PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak dahulu kala kebutuhan akan pangan atau pakaian
telah menjadi sebuah kebutuhan yang diprioritaskan. Hal ini
dikarenakan pakaian mempunyai manfaat bagi manusia dalam
mepertahankan kelangsungan hidupnya. Dimana saat cuaca
dingin pakaian dapat menghangatkan tubuh, pakaian itu juga
menunjukan kepribadian seseorang untuk dikatakan baik atau
tidak, kesopansantunan.
Zaman dahulu dengan keterbatasan alat maupun bahan
serta tingkat sumber daya manusia yang rendah, manusia
membentuk sebuah pakaian dari kulit kayu. Karena merasa
kurang nyaman mengenakan pakaian dari kulit kayu, pasalnya
pakaian dari kulit kayu ini dapat menimbulkan gatal dan merusak
kulit maka nenek moyang kala itu mulai mencari alternatif lain
yaitu membuat pakain dari bahan dasar kapas. Sehingga sejak
saat itu muncullah pakaian dari tenun ikat dari berbagai wilayah.
Seiring
berjalannya
waktu,
muculnya
berbagai
tenun
dengan beragam motif dan hias yang bervariasi dengan arti arti
yang berbeda. Arti arti inilah yang menunjukan latar belakang
kebudayaan suatu daerak atau ciri khas dari suatu daerah.
Berbagai peneltian telah membuktikan hal ini, salah satunya
adalah Marie Jeanne Adams yang dalam tulisannya khusus
membahas seni tenun ikat di Kabupaten Sikka di Wilayah
Kewapante sebuah kecamatan di Sikka Nusa Tenggara timur
(NTT).
Sekitar sistem dan motif tenun ikat, beliau tandaskan
adanya kemungkinan bahwa struktur kebudayaan masyarakat
1
Jelas
pula
bahwa
motif
motif
tenun
ikat
justru
isi
dari
makalah
ini
maka
ada
beberapa
2.
3.
Bagaiamana
cara
pembuatan
tenun
Ikat
dan
Tenun
Songket ?
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini karena :
1.
2.
3.
4.
Menambah Kepustakaan
C. Manfaat
Manfaat yang dapat kami petik dalam pembuatan makalah ini
adalah :
1.
2.
Kerajinan Tenun
Tenun merupakan salah satu seni budaya kain tradisional
lndonesia yang diproduksi di berbagai wilayah di seluruh
Nusantara
(Sumatera,
Kalimantan,
Bali,
Sulawesi,
lombok,
merupakan
kebanggaan
bangsa
Indonesia,
dan
mencerminkan jati diri bangsa. Oleh sebab itu, tenun baik dari
segi teknik produksi, desain dan produk yang dihasilkan harus
dijaga dan dilestarikan keberadaannya, serta dimasyarakatkan
kembali penggunaannya.
Mungkin selama ini kita lebih mengenal batik sebagai wakil
bangsa atas keelokan Indonesia dalam menciptakan kain.
Padahal masih ada satu lagi kain hasil karya perajin Indonesia
yang tidak kalah cantik dan menawan, yaitu tenun.
Terkait dengan banyaknya daerah yang menjadi produsen
tenun, keberagaman motif tidak perlu dipertanyakan. Adanya
perbedaan
latar
belakang
budaya
dan
lingkungan,
akan
A. Tenun Ikat
Tenun ikat atau kain ikat adalah kriya tenun Indonesia
berupa kain yang ditenun dari helaian benang pakan atau
benang lungsin yang sebelumnya diikat dan dicelupkan ke dalam
zat pewarna alami. Alat tenun yang dipakai adalah alat tenun
bukan mesin. Kain ikat dapat dijahit untuk dijadikan pakaian dan
perlengkapan busana, kain pelapis mebel, atau penghias interior
rumah.
Sebelum ditenun, helai-helai benang dibungkus (diikat)
dengan tali plastik sesuai dengan corak atau pola hias yang
diingini. Ketika dicelup, bagian benang yang diikat dengan tali
plastik tidak akan terwarnai. Tenun ikat ganda dibuat dari
menenun benang pakan dan benang lungsin yang keduanya
sudah diberi motif melalui teknik pengikatan sebelum dicelup ke
dalam pewarna.
dari
Tenganan,
zaman
menggunakan
alat
yang
disebut
KEHO.
