Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MATA KULIAH

PENGINDERAAN JAUH
SISTEM PENGINDERAAN JAUH

Oleh
TRI AYU LESTARI
26020215140079
Oseanografi B

Dosen Pengampu
Ir Agus Anugroho Dwi Suryo P,MSi
19590724 198703 1 003

DEPARTEMEN OSEANOGRAFI
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016

I.

SISTEM PENGINDERAAN JAUH

1.1 PENGINDERAAN JAUH


Penginderaan jauh berasal dari kata Remote Sensing memiliki pengertian bahwa
penginderaan jauh merupakan suatu ilmu dan seni untuk memperoleh data dan informasi dari
suatu objek dipermukaan bumi dengan menggunakan alat yang tidak berhubungan langsung
dengan objek yang dikaji (Lillesand dan Kiefer, 1979). Penginderaan jauh menjadi ilmu atau
seni untuk melakukan penginderaan atau analisis permukaan bumi dari jarak yang jauh,
dimana perekaman dilakukan di udara atau angkasa dengan menggunakan alat (sensor) dan
wahana.
1.2 DATA PENGINDERAAN JAUH
Perekaman objek dapat dilakukan karena dalam bentuk tenaga elektromagnetik yang
dipancarkan oleh matahari kesegala arah terutama ke permukaan bumi, tenaga tersebut
dipantulkan dan dipancarkan oleh permukaan bumi. Tenaga pantulan dan pancaran tersebut
direkam oleh alat disimpan oleh wahana. Karena ituuntuk memperoleh data penginderaan
jauh tersebut diperlukan komponen-komponen penginderaan jauh diantaranya : tenaga, objek,
sensor, detector, dan wahana. Komponen tersebut saling mendukung dalam perekaman objek,
karena setiap komponen harus saling berinteraksi. Akibat adanya interaksi tenaga dengan
objek, tenaga tersebut dipantulkan dan direkam oleh alat. Data perekaman menghasilkan dua
jenis data yaitu data visual (citra) dan data citra (numerik). Perolehan data dilakukan dengan
cara manual, yaitu dengan interpretasi secara visual. Dan data citra (numeric) atau digital
yaitu dengan menggunakan komputer. Foto udara pada umumnya diinterpretasi secara
manual, sedangkan data hasil penginderaan jauh secara elektronik dapat diinterpretasi secara
manual maupun secara numerik.
1.3 INTERPRETASI CITRA
Interpretasi citra merupakan langkah yang harus dilakukan agar kita mendapatkan
informasi dari citra untuk dimanfaatkan. Menurut Este dan Simonett (1975), interpretasi citra
merupakan perbuatan mengkaji foto udara atau citra dengan maksud untuk mengidentifikasi
objek dan menilai arti pentingnya objek tersebut. Jadi, di dalam interpretasi citra, penafsir
mengkaji citra dan berupaya mengenali objek melalui tahapan kegiatan: deteksi, identifikasi,
dan analisis.

