Oleh :
Adiptya Cahya Mahendra G99151036/E-14
Bima Kusuma Jati
G99151038/E-16
Pembimbing :
Bagus Artiko dr., Sp.A, M.Kes
HALAMAN PENGESAHAN
Presentasi kasus ini disusun untuk memenuhi persyaratan kepaniteraan klinik
Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret / RSUD Dr.
Moewardi. Presentasi kasus dengan judul:
Seorang anak perempuan dengan dengue hemorraghic fever derajat I dan
Obesitas, obese, normoheight
Hari/tanggal
Mei 2016
Oleh:
Adiptya Cahya Mahendra G99151036/E-14
Bima Kusuma Jati
G99151038/E-16
BAB I
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama
: An. S
Usia
: 5 tahun 11 bulan
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat
: Ngadirejo Kartosuro
No RM
: 0133xxxx
Tanggal masuk
: 23 April 2016
Tanggal periksa
: 23 April 2016
Berat Badan
: 29 kg
Tinggi Badan
: 110 cm
II. ANAMNESIS
A. Keluhan Utama
Demam
B. Riwayat Penyakit Sekarang
I
II
III
Selasa
Rabu
19/04/16
20/04/16
21/04/16
07.30
07.30
07.30
IV
Kamis
Jumat
Sabtu
22/04/16 23/04/16
07.30
07.30
I
15/6
2015
09.00
II
16/6
2015
09.00
III
17/6
2015
09.00
IV
18/6
2015
09.00
19/6
2015
09.00
membawa pasien ke klinik dokter umum dan diberikan obat puyer dan
sirup penurun panas.
Kurang lebih dua hari kemudian (Sabtu, 23 April 2016) orang tua
pasien mengatakan pasien tampak lesu, pasien juga masih demam tinggi.
Pasien buang air kecil dan buang air besar susah. Oleh orang tua kemudian
pasien dibawa ke klinik lagi dan diberikan obat, kemudian diinstruksikan
untuk cek laboratorium.
Sebelum masuk rumah sakit (Sabtu, 23 April 2016), pasien dibawa
untuk cek di laboratorium dengan hasil:
Hemoglobin : 17.8 g/dl
Hematokrit
: 63.6%
Leukosit
: 6500/ul
Trombosit
: 84000/ul
Kemudian pasien dibawa ke rumah sakit swasta dan diberi
tatalaksana oksigen nasal 3 lpm, infus RL 300 cc dalam 15 menit
selanjutnya 100 cc per jam. Karena keterbatasan sarana, pasien dirujuk ke
RSUD Dr. Moewardi.
Saat di IGD RSUD Dr. Moewardi pada Sabtu 23 April 2016 pukul
13.40, pasien tampak sakit sedang, lemah, kesadaran kompos mentis,
terpasang infus RL 100 cc per jam, tidak terpasang oksigen nasal. Nafsu
makan dan minum menurun. Buang air kecil terakhir 4 jam yang lalu,
buang air besar terakhir 4 hari yang lalu.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat rawat inap di RS sebelumnya
: disangkal
: disangkal
: 0 bulan
BCG
: 1 bulan
4
Polio
: 1,2,3,4 bulan
DPT- HB
: 2,3,4 bulan
Campak
: 9 bulan
2 bulan
3 bulan
4 bulan
6 bulan
9 bulan
J. Riwayat Nutrisi
Pasien mendapatkan air susu ibu (ASI) eksklusif sejak lahir hingga
usia 6 bulan. Pada usia 6 bulan, pasien mulai diberikan mendapatkan
makanan pendamping ASI (MP-ASI) berupa sayur dan buah yang
dihaluskan (misalnya, kentang, pisang, sayuran hijau), bubur atau nasi
yang dihaluskan, kadang daging yang dihaluskan (misalnya, daging ayam
atau sapi), serta air; kuantitas makan sehari 3-4 kali sehari porsi.
Saat ini, pasien makan sehari tiga kali, porsi makan lebih banyak
disbanding anak seusianya. Menu makan sehari-hari berupa nasi dan lauk
pauk seperti tempe, tahu, telur dan sayur. Pasien sering mengkonsumsi
daging, buah maupun susu.
