Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
Hosea Yoarana
(153081410)
Anisa Maulidiya (153081410)
Ratna H. M.
(15308141047)
Emma Maulida
(153081410)
Isnani Deyana A. (15308144005)
Kelompok
sari (stamen) terdiri dari tangkai sari (filamen) dan kepala sari (antera). Antera
merupakan bagian yang dapat menghasilkan serbuk sari yang nantinya berperan untuk
membuahi sel ovum. Menurut Nugroho (2006), benang sari pada umumnya terdiri
dari empat ruang yang berisi pollen yang disebut dengan mikrosporangium dan satu
tangkai yang mendukung antera disebut filamen atau tangkai sari. Antera pada
angiospermae umumnya terbagi dalam dua belahan dan tiap belahan memiliki dua
kantung sari. Antara dua belahan dihubungkan oleh jaringan steril yaitu konektivum.
Pada tanaman angiospermae, mikrospora dan megaspora dibentuk dalam
bunga. Menurut Loveless (1999), pada Angiospermae serbuk sari dibentuk dalam
anter. Meiosis pada setiap sel induk spora menghasilkan pembentukan empat
mikrospora. Kemudian masing masing berkembang menjadi serbuk sari ber sel dua
dengan didinng luar yang kasar. Satu sel serbuk sari disebut sel tabung, yang lain
disebut sel generatif. Mikrospora akan terus berkembang hingga siap untuk membuahi
sel ovum. Oleh karena itu kami melakukan pengamatan untuk mengetahui bagaimana
perkembangan mikrospora muda hingga dewasa serta membedakan strukturnya.
B. TUJUAN
1. Mengamati struktur antera.
2. Mengamati perkembangan mikrospora.
3. Mengamati morfologi serbuk sari.
C. METODOLOGI PRAKTIKUM
a. Metode Praktikum : Observasi
b. Alat :
1. Mikroskop
2. Gelas benda
3. Cover glass
4. Pinset
5. Cawan petri
6. Pembakar spiritus
7. Penjepit
8. Silet
9. Pipet
10. Korek api
c. Bahan
1. Air
2. Antera Passiflora sp. dengan ukuran 0,3 ; 0,5 ; 0,8 ; 1,2 ; 1,3 ; 1,4 ; dan 1,5.
(cm)
3. Larutan HCL
4. Ethanol 70%
5. Asam asetic
6. Aseto carmin
d. Cara Kerja
Suatu antera yang muda terdiri atas suatu masa sel yang homogen dan
dikelilingi oleh lapisan epidermis. Selama perkembangan antera menghasilkan 4 lobus
dan disetiap lobus beberapa sel hipodermial menjadi lebih menarik perhatian
dibanding yang lain karena ukurannya yang besar, bentuk selnya memanjang ke arah
radial dan intinya jelas. Sel-sel ini adalah sel arkesporium. Sel-sel arkesporium
membelah dengan dinding periklimal (sejajar pemukaan) menghasilkan sel-sel
parietal primer di sebelah luar dan sel-sel sporogen primer disebelah dalam. Sel-sel
parietal primer membelah lagi secara periklinal menghasilkan lapisan parietal
sekunder. Lapisan parietal sekunder inilah yang menghasilkan dinding antera
(Maheswari, 1950).
Sel sporogen primer membelah-belah lagi secara mitosis, dan sel-sel hasil
pembahasan mitosis menjadi sel induk mikrospora. Sel sporogin primer dapat
langsung berfungsi sebagai sel induk mikrospora tanpa mitosis. Setelah itu sel induk
mikrospora membelah secara meiosis menghasilkan tetrad mikrospora. Selanjutnya
sel-sel dalam tetrad memisahkan diri menjadi sel mikrospora yang soliter (Maheswari,
1950).
Pada kuncup ukuran 0.8 cm, struktur anteranya hampir sama dengan
ukuran kuncup 0.5 cm. Jaringan konektivumnya lebar dan mikrosporangianya
juga terlihat bertambah lebar, sehingga mikrospora
Pada kuncup yang berukuran 1,2 cm, mikrospora yang berada dalam
mikrosporangia susunanya sudah renggang dan sebagian sudah tidak
berlekatan, sehingga berhamburan keluar dari mikrosporangia. Pada ukuran
ini, dinding anteranya juga lebih jelas lapisan-lapisannya. Di dalam
mikrosporangia juga sudah terlihat dengan jelas sel induk mikrospora. Sel
induk mikrospora tersebut akan membelah menjadi mikrospora.
5. Antera kuncup bunga Passiflora sp. ukuran 1.3 cm
Pada kuncup bunga Passiflora sp. yang berukuran 1.4 cm ini, dapat
dilihat mikrospora sudah berbentuk bulat dengan ukuran yang lebih besar dari
mikrospora pada kuncup sebelumnya dan tersebar di dalam maupun diluar
mikrosporangia.
7. Antera kuncup bunga Passiflora sp. ukuran 1.5 cm
Pada kuncup bunga Passiflora sp. yang berukuran 1.5 cm, dapat dilihat
bahwa batas antara kedua kantung sari pada tiap belahan yang menempel
sudah mulai rusak. Hal tersebut menandakan bahwa mikrosporanya sudah
hampir matang.
DAFTAR PUSTAKA
Budiwati, dan Ratnawati. 2011. Biologi Perkembangan Tumbuhan.
Yogyakarta : FMIPA UNY.
Griffin, A.R. dan Sedgley, M. 1989. Sexua l Reproduction of Tree Crops.
San Diego: Academic Press Inc Harcourt Brace Jovanovich
Publishers.
Loveless,A.R. 1999. Prinsip-Prinsip Tumbuhan Untuk Daerah Tropis.
Jakarta. Erlangga.
Maheswari, P.1950. An Introduction to the Embryology of Angiosperms. McGraw Hill
Book Co.,Inc. New York, Toronto, London.
Nugroho,L. Hartanto. 2006. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan.
Jakarta. Penebar Swadaya.