahkan
setelah tugas yang berat untuk membuat vaksin potensial di laboratorium.
Perubahan dari produksi vaksin potensial dengan jumlah kecil menjadi produksi
bergalon-galon vaksin yang aman dalam sebuah situasi produksi sangat
dramatis

12

Kalimat dari salah satu paragraf makalah ini menggunakan kata-kata yang cukup
sulit untuk dimengerti pembaca. Kesalahan dari penulisan ini dapat disebabkan
dari tidak adanya pemeriksaan ulang terhadap kata tersebut.
Makalah dibuat berdasarkan bahasan yang telah ditentukan ide
pokok/utamanya. Ide tersebut dapat menjadi acuan untuk pengembangan paragraf
selanjutnya agar isi dari bahasan tidak mengalami penyimpangan. Ketiga aspek
paragraf harus dijadikan pegangan agar ketepatan dalam penulisan tercapai.

BAB IV
PENUTUP

13

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kami sampaikan dalam makalah ini ialah :
1. Paragraf merupakan kalimat-kalimat yang tersusun secara sistematis dengan
ide pokok yang terkandung didalamnya sesuai bahasan yang dipilih.
2. Makalah yang diteliti menggunakan 6 pola pengembangan paragraf yaitu
contoh, proses, sebab-akibat, umum-khusus, klasifikasi, dan definisi luas.
Sedangkan pengembangan paragraf berdasarkan penempatan isinya ialah
paragraf jenis eksposisi.
3. Hasil penelitian dari analisa keefektifan isi paragraf yang ada dalam makalah
tersebut ialah 3 aspek (kohesi, koherensi dan ide utama) sudah tercakup
dalam tiap paragraf. Namun ada beberapa kesalahan dari segi padanan kata
dan kalimat yang dibuat menimbulkan kesulitan pada pemahaman pembaca.
B. Saran
Saran yang dapat kami sampaikan ialah diharapkan kepada mahasiswa
untuk dapat memperhatikan dan memahami lebih mendalam aspek pengembangan
paragraf dalam suatu penulisan makalah yang baik dan benar yaitu ketepaduan
kata dan paragraf serta kejelasan ide pokok dari bahasan yang dituliskan.
Diharapkan pula makalah ini dapat membantu pembaca sebagai penambah
wawasan untuk penulisan pengembangan paragraf.

DAFTAR PUSTAKA

14

Arifin, E. Zaenal dan S.A. Tasai. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia. Akademi
Pressindo, Jakarta.
Budiyono, H. 2012. Pengembangan Paragraf Dan Kualitasnya Pada Karya Tulis
Ilmiah Mahasiswa Magister Teknologi Pendidikan Program Pascasarjana
Universitas Jambi. Tekno-Pedagogi, Vol.2 (2) : 51-64.
Keraf, G. 1980. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Nusa Indah,
Ende-Flores.
Keraf, G. 1994. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Nusa Indah,
Ende-Flores.
Kuncoro, M. 2010. Mahir Menulis: Kiat Jitu Menulis Artikel Kolom dan Resensi
Buku.Penerbit Erlangga, Jakarta.
Lidwina, S. 2013. Penulisan Paragraf dalam Karya Ilmiah Mahasiswa. Jurnal
STIE Semarang, Vol. 5 (1) : 38-47
Nurgiantoro, B. 2001.Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra, Edisi ke-3.
BPFE, Jakarta.
Oshima,A. dan A. Hogue.1983. Writing Academic English. Addison-Wesly
Publishing Company, California.
Suwignyo, H. dan A.Santoso. 2008. Bahasa Indonesia Keilmuan Berbasis Area
Isi dan Ilmu.UMM Press, Malang.
Wahab, A. & Lestari, L. A. 1999. Menulis Karya Ilmiah. Airlangga University
Press, Surabaya.

15

Anda mungkin juga menyukai