71 61 1 PB PDF
71 61 1 PB PDF
) IX (1): 125-133
ISSN: 0853-6384
125
Full Paper
PENGGUNAAN GLYROXYL UNTUK MENGHAMBAT PENURUNAN MUTU
IKAN MAS (Cyprinus carpio) SEGAR
USING OF GLYROXYL TO PREVENT THE DETERIORATION OF FRESH CARP
*))
Farida Ariyani
*)
*)
*)
*)
Abstract
One of the preservative agents that was claimed having bactericidal effect is glyroxyl. This
study was aimed to observe the effect of glyroxyl on carps (Cyprinus carpio) shelf life.
Factorial design was used in this experiment with 9 treatments in triplicates. The fish was
immersed in glyroxyl solution at concentrations of 0 (control), 0.1, 0.3 and 0.5% (w/v) for
5 min. Following immersion, fish was drained and kept in plastic bucket at ambient
temperature. Sampling was done at 0, 12 and 24 h storage and analysis was carried out
organoleptically, chemically (TVB) and microbiologically (TPC, Enterobacter). Results
showed that organoleptically, chemically and microbiologically, there were no significant
different on spoilage inhibition of glyroxyl compared to control. Similar to control, glyroxyl
was able to prevent spoilage of carp fish only up to 12 h. The fish was rejected by panelists
after 12 h of storage. The TVB value and bacterial counts, including Enterobacter, also
increased sharply after that time.
Keywords: carp, glyroxyl, preservation, spoilage
Pengantar
Ikan merupakan bahan makanan yang
sangat mudah rusak karena mengandung
kadar air dan protein cukup tinggi.
Pembusukan ikan disebabkan oleh
degradasi daging ikan karena aktivitas
enzim, perubahan bioki mia dan
pertumbuhan
m ikroorgani sme
(Connell,1980; Pedroza-Menabrito &
Regenstein, 1990; Ashie et al., 1996).
Segera setelah ikan mati, enzim yang
terdapat pada ikan mul ai aktif
mendegradasi daging ikan menjadi
substansi yang lebih sederhana dan
mikroorganisme yang terdapat pada isi
perut, insang dan kulit berkembang biak
secara cepat. Bakteri pembusuk mulai
memproduksi produk yang mengandung
sulfur yang menimbulkan bau yang tidak
enak dan toksin/racun (Hultin, 1991).
*)
Pusat Riset Pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, Badan Riset Kelautan dan
Perikanan, DKP, Jl. K.S. Tubun, Petamburan VI, Jakarta, 10260. Telp./Fax. : 021-53650158
Corresponding
Penulis untuk korespondensi
author E-mail: E-mail:
prppse@cbn.net.id
prppse@cbn.net.id
126
ISSN: 0853-6384
127
Mutu organoleptik
Analisis sidik ragam terhadap nilai
penerimaan memperlihatkan bahwa tidak
ada perbedaan mutu yang nyata untuk
semua param eter pada ikan yang
direndam dalam glyroxyl maupun kontrol
(Gambar 1). Meski pun demiki an,
beberapa panelis memberikan pernyataan
Mata
Insang
9.0
7.0
9.0
7.0
5.0
3.0
1.0
5.0
3.0
1.0
Nilai Penerimaan
12
7.0
5.0
3.0
1.0
24
Lendir
9.0
12
24
Bau
Daging
9.0
9.0
7.0
7.0
7.0
5.0
5.0
5.0
3.0
3.0
3.0
1.0
1.0
1.0
12
24
12
24
Tekstur
9.0
12
24
12
24
28.0
0.10%
20.0
0.30%
12.0
0.50%
4.0
0
12
24
128
Nilai Penerimaan
Kenampakan
Bau
9.0
9.0
7.0
7.0
5.0
5.0
3.0
3.0
1.0
1.0
0
12
24
12
24
Tekstur