1.4 FISIKA PENGINDERAAN JAUH


Pengindraan jauh memiliki dasar hukum fisika yang digunakan untuk mendasari
pengindraan jauh sendiri. Dasar hukum fisika ini antara lain teori gelombang, teori kuantum,
hukum Plank, hukum Stefan-Boltzmann dan hukum Wien.
1.4.1 TEORI GELOMBANG RADIASI ELEKTROMAGNETIK
Teori gelombang radiasi elektromagnetik merupakan salah satu tenaga yang dinamik yang
akan tampak apabila berinteraksi dengan sebuah benda. Bentuk radiasi elektromagnetik
dibagi menjadi 2 yaitu dalam bentuk partikel maupun dalam bentuk gelombang. Radiasi
elektromagnetik memiliki berbagai sifat yaitu adanya perubahan medan listrik dan medan
magnetic terjadi pada saat yang bersamaan, sehingga kedua medan memiliki harga
maksimumdan minimum pada saat yang sama dan pada tempat yang sama, arah medan listrik
dan medan magnetic saling tegak lurus dan keduanya tegak lurus terhadap arah rambat
gelombang, peristiwa pemantulan, pembiasan, intervensi, dan difraksi juga dapat mengalami
polarisasi karena termasuk gelombang transversal, besar medan listrik dan medan magnet
berbanding lurus satu sama lain (E=cB), tidak dipengaruhi oleh medan listrik dan medan
magnetic karena tidak memiliki muatan dan berada dalam ruang hampa bergerak dengan
cepat rambat 3x10^8 m/s.
Beberapa tokoh sempat mengeluarkan pendapatnya tentang tentang gelombang
diantaranya adalah teori Maxwell tentang gelombang elektromagnetik. Maxwell membuat
sebuah hipotesa yaitu bahwa sebuah medan listrik yang berubah terhadap waktu akan
menghasilkan medan magnet, yang sama halnya dengan medan magnet yang berubah
terhadap waktu akan menghasilkan medan listrik. Teori Maxwell tentang gelombang
elektromagnetik telah mempersatukan teori dari Newton dan Huygesa tentang ilmu cahaya.
1.4.2 TEORI KUANTUM
Dalam teori ini dinyatakan bahwa spectrum elektromagnetik terdiri dari bagian kecil yang
berkesinambungan yang disebut photons dan quanta. Teori kuantum pertama kali
dikemukakan oleh Max Planc. Planc menyimpulkan bahwa atom dan molekul dapat
memancarkan atau menyerap energy hanya dalam jumlah tertentu. Jumlah energy terkecil
yang dapat dipancarkan atau diserap oleh atom atau molekul dalam bentuk radiasi
elektromaknetik disebut kuantum. Menurut pendapat Planc energy foton (kuantum)
berbanding lurus dengan frekuensi cahaya. Teori kuantum Planc didukung oleh efek

fotolistrik yang dikemukakan oleh Albert Einsten. Efek fotolistrik adalah keadaan dimana
cahaya mampu mengeluarkan electron dari permukaan beberapa logam.
1.4.3 HUKUM PLANK
Panas atau tenaga kinetic merupakan akibat gerakan partikel suatu benda yang
bergerak secra acak. Gerakan suatu benda tersebut akan berhenti apabila suhu bendanya
sebesar 0oK atau -273oK yang disebut suhu nol derajat absolut. Matahari merupakan tenaga
utama yang digunakan dalam pengindraan jauh. Selain matahari semua benda yang suhunya
berada diatas 0oK juga merupakan tenaga yang dapat memancarkan tenaga yang dapat
digunakan dalam pengindraan jauh. Seorang fisikawan Max Planc mengumumkan bahwa
dengan membuat suatu modifikasi khusus dalam perhitungan klasik dia dapat menjabarkan
fungsi P (,T) yang sesuai dengan data percobaan pada seluruh panjang gelombang. Hukum
radiasi Planck menunjukkan distribusi (penyebaran) energi yang dipancarkan oleh sebuah
benda hitam.
1.4.4 HUKUM STEFAN-BOLTZMANN
Hukum Stefan-Boltzmann mengatakan bahwa jumlah tenaga yang dipancarkan oleh tiap
benda antara lain merupakan fungsi suhu permukaan objeknya. Menurut hukum StefanBoltzmann energy radiasi setiap detik per satuan luas disebut sebagai intensitas radiasi.
Kemampuan sebuah benda untuk menyerap radiasi kalor berkaitan dengan kemampuannya
untuk menyerap radiasi. Jumlah tenaga yang dipancarkan dari suatu benda berbanding lurus
dengan suhu absolut benda tersebut. Hal tersebut berlaku bagi benda hitam sempurna. Benda
hitam sempurna merupakan benda yang menyerap seluruh tenaga yang mengenainya dan
memancarkan kembali seluruh tenaga yang mengenai atau tenaga yang diterimanya. Benda
hitam merupakan penyerap dan pemancar radiasi terbaik. Benda hitam sempurna di dunia ini
sebenarnya tidak ada., karena tenaga yang dipancarkan oleh setiap benda tidak hanya
bergantung pada suhu absolut dari benda tersebut melainkan juga dari daya pancar benda itu
sendiri. Paine mengutarakan bahwa daya pancar obyek merupakan perbandingan relative
terhadap daya pancar benda hitam sempurna. Apabila daya pancar dari benda hitan sempurna
dinyatakan sebesar satu, daya pancar setiap objek terletak antara nol dan satu. Hukum StefanBoltzmann dapat disimpulkan menjadi 2 yaitu jumlah tenaga yang dipancarkan oleh suatu
benda di permukaan bumi berbanding lurus terhadap pangkat empat suhu absolutnya. Yang
kedua gelap terangnya gambaran obyek pada citra tidak selalu menunjukkan suhu objeknya.

