Anda di halaman 1dari 2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. DESKRIPSI TEORI
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat
tidak larut yang terdispersi dalam fase cair. Sediaan yang digolongkan
sebagai suspensi adalah sediaan seperti tersebut di atas dan tidak
termasuk kelompok suspensi yang lebih spesifik, seperti suspensi oral,
suspensi

topikal,

dan

lain-lain. Beberapa suspensi dapat

digunakan, sedangkan yang

langsung

lain berupa sediaan padat yang harus

dikonstitusikan terlebih dahulu dengan pembawa yang sesuai segera sebelum


digunakan (Anonim, 1995).
Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat
dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa.
Zat yang trdispersi harus halus, tidak boleh cepat mengendap, dan bila
digojok perlahan-lahan, endapan harus segera terdispersi kembali. Dapat
ditambahkan zat tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi tetapi
kekentalan suspensi harus menjamin sediaan mudah digojok dan dituang.
Suspensi sering disebut pula mikstur gojog (mixtura agitandae). Bila obat
dalam suhu kamar tidak larut dalam pelarut yang tersedia maka harus
dibuat mikstur gojog atau disuspensi (Anief, 2006).
Macam-macam sediaan suspensi menurut Farmakope Indonesia edisi
IV, digolongkan menjadi 4 macam, yaitu :
1. Suspensi oral adalah suspensi cair yang mengandung partikel padat yang
terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan
ditujukan untuk penggunaan oral.
2. Suspensi topikal adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang
terdispersi dalam pembawa cair yang ditujukan untuk penggunaan pada
kulit.
3. Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair mengandung partikel yang
sangat halus yang ditujukan untuk diteteskan pada telinga bagian luar.
4. Suspensi optalmik adalah sediaan cairan mengandung partikel yang sangat
halus, terdispersi dalam cairan pembawa ditujukan untuk pemakaian pada
mata. Suspensi optalmik harus steril, zat yang terdispersi harus sangat
4

5
halus, jika disimpan dalam dosis ganda harus mengandung bakterisida dan
zat terdispersi tidak boleh menggumpal pada penyimpanan (anonim,
1979).
Beberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi ialah :
1. Ukuran partikel
Semakin besar ukuran partikel semakin kecil

luas

penampangnya (dalam volume yang sama ). Sedangkan semakin besar luas


penampang partikel daya

tekan

keatas

cairan

akan

semakin

memperlambat gerakan partikel untuk mengendap, sehingga untuk


memperlambat gerakan tersebut dapat dilakukan dengan memperkecil
ukuran partikel.
2. Kekentalan (viscositas)
Dengan menambah viscositas cairan maka gerakan

turun dari

partikel yang dikandungnya akan diperlambat. Tatapi perlu diingat


bahwa kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah
dikocok dan dituang.
3. Jumlah partikel (konsentrasi)
Makin besar konsentrasi pertikel, makin besar kemungkinan
terjadi endapan partikel dalam waktu yang singkat.
4. Sifat / muatan partikel
Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari babarapa
macam campuran bahan yang sifatnya tidak selalu sama. Dengan
demikian ada kemungkinan terjadi interaksi antar bahan tersebut yang
menghasilkan bahan yang sukar larut dalam cairan tersebut. Karena
sifat bahan tersebut sudah merupakan sifat alam, maka kita tidak dapat
mempengaruhinya (Anonim, 2004).

Anda mungkin juga menyukai