Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semenjak masa aristoteles kita sudah memiliki lebih banyak pendidik yang
mengajarkan pengetahuan tentang membuat kesmpulan ini daripada yang
mengajarkan tentang bagaimana mengajarkan sedikit fakta dan membuatnya
menjadi

yang

terbaik.

Penelitian

ilmiah

dan

latihan

penelitian

memperkenalkan sebuah model pengajaran yang merupakan pengetahuan


yang belum dipotong. Model ini dapat mempengaruhi upaya peningkatan
kapasitas belajar siswa.
Makalah ini mempelajari model ini dengan cermat,mengilustrasikanya dalam
penerapan ilmu terutama ilmu kimia.
Mengutip dari kata-kata Eliot Eisner pada asosiasi pengawasan dan
pengembangan kurikulum. Musim semi 1990 bahwa Ada dimensi estetik di
dalam segala hal. Setiap lingkungan sekolah, setiap aktifitas pengajaran ,
setiap rancangan yang anda buat, semuanya dapat berpotensi untk
meningkatkan atau justru mengurangi kualitas hidup anda. Untuk itu apapun
yang anda ajarkan saat ini baik itu sains atau seni yang terpenting bagi anda
adalah berusaha untuk membuatnya menjadi indah. Inilah tantangan anda.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimanakah Struktur Pengajaran penelitian ilmiah dan latihan
penelitian?
2. Bagaimanakah Sistem Sosial dalam penelitian ilmiah dan latihan
penelitian?
3. Bagaimanakah Peran atau Tugas Guru dalam ilmiah dan latihan
penelitian?
4. Bagaimanakah Sistem Pendukung dalam ilmiah dan latihan penelitian?
5. Bagaimanakah Dampak Instruksional dan Pengiring dalam ilmiah dan
latihan penelitian?

C. Tujuan dan Manfaat


1. Mengetahui Struktur Pengajaran penelitian ilmiah dan latihan penelitian
2. Mengetahui System Sosial dalam penelitian ilmiah dan latihan penelitian
3. Mengetahui Peran atau Tugas Guru dalam penelitian ilmiah dan latihan
penelitian
4. Mengetahui Pendukung dalam ilmiah dan latihan penelitian
5. Mengetahui Dampak Instruksional dan Pengiring dalam ilmiah dan latihan
penelitian.

BAB II
PEMBAHASAN

A. STRUKTUR PENGAJARAN

Pada dasarnya struktur pengajaran meliputi elemen elemen seperti berikut ini,
meskipun tahap tahap tersebut bias saja dijalankan dalam suatu rangkaian
pengajaran yang cukup lama. Tahap pertama, siswa disajikan bidang penelitian yang
meliputi metodelogi - metodelogi yang digunakan dalam penelitian tersebut. Tahap
kedua masalah mulai disusun sehingga siswa dapat mengidentifikasi masalah dalam
penelitian tersebut. Pada tahap ini, bias jadi siswa akan mengalami beberapa kesulitan
yang harus mereka atasi, seperti interpretasi data, atau pembentukan data, atau control
uji coba, atau pembuatan kesimpulan. Tahap ketiga, siswa diminta untuk berspekulasi
tentang masalah tersebut, sehingga dia dapat mengidentifikasi kesulitan yang
dilibatkan dalam penelitian. Tahap keempat siswa diminta untuk berspekulasi tentang
cara-cara memperjelas kesulitan tersebut, dengan merancang kembali uji coba,
mengolah data dengan cara yang berbeda, menghasilkan data, mengembangkan
konstruk-konstruk dan sebagainya.

B. SISTEM SOSIAL

Dalam model pengajaran ini, iklim kooperatif sangat dianjurkan. Oleh karena siswa
benar-benar dimasukkan dalam komunitas peniliti yang menggunakan teknik ilmu
pengetahuan terbaik. Iklim tersebut mencakup tingkat keberanan tertentu sebagi

bentuk kerendahatian. Siswa perlu menghipotesis secara cermat menantang bukti


mengkritisi rancangan penelitian dan sebagainya. Selain menerima ketatnya
penelitian, siswa juga harus mengakui sifat pengetahuan mereka yang tentative dan
selalu berkembang dengan baik sebagai suatu disiplin, dan mereka juga perlu
mengembangkan kerendahatian tertentu dengan tetap berpegang teguh pada
pendekatan mereka terhadap disiplin-disiplin ilmiah yang telah berkembang dengan
baik.

C.

PERAN/TUGAS GURU

Tugas guru adalah membimbing melatih dan mendidik penelitian dengan


menekankan pada proses penelitian dan membujuk siswa untuk bercermin pada
proses tersebut. Guru harus berhati hati bahwa mengidentifikasi fakta bukanlah
persoalan utama yang patut ditakankan dalam penelitian. Yang terpenting dalam
proses penelitian adalah bagaimana guru dapat mendorong siswa dapat menghadapi
persoalanpenelitian yang rumit dengan baik dan cermat.
Peran/ tugas guru diantaranya :
1. Meyakinkan bahwa pertanyaan-pertanyaan diutarakan dengan baik sehingga
pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan ya atau tidak dan substansi
pertanyaan itu tidak mengharuskan guru melakukaan penelitian.
2. Meminta siswa untuk mengutarakan kembali pertanyaan yang kurang baik.

3. Menegaskan/ menunjukkan point-point yang tidak disahkan.


4. Menggunakan bahasa proses penelitian.
5. Mencoba menyediakan lingkungan intelektual yang bebas dengan tidak
menilai teori-teori siswa secara keras.
6. Mendesak siswa untuk membuat pernyataan-pernyataan teori yang lebih jelas
dan menyediakan dukungan dalam menggeneralisasi teori itu.
7. Mendorong interaksi antar siswa.