1.4.5 HUKUM WIEN


Hukum Wien menyatakan hubungan pancaran maksimum, panjang gelombang dan suhu
saling berhubungan. Menurut hukum Wien makin tinggi suhu suatu benda hitam makin
pendek panjang gelombang tempat pancaran maksimum itu terjadi. Dalam grafik pergeseran
Wien menunjukan grafik antara intensitas radiasi yang dipancarkan oleh suatu benda hitam
terhadap panjang gelombang pada berbagai suhu. Total energy kalor radiasi yang dipancarkan
adalah sebanding dengan luas di bawah grafik. Implikasi hukum Wien ini dalam pengindraan
jauh terlihat sangat jelas. Kurva pancaran sinar matahari dengan suhu 6000oKmencapai
radiasi maksimum pada panjang gelombang 0,5 mikrometer. Oleh sebab itu pengindraan jauh
dengan system pasif yang menggunakan matahari sebagai sumber tenaga pada umumnya
menggunakan spectrum tampak di sekitar panjang gelombang 0,5 mikrometer dan
perluasannya. Selain itu pengindraan jauh yang menggunakan system pasif yang
menggunkan permukaan bumi sebagai sumber tenaga umumnya menggunakan panjang
gelombang sekitar 10 mikrometer yakni spectrum inframerah termal. Hal penting yang harus
diperhatikan dan diketahui tentang tenaga termal ini yaitu berbeda dengan tenaga matahari
yang lebih terpusat di daerah ekuator radiasi gelombang panjang byang dipancarkan oleh
permukaan bumi tidak banyak berbeda antara daerah kutub dan daerah ekuator. Hal ini
dikarenakan karena beda suhu rata-rata permukaan bumi di daerah kutub dan daerah ekuator
tidak sebesar beda radiasi sinar matahari di dua daerah tersebut.

II.

KOMPONEN PENGINDERAAN JAUH

2.1 SISTEM TENAGA


Pengumpulan data dalam penginderaan jauh dilakukan dari jarak jauh dengan
menggunakan sensor buatan. Untuk itu, diperlukan tenaga penghubung yang membawa data
tentang objek ke sensor. Data tersebut dikumpulkan dan direkam dengan 3 cara, yaitu
distribusi daya, distribusi gelombang bunyi, dan distribusi gelombang elektromagnetik.
Distribusi daya atau disebut force yaitu gravitometer. Gravitometer ialah pengumpulkan
data yang berkaitan dengan gaya tarik bumi. Distribusi gelombang yaitu dengan sonar
menggunakan dan mengumpulkan data gelombang suara dalam air. Distribusi gelombang
elektromagneti yaitu dimisalkan dengan kamera untuk mengumpulkan data yang berkaitan
dengan pantulan sinar.
Gambaran objek permukaan bumi merupakan hasil interaksi antara tenaga dan objek yang
direkam. Tenaga yang dimaksud adalah radiasi matahari, tetapi jika perekaman tersebut
dilakukan pada malam hari dibuat tenaga buatan yang dikenal sebagai tenaga pulsa.
Penginderaan jauh yang menggunakan tenaga buatan disebut sistem aktif. Hal ini didasarkan
karena pada saat perekaman pada malam hari diperlukan bantuan tenaga. Proses perekaman
objek tersebut melalui pancaran tenaga buatan yang disebut tenaga pulsa berkecepatan tinggi,
karena pada saat pesawat bergerak tenaga pulsa yang dipantulkan oleh objek direkam. Oleh
karena tenaga pulsa memantul, pantulan yang tegak lurus memantulkan tenaga yang banyak,
sehingga rona yang terbentuk akan berwarna gelap. Sementara tenaga pantulan pulsa radar
relatif kecil, sehingga rona yang terbentuk akan cerah. Sensor yang tegak lurus dengan objek
(membentuk objek gelap) disebut near range, sedangkan yang membentuk sudut jauh dari
pusat perekaman disebut far range.
Sumber tenaga yang digunakan dalam penginderaan jauh yaitu matahari, sebagai sumber
utama tenaga elektromagnetik alami yang digunakan pada teknik pengambilan data objek.
Penginderaan jauh dengan memanfaatkan tenaga alamiah disebut penginderaan jauh sistem
pasif. Radiasi matahari yang terpancar ke segala arah, terurai menjadi berbagai panjang
gelombang (): mulai dari panjang gelombang dengan unit terkecil (pikometer) sampai
dengan unit terbesar (kilometer).
Tenaga ini mengenai objek di permukaan bumi, kemudian dipantulkan ke sensor. Ia juga
dapat berupa tenaga dari objek yang dipancarkan ke sensor. Jumlah tenaga matahari yang
mencapaui bumi (radiasi) dipengaruhi oleh waktu (jam, musim), lokasi dan kondisi cuaca.

