Anda di halaman 1dari 5

Nama : Maria Ulfa

Kelas : XI MIA 2
TERIMAKASIHKU
Masa lalu,siapa yang tidak memiliki masa lalu?
Pernahkah kalian menyesali masa lalu?
Seberapa sering kalian menyesalinya?
Seberapa cepat kalian menyesali penyesalan itu?
Waktu tidak akan pernah menunggu hingga kita siap dan berlalu pergi.
Sadarilah,satu detikpun sangat berharga. Seperti halnya pertandingan basket.
Ketika kau memasukkan bola di satu detik terakhir sebelum peluit berbunyi,kau
sudah memberi nilai untuk tim mu. Tapi,jika kau memasukki bola di satu detik
setelah peluit berbunyi?
Maka tidak akan ada gunanya. Lihat? Satu detik itu bisa menjadi penentuan yang
akan mengubah sesuatu. Jadi hargailah setiap detik dalam hidup kalian.
Banyak orang yang bilang,apa yang tertinggal di masa lalu tidak akan bisa kita
ambil kembali. Itu salah. Kita bisa mengambil pengalaman di masa lalu dan
memperbaiki kesalahan itu agar tidak terulang di masa yang akan datang. Cukup
sekali kita menyesal,dan kita tidak ingin kembali menyesali hal yang sama di masa
yang akan datang bukan?.
Aku mengelap semua keringatku,layaknya banjir di ibu kota,keringatku terus saja
mengalir deras.
Sementara chandra berdri didepanku dengan ragu. Ia membuka mulutnya berkali
kali bertanya
apakah aku baik baik saja. Ya! Aku akan baik baik saja jika orang yang aku sayangi
baik- baik saja.
Chandra menatapku beberapa detik,kemudian ia mendesah.
ayolah,jangan terlalu dipaksakan. Istirahatlah dulu,oke? tanya chandra. Aku bisa
merasakan setitik rasa cemas dalam nada suaranya. Tapi apa yang harus aku
lakukan?aku marah. Kenapa teman teman ku tidak mengerti bahwa aku dilahirkan
dengan takdir seperti ini. Dan apa yang dia lakukan sekarang? Menyuruhku berhenti
menawarkan jasa semir sepatu yang aku lakukan sejak umur 10 tahun sampai
sekarang? Yang benar saja. Mereka ingin melihatku terpuruk tanpa penghasilan
yang merupakan sumber untuk keluargaku? Atau mereka ingin melihatku manja dan
bergantung pada harta orang tua mereka?
Ya,aku merupakan anak terakhir dari pasangan suami istri Mamat dan Yeni. Ayahku
meninggal sejak aku berumur 2 tahun. Ibuku berkata saat itu aku dalam masa
belajar berjalan dan memanggil ayah.
Chandra melirik jam tangannya dan kembali mendesah.
hari akan segera gelap ujarnya kepada dirinya sendiri. Chandra berlalu pergi
dengan perasaan dongkol,mungkin aku selalu menolak permintaannya untuk
berhenti dari pekerjaanku ini.
Tetapi aku sama dongkolnya dengan dia. Bagaimana tidak? Dia selalu memaksaku
melakukannya.

Entah bagaimana,aku yang awalnya ingin menjaga persahabatan kami sekarang


memilih menghindarinya. Di hari ketika ia memaksaku berhenti dari pekerjaanku
dan pergi begitu saja menjadi awalan hancurnya persahabatan kami.
Tidak ada yang namanya tegur dan sapa. Tidak ada senyuman,tidak ada
percakapan diantara kami. Kami seperti orang asing yang kebetulan berada di
sekolah dan di lingkungan yang sama. Meski pada kenyataannya kami mengenal
lebih dari 8 tahun. Menyedihkan? Memang.

