Anda di halaman 1dari 15

Pengertian Model dan Pemodelan

Ada berbagai pengertian mengenai model dan pemodelan,


tetapi pengertian model, disini adalah Perwakilan yang
disederhanakan dari suatu sistim yang nyata, misalnya
sistim sirkulasi arus laut, sistim sirkulasi angin, sistim
pembentukan minyak dan gasbumi, dsb.
Pemodelan merupakan aktivitas penelitian dengan tujuan
untuk mengetahui faktor-faktor yang mengendalikan
suatu gejala alam dari segi bentuk maupun prosesnya
bahkan rumus-rumus kimia maupun fisika beserta
parameter-parameternya, yang telah membangkitkan
suatu set data yang telah diamati sehingga kita dapat
melakukan prediksi ataupun postdiksi bentuk maupun
hasil akhir suatu proses dengan data yang terbatas itu.
Dengan kata lain mengestablish suatu sistim alami. model
sistim. .Model itu dimulai dengan yang bersifat kwalitatif
(conceptual model) yang dapat dikembangkan secara
matematis ataupun statistis menjadi suatu model yang
bersifat kwantitatif (numerical model).
Dewasa ini model sistim banyak dikembangkan dengan
menggunakan komputer, atau disebut computer modeling,
dan hasilnya diexpresikan secara material ataupun
simbolik (khususnya
untuk system modeling): seperti
diagram, grafik, gambar 3-D, ataupun dalam bentuk
rumus matematik.

Model matematik dapat dibagi lagi menjadi model statik (yang


memperlihatkan hubungan spasial saja, seperti model reservoir
antiklin, model delta, model terumbu dsb) dan model sistim
dinamik (yang memperlihatkan hubungan spasial maupun
temporal).

Dari segi pendekatan model numeris ini dapat dilakukan secara


statistik (model probabilistik): model statistik dan model prosesstochastic atau secara matematik (model deterministik). Teknik
dari pemodelan ini dapat dilakukan secara simulasi, pemodelan
maju (forward modeling) dan pemodelan mundur (inverse
modeling). Pada pemodelan statistik maka sifatnya probabilistik
(penalaran induksi); semakin banyak data semakin tinggi
akurasinya,
sedangkan
dalam
pemodelan
matematik/deterministik
(penalaran
deduksi)
ketelitian
tergantung dari parameters serta rumus yang diasumsikan.
Ketelitian dapat ditingkatkan dengan merubah-rubah parameter
dengan melakukan teknik pemodelan mundur sehingga hasil
akhirnya sesuai dengan data yang sebenarnya.
Jadi jelas masalah yang dicoba diselesaikan dengan pemodelan
adalah menetapkan (to establish) suatu gejala alam sebagai
suatu sistem.
Model Statistik
Model Deterministik

2 Pengertian Riset (Research)


Penelitian atau riset (research) bukanlah satu-satunya aktivitas
ilmiah dalam bidang geologi, dan ini tergantung apakah ilmu
(geologi) itu digunakan sebagai ilmu murni, ilmu terapan atau
ilmu teknik
Ada berbagai istilah yang sering dipergunakan secara keliru,
seperti prospeksi,
explorasi,
penyelidikan (investigation),
explorasi (exploration), penelitian (research), dan survai (survey)
sering mempunyai pengertian dan konotasi yang berlainan. Perlu
dibedakan antara kegiatan ilmiah dengan metoda ilmiah.
Kegiatan ilmiah seperti penyelidikan, penelitian, explorasi dsb

menyangkut tujuan dari kegiatan tersebut, sedangkan metoda


ilmiah dimaksudkan cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data,
seperti survey, pemboran, probe, analisa laboratorium. Dalam
buku ini pengertian-pengertian tersebut akan ditentukan terlebih
dulu.
Penelitian atau riset (research) bukanlah satu-satunya aktivitas
ilmiah dalam bidang geologi, dan ini tergantung apakah ilmu
geologi itu digunakan sebagai ilmu murni, ilmu terapan atau ilmu
teknik