Kesan : kualitas asupan gizi baik.
K. Pohon Keluarga
I
II
III
III.
Status Generalis
a. Keadaan Umum:
tampak sakit sedang, kompos mentis (GCS: E4V5M6), gizi kesan
lebih
b. Tanda vital
6
Laju napas
Suhu
: 35,9 C
c. Status Gizi
i.
ii.
Palpasi
Perkusi
Palpasi
Perkusi
: redup / redup
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
permukaan
rata,
tepi
tajam,
AL
7.7 ribu/L
AT
50ribu/L
AE
5.9juta/L
Indeks eritrosit
MCV
76.6/m
MCH
24.9pg
MCHC
32.5g/dL
RDW
12.4%
MPV
8.7 fl
PDW
18%
Hitung jenis
Eosinofil
0.40%
Basofil
1.80%
23.00
13.9g/dL
40%
7.4 ribu/ L
57ribu/L
5.34juta/L
75.4/m
26.0pg
34.5g/dL
12.5%
8.8 fl
18%
0.30%
1.30%
Neutrofil
Limfosit
Monosit
42.00%
44.50%
11.30%
35.20%
47.10%
16.10%
Kesan: tampak efusi pleura kanan dengan pleural effusion index 15%
V.
VI.
RESUME
Sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit pasien demam mendadak,
tinggi, terus menerus sepanjang hari. Pasien juga mengeluhkan nyeri pada
seluruh badan dan nyeri kepala. Tidak ada keluhan nyeri perut, keluhan
pada buang air kecil maupun buang air besar, tangan dan kaki pasien
masih teraba hangat. Orang tua pasien memberikan obat penurun panas,
demam mereda setelah pasien meminum obat penurun panas namun
kemudian panas lagi setelah efek obat habis.
Pada tanggal 23 April 2016 pukul 08.00 WIB karena keluhan
pasien belum berkurang, pasien diperiksakan ke klinik dokter umum dan
dilakukan
pemeriksaan
laboratorium
darah.
Hasil
pemeriksaan
10
teraba kuat, capillary refill time kembali kurang dari 2 detik, tidak ada
akral dingin.
Hasil laboratorium darah (23 April 2016) jumlah trombosit 50000
unit/L, hematokrit 45%, jumlah lekosit 7700 unit/L.
VII.DAFTAR MASALAH
Anak perempuan umur 5 tahun 11 bulan dengan :
-
terakhir ini
Edema palpebra (+)
Hepar teraba 1 cm di bawah arcus costae dextra dan 1 cm di bawah
keempat ekstremitas
Uji Rumple-Leed (+)
Trombositopenia (AT 50 ribu/L)
Peningkatan hematokrit (45%)
Status gizi secara klinis kesan gizi lebih; secara antropometris
obesitas (BB/TB > P97), obese (BB/U > P97), normoheight (P50 <
TB/U < P75); dan secara laboratoris tidak didapatkan anemia
DIAGNOSIS KERJA
a. Dengue hemorrhagic fever grade I
b. Obesitas, obese, normoheight (antropometri)
X. PENATALAKSANAAN
a.
Rawat bangsal anak
b.
Diet nasi lauk 2000 kkal/hari
c.
Inf Asering (5mL/kgBB/jam) ~ 95 mL/jam
d.
Paracetamol (15mg/kgBB/kali) ~ 400 mg/kali per oral
11
XI.
MONITORING
a. Keadaan umum, tanda vital per 4 jam
b. Balance cairan dan diuresis per 8 jam
c. Awasi overload cairan
XII. PLAN
a. DL2 series tiap 8 jam
b. Rontgen thorax RLD
c. IgG dan IgM anti dengue (24 April 2016)
XIII. EDUKASI
a. Edukasi keluarga tentang penyakit pasien, edukasi untuk
menambah intake makanan dan minuman pasien, prognosis pasien
baik dengan penanganan yang tepat.
b. Lapor bila ada tanda-tanda perdarahan.
c. Kompres hangat apabila demam lebih dari 37,5C dan pemberian
paracetamol bila demam lebih dari 38,5C.
d. Edukasi untuk melakukan 3M plus di rumah.