Jumlah tenaga yang diterima pada siang hari lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah
uang diterima pada pagi atau sore hari. Kedudukan matahari terhadap tempat di bumi berubah
sesuai dengan perubahan musim.
2.2 JENDELA ATMOSFER
Atmosfer bersifat selektif terhadap panjang gelombang, sehingga hanya sebagian kecil
saja tenaga elektromagnetik yang dapat mencapai permukaan bumi dan dimanfaatkan untuk
penginderaan jauh. Bagian spektrum elektromagnetik yang mampu melalui atmosfer dan
dapat mencapai permukaan bumi disebut jendela atmosfer. Jendela atmosfer yang paling
awal dikenal orang dan paling banyak digunakan dalam penginderaan jauh hingga sekarang
ialah spektrum tampak yang dibatasi oleh gelombang 0,4 m hingga 0,7 m.

Gambar 1. Jendela Atmosfer


Tenaga elektromagnetik dalam jendela atmosfer tidak seluruhnya dapat mencapai
permukaan bumi secara utuh karena sebagian terhalang oleh atmosfer. Hambatan ini terutama
disebabkan oleh butir- butir yang ada di atmosfer, seperti debu, uap air, dan berbagai macam
gas. Proses penghambatannya dapat terjadi dalam bentuk serapan, pantulan, dan hamburan.
2.3 INTERAKSI ANTAR TENAGA DAN OBJEK
Perekaman objek membutuhkan wahana, tenaga alami atau buatan, objek yang direkam,
alat sensor, dan deteksi (detector). Tenaga yang memancar ke permukaan bumi (objek) akan
memantul dan direkam oleh alat (sensor). Pada sensor terdapat alat untuk mendeteksi
(detector), di mana detector yang ada pada alat dipasang pada wahana (seperti balon udara,
pesawat, dan satelit).
2.5 WAHANA DAN SENSOR