Pengertian
Penyelidikan,
Penyelidikan:

Explorasi,

Penelitian

dan

Penyelidikan (Investigation):
Penyelidikan adalah suatu kegiatan ilmiah maupun nonilmiah jika penyelesaian dan hasil penyelesaian masalah
itu merupakan hal umum, dengan mempergunakan
pendekatan yang baku, untuk menerangkan menjelaskan
duduk perkaranya suatu situasi yang merupakan masalah,
atau memecahkan suatu masalah dari segi sebabmusabab terjadinya suatu gejala. biasanya merupakan
kegiatana rutin, misalnya penyelidikan penyebab suatu
bencana longsor, terjadinya kekeringan
Suatu penyelidikan dapat mempergunakan metoda dan analisa
ilmiah yang canggih tetapi hasilnya tidak memberikan suatu
sumbangan terhadap khazanah ilmu pengetahuan. Suatu
penyelidikan dapat berkembang menjadi suatu penelitian jika
diketemukan hal-hal baru yang akan merupakan sumbangan pada
khazanah ilmu pengetahuan. Contoh penyelidikan suatu tindakan
kriminil dengan mempergunakan metoda ilmiah canggih seperti
DNA, X-ray, Balistik dsb tidak dapat disebut research jika hasilnya
tidak merupakan sumbangan terhadap ilmu pengetahuan

Istilah pengertian secara umum adalah suatu usaha untuk


mengetahui keberadaan serta duduk perkaranya suatu benda,
gejala, peristiwa, keadaan atau situasi secara spatial maupun
temporal dengan cara mengumpulkan data atau fakta sehingga
pengetahuan tersebut dapat disimpulkan. Suatu penyelidikan
dapat bersifat ilmiah (scientific), dapat pula berdasarkan lain
metoda.

explorasi (exploration)
Suatu penyelidikan disebut suatu explorasi jika usaha ini
khusus mencari tahu keberadaan gejala, benda dalam
suatu realm, seperti suatu daerah, suatu ruang (space),
alam pikiran (mind) atau ke alam lain. Explorasi bisa bersifat
ilmiah ataupun nonilmiah seperti explorasi kemiliteran,
perdagangan dsb. Hasil suatu explorasi biasanya bersifat
penemuan (discovery)

penelitian (research),
Jika penyelidikan itu bermaksud untuk menyelesaikan
suatu masalah sehingga dapat menjelaskan duduk perkara
suatu situasi, gejala atau peristiwa, maka istilah yang
digunakan adalah penelitian/research, terutama kalau
tujuannya adalah dapat menemukan atau merumuskan
sesuatu yang baru yang tidak pernah ada diketahui
sebelumnya. Juga suatu research/penelitian tidak perlu bersifat
ilmiah (scientific), tetapi dapat juga bersifat kepustakaan (literair,
skolastik), atau jurnalistik. Disini akan dibedakan antara science
dan scientific dengan ilmu dan ilmiah. Kegiatan penyelidikan
yang lain (investigation) yang memecahkan masalah, atau dapat
menjelaskan suatu gejala atau situasi peristiwa tetapi
merumuskan sesuatu yang baru dan tidak merupakan

sumbangan terhadap khanazah ilmu pengetahuan tetap disebut


penyelidikan, seperti penyelidikan seorang reserse polisi, detektif
asuransi dsb. Penyelidkan pun dapat bersipat scientific ataupun,
seperti penyelidikan kasus kejahatan dengan menggunakan
metoda kepolisian. Istilah-istilah seperti Penyidikan, Pelacakan,
Pencaharian bukan merupakan istilah teknis, tetapi mempunyai
pengertian umum atau hukum, tetapi mempunyai pengertian
pencaharian
Expedisi (Expedition): aktivitas untuk mentransport barang dan
personel dari suatu tempat ke tempat lain yang meliputi route,
cara-cara, kendaraan, alat pengangkut, jadwal, logistik

survai (survey)