XIV. PROGNOSIS
Ad vitam
Ad sanam
Ad fungsionam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
12
XV.
FOLLOW UP
II
Rabu
20/04/16
07.30
III
Kamis
21/04/16
07.30
IV
Jumat
22/04/16
07.30
V
Sabtu
23/04/16
07.30
Minggu
24/04/16
06.00
: 110/80 mmHg
: 100 kali/menit, isi dan tegangan cukup
: 24 kali/menit, reguler, kedalaman cukup
: 36.1 C per aksiler
SiO2
: 98%
c. Kepala
d. Mata
e. Telinga
f. Hidung
g. Mulut
h.
i.
j.
k.
berdarah (-).
: Faring hiperemis (-), tonsil T1-T1 hiperemis (-/-).
: Kelenjar getah bening tidak membesar.
: Retraksi (-).
: Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi
: ictus cordis teraba tidak kuat angkat
Tenggorok
Leher
Thorax
Cor
13
Perkusi
: batas jantung kesan tidak melebar
Auskultasi : bunyi jantung I dan II interval normal, regular,
l. Pulmo
: Inspeksi
bising (-)
: pengembangan dinding thorax kanan sama
dengan kiri
Palpasi
: fremitus raba kanan sama dengan kiri
Perkusi
: sonor/sonor di seluruh lapang pulmo
Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan
m.Abdomen
(-/-)
: Inspeksi : dinding abdomen sejajar dinding thorax
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi
: timpani di seluruh lapang abdomen, pekak alih
Palpasi
teraba,
Petechiae
-
Tabel 1.3 Hasil laboratorium darah (24 Maret 2016, pukul 06.30, 18.30)
Hematologi rutin
Hb
Hct
AL
AT
AE
Indeks eritrosit
MCV
MCH
MCHC
RDW
MPV
PDW
06.30
12.5 g/dL
38%
8.4 ribu/L
45 ribu/L
4.95 juta/L
76.1 /m
25.3 pg
33.2 g/dL
12.5%
7.9 fl
18 %
18.30
12.7 g/dL
38%
10.2 ribu/L
42 ribu/L
5.03 juta/L
75. /m
25.2 pg
34.7 g/dL
12.3%
8.4 fl
19 %
14
Hitung jenis
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
IgM Dengue
IgG Dengue
0.30 %
1.10 %
37.10 %
52.30 %
9.20 %
Positif
Positif
0.60 %
1.50 %
36.10 %
53.10 %
8.60 %
Terapi :
a. Infus Asering* 5cc/kgBB/jam ~ 95 cc/jam
b. Diet nasi lauk 2000 kkal/hari
c. Parasetamol (15 mg/kg/kali) 400 mg/kali PO jika demam (38.5 C
per axilla)
*per liter Asering mengandung Na 130 meq, K 4 meq, Cl 109 meq, Ca 3
meq, asetat 28 meq, dekstrosa anhidrosa 50 g
2.
Pemantauan :
a. Mengawasi keadaan umum, tanda-tanda vital per 8 jam.
b. Pantau balans cairan dan diuresis selama pemberian cairan intravena
per 8 jam (pukul 05:00)
c. Awasi tanda-tanda perdarahan (epistaksis, gusi berdarah, peteki,
hematemesis, hematuria, atau melena)
d. Awasi tanda-tanda ensefalopati dengue (hiperpireksia, penurunan
kesadaran, nyeri kepala, muntah, atau kejang)
e. Awasi adanya overload cairan
3. Perencanaan:
a. Pemeriksaan darah lengkap per 12 jam (pukul 06:30, 18.30)
b. Pemeriksaan IgM dan IgG anti-dengue hari ini.
Tanggal 25 April 2016 pukul 06.00 (dalam perawatan hari kedua)
15
S : Demam (-) bebas demam 1 hari, tidak didapatkan tanda perdarahan seperti
mimisan, gusi berdarah. Nafsu makan membaik, makan sehari tiga kali,
minum baik, buang air besar dan buang air kecil tidak didapatkan keluhan.