Selama hubunganku dan chandra buruk,seperti biasa aku melakukan rutinitasku


bersekolah,merawat ibu,mengurus rumah dan menawarkan jasa semir sepatu di
sepanjang jalan. Aku terpaksa memilih menghadapi takdir yang diberikan tuhan
kepadaku daripada menghindarinya. Sebab aku tidak tahu lagi jalan lain yang harus
aku lakukan. Dahulu sebelum ibu jatuh sakit, ibu berjualan pecel di gardu depan
rumah kami. Dan sekarang pecel yang sangat disenangi oleh orang orang sudah
tidak ada. Ibuku sakit parah yang memaksakan ia untuk berhenti berjualan. Dan
sekarang aku yang membiayai makan,dan pengobatan ibu. Mengapa? Karena sudah
tidak ada orang yang dimiliki ibu selain diriku. Lalu kakak kakakku? entah pergi
kemana meninggalkan ibu dan aku sejak ibu jatuh sakit.
Pada saat ibu sakit,aku sangat terpuruk,aku tidak tahu lagi darimana aku
mendapatkan uang untuk biaya pengobatan ibu dan biaya sekolahku. Tetapi pada
saat itu keadaan memaksaku untuk berfikir bagaimana caranya mendapatkan uang.
Seketika aku ingat kata kata ibu bahwa sebelum ayah pergi meninggalkanku,Ibu
berkata ayah adalah seorang yang menawarkan jasa semir sepatu dan ibu masih
meyimpan alat alat untuk jasa semir sepatu di loteng atas. Aku bergegas menuju
loteng atas dan mencari barang yang ibu ceritakan. Kurang dari setengah jam aku
sudah menemukan barang yang aku cari. Bergegas aku membersihkan barang
tersebut dari debu untuk aku gunakkan esok hari.
Dari situlah awal karirku dalam pekerjaan ini.
Sejak kapan hubunganku dengan chandra membaik? Setelah perang dingin kami
selama kurang lebih setengah tahun,tiba tiba saja hubungan kami membaik. Ajaib
bukan? Tapi,persahabatan kami agak berbeda. Meski aku tidak bisa menjelaskannya
karna aku sendiri tidak tahu apa yang berbeda.
jadi kau baru datang? tanya chandra yang duduk disamping mejaku dengan
santai. Aku menggangguk pelan. Sekarang kami sudah tidak sekelas lagi. Tapi ia
sering datang ke ke kelasku sebelum jam pelajaran di mulai. Awalnya memang sulit
untuk bisa berbicara lagi dengannya. Perang dingin kami benar benar
mengerikan,tetapi sekarang aku bersyukur pertemanan kami telah membaik.
ada acara setelah pulang sekolah? tanya chandra,kenapa? jawabku
singkat,kutebak dia ingin mengajakku jalan jalan. Ia memang sering mengajakku
untuk mencara udara segar. Aku tau maksud baik dia,tetapi seringkali tawarannya
aku tolak karena alasan bekerja. Mungkin ia sudah bosan dengan alasanku
ini,tetapi ia cukup sabar menghadapiku.

kenapa kau bilang? Huh pasti kau mementingkan pekerjaanmu itu lagi. Baiklah
rani,kau itu masih muda. Jangan terlalu memikirkan tentang uang. Ayo jalan jalan
sekali ini saja mohon chandra padaku.
Aku sebenarnya kesal dengan apa yang ia katakan barusan. Mementingkan
pekerjaanmu itu lagi? Hah?! Dia fikir aku bekerja hanya untuk main main. Aku
sangat berbeda dengannya,ia terlahir dengan keluarga yang bergelimangan harta.
Sedangkan aku hanya anak yatim yang menafkahi seorang ibu.
Baiklah aku sadar bahwa belum seminggu kami berbaikkan. Aku akan menerima
tawarannya dengan satu syarat.
baiklah,tetapi kau harus membantuku bekerja ya? tawarku pada chandra.hah?!
yang benar saja?!,hmm baiklah hanya sejam oke!. Kami pun setuju dengan
perjanjian tersebut.
Setelah sejam berlalu chandra menagih janjiku. ran udah sejam nih,ayoo ujar
candra membujukku.
Aku hannya mengangguk. Kamipun pergi jalan jalan.