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Jakarta, kota yang menawarkan sejuta pesona sehingga banyak orang
dari berbagai daerah Indonesia yang mendatanginya. Hal itu membuat
pembangunan infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi dan persoalan
terhadap pemenuhan kebutuhan ruang kota yang terus-menerus meningkat,
khususnya perumahan .berjalan pesat selama 20 tahun terakhir. Kebutuhan
akan ruang semakin meningkat sebagai akibat meningkatnya aktivitas
sosial-ekonomi masyarakat. Sedangkan disisi lain, yaitu luasan ruang yang
ada sangat terbatas, semakin langka dan mahal, sehingga mendorong
pemanfaatan ruang yang bersifat memaksimalkan kondisi ruang yang ada,
akibat perencanaan tata kota yang salah membuat Jakarta mempunyai
masalah serius setiap tahunnya yaitu Banjir dan kelangkaan air serta
penurunan

permukaan

tanah

akibat

air

tanah

yang

disedot

secara

berlebihan. Ketinggian permukaan tanah menurun ditambah curah hujan


yang tidak terserap tanah membuat banjir kian parah saja.
Lubang resapan biopori dan sumur resapan menjadi salah satu solusi
terbaik karena cocok untuk diterapkan diwilayah Jakarta, dapat dibuat
berdampingan dengan berjalannya proyek perluasan ruang terbuka hijau,
hanya

memerlukan

dana

sedikit

untuk

membuatnya,

mudah

untuk

membuatnya, sangat efektif menyerap air dan lubang resapan biopori dapat
mengurangi sampah organik yang terbuang ke tempat pembuangan akhir.
Disisi lain, sekarang pemprov Jakarta sedang berusaha melakukan
pencegahan banjir dan kelangkaan air dengan menambah luas ruang
terbuka hijau. Namun, berdasarkan berita dari Kompas, 2011
Jakarta

hanya

mempunyai

ruang

terbuka

hijau

seluas

9,8

Saat ini
persen.

Sedangkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 tentang Tata Ruang


disebutkan bahwa idealnya sebuah provinsi memiliki ruang terbuka hijau
seluas 30

persen dari total wilayahnya. Namun, untuk menambah ruang

terbuka hijau sesuai undang-undang terlihat akan memakan waktu yang


lama dikarenakan keterbatasan ruang dan mahalnya harga tanah. Dapat
dibayangkan jika DKI Jakarta harus menambah ruang terbuka hijau sesuai
undang-undang maka perlu pembebasan lahan hingga 200 kali luas monas.
Maka dari itu, selama perluasan ruang terbuka hijau berjalan untuk
mengurangi banjir dan kelangkaan air dapat dibarengi dengan cara yang
lebih mudah yaitu dengan membuat lubang resapan biopori dan sumur
resapan.
Idealnya

satu

RT

harus

memiliki

tiga

bor

dan

warga

dapat

meminjamnya secara bergantian. Sehingga keluarga dalam satu rumah


hanya perlu mengeluarkan uang sedikit saja untuk memberi dana bersama
untuk membeli bor tersebut.Sedangkan untuk membuat sumur resapan juga
hanya memerlukan cangkul untuk menggali sumur sedalam 1,5 meter dan
pasir, semen serta batu bata atau koral untuk melapisi sisinya.

