Anda di halaman 1dari 13

Makalah Titrasi Asam dan Basa

Nama Kelompok :
Edsel B.(02)
Dedy (11)
Raemundos (29)
Tahun Ajaran 2016 / 2017
SMA Santu Petrus Pontianak

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Dalam melakukan suatu percobaan titrasi, praktikan harus mampu mencampurkan 2 zatatau lebih
yang berbeda serta mampu menentukan banyaknya suatu larutan dengankonsentrasi yang telah
diketahui agar tepat habis bereaksi dengan sejumlah larutan yangdianalisis. Sehingga dalam
menganalisis suatu larutan kita harus menggunakan titrasi.Titrasi merupakan suatu metode yang
bertujuan untuk menentukan banyaknya suatu larutandengan konsentrasi yang telah diketahui
agar tepat habis bereaksi dengan sejumlah larutanyang dianalisis atau ingin diketahui kadarnya
atau konsentrasinya, sedangkan apabila salahsatu larutannya diketahui konsentrasinya, larutan ini
disebut larutan standar. Ada 4 macamreaksi yang digunakan dalam titrasi yaitu reaksi asam-basa,
reaksi redoks, reaksi pengendapan, dan reaksi pembentikan kompleks.Dalam melakukan titrasi
netralisasi kita perlu secara cermat mengamati perubahan pH,hal ini dilakukan untuk mengurangi
kesalahan dimana akan terjadi perubahan warna dariindikator. Kadar larutan asam ditentukan
dengan menggunakan larutan basa atau sebaliknya.Dalam proses titrasi suatu larutan
ditambahkan sedikit demi sediki pada larutan yangvolumenya telah diketahui, sampai tercapai
titik ekuivalen (jumlah stoikhiometri(perbandingan mol) dari kedua peraksi. yang biasanya
ditandai dengan berubahnya warnaindikator disebut titik ekuivalen.

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.Mengetahui molaritas suatu asam atau basa dengan menggunakan metoda Titrasi Asam
Basa(Alkalimetri)
2 .Melakukan titrasi asam basa untuk menentukan kosentrasi dan kadar suatu larutan beserta
grafiknya.
3. Untuk menyelesaikan tugas dari guru dan mendapat nilai.

BAB II
Landasan Teori
Titrasi adalah suatu proses atau prosedur dalam analisis volumetric di mana suatu
titran atau larutan standar (yang telah diketahui konsentrasinya) diteteskan melalui
buret kelarutan lain yang dapat bereaksi dengannya (belum diketahui
konsentrasinyHingga tercapai titik ekuivalen atau titik akhir. Artinya, zat
yang ditambahkan tepat ber eaksi dengan zat yang ditambahi. Zat yang akan
ditentukan kadarnya disebut sebagai titrant dan biasanya diletakan di
dalam Erlenmeyer, sedangkan zatyang telah diketahui konsentrasinya disebut
sebagai tit`er dan biasanya diletakkan di dalam buret. Baik titer maupun
titrant biasanya berupa larutan .
Pada Titrasi asam basa dalam melakukan titrasi melibatkan asam maupun basa
sebagai penitran/titer ataupun titran dan titrasi asam basa berdasarkan reaksi
penetralan. Untuk menentukan kadar larutan asam dengan menggunakan larutan
basa dan sebaliknya. Titran ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai
mencapai keadaan ekuivalen ( artinya secara stoikiometri titran dan titer tepat
habis bereaksi ). Keadaan ini disebut sebagai titik ekuivalen. Pada saat
ekuivalen ini maka proses titrasi dihentikan , kemudian kita mencatat volume titer
yang diperlukan untuk mencapai keadaah tersebut, dengan menggunakan data
volume titran, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar
titran. Prinsip dasar titrasi asam basa didasarkan pada reaksi nertalisasi asam basa.
Titik equivalen pada titrasi asam basa adalah pada saat dimana sejumlah asam
tepat di netralkan oleh sejumlah basa. Selama titrasi berlangsung terjadi perubahan
pH. pH pada titik equivalen ditentukan oleh sejumlah garam yang dihasilkan dari
netralisaasi asam basa
Untuk menegtahui titik ekivalen pada titrasi asam basa kita bisa menggunakan
indikator asam basa. Indikator ditambahkan pada sampel sebelum proses titrasi
dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika mendekati titik ekuivalen
terjadi yang kita sebut titik akhir titrasi
Titrasi asam-basa dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut:
Tirtasi asam kuat atau basa kuat
Titran yang dipakai dalam jenis titrasi asam basa ini adalah asam kuat dan basa
kuat. Titik akhir titrasi mudah diketahui dengan membuat kurva titrasi yaitu plot
antara pH larutan sebagai fungsi dari volume titran yang ditambahkan. Sebagai

contoh titrasi asam kuat dan basa kuat adalah titrasi HCl dengan NaOH. Reaksi
yang terjadi adalah sebagai berikut:
HCl + NaOH
NaCl + H2O
H+
+ OHH2O
Titrasi basa lemah dan asam kuat
Titrasi basa lemah dan asam kuat adalah analog dengan titrasi asam lemah dengan
basa kuat, akan tetapi kurva yang terbentuk adalah cerminan dari kurva titrasi
asam lemah vs basa kuat.
NH4OH + HCl
NH4Cl + H2O
Titrasi basa kuat dan asam lemah
Asam lemah yang dicontohkan disini adalah asam asetat CH3COOH (biasanya kita
singkat menjadi HOAc) dan dititrasi dengan basa kuat NaOH. Reaksi yang terjadi
dapat ditulis sebagai berikut:
HOAc + NaOH -> NaOAC + H2O