I
II
III
IV
VI
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu
Minggu
Senin
19/04/16
20/04/16
21/04/16
22/04/16
23/04/16
24/04/16
25/04/16
07.30
07.30
07.30
07.30
07.30
07.30
06.00
: 100/60 mmHg
: 112 kali/menit, isi dan tegangan cukup
: 32 kali/menit, reguler, kedalaman cukup
: 36.2 C per aksiler
SiO2
: 99%
e. Mata
f. Telinga
g. Hidung
h. Mulut
berdarah (-).
i. Tenggorok : Faring hiperemis (-), tonsil T1-T1 hiperemis (-/-).
j. Leher
: Kelenjar getah bening tidak membesar.
k. Thorax
: Retraksi (-).
l. Cor
: Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi
: ictus cordis teraba tidak kuat angkat
Perkusi
: batas jantung kesan tidak melebar
16
: Inspeksi
bising (-)
: pengembangan dinding thorax kanan sama
dengan kiri
Palpasi
: fremitus raba kanan sama dengan kiri
Perkusi
: sonor/sonor di seluruh lapang pulmo
Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan
n. Abdomen
(-/-)
: Inspeksi : dinding abdomen sejajar dinding thorax
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi
: timpani di seluruh lapang abdomen, pekak alih
Palpasi
Petechiae
-
Tabel 1.4 Hasil laboratorium darah (25 April 2016, pukul 06.30, 18.30)
Hematologi rutin
Hb
Hct
AL
AT
AE
Indeks eritrosit
MCV
MCH
MCHC
RDW
MPV
PDW
Hitung jenis
Eosinofil
06.30
13.0 g/dL
40%
9.8 ribu/L
48 ribu/L
5.22 juta/L
76.1 /m
24.9 pg
32.7 g/dL
12.4%
7.8 fl
18 %
18.30
0.30 %
13.0 g/dL
40%
11.1 ribu/L
53 ribu/L
5.32 juta/L
75.4 /m
24.4 pg
32.4 g/dL
11.9%
8.8 fl
19 %
1.00 %
17
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
0.50 %
33.70 %
58.40 %
7.10 %
0.40 %
25.40 %
64.20 %
9.00 %
2. Pemantauan:
a. Mengawasi keadaan umum, tanda-tanda vital per 8 jam.
b. Pantau balans cairan dan diuresis selama pemberian cairan intravena
per 8 jam (pukul 05:00)
c. Awasi tanda-tanda perdarahan (epistaksis, gusi berdarah, petechiae,
hematemesis, hematuria, atau melena)
d. Awasi tanda-tanda ensefalopati dengue (hiperpireksia, penurunan
kesadaran, nyeri kepala, muntah, atau kejang)
3. Perencanaan:
Pemeriksaan darah lengkap per 12 jam (06.30, 18.30)
Tanggal 26 April 2016 pukul 06.00 (dalam perawatan hari ketiga)
S : Demam (-) bebas demam 2 hari, tidak didapatkan tanda perdarahan seperti
mimisan, gusi berdarah. Nafsu makan baik, makan sehari tiga kali, minum
cukup, buang air besar dan buang air kecil tidak didapatkan keluhan.
I
Selasa
II
Rabu
19/04/16 20/04/16
07.30
07.30
III
IV
Kamis
Jumat
Sabtu
21/04/16
22/04/16
23/04/16
07.30
07.30
07.30
18
VI
Minggu
VII
Senin
Selasa
07.30
06.00
: 100/60 mmHg
: 69 kali/menit, isi dan tegangan cukup
: 22 kali/menit, reguler, kedalaman cukup
: 36.6 C per aksiler
SiO2
: 99%
f. Telinga
g. Hidung
h. Mulut
i.
j.
k.
l.