1.2. Perumusan Masalah


Banjir adalah suatu peristiwa yang terjadi akibat menumpuknya air
yang jatuh dan tidak dapat di tampung oleh tanah. Peristiwa ini terjadi
karena air yang jatuh ke dataran tidak memiliki daerah tangkapan atau
dengan kata lain tanah-tanah diperkotaan jenuh air. Untuk itu dalam
mengatasi masalah banjir tidak hanya memalaui parit-parit drainase, tetapi
juga memperbanyak daerah-daerah tangkapan air (water reservoir). Maka
masalah banjir dapat diatasi dengan membuat lubang resapan biopori yang
efektif dan dapat menjadi water reservoir. Selain banjir dapat dimitigasi air
tanah juga dapat dilestarikan.
Metode yang paling efektif untuk digunakan didaerah urban adalah lubang
resapan biopori. Beberapa alasan kenapa lubang resapan biopori menjadi
alternative dalam pengelolaan air dikawan urban . Berdasarkan latar belakang
tersebut berkaitan dengan pengendalian banjir maka diperlukan beberapa upaya
perencanaan dan permasalahan yang perlu diperhatikan sebagai berikut :

1. Bagaimana masyarakat kampus dapat merencanakan dan merancang


serta membangun wawasan teknik biopori
2. Bagaimana masyarakat kampus UNJ dapat berpartisipasi mengembangkan
teknik biopori terhadap masyarakat kota dalam membangun lingkungan
berkaitan dengan pengendalian banjir

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Biopori adalah lubang lubang yang ditimbulkan oleh makhluk hidup


atau mikoorganisme. Metode biopori pertama kali dipopulerkan oleh khamir

seorang professor dari institut pertanian Bogor (IPB) Kamir Raziudin Brata.
Lubang resapan biopori adalah metode yang diilhami dari dunia pertanian
yang akrab dikenal dengan rorak. Lubang rorak digunakan untuk menangkap
air yang jatuh di daerah lahan-lahan yang miring untuk meminimalisasi erosi.
Lubang resapan biopori dapat juga dijadikan sebagai komposter sederhana
untuk memproduksi pupuk organic yang akrab dengan sebutan kompos.
Didaerah perkotaan fungsi utama lubang resapan biopori adalah untuk
meminimalisasikan masalah banjir yang kerap menyerang daerah perkotaan
apabila musim hujan. Dalam hal ini lubang resapan biopori juga berperan
sebagai water reservoir (penangkap air) yang semakin minim dikawasan
urban.
Pengambilan air tanah yang tidak diimbangi dengan semangat
konservasi, yaitu dengan memasukkan air hujan ke dalam tanah akan
berakibat pada berkurangnya ketersediaan air tanah. Apalagi pada daerah
yang baru terbangun, dengan mengubah ground cover dari bahan yang tidak
ramah pada sumberdaya air, dari sawah/tegalan menjadi permukiman
dengan segala bentuk bahan perkerasan halamannya, membuat debit air
larian meningkat drastis.
Semgkin terbatasnya air tanah hal ini disebabkan oleh semakin
sempitnya lahan terbuka yang berfungsi sebagai peresapan air hujan,
banyak lahan produktif beralih fungsi menjadi perumahan, ruko dll. Dengan
berkurangnya peresapan maka air hujan langsung mengalir kesungai yang
selanjutnya menuju ke laut.
Memperhatikan kondisi tersebut akibat dari pembangunan yang terus
dilakukan akan memberikan konsekwensi terjadinya banjir sehingga akan
mempengaruhi pola tata ruang hidrologi suatu daerah. Banjir adalah suatu
peristiwa yang terjadi akibat menumpuknya air yang jatuh dan tidak dapat di
tampung oleh tanah. Peristiwa ini terjadi karena air yang jatuh ke dataran
tidak memiliki daerah tangkapan atau dengan kata lain tanah-tanah

diperkotaan jenuh air. Untuk itu dalam mengatasi masalah banjir tidak hanya
memalaui parit-parit drainase, tetapi juga memperbanyak daerah-daerah
tangkapan air.
(water reservoir). Maka masalah banjir dapat diatasi dengan membuat
lubang resapan biopori yang efektif dan dapat menjadi water reservoir.
Selain banjir dapat dimitigasi air tanah juga dapat dilesterikan.
Metode yang paling efektif untuk digunakan didaerah urban adalah
lubang resapan biopori. Beberapa alasan kenapa lubang resapan biopori
menjadi alternatif dalam pengelolaan air dikawan urban terutama berkaitan
dengan pengendalian banjir.