D. SISTEM PENDUKUNG

Salah satu sistem pendukung yang dibutuhkan pada proses ini adalah seorang
instruktur yang fleksibel dan terampil dalam proses penelitian yang dapat
menyediakan

bidang-bidang

penelitian

yang

orisinil,masalah-masalah

yang

mengiringinya,dan sumber-sumber data yang dibutuhkan untuk melaksanakan


penelitian.selain itu,system dukungan yang lain adalah adanya perangkat-perangkat
yang memadai untuk melancarkan penerapan beberapa tugas tersebut diatas.

E. DAMPAK-DAMPAK INSTRUKSIONAL DAN PENGIRING

Model penelitian ilmu biologi dirancang untuk mengajarkan proses-proses penelitian


biologi,mempengaruhi cara-cara siswa dalam memproses informasi,dan mendidik
komitmen mereka untuk melakukan penelitian ilmiah. Model ini juga mampu
mendidik terbukanya pemikiran dan kemampuan untuk meneguhkan pendapat dan
menyeimbangka alternative-alternatif. Oleh karna penekananya pada upaya
menciptakan komunitas para sarjana yang berorientasi pada model ini juga dapat
membentuk semangat berkerja sama dan kemampuan untuk berkerja sama dengan
orang lain
INSTRUKSIONAL

Pengetahuan
ilmiah(saintifik)

Proses
penelitian

Model
penelitian ilmu
biologi

Komitmen

Pemikira
n terbuka

Jiwa &
skill

PENGIRING

F. APLIKASI DALAM PEMBELAJARAN

Skenario
Guru membawa enam gelas kimia berisi macam-macam larutan. Larutan tersebut
diantaranya air jeruk, air aki, air belimbing, aquades, air garam dapur, air sabun, air
kapur, dan larutan NaOH. Kemudian siswa memasukkan lakmus merah ke dalam
semua larutan. Seteah siswa mengamati, lakmus pada air jeruk, air aki, air belimbing,
aquades, air garam dapur tetap berwarna merah sedangkan air sabun, air kapur dan
larutan NaOH menjadi biru.

Kemudian siswa menguji coba lakmus biru ke dalam semua larutan. Ternyata, setelah
diamati, air sabun, air kapur, dan larutan NaOH, aquades, air garam dapur kertas
lakmus tetap berwarna biru. Kertas lakmus pada air belimbing, air aki dan air jeruk
berubah menjadi merah.
Kemudian siswa mengelompokkan warna larutan berdasarkan perubahan warna pada
kertas lakmus.

Larutan
Aquades
Air garam dapur
Air belimbing
Air jeruk
Larutan accu
Air sabun
Air kapur
Larutan NaOH

Perubahan warna lakmus


Merah
biru
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V

Sifat larutan
Netral
Netral
Asam
Asam
Asam
Basa
Basa
basa

Selanjutnya,guru maminta siswa untuk menarik kesimpulan dari percobaan yang


telah dilakukan. Guru mamimta siswa berdiskusi kemudian meminta salah satu siswa
menerangkan kepada teman-teman yang lain mengenai kesimpulan yang telah
diperolehnya. Siswa tersebut membacakan kesimpulanya.
larutan asam adalah larutan yang mampu merubah lakmus biru menjadi
merah,larutan basa adalah larutan yang merubah warna lakmus merah menjadi biru
sedangkan larutan netral adalah larutan yang tidak merubah warna lakmus. Contoh
larutan asam adalah air jeruk,air belimbing dan larutan accu. Karna dalam ketiga
9

larutan ini lakmus biru menjadi merah. Contoh larutan basa adalah air sabun,air kapur
dan larutan NaOH. Karena dalam ketiga larutan ini lakmus merah menjadi biru.
Sedangkan contoh larutan netral adalah air dan laritan garam dapur karna dalam
kedua larutan ini lakmus tidak berubah warna.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari pembahasan di atas adalah :
1. Terdapat empat tahap dalam struktur model latihan penelitian, yaitu :
a. Tahap pertama, siswa disajikan suatu bidang penelitian
b. Tahap kedua, siswa menyusun masalah
c. Tahap ketiga, siswa mengidentifikasi masalah dalam penelitian
d. Tahap keempat, siswa berspekulasi untuk memperjelas masalah
2. Model latihan penelitian dapat dirancang dengan baik, dengan guru yang
mengontrol interaksi dan meresapkan prosedur-prosedur penelitian. Meski
demikian, standar penelitian dalah kerja sama, kebebasan intelektual, dan
keseimbangan.
3. Tugas guru adalah membimbing,melatih,`dan mendidik penelitian dengan
menekankan pada proses penelitian dan membujuk siswa untuk bercermin
pada proses tersebut.

10

4. Salah satu sistem pendukung yang dibutuhkan pada proses ini adalah
seorang instruktur yang fleksibel dan terampil dalam proses penelitian dan
perangkat-perangkat yang memadai untuk melancarkan penerapan
beberapa tugas
5. Dampak dampak instruksional dan pengiring yaitu dapat mempengaruhi
cara-cara siswa dalam memproses informasi,dan mendidik komitmen
mereka untuk melakukan penelitian ilmiah.

DAFTAR PUSTAKA
11

Jotce,bruce.dkk.2009. models of teaching.model-model pengajaran. Edisi


kedelapan ,Yogyakarta:pustaka belajar

12

Anda mungkin juga menyukai