Tenggorok
Leher
Thorax
Cor
m.Pulmo
bising (-)
: pengembangan dinding thorax kanan sama
dengan kiri
Palpasi
: fremitus raba kanan sama dengan kiri
Perkusi
: sonor/sonor di seluruh lapang pulmo
Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan
n. Abdomen
(-/-)
: Inspeksi : dinding abdomen sejajar dinding thorax
Auskultasi : bising usus (+) normal
19
Perkusi
Palpasi
o. Extremitas:
Edema
Akral dingin
- - Kulit lembab (-)
Arteria dorsalis pedis teraba kuat
Capillary refill time < 2 detik
Petechiae
-
Tabel 1.5. Hasil laboratorium Darah (26 April 2016, pukul 06.00)
Hematologi rutin
Hb
Hct
AL
AT
AE
Indeks eritrosit
MCV
MCH
MCHC
RDW
MPV
PDW
Hitung jenis
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
13.3 g/dL
41%
9.3 ribu/L
128 ribu/L
5.4 juta/L
75.9 /m
24.6 pg
32.4 g/dL
12.1%
9.6 fl
18 %
1.70 %
0.30 %
29.80 %
62.50 %
5.70 %
20
2. Pemantauan:
a. Mengawasi keadaan umum, tanda-tanda vital per 4 jam.
b. Pantau balans cairan dan diuresis selama pemberian cairan intravena
per 8 jam (pukul 05:00)
c. Awasi tanda-tanda perdarahan (epistaksis, gusi berdarah, petechiae,
hematemesis, hematuria, atau melena)
d. Awasi tanda-tanda ensefalopati dengue (hiperpireksia, penurunan
kesadaran, nyeri kepala, muntah, atau kejang)
3. Plan
Boleh pulang
21
BAB II
ANALISIS KASUS
Demam berdarah dengue adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot, dan atau nyeri sendi
disertai
leukopenia,
ruam,
limfadenopati,
trombositopenia,
dan
diatesis
23
24
bukan di hepar. Pada pasien DBD terjadi hepatomegali sebagai akibat proses
infeksi yang terjadi sehingga pemilihan asering diharapkan tidak membuat kerja
hepar semakin berat karena harus memetabolisme cairan infus.
Menurut Pedoman Diagnosis dan Tata Laksana Infeksi Virus Dengue
(IDAI), pasien yang datang dengan kondisi syok, diberikan tatalaksana oksigen
nasal 2 lpm, infus R asering 10-20 mL/kgBB dalam 1 jam. Apabila kondisi umum
dan vital sign terdapat perbaikan, maka cairan dapat diturunkan hingga 10
mL/kgBB. Jika kondisi stabil pemberian cairan dapat diturunkan secara bertahap
menjadi 7ml/kgBB, 5mL/kgBB, 3mL/kgBB, 1,5mL/kgBB hingga pada dosis
maintainance. Pada pasien diberikan cairan sebanyak 5 mL/kgBB/jam ~ 95
mL/jam (sesuai dengan BB ideal pasien) dikarenakan kondisi pasien masih stabil,
tidak didapatkan tanda- tanda syok Volume cairan yang diberikan pada pasien
DHF disesuaikan dengan berat badan, kondisi klinis dan temuan laboratorium.
Pada pasien dengan obesitas pemberian jumlah cairan harus berhati-hati karena
mudah terjadi kelebihan cairan, penghitungan carian sebaiknya berdasarkan berat
badan ideal. Selain dengan pemberian cairan melewati infus pasien juga
dianjurkan untuk minum yang cukup terutama minum cairan yang mengandung
elektrolit. Pemberian cairan harus diawasi supaya tidak terjadi overload cairan.
Pemberian obat simtomatis pada pasa pasien ini dapat diberikan antipiretik
dengan pilihan parasetamol 15mg/ kgBB/kali apabila demam. Berat pasien 29 kg
sehingga untuk dosis parasetamol yang diberikan sebanyak 400 mg sekali minum.
Parasetamol sebaiknya diberikan hanya pada keadaan pasien demam (suhu
>38,5C) dengan interval 6 jam. Pemberian aspirin atau golongan NSAID serta
ibuprofen tidak dianjurkan karena akan memperparah manifestasi perdarahan
pada pasien.
