Anda di halaman 1dari 22

TUGAS SISTEM DRAINASE

SISTEM DRAINASE
DI WILAYAH DAERAH IRIGASI SENGKALING-MALANG

disusun oleh
NIRA INDRIANI S
115060400111004
EVA CAHYANING TYAS
115060401111012
ADIBTYA ASYHARI
115060401111022
HAENUR ROFITA
115060401111034

JURUSAN TEKNIK PENGAIRAN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEPTEMBER 2012

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas Sistem
Drainase dengan baik.
Laporan tugas ini berisikan penjelasan mengenai sistem drainase pada petak tersier di
wilayah daerah irigasi Sengkaling.
Atas terselesainya laporan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Ir. Ussy Andawayanti, MS. selaku dosen mata kuliah Sistem Drainase

2. Orang tua beserta keluarga yang telah mendukung


3. Serta teman-teman yang telah membantu proses penyusunan laporan ini
Laporan ini telah dibuat secara cermat. Namun penulis masih menyadari masih
banyak kekurangan dari laporan ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang membangun untuk memperbaiki penyusunan laporan selanjutnya. Semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.

Malang, 25 September 2012


Penulis

DAFTAR ISI
Halaman Judul . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
Kata Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
BAB I (PENDAHULUAN)
1.1 Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
BAB II (PEMBAHASAN)
2.1 Drainase . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
2.2 Jaringan Irigasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
2.3 Hasil Survei . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15
BAB III (PENUTUP)
3.1 Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 22
Daftar Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 23
Lampiran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 24

TUGAS SISTEM DRAINASE 2

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bumi memiliki air yang merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi
kehidupan di bumi, terutama bagi makhluk hidup. Secara alamiah, sebagian air hujan yang
tercurah jatuh ke permukaan bumi akan meresap ke dalam tanah dan selebihnya akan
mengalir menjadi limpasan permukaan. Kondisi daerah dimana hujan itu turun akan sangat
berpengaruh terhadap bagian air hujan yang akan meresap ke dalam tanah dan akan
membentuk limpasan permukaan.
Seperti kita tahu Indonesia adalah negara berkembang begitu banyak pembangunan
secara fisik wajib dilakukan untuk menjamin kesejahteraan sosial penduduknya.
Pembangunan yang dilakukan berarti juga akan mengalihfungsikan penggunaan lahan. Hal
ini akan menyebabkan adanya permasalahan pada sumber daya air yang sangat penting,
khususnya di Kota Malang. Akibat alih penggunaan lahan akan menyebabkan air hujan tidak
dapat lagi meresap ke dalam tanah pada musim penghujan sehingga mengakibatkan limpasan
di permukaan (surface run-off) yang kemudian menjadi genangan atau banjir.
Drainase yaitu sistem pematusan air di suatu tempat yang di akibatkan oleh adanya
genangan. Saluran drainase dapat juga dikatakan sebagai saluran pembuang, sehingga dalam
hal ini maka air yang dibuang tidak saja air hujan tapi juga air limbah maupun air sungai
yang berlebih.
Drainase juga diartikan sebagai suatu sistem pembuangan untuk mengalirkan
kelebihan air di bawah tanah. Hal ini dibuat untuk mengendalikan ketinggian muka air tanah.
Drainase diperlukan untuk mengalirkan air, baik yang berasal dari hujan lokal maupun air
kiriman dalam tempo yang sesingkat - singkatnya,sistem ini juga dimanfaatkan pada musim
kering untuk meningkatkan kondisi tanah yaitu menekan derajat keasinan (salinitas) di daerah
yang bersangkutan. Padajenis tanaman tertentu drainase juga bermanfaat untuk mengurangi

TUGAS SISTEM DRAINASE 3

ketinggian muka air tanah sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik sesuai dengan
persyaratan hidupnya.
Di dalam tanah keberadaan air sangat diperlukan oleh tanaman yang harus tersedia
untuk mencukupi kebutuhan untuk evapotranspirasi dan sebagai pelarut, bersama-sama
dengan hara terlarut membentuk larutan tanah yang akan diserap oleh akar tanaman.
Dalam Buckman and Brady (1982) disebutkan bahwa keberadaan air