Rasa
9.0
9.0
7.0
7.0
5.0
5.0
3.0
3.0
1.0
1.0
0
12
24
12
24
Penerimaan Total
36.0
0%
28.0
0.10%
20.0
0.30%
0.50%
12.0
4.0
0
12
24
ISSN: 0853-6384
129
130
80
0.0%
0.1%
0.3%
0.5%
60
40
20
0
12
24
Waktu penyim panan (jam )
Gambar 3. Kadar TVB ikan mas mentah yang sebelumnya direndam glyroxyl dan kontrol
selama penyimpanan pada suhu kamar
jam penyimpanan pada suhu kamar
mencapai 23 mg%N (Ariyani, 2000). Pada
percobaan ini nilai TVB setelah 12 jam
penyimpanan adalah 21,5-25,2 mg%N,
tetapi secara organoleptik belum ditolak
panelis. Penolakan oleh panelis terjadi
setelah 24 jam penyimpanan dengan
kadar TVB 42,5-47,9 mg%N, dan kadar
TVB kontrol 72,4 mg%N. Nilai batas
penerimaan TVB untuk ikan dari perairan
dingin yang disimpan dengan es berkisar
30-40 mg%N (Huss, 1988), sedangkan
untuk ikan berlemak seperti herring dan
mackerel, batas maksimum kadar TVB
adalah 20 mg%N (Sikorski et al., 1990).
Nilai TVB dipengaruhi oleh jenis ikan, hal
ini disebabkan karena perbedaan pola
pembusukan untuk jenis ikan yang
berbeda selama penyimpanan. Ikan
berkadar lemak tinggi sangat mudah rusak
dan lebih cepat terdeteksi secara sensoris
atau visual dibandingkan ikan berkadar
lemak rendah. Dengan demikian untuk
tingkat kerusakan visual yang sama, nilai
TVB ikan berkadar lemak tinggi lebih
rendah dari nilai TVB ikan berlemak
rendah. Demikian juga untuk ikan berkulit
keras dan kompak, seperti tilapia, nilai
TVB pada saat ikan ditolak lebih kecil
dibandingkan dengan ikan berkulit lunak
seperti sardin (Estrada et al., 1985).
Jumlah Bakteri Total (TPC) dan
Enterobakter
Berdasarkan hasil analisis sidik ragam,
tidak ada perbedaan nyata (p>0,05)
jumlah bakteri total maupun enterobakter
ISSN: 0853-6384
Enterobakter
12
12
131
0
0
12
0%
0.30%
24
0.10%
0.50%
12
0%
0.30%
24
0.10%
0.50%
132
Daftar Pustaka
Anonymous. 2003. Glyroxyl. Approved
decontamination and desinfentant
agent. Kon-Des Milieutechnologie
B.V, Burgermeester Stramanweg
Amsterdam. 2 p.
Anonim. 2004. Laporan teknis hasil
peneliti an, Kelom pok Penel iti
Keamanan Pangan. Bagian Proyek
Riset Pengolahan Produk dan Sosial
Ekonomi Kelautan dan Perikanan,
BRKP, DKP.
AOAC. 1980. Of ficial methods of
analysis of the association of official
analytical chemists, 13thed. AOAC,
Inc. Arlington. Virginia. 1018 p.
Ariyani, F. 2000 Quality changes of
sardines (Sardinella neopilchardus) at
Indonesian ambient temperature.
Indonesian Journal of Agricultural
Science. 1(1): 21-28.
Ashie, I.N.A., J.P. Smith and B.K.
Simpson. 1996. Spoilage and shelflif e extension of f resh fish and
shellfish. Crit. Rev. Food Sci. Nutr. 36
(1&2): 87-121.
Connell, J.J. 1980. Control of fish quality:
4. Quality deterioration and defects
in products. England. Fishing New
Books Ltd. 56-105.
Estrada, M., M. Olympia, R. Mateo, A.
Mil la, A. del a Cruz and M.
Embuscado. 1985. Mesophi lic
spoilage of whiting (Sillago maculata)
and tilapia (Oreochromis niloticus). In
: Spoilage of tropical fish and product
ISSN: 0853-6384
133