Kendaraan yang membawa alat pemantau dinamakan wahana. Berdasarkan ketinggian


peredaran atau tempat pemantauannya, wahana di angkasa dapat diklasifikasikan menjadi 3
kelompok, yaitu:
a. Pesawat terbang rendah sampai medium (Low to medium altitude aircraft), dengan
ketinggian antara 1000 meter sampai 9000 meter dari permukaan bumi. Citra yang
dihasilkan ialah citra foto (foto udara).
b. Pesawat terbang tinggi (high altitude aircraft), dengan ketinggian sekitar 18.000 meter
dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkan yaitu foto udara dan multispectral
scanners data.
c. Satelit, dengan ketinggian antara 400 km sampai 900 km dari permukaan bumi. Citra
yang dihasilkan ialah citra satelit.
Sensor adalah alat yang digunakan untuk melacak, mendeteksi, dan merekam suatu objek
dalam daerah jangkauan tertentu. Tiap sensor memiliki kepekaan tersendiri terhadap bagian
spektrum elektromagnetik. Kemampuan sensor untuk merekam gambar terkecil disebut
resolusi spasial. Semakin kecil objek yang dapat direkam oleh sensor, semakin baik kualitas
sensor itu dan semakin baik resolusi spasial citra. Berdasarkan proses perekamannya, sensor
dibedakan ke dalam sensor fotografik dan sensor elektronik. Berdasarkan proses
perekamannya, sensor dibedakan menjadi dua, yaitu sensor fotografik dan sensor elektronik.
a. Sensor Fotografik
Sensor yang digunakan sistem fotografik adalah kamera. Cara kerja sensor ini
berdasarkan pantulan tenaga dari objek. Sedangkan detektornya adalah film sehingga
sensor fotografik menghasilkan foto. Sensor fotografik yang dipasang pada pesawat
udara menghasilkan citra yang disebut foto udara, sedangkan sensor fotografik yang
dipasang di satelit sering disebut citra satelit.
b. Sensor Elektronik
Sensor elektronik ini digunakan pada sistem pengindraan jauh nonfotografik karena
proses perekaman objek tidak berdasarkan pembakaran, tetapi berdasarkan sinyal
elektronik yang dipantulkan atau dipancarkan dan direkam oleh detektor. Detektor
untuk sensor ini adalah pita magnetik dan proses perekamannya didasarkan pada
energi yang dipantulkan atau dipancarkan. Sensor elektronik yang direkam pada pita
magnetik selanjutnya diproses menjadi data visual (citra) dan data digital dengan
menggunakan computer.
Tenaga elektromagnetik dalam jendela atmosfer tidak dapat mencapai permukaan bumi
secara utuh, karena sebagian mengalami hambatan oleh atmosfer. Hambatan ini terutama

disebabkan oleh butir-butir yang ada di atmosfer seperti debu, uap air dan gas. Proses
penghambatannya terjadi dalam bentuk serapan, pantulan dan hamburan.

III.

PEROLEHAN DAN PENGGUNAAN DATA PENGINDERAAN


JAUH

Gambar 2. Proses Perolehan Data Penginderaan Jauh


Penginderaan jauh merupakan suatu sistem yang terdiri atas serangkaian komponenkomponen. Serangkaian komponen dalam penginderaan jauh terdiri atas tenaga, objek, proses
(interaksi antara tenaga dan atmosfer, interaksi antara tenaga dan objek, proses perekaman),
keluaran data penginderaan jauh, dan pengguna data.
3.1 SUBSISTEM PEROLEHAN DATA
Subsistem perolehan data terdapat beberapa komponen sebagai berikut.

Gambar 3. Sumber Tenaga

Tenaga yang digunakan dalam sistem penginderaan jauh yaitu tenaga elektromagnetik
yang berasal dari sinar matahari, sinar bulan, maupun sinar buatan apabila pemotretan
dilakukan pada malam hari. Berdasarkan tenaga yang digunakan sistem penginderaan jauh
dibedakan menjadi sistem pasif yaitu tenaga yang digunakan adalah tenaga matahari dan
sistem aktif tenaga yang digunakan adalah tenaga buatan.
Proses di dalam subsistem perolehan data meliputi interaksi antara tenaga matahari
yang dipancarkan ke segala arah, sebagian mengarah ke bumi dengan cara radiasi. Radiasi
memasuki atmosfer dan berinteraksi dengan atmosfer dalam bentuk serapan, pantulan,
transmisi, dan hamburan oleh zat atau benda di atmosfer. Hanya sebagian kecil saja yang
dapat menembus atmosfer dan mencapai bumi, bagian ini disebut jendela atmosfer.
Penginderaan cuaca terutama untuk mengukur suhu atmosfer dan mengetahui
kandungan gas tertentu, justru digunakan saluran di luar jendela atmosfer. Selain itu, jumlah
tenaga matahari yang sampai ke Bumi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti waktu,
lokasi, dan kondisi cuaca. Banyak sedikitnya energi matahari dipengaruhi oleh waktu. Pada
siang hari energi yang diterima Bumi lebih banyak dibandingkan pada sore hari. Pada lokasi
lintang 0 atau khatulistiwa jumlah energi yang diterima lebih banyak daripada di daerah
lintang tinggi. Faktor cuaca seperti keawanan akan menjadi hambatan sampainya energi
matahari ke muka bumi.
Tenaga radiasi mengenai benda-benda di Bumi, maka tenaga sebagian dipantulkan.
Tiap benda mempunyai karakteristik tersendiri di dalam interaksinya dengan tenaga.
Karakteristik yang penting di dalam hal ini adalah berkaitan dengan pantulannya, karena
yang direkam sensor adalah tenaga pantulan. Sensor merupakan alat perekam tenaga
pancaran objek di permukaan Bumi. Sensor yang biasa digunakan dalam penginderaan jauh
berupa kamera fotografi, kamera vidicon, dan penyiam (scanner).