Ketika kami sedang tertawa bersama tiba tiba handphoneku berdring


kring~kringgg~ aku segera mengangkatnya. Ekspresiku berubah
seketika,chandrapun heran,ran? Kamu sehat kan? tanpa menghiraukan
pertanyaannya akupun menangis dan menjerit.kenapa ran?! Rani kenapaaa?!
tanya chandra panik. Akupun dengan terbata bata berkata anterin aku ke rumah
sakit immanuel chan,cepetan.chandra bergegas membawaku ke mobil. Ya ia tahu
bahwa ibuku masuk rumah sakit. Siapa lagi selain ibuku? Anggota keluargaku yang
aku punya satu satunya.
Dalam perjalanan ke rumah sakit aku hannya menangis histeris,aku berfikir tak
karuan bagaimana jika nasib ibu sama dengan ayah? Meninggalkanku sendiri?
batinku terus tersiksa.
Sesampainya di rumah sakit aku langsung lari mencari ruangan yang aku tuju.
Benar saja, ibuku sedang melakukan oprasi jantung. Akupun tertunduk lemas.
Bagaimana bisa aku tidak berada di samping ibuku saat ibuku sakit?. Aku terus
menyalahkan diriku sendiri. Chandra duduk dismpingku dengan diam. Ia hanya
mengelus elus pundakku.
*sehari setelah kejadian tersebut*
rani,maafkan aku. Jika waktu itu aku tidak memaksamu untuk ikut
denganku,mungkin saja ini tidak akan terjadi ucap chandra. Aku hannya tersenyum
lesu. Saat ini kami sedang bera di pemakaman ibuku. Ya setelah kejaidan di rumah
sakit itu,ibuku gagal dalam oprasi. Aku mencoba menerima keadaan dan kembali
kerumah. Sesampainya dirumah aku menangis sejadi jadinya. Aku tidak tahu lagi.
Sekarang aku hidup sebatang kara. Aku menangis sampai aku tertidur pulas.
Cahaya matahari pagi menembus jendela kamarku. Tak terasa sudah 5 hari aku
terbaring lemas di ranjang. Aku sangat terpukul atas kepergian ibuku. Akupun
teringat pesan ibu sebelum ia menjalankan oprasi tersebut.
ran,sepertinya waktu ibu tidak banyak lagi. Jaga dirimu baik baik. Jangan
terpuruk sangat lama seperti orang pengecut, ibu tau kamu anak yang cerdas dan

juga kuat. Hiduplah baik baik tanpa ibu nak. Jadilah orang sukses. Mengingat
itupun aku meneteskan air mata. Tubuhku sangat tidak bertenaga. Kemudian aku
tersenyum pahit meratapi keadaanku. Tak butuh waktu lama akupun bangkit berkat
dukungan ibuku. Akupun berbicara pada diriku sendiri bahwa aku bisa melewati
semuannya dengan baik.
Hp ku pun bergetar,kulihat di layar chan cahan calling ya chan chan adalah
nama panggilanku terhadap chandra. Akupun mengangkat telponnya. yak! Kau
tahu berapa kali aku menelponmu dan mengirimmu sms?!,bahkan aku
mengunjungimu saja tidak dibukakan pintu! akupun tersenyum halus mendengar
keluhannya,dengan lemas aku menjawab maafkan aku. Diapun menceloteh lagi
apakatamu ?! maaf?! Hanya itu?! Kau tak tau betapa khawatirnya aku padamu.
Rasanya sampai ingin mati. . hahahahahaha kali ini aku benar benar tertawa keras
apa katamu? Mau mati?. Akupun meledekknya.
Beberapa minggu setelah kejadian itu. Aku menjalankan hidupku dengan normal.
Tentunya dengan bantuan sahabatku yang sering ku panggil chan chan hehe.
Saat ini aku menginjak kelas XII sma. Mungkin hitungan hari lagi aku akan
menghadapi Ujian Nasional. Tentu kalian bertanya tanya mengapa aku masih bisa
bersekolah bukan?. Setelah ibuku meninggal chandra lah yang merekomendasikan
diriku kepada kepala sekolah untuk dibebaskan dalam biaya sekolah apapun,dengan
syarat nilaiku tidak boleh turun. Tetapi itu tak berlaku untuk ke perguruan tinggi.
Di waktu makan siang,chandra terlihat lesu dan berkata ran. iya ada apa chan
chan? Yee kamu jelek kalo lesu gitu. Lebih jelek dari sepatuku haha akupun
berusaha untuk mengiburnya. Ia pun tersenyum pahit,dan melanjutkan kata yang
ingin ia sampaikan kepadaku. maaf.maaf.. aku tidak mengerti mengapa chandra
meminta maaf kepadaku sedangkan ia tidak ada salah apa apa terhadapku. Iapun
terdiam dan berkata kembali sebentar lagi kita akan lulus. Ayah dan ibuku sudah
mendaftarkanku di universitas yang berada di california. Maaf aku tidak bisa
menjagamu lebih lama. Aku tidak bisa membantah kehendak ayah dan ibuku.
Ujarnya . deg! Jantungku tiba tiba saja sakit. Lagi? Haruskah aku kehilangan orang
yang aku sayangi lagi? Betapa tidak adilnya tuhan kepadaku? Kenapa harus
chandra? Orang satu satunya yang aku punya? Kenapa?!, tanpa aku sadari,aku
meneteskan air mata. Tidak. Aku tidak boleh sedih,ini semua demi kebaikannya.
apa?! Kuliah di luar negri?! Whooaa! Keren sekali! Tidak dapat dipercaya seprang
chandra kuliah di luar negri. Haha,ucapku menutupi kesedihanku.apakah kau
tidak keberatan? tanya chandra ragu. apakah ada alasan untuk keberatan jika itu
semua untuk kebaikkan? jawabku tersenyum sumringah.wah,tak terasa sebentar
lagi jam pelajaran akan segera dimulai,cepat kau ke kelasmu hush hush candaku.
Chandrapun pergi sambil terkekeh.
Waktu berjalan begitu cepat,sudah 10 tahun sejak kepergian chandra untuk
berkuliah di california. Lalu aku? Setelah lulus sma aku hanya melanjutkan
rutinitasku sebagai tukang semir sepatu. Kira kira 3 tahun aku menjadi tukang
semir sepatu lagi dari hari kelulusanku. Pada saat itu aku pindah haluan dan bekerja
di pabrik sepatu milik ayah chandra. Hubunganku dan keluarga chandra memang
baik. Ayahnya menawarkanku untuk menjadi karyawan di salah satu cabang pabrik
sepatunya. Aku bekerja selama 8 tahun,dan selama itulah aku menungumpulkan
uang. Niatku ingin membuka usaha sendiri. Dan apa yang terjadi? Benar saja aku
membuka toko sepatu. Awalnya aku tidak yakin,tetapi dengan dorongan dari orang