Preparasi Indikator Alami Titrasi Asam Basa


Indikator titrasi asam basa dapat disediakan dalam berbagai bentuk. Jika meninjau
fungsi indikator titrasi asam basa selain sebagai penanda titik akhir titrasi
berfungsi pula sebagai alat untuk membedakan suatu larutan bersifat asam atau
basa. Beberapa indikator baik indikator sintetik maupun indikator alami, biasanya
indikator titrasi asam basa disediakan dalam bentuk larutan contoh indikator fenol
ptalein. Selain dalam bentuk larutan, telah dikenal pula kertas lakmus dan kertas
pH yang dapat berfungsi sebagai alat untuk membedakan larutan bersifat asam atau
basa.
Seperti telah diketahui bahwa indikator alami mempunyai kelemahan yaitu
indikator alami dalam bentuk larutan mudah rusak, larutan tidak tahan lama dan
berbau tidak sedap. Hal ini juga akan mempengaruhi tingkat kecermatan dan
keakuratannya jika digunakan sebagai indikator titrasi asam basa . Oleh karena itu
preparasi indikator alami titrasi asam basa perlu meninjau tingkat kestabilan dari
senyawa-senyawa zat warna yang terdapat dalam tumbuhan.
Berbagai upaya yang dilakukan agar indikator alami titrasi asam basa dapat
dipakai dalam waktu yang lama adalah dengan menyimpan larutan pada kondisi
senyawa tersebut lebih stabil. Sebagai contoh agar kestabilan warna ekstrak kubis
ungu sebagai indikator alami titrasi asam basa relatif tinggi maka indikator
tersebut disimpan dalam bentuk larutan pada kondisi asam, dalam wadah gelap dan

tertutup. Agar indikator tersebut dapat digunakan dalam waktu yang relatif lama
(kurang lebih 3 bulan) maka indikator tersebut disimpan pada temperatur 15 oC.
Indikator alami titrasi asam basa dapat dipreparasi dalam bentuk kertas pH yang
dapat dibuat dengan mencelupkan kertas saring ke dalam ekstrak zat warna alam.
Selanjutnya, kertas tersebut dikeringanginkan sehingga diperoleh kertas yang
berwarna tertentu. Sebagai contoh kertas pH dari ekstrak bunga rosela berwarna
merah, warna krem untuk ekstrak bunga sepatu, warna merah keunguan untuk
bunga mawar dan warna ungu untuk kubis ungu . Setelah diperoleh kertas pH
dapat dicobakan dengan mencelupkan kertas tersebut ke dalam larutan asam dan
larutan basa.
Indikator alami titrasi asam basa selain dipreparasi dalam bentuk kertas pH dan
larutan dapatjuga dipreparasi dalam bentuk serbuk (powder) agar dapat disimpan
dalam waktu yang lama dan tidak mudah rusak. Untuk membuat indikator alami
dalambentuk serbuk dapat dilakukan dengan cara dikeringkan dengan oven pada
suhu tertentu dan tetap memperhatikan kestabilannya pada saat pengeringannya
agar senyawa zat warna alami tidak rusak. Preparasi ini memerlukan biaya yang
relatif mahal tetapi indikator dapat dipakai secara berulang. Contoh indikator
alami titrasi asam basa yang dipreparasi dalam bentuk serbuk. Aplikasi indikator
alami titrasi asam basa dalam bentuk serbuk dapat dilakukan dengan melarutkan
serbuk indikator alami ke dalam pelarut yang cocok misalnya dilarutkan dengan
akuades. Setelah serbuk dilarutkan dapat digunakan sebagai indikator titrasi asam
basa.

Pembakuan
Larutan baku adalah larutan yang memiliki konsentrasi atau kandungan yang pasti
dan memenuhi persyatan sebagai acuan atau standar analisis atau reaksi kimia.
Larutan baku yang diperoleh langsung dari pembuataannya disebut larutan baku
primer. Sedangkan larutan yang yang berfungsi sebagai larutan baku setelah
dilakukan pembakuan disebut larutan baku sekunder.
Larutan standar biasanya ditambahkan dalam sebuah buret. Proses penambahan
larutan standar sampai reaksi tepat lengkap, disebut titrasi, dan zat yang akan
ditetapkan, dititrasi. Titik saat reaksi itu tepat lengkap, disebut titik ekuivalen
(setara) atau titik-akhir teoritis (atau titik-titik akhir stoikiometri). Dengan
demikian dalam praktik laboratorium untuk membuat larutan dari asam dan basa
dengan konsentrasi yang diinginkan dan kemudian menstandarisasinya terhadap
standar utama. Contohnya membuat larutan standar dari asam klorida bisa
dilakukan dengan langsung menimbang sebagian HCl yang diketahui densitasnya,

diikuti dengan pengenceran dalm labu volumetri. Namun, lebih sering larutan
tersebut distandarisai dengan cara yang biasa terhadap standar utama. Larutan
standar utama inilah disebut sebagai larutan baku primer yang digunakan untuk
membakukan larutan baku sekunder.