1.2. Tujuan dan Manfaat


a. Tujuan
Lubang resapan biopori ini bertujuan untuk mengembalikan fungsi tanah
sebagai penyerapan air tanah
b. Manfaat
Lubang resapan biopori ini memiliki beberapa manfaat diantaranya:
1. Sebagai cara dalam hal memitigasi banjir dikawasan urban
2. Sebagai tempat pembuangan sampah organik
3. Sebagai komposter mini didaeah sempit

1.3. Khalayak sasaran


Dalam acara sosialisasi ini khalayak sasaran adalah masyarakat
lingkungan kampus Universitas Negeri Jakarta khususnya mahasisiwa. Agar
dapat melaksanakan kegiatan pembuatan lubang biopori untuk menambah
wawasan yang berkaitan dengan pengendalian genang air akibat banjir
berkaitan dengan pengambdian masyarakat ke bebarap daerah nantinya..
1.4 Keluaran

Luaran yang diharapkan dari program ini adalah program penerapan


pembuatan teknik lubang biopori resapan ini nantinya diharapakan dapat
berupa:
1) Jasa, 2) Metode, 3)Produk/Barang dan 4) Paten yang memberi dampak
pada:

(a) up-dating IPTEKS di masyarakat,


(b) peningkatan produktivitas mitra
(c) peningkatan atensi akademisi terhadap kelompok masyarakatlingkungan
kampus
(d) peningkatan kegiatan pengembangan ilmu, teknologi, dan hasil karya di
perguruan tinggi.

BAB III. BENTUK DAN PENDEKATAN

3.1. Bentuk Kegiatan Pengabdian Masyarakat


Dalam usulan mengabdian masyarakat dalam btntuk sosialisasi
pengetahuan dan teknologi yang dilanjutkan dengan praktek lapangan
sekitar kampus Universitas Negeri Jakarta.
a). Pendidikan Kepada Masyarakat
Pendidikan
pendidikan

kepada
luar

pengembangan,

masyarakat
sekolah

yang

penyebarluasan

lingkungan

kampus

dilaksanakan
dan

merupakan

dalam

penerapan

upaya

penerapan

pembuatan teknik lubang biopori resapan sebagai upaya pengendalian


banjir, dalam bentuk presentasi melalui peningkatan kemampuan

sumber daya manusia dalam menangani dan memecahkan berbagai


masalah yang dihadapi. khususnya teknik biopori.
b). Pelayanan Kepada Masyarakat
Selanjutnya yang pada dasarnya merupakan pemberian layanan oleh
masyarakat mahasisi UNJ mampu memberikan pelayanan kepada
kepada masyarakat yang memerlukan, karena banyak masalah yang
dihadapi masyarakat berkaitan dengan teknik biopori dan hanya dapat
di atasi secara baik bila telah memepunyai bekal pengetahuan teori
dan praktek yang ditangani oleh yang memiliki keahlian dibidangnya.
Kemampuan yang dimiliki para dosen dan civitas akademika UNJ
hendaknya dapat diarahkan untuk kepentingan masyarakat luas
melalui pelayanan secara profesional, kegiatan ini dapat berupa
bantuan

cuma-cuma

atau

jasa

konsultasi,

studi

kelayakan,

perencanaan kota, evaluasi proyek, berkaitan dengan teknik biopori.

BAB IV. METODE KEGIATAN

Metode yang akan dilakukan pertama yaitu dengan pemberian dan


pembekalan teori-teori yang berkaitan dengan Biopori kedua adalah dengan
peraktek dan peragaan langsung pembuatan biopori. Dalam kaitan itu sesuai
dengan permasalahan dan tujuan tersebut di atas bahwa yang paling efektif
untuk digunakan didaerah urban adalah lubang resapan biopori. Beberapa

alasan

kenapa

lubang

resapan

biopori

menjadi

alternative

dalam

pengelolaan air dikawasan perkotaan adalah terbatasnya wilayah yang akan


dibuat danau-danau buatan, disamping itu pembuatan lubang biopori praktis
dan Metode murah meriah serta dapat menumbuhkan semangat gotong
royong di setiap lingkungan daerah urban.
1. Cara membuat Biopori
a.