Alat
ini
benang
yangberbentuk
gumpalan-gumpalan
direntangkan
diikat
menggunakan
tebuk
untuk
Weting
Dasa
Reong
Laen
Seler
Ai ler
Pine
Ai gemer
Ai tuan
Tuun
Pati
Ekur
Bolen
Sipe
Legun
Tunger
adalah
ungkapan
mengerjakanyamotiof
dasarnya
diambil
pada
ide
masing
berdasarkan
setiap
masing
suatu
kisah
orang
yang
daerah
pada
atau
kejadian
Fungsi Ekonomi
Misalkan Sarung dapat dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup
B. Tenun Songket
Songket adalah jenis kain tenunan tradisional Melayu di
Indonesia, Malaysia, dan Brunei. Songket digolongkan dalam
keluarga tenunan brokat. Songket ditenun dengan tangan
dengan benang emas dan perak dan pada umumnya dikenakan
pada acara-acara resmi. Benang logam metalik yang tertenun
berlatar kain menimbulkan efek kemilau cemerlang. Kata songket
berasal dari istilah sungkit dalam bahasa Melayu dan bahasa
Indonesia, yang berarti "mengait" atau "mencungkil". Hal ini
berkaitan dengan metode pembuatannya; mengaitkan dan
mengambil sejumput kain tenun, dan kemudian menyelipkan
benang emas.
Selain itu, menurut sementara orang, kata songket juga
mungkin berasal dari kata songka, peci khas Palembang yang
dipercaya pertama kalinya kebiasaan menenun dengan benang
emas dimulai. Isitilah menyongket berarti menenun dengan
benang emas dan perak. Songket adalah kain tenun mewah
yang biasanya dikenakan saat kenduri, perayaan atau pesta.
Songket
dapat
dikenakan
melilit
tubuh
seperti
sarung,
songket hanya boleh ditenun oleh anak dara atau gadis remaja;
9
akan tetapi kini kaum lelaki pun turut menenun songket. berapa
kain
songket
tradisional
sumatra
memiliki
pola
yang
Songket
adalah
kain
mewah
yang
aslinya
dataran
tinggi
Minangkabau.
Meskipun
benang
emas
kurun
waktu
yang
kemudian
di
Sumatera.
Songket
10
dan
unggul
adalah
di
daerah
Pandai
Sikek,
Lombok
Tengah,
juga
terkenal
akan
kerajinan
disebut
sebagai
panta.
Seperangkat
alat
yang
berukuran 2 x 1,5 meter ini terdiri atas gulungan (suatu alat yang
digunakan untuk menggulung benang dasar tenunan), sisia
(suatu alat yang digunakan untuk merentang dan memperoleh
benang tenunan), pancukia (suatu alat yang digunakan untuk
membuat motif songket, dan turak (suatu alat yang digunakan
untuk memasukkan benang lain ke benang dasar). Panta
tersebut
ditempatkan
pada
suatu
tempat
yang
disebut
diberi
dua
buah
tiang
yang
berfungsi
sebagai
11
akan
dilakukan
proses
desain
(pencukitan)
dengan
di
lungsi
dengan
benang
pakan.
Benang
pakan
13
dari
kayu.
Doyo
merupakan
tanaman
yang
serat
daunnya
cukup
kuat,
warga
Dayak
Benuaq
dari
selembar
Kalimantan Timur
kain
tenun
ikat
mengatakan untuk
Doyo
tidaklah
membuat
mudah
dan
14
Nama Barang
Harga
Jumlah
Total
o
1. Benang Emas (Sutera)
Rp. 800.000/kg
2. Pewarna
Tekstil
(ZatRp. 100.000/liter
Pewarna)
3. Upah Karyawan
Rp.
800.000
100.000
600.000/Songket
Rp. 2.100.00
Keterangan :
Sebenarnya lama dan tidaknya pembuatan suatu tenun
songket, selain bergantung pada jenis tenunan yang dibuat dan
ukurannya, juga kehalusan dan kerumitan motif songketnya.
Semakin halus dan rumit motif songketnya, akan semakin lama
pengerjaannya. Pembuatan sarung dan atau kain misalnya, bisa
memerlukan waktu kurang lebih satu bulan. Bahkan, seringkali
lebih dari satu bulan karena setiap harinya seorang pengrajin
rata-rata hanya dapat menyelesaikan kain sepanjang 5 -10
sentimeter. Satu jenis songket biasa dikerjakan dua orang. Satu
orang menenun kain dan yang satu lagi menenun selendang.
15
16
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Proses
pembuatan
karya
tenun
ikat
dan
songket
ini
17
manusia dan perkembangan lain untuk dapat mengetahui caracara pembuatan sampai selesai dan menghasilkan karya yang
dapat menambahkan nilai gunannya.Maka dalam mempelajari
kerajinan tenun ini semoga makin berkembang dan lebih bagus
kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
1. (Antonius Anton Moa Nurak (62 tahun) Desa Watuliwung. Penulis
Siswa/I SMA Negeri I Maumere (SMANSA) : Agustinus H. L.
Gudipung, Libertino Agusto Diaz, Laurensia E. Lero, Maria A. Asi
dan Maria Eufrasia Lidia Etu).
2. tenunindonesia.com
3. www.farizcraft.com
4. news.okezone.com/.../tenun-indonesia-perlu-direvitalisasi
18