BAB III
METODE PENILITIAN
Alat dan Bahan
Pipet tetes
Gelas ukur
Beker gelas
Tabung reaksi 1
Botol semprot
Cuka / asam asetat / CH3COOH
Kalium Hidroksida / KOH 1 M
Air / H2O
Indikator phenolphthalein
Cara Kerja
1. Masukan cuka (CH3COOH) sebanyak 2 ml kedalam gelas ukur, kemudian
tambahkan air (H2O) sampai larutan dalam gelas ukur menunjukkan 10 ml.
2. Ambil larutan cuka menggunakan pipet tetes, kemudian teteskan sebanyak 20
tetes pada tabung reaksi.
3. Tambahkan 5 tetes Indikator phenolphthalein (PP) pada tabung reaksi.
4. Ambil larutan KOH menggunakan pipet tetes, kemudian teteskan sampai larutan
berubah menjadi merah ungu.
5. Hitung tetesan larutan KOH tersebut, kemudian catat hasilnya dalam table
pengamatan.
6. Ulangi langkah 2 sampai 5 sebanyak 5 kali.

BAB IV
PEMBAHASAN

Data Hasil Percobaan


Volume NaOH (mL)

pH

5,6

10,0

15,0

20,0

4,7

24,0

24,9

5,4

25,0

5,8

26,0

26,9

6,9

27,0

Chart Title
8
7
6
5
4
3
2
1
0
5,6

10,0

15,0

20,0

24,0

24,9

25,0

26,0

26,9

27,0

Column2

PEMBAHASAN
Dari percobaan yang dilakukan, terlihat bahwa pH larutan mengalami kenaikan sedikit demi
sedikit sampai pada penambahan 20 mL NaOH. Setelah penambahan 24 mL NaOH terjadi
perubahan pH yang cukup drastis dan diikuti perubahan warna larutan. Larutan yang tadinya
bening berubah menjadi warna ungu.
Dalam percobaan ini, terjadi kesalahan titrasi, yaitu adanya perbedaan antara titik ekuivalen
dengan titik akhir titrasi. Titrasi berakhir lebih cepat, yaitu saat penambahan 24 mL NaOH, yang

seharusnya sama dengan titik ekuivalen, yang dicapai saat penambahan 25 mL NaOH. Setelah
titik ekuivalen terlewati, perubahan pH berjalan secara perlahan kembali.

BAB V
KESIMPULAN
1. Titrasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk menentukan konsentrasinya suatu
larutan asam basa .
2. Titrasi asam basa adalah metode volumetri , untuk menetapkan konsentrasi asam basa .
3. Indikator merupakan senyawa yang memiliki warna yang berbeda dalam larutannya dan warna

ini bergantung pada konsentrasi ion H+ dalam larutan .


4. Titik akhir titrasi merupakan titik akhir dimana pereaksi adalah indicator atau pH saat
indicator berubah warna .
5.Titik ekuivalen adalah titik dimana konsentrasi asam sama dengan konsentrasi basa (habis
bereaksi) atau titik dimana jumlah basa yang ditambahkan sama dengan jumlah asam yang
dinetralkan yang disertai perubahan warna indikator.
7. Titik akhir titrasi adalah keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan
warna indikator
8. Indikator PP perlu ditambahkan kedalam larutan karena supaya mengetahui perubahan warna
yang terjadi pada titik ekivalen

BAB VI
Daftar Putsaka
http://www.seorangpelajar.com/2015/10/laporan-praktikum-titrasi-asambasa.html

http://permatasarinur.blogspot.co.id/2014/03/laporan-kimia-titrasi-asamdan-basa.html
Arham, 2013. Pengertian asam basa menurut para ahli.
(http://arham07.blogspot.com/2013) diakses pada tanggal 04 April 2015
Anonim, 2014. Kegunaan asam basa dan indikator
(http://id.wikipedia.org) diakses pada 04 April 2015
Anonim, 2012. Pengertian titrasi ( http://popokberuk.blogspot.com)
diakses pada tanggal 04 april 2015

Winanti, 2012. Titrasi asam basa (http://jasakalibrasi.net) diakses pada 04 April 2015.
Sutresna, Nana. 2007. Cerdas Belajar Kimia. Bandung: Grafindo.
Sudarmo, Unggul. 2007. Kimia XI. Surakarta: PHiBETA.

Anda mungkin juga menyukai