Sistem Rujukan.
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas kasus penyakit atau
masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal dalam
arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan
lainnya, maupun secara horisontal dalam arti antar strata sarana pelayanan kesehatan
yang sama.
Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang dimiliki oleh
Puskesmas terbatas, sehingga dalam memberikan pelayanan kesehatan secara paripurna
Puskesmas melakukan rujukan secara rasional (tepat indikasi, tepat waktu dan tepat
sasaran).
Rujukan merupakan suatu rangkaian kegiatan sebagai respon terhadap ketidak mampuan
suatu pusat layanan kesehatan atau fasilitas kesehatan dalam melaksanakan tindakan
medis terhadap pasien. Sistem rujukan merupakan suatu mekanisme pengalihan atau
pemindahan pasien yang terjadi dalam atau antar fasilitas kesehatan yang berada dalam
suatu jejaring.
Rujukan yang dilaksanakan di Puskesmas bisa merupakan rujukan vertikal ke tingkat
lebih rendah atau ke tingkat lebih tinggi maupun horizontal antar fasilitas kesehatan yang
sama pada wilayah yang berbeda. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 001 Tahun 2012 pasal 3 tentang sistim rujukan pelayanan kesehatan
perorangan, maka:
1. Pelayanan kesehatan dilakukan secara berjenjang sesuai kebutuhan medis,
dimulai dari pelayanan kesehatan tingkat pertama.
2. Pelayanan kesehatan tingkat kedua hanya dapat diberikan atas rujukan dari
pelayanan kesehatan tingkat pertama.
3. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga hanya dapat diberikan atas rujukan dari
pelayanan kesehatan tingkat kedua atau tingkat pertama.
Penyebab rujukan, antara lain karena ketidak mampuan Puskesmas dalam melakukan
pemeriksaan spesimen/penunjang medik, keterbatasan pengetahuan, membutuhkan
konsultasi tenaga ahli/spesialis dan lain-lain. Pasien rujukan harus disertai dengan
informasi alasan rujukan.
Ketentuan rujukan:
1. Puskesmas mempunyai alur rujukan, prosedur merujuk pasien, prosedur
menerima rujukan, prosedur menerima balasan rujukan. Prosedur rujukan ini
2.
3.
4.
5.
6.
dibuat dengan mengacu pada Buku Pedoman Sistem Rujukan Berbasis Indikasi
Medis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2013.
Tersedia informasi mengenai fasilitas rujukan lain, ada kerjasama Puskesmas
dengan sarana kesehatan lain untuk menjamin kelangsungan pelayanan klinis
(rujukan klinis, rujukan diagnostik dan rujukan konsultatif).
Puskesmas PONED wajib melakukan rujukan ke rumah sakit PONEK untuk
kasus-kasus emergensi yang tidak dapat ditangani.
Persyaratan rujukan pasien: pasien distabilkan terlebih dahulu sesuai dengan
kemampuan Puskesmas, sebelum dirujuk ke pelayanan yang mempunyai
kemampuan lebih tinggi.
Bidan dan perawat hanya dapat melakukan rujukan ke dokter dan atau dokter gigi
pada pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama kecuali dalam keadaan gawat
darurat, bencana, kekhususan, permasalahan kesehatan pasien dan pertimbangan
geografis.
Setiap pemberi pelayanan kesehatan berkewajiban merujuk pasien bila keadaan
penyakit atau permasalahan kesehatan memerlukannya, kecuali pasien tidak dapat
ditransportasikan atas alasan medis, sumber daya atau geografis dan tidak
mendapat persetujuan pasien atau keluarganya.
Sesuai dengan jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas ada dua
macam rujukan yang dikenal, yakni:
1. Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah rujukan kasus penyakit.
Apabila Puskesmas tidak mampu menanggulangi satu kasus penyakit tertentu, maka
Puskesmas tersebut wajib merujuknya ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih mampu,
baik ke Puskesmas rawat inap, Puskesmas rawat inap dengan PONED/PLUS maupun
Rumah Sakit. Kriteria pasien yang dirujuk adalah bila memenuhi salah satu:
a. Hasil pemeriksaan fisik sudah dipastikan tidak mampu diatasi.
b. Hasil pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan penunjang medis ternyata tidak
mampu diatasi.
c. Memerlukan pemeriksaan penunjang medis yang lebih lengkap, tetapi pemeriksa
harus disertai dengan kehadiran pasien.
d. Apabila telah diobati dan dirawat ternyata memerlukan pemeriksaan, pengobatan
dan perawatan di sarana kesehatan yang lebih mampu.
Sumber