Buat lubang silindris

di tanah dengan diameter 10 15 cm dan

kedalaman sekitar 100 120 cm, tetapi jangan melebihi muka air
tanah. Lubang tersebut dapat dibuat dengan bambu, pipa besi, atau
bor tanah dengan jarak antar lubang 50 100 cm.
b. Setelah lubang siap, isi dengan sampah organik. Fauna tanah ( seperti
cacing) akan datang dengan sendirinya dan masuk ke dalam lubang
untuk mencari perlindungan dan bahan makanan. Fauna tanah
tersebut akan berkembang biak menciptakan biopori ( liang) yang
dapat mempercepat proses perombakan sampah organik menjadi
kompos yang tidak menimbulkan bau. Lakukan penambahan sampah
organik setiap 5 hari sekali.
c. Pupuk Kompos yang terbentuk dalam lubang resapan berfumgsi
menyuburkan tanaman.
d. Untuk memperkuat dinding lubang tidak longsor, pangkal lubang perlu
dibuat penahan dengan membuat adukan semen selebar 2 3 cm dan
setebal 2 cm di sekeliling lubang.
e. Jumlah lubang resapan biopori ditentukan berdasarkan luas lahan.
Setiap 50 m2 luas lahan dibuat 10 lubang. Perhatiakan contoh
perhitungan dibawah ini :
-Luas lahan 0 50 m2 dibutuhkan 10 lubang.
-Luas lahan 50 100 m2 dibutuhkan 20 lubang.

-Luas lahan 100 150 m2 dibutuhkan 30 lubang.

2. Lokasi Pembuatan Lubang Biopori


1. Pilihlah daerah yang tepat untuk membuat lubang biopori, yaitu pada
sekeliling pohon, halaman sekolah, kantor , rumah, dan lain-lain.

2.

Lubangi tanah dengan diameter 10-30 cm dan kedalaman 80-100 cm


menggunakan linggis, bamboo, atau alat pengebor biopori (lihat gambar)

3. Perkuat mulut lubang dengan semen sekitar 2-3 cm dan setebal 2cm
disekelilingnya.

4. Isilah lubang tersebut dengan sampah dapur, dedaunan, pangkasan


tanaman atau rumput, sampah kebun.

5. Jika volume sampah berkurang, isilah kembali dengan sampah-sampah


seperti yang disebutkan diatas.

6. Kompos

diambil setiap akhir musim kemarau bersamaan dengan

pemeliharaan kembali Lubang Resapan Biopori tersebut

BAB IV. DAFTAR PUSTAKA

1.____, Kompas 31 Januari 2008, ALAT LUBANG RESAPAN BIOPORI


DIDAFTARKAN PATEN
2.Arindra Weimardo, http://www.wastumaya.com/arsitek-biopori, ARSITEK
PAKAILAH BIOPORI, blog arsitektur dan perencanaan ruang diakses
10 Juli 2007
3. Kamir R Brata, pengajar pada Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya
Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Kompas 31 Januari
2008, 15 MANFAAT DARI PEMBUATAN LUBANG RESAPAN BIOPORI

4. Rauf, 2009. Optimilisasi Pengelolaan Lahan Pertanian Hubungannya


dengan Upaya Mitigasi Banjir
5. Tim Biopori IPB, http://www.biopori.com/tim.php, BIOPORI TEKNOLOGI
TEPAT GUNA RAMAH LINGKUNGAN, diakses 27 April 2007
6. Tim Biopori IPB, http://www.biopori.com/news_atasibanjir.php, LUBANG
RESAPAN BIOPORI KURANGI BANJIR, diakses 27 April 2007

Anda mungkin juga menyukai