Gambar 4. Sumber Tenaga dipantulkan, dihampurkan dan diserap Objek

Perekaman objek di dalam penginderaan jauh dilakukan dengan dua cara, yaitu
menggunakan sensor kamera yang merekam data pada film (data visual atau analog)
menghasilkan foto udara. Yang kedua sensor yang digunakan adalah penyiam yang merekam
objek dengan sistem scaning menghasilkan citra satelit (citra). Sensor- sensor tersebut
dipasang pada wahana seperti pesawat terbang, helikopter, roket, satelit, balon udara, dan lain
sebagainya.
Keluaran subsistem perolehan data di dalam penginderaan jauh adalah data
penginderaan jauh. Sesuai dengan cara perekamannya maka data penginderaan jauh dapat
berupa data digital maupun data analog (visual, gambar). Data digital terekam dalam bentuk
angka yang menunjukkan nilai kecerahan (tingkat keabuan). Angka tersebut menunjukkan
nilai kecerahan bagi tiap sel kecil yang disebut pixel (ukuran terkecil objek yang dapat
direkam oleh suatu sistem sensor). Data analog merupakan data yang direkam dalam bentuk
gambar. Data ini juga sering disebut data visual. Prinsip keduanya dapat kamu lihat pada
gambar

Gambar 5. Perolehan Data


3.2 SUBSISTEM PENGGUNAAN DATA
Subsistem ini meliputi masukan data, proses, dan keluaran. Data penginderaan jauh
berupa foto udara maupun citra baik dalam bentuk analog maupun digital, merupakan
masukan bagi subsistem penggunaan data. Proses pengolahan data berupa analisis dan
sintesis data. Analisis data penginderaan jauh berarti mengenali apa yang terekam dalam data
digital maupun data analog, serta menilai arti penting masingmasing sesuai tujuan terkait.
Keluaran dari sistem penginderaan jauh adalah informasi hasil perekaman. Hasil-hasil
perekaman tersebut dapat disajikan dalam bentuk tabel, grafik, hard copy, maupun soft copy,
serta dalam bentuk deskripsi.

1. Data Hard Copy


Data penginderaan jauh yang telah dicetak dalam suatu bidang cetak. Data ini
banyak digunakan untuk analisis data secara manual.
2. Data Soft Copy
Data hasil perekaman objek di permukaan Bumi yang belum tercetak. Data ini
biasanya tersimpan dalam komputer, disket, maupun compact disk (CD). Data
ini sering digunakan untuk analisis data digital.
3. Grafik
Penggambarkan nilai pancaran maupun pantulan tiap objek di permukaan
Bumi yang terekam.
4. Data Pixel
Tiap objek sering ditampilkan dalam bentuk tabel. Nilai pixel ini mewakili
jenis dan kondisi objek pada waktu perekaman.

DAFTAR PUSTAKA
SS Belajar. 2012. Sistem Penginderaan Jauh. http://www.ssbelajar.net/2012/10/sistempengindraan-jauh.html diakses pada 4 Oktober 2016, 23:16 WIB.
Ghozaliq. 2015. Sistem Penginderaan Jauh. http://ghozaliq.com/2015/07/30/sistempenginderaan-jauh-3/ diakses pada 4 Oktober 2016, 23:16 WIB.
Ilham,

Fiqy.

2015.

Dasar

Fisika

Penginderaan

Jauh.

http://geografi14.blogspot.co.id/2015/03/dasar-fisika-penginderaan-jauh_31.html
diakses pada 4 Oktober 2016, 23:16 WIB
Dewi, Nurmala. 2009. Geografi Untuk SMA dan MA kelas XII. Jakarta, CV Epsilon Grup.

Anda mungkin juga menyukai