Pada hari kedua dan ketiga pasien diberikan terapi cairan maintenance
3ml/jam sesuai BB ideal pasien 19 kg ~ 57 mL/jam lalu distop apabila sudah ada
perbaikan klinis serta laboratoris. Pasien dipulangkan apabila telah memenuhi
kriteria pulang, yaitu: Tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik, nafsu makan
membaik, secara klinis tampak perbaikan, hematokrit stabil, syok teratasi,
trombosit >50.000/ml, tidak ada distress pernapasan. Pada pasien ini setelah 3 hari
25
26
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
27
28
plasma
yang
otomatis
jumlah
trombosit
berkurang
kekurangan
haemoglobin,
plasma
merembes
selama
sekresi
mediator
vasoaktif
yang
kemudian
menyebabkan
29
30
WHO
2009,
SEARO
juga
memperbaharui
dalam
31
tanda syok, demam berdarah dengue diikuti syok, demam dengue dengan
perluasan dari sindroma dengue.
Tabel 2. Pembagian klasifikasi infeksi dengue berdasarkan WHO-SEARO
dibandingkan dengan WHO 2009
32
33
34
36
Derajat I (Ringan)
Demam mendadak 2 sampai 7 hari disertai gejala klinik lain, dengan
manifestasi perdarahan ringan. Yaitu uji tes rumple leed yang positif.
2.
Derajat II (Sedang)
Golongan ini lebih berat daripada derajat pertama, oleh karena
ditemukan perdarahan spontan di kulit dan manifestasi perdarahan lain
yaitu epitaksis (mimisan), perdarahan gusi, hematemesis dan melena
(muntah darah). Gangguan aliran darah perifer ringan yaitu kulit yang
teraba dingin dan lembab.
37
3.
4.
Derajat IV
Penderita syok berat (profound shock) dengan tensi yang tidak dapat
diukur dan nadi yang tidak dapat diraba.
5.
C. Pemeriksaan Laboratorium
Setiap penderita dilakukan pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan
lengkap darah, sangatlah penting karena pemeriksaan ini berfungsi untuk
mengikuti
perkembangan
dan
diagnosa
penyakit.Pemeriksaan
jumlah
trombosit ini dilakukan pertama kali pada saat pasien didiagnosa sebagai
pasien DHF, Pemeriksaan trombosit perlu di lakukan pengulangan sampai
terbukti bahwa jumlah trombosit tersebut normal atau menurun.Pada pasien
DHF didapatkan jumlah trombosit < 100.000 /l. Peningkatan nilai hematokrit
menggambarkan terjadinya hemokonsentrasi, yang merupakan indikator
terjadinya perembesan plasma.Nilai peningkatan ini lebih dari 20%.
(Gandasubrata, 1999).
Penderita DHF sering muncul limfosit plasma biru, hal ini disebabkan
karena limfosit merupakan satu-satunya sel tubuh yang mampu mengenal
antigen secara spesifik dan mampu membedakan penentu antigenik, sehingga
respon imunnya bersifat spesifik. Limfosit yang berstimulasi dengan antigen
akan mengalami perubahan struktural dan biokimia. Istilah yang biasa untuk
menggambarkan perubahan morfologi tersebut antara lain limfosit plasma
biru, limfosit reaktif atau limfosit atipik (Gandasubrata, 1999).
Uji serologi ini merupakan konfirmatif adanya infeksi virus
dengue.Antibodi terhadap virus dengue dapat ditemukan di dalam darah
sekitar demam hari ke-5, meningkat pada minggu pertama sampai dengan
38
ketiga, dan menghilang setelah 60-90 hari. Kinetik kadar IgG berbeda dengan
kinetik kadar antibodi IgM, oleh karena itu kinetik antibodi IgG harus
dibedakan antara infeksi primer dan sekunder. Pada infeksi primer antibodi
IgG meningkat sekitar demam hari ke-14 sedang pada infeksi sekunder
antibodi IgG meningkat pada hari kedua.Oleh karena itu diagnosa dini infeksi
primer hanya dapat ditegakkan dengan mendeteksi antibodi IgM setelah
demam hari kelima, diagnosis infeksi sekunder dapat ditegakkan lebih dini
dengan adanya peningkatan antibodi IgG dan IgM yang cepat (Groen, dkk.