tua chandra dan chandra sendiri aku yakin membuka toko sepatu ini. Dan ayah
chandra yang memodlkan setengah modalku,dan setengahnya memakai
tabunganku selama ini. Awalnya hanya toko sepatu kecil kecilan yang berada di
pinggiran jalan,aku menjual produk sepatu dari pabri ayah chandra. Karena aku
mendapatkan sepatunya langsung dari pabrik,jadi aku bisa menawarkan harga yang
lebih murah.
Awalnya hanya satu atau dua orang yang belanja di tokoku,tetapi lama kelamaan
tokoku dibanjiri oleh pengunjung. Aku sangat bersyukur,karena berkat dorongan
dari kedua orang tua chandra,dan sahabatku chan chan,terutama malaikat
tanpa sayap yang selalu ku sertai dalam doa. yaitu ibuku. Berkat mereka sekarang
aku sudah menjadi pengusaha sukses. Sekarang aku memiliki cabang toko sepatuku
disetiap kota yang bisa dikenal dengan nama toko sepatu yeni. Sengaja aku
memberi nama ibuku pada tokoku. Agar ibu tau bahwa sekarang aku telah
melakukan apa yangia katakan,yaitu menjadi orang sukses. Terimakasih ibu.
Pagi yang cerah hadir,awan yang biru,angin segar yang menghembus masuk ke
jendela kamarku. kring kring akupun mengangkat hp yang berdring sejak tadi.
Terdengar seorang pria mengoceh dari handphone. yak! Raniiiii! Cepatttt! Kau
tidak ingat? Ini adalah hari peringatan ibumu!. Tersentak aku bangun dan segera
menuju kamar mandi. Stelah aku bersiap siap dengen stelan blose warna hitam,tak
lupa dengan rangkaian mawar putih ditanganku. tin tinnnnnn suara klakson mobil
sangat berisik di depan rumahku. Akupun keluar dan terlihat seorang pria yang
melambaikan tangannya di dalam mobil. Akupun tersenyum halus dan langsung
menuju pria tersebut. cepat masuk Ujar pria berwajah tampan tersebut. Ya dia
adalah chandra. Ia telah menyelesaikan kuliah fashionnya di california. Sekarang ia
adalah manager dari seluruh pabrik sepatu peninggalan ayahnya. iya sebentar
jawabku lembut.
*pemakaman*
Brussh~ suara angin lembut menyapu rambutku dan dedaunan di sekitar makam
ibuku.
Akupun meletakkan rangkaian mawar putih di atas makam ibuku,kemudian
memejamkan mata dan bergumam ibu,sekarang aku sudah menjadi orang yang
sukses seperti kata ibu. Ibu,aku minta maaf saat ibu ada disampingku aku tidak bisa
menjadi orang sukses,aku hanya bisa menyusahkan ibu. Ibu, aku kemari dengan
chandra,aku sangat bersyukur sekali memiliki sahabat seperti dia. Ibu terimakasih.
-end-

Anda mungkin juga menyukai