2000).
Gambar 2. Perubahan Titer IgG dan IgM pada Infeksi Dengue
40
E. Penatalaksanaan
Pada
dasarnya
terapi
DBD
adalah
bersifat
suportif
dan
41
2.
Kristaloid
a. Ringer Laktat
b. 5% Dekstrose di dalam larutan Ringer Laktat
c. 5% Dekstrose di dalam larutan Ringer Ashering
d. 5% Dekstrose di dalam larutan setengah normal garam fisiologi
(faali)
e. 5% Dekstrose di dalam larutan normal garam fisiologi (faali)
Koloidal
a. Plasma expander dengan berat molekul rendah (Dekstran 40)
b. Plasma
Kebutuhan Cairan
Pemilihan jenis dan volume cairan yang diperlukan tergantung
dari umur dan berat badan pasien serta derajat kehilangan plasma sesuai
42
43
penderita
oksigen.Penderita
yang
dengan
renjatan
menunjukkan
sebaiknya
gejala
diberikan
perdarahan
seperti
dengan
baik. Apabila
diuresis
belum
mencukupi
44
45
Perdarahan hebat
46
Ada kedaruratan
Jumlah trombosit
< 100.000/ul
Jumlah trombosit
> 100.000/ul
Rawat jalan
Parasetamol
Kontrol tiap hari sampai
demam hilang
Rawat Inap
Rawat Jalan
Minum banyak,
Parasetamol bila perlu
Kontrol tiap hari sp demam turun.
Bila demam menetap periksa Hb.Ht, Trombosit.
Perhatikan untuk orang tua pesan bila timbul tanda
syok : gelisah, lemah, kaki tangan dingin, sakit
perut, berat hitam, kencing berkurang
Lab :Hb/Ht
naikDERAJAT
dan trombositIturun
PENATALAKSANAAN KASUS
DBD
(Bagan 2)
DBD Derajad I
47
Pulang
Kriteria memulangkan pasien :
1. Tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik
2. Nafsu makan membaik
3. Secara klinis tampak perbaikan
4. Hematokrit stabil
5. Tiga hari setelah syok teratasi
6. Jumlah trombosit lebih dari 50.000/ml
7. Tidak dijumpai distress pernafasan
48
Perbaikan
Tidak gelisah
Nadi kuat
Tek Darah stabil
Diuresis cukup
(1 ml/kgBB/jam)
Ht Turun
(2x pemeriksaan)
Tetesan dikurangi
5 ml/kgBB/jam
Ht meningkat
Gelisah
Distres pernafasan
Fre.nadi naik
Ht tetap tinggi/naik
Tek. Nadi < 20 mmHg
Diuresis kurang/tidak
ada
Tetesan dinaikkan
10-15 ml/kgBB/jam
(bertahap)
Perbaikan
Evaluasi 12-24 jam
Perbaikan
Tanda vital tidak stabil
Sesuaikan tetesan
3 ml/kgBB/jam
IVFD stop setelah 24-48 jam
apabila tanda vital/Ht stabil dan
diuresis cukup
Distress pernafasan
Ht Naik
Koloid
20-30 ml/kgBB
Keterangan : 1 CC = 15 Tetes
Perbaikan
49
Ht turun
Syok teratasi
Kesadaran membaik
Nadi teraba kuat
Tekanan nadi > 20 mmHg
Tidak sesak nafas / Sianosis
Ekstrimitas hangat
Diuresis cukup 1 ml/kgBB/jam
Kesadaran menurun
Nadi lembut / tidak teraba
Tekanan nadi < 20 mmHg
Distres pernafasan / sianosis
Kulit dingin dan lembab
Ekstrimitas dingin
Periksa kadar gula darah
Lanjutkan cairan
15-20 ml/kgBB/jam
Tambahan koloid/plasma
Dekstran 40/FFP
10-20 (max 30) ml/kgBB
Koreksi Asidosis
evaluasi 1 jam
Evaluasi ketat
Tanda vital
Tanda perdarahan
Diuresis
Hb, Ht, Trombosit
Syok teratasi
Syok belum teratasi
Ht turun
Transfusi darah segar 10
ml/kgBB
Dapat diulang sesuai kebutuhan
Ht tetap tinggi/naik
Koloid
20 ml/kgBB
51
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Asidosis metabolik
2.
Imbalance elektrolit
3.
4.
Edema pulmonal
52
5.
ARDS
6.
7.
Sindrom hemofagositik
H. Prognosis
Prognosis DBD ditentukan oleh derajat penyakitnya, cepat tidaknya
penanganan
diberikan,
umur,
jenis
kelamin,
dan
keadaan
nutrisi
53
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang, pasien tersebut didiagnosis dengan Dengue Hemorraghic
Fever Derajat I dan obesitas, obese, normoheight.
2. Pada pasien tersebut telah dilakukan penanganan yang tepat sesuai
dengan Pedoman Diagnosis dan Tata Laksana kasus Infeksi Dengue
pada Anak (IDAI) tahun 2014.
B. Saran
1. Setelah pasien diperbolehkan pulang, sebaiknya dilakukan follow up
kembali untuk mengevaluasi hasil pengobatan.
2. Perlu edukasi pada keluarga pasien untuk menjaga kebersihan
lingkungan dan diri sendiri untuk mencegah terjadinya sakit yang
berulang, melakukan 3M plus, dan segera membawa ke layanan
kesehatan keluarga yang memiliki keluhan demam agar segera
mendapatkan penatalaksanaan yang tepat.
54
DAFTAR PUSTAKA
Centers for Disease Control. 2000. CDC growth charts: United States. Advance
data, 314.
Depkes RI. Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue. Jakarta:
Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan; 2006.
Gandasubrata, R. 1999. Penuntun laboratorium klinik. PT. Dian Rakyat: Jakarta.
Groen, dkk.2000.Evaluation of Six Immunoassays for Detection of Dengue
Virus-Specific Immunoglobulin M and G Antibodies. Clinical and
Diagnostic Laboratory Immunology.Nov.p.867-871.
Gubler, D. J., Ooi, E. E., Vasudevan, S., dan Farrar, J. 2014.Dengue and dengue
hemorrhagic fever.CABI.
Hadinegoro, SR, Moedjito, I dan Chairulfatah, A. 2014.Pedoman Diagnosis dan
Tata Laksana kasus Infeksi Dengue pada Anak tahun 2014.Jakarta :
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia. 1-69
Halstead, SB. 2011.Dengue Fever and Dengue Hemorrhagic Fever.Dalam :
Nelson Textbook of Pediatrics.19th ed. Kliegman, et al Philadelphia:
Elsevier; 1134-6.
Ikatan Dokter Anak Indonesia.2010.Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter
Anak Indonesia. IDAI: Jakarta
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Waspada DBD di Musim
Pancaroba. http://www.depkes.go.id/article/print/15010200002/waspadadbd-di-musim-pancaroba.html (Publikasi Desember 2014)
Suhendro, Nainggolan, Chen K, Pohan HT. Demam Berdarah Dengue. In:
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, editors. Buku Ajar llmu Penyakit
Dalam, jilid 3. 4th. Jakarta: Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia; 2006. p. 1731-5.
WHO-SEAR. Dengue In South-East Asia: An Appraisal Of Chase Management
And Vector Control. Dengue Buletin Volume 36. Desember 2012: 6-7
WHO-TDR. Handbook for clinical management of dengue. Geneva: WHO,
2012
World Health Organization. 2011a. Comprehensive Guidelines for Prevention
and Control of Dengue and Dengue Haemorrhagic Fever Revised and
expanded edition. WHO 1-45
World Health Organization-South East Asia Regional Office. 2011b.
Comprehensive Guidelines for Prevention and Control of Dengue and
Dengue Hemorrhagic Fever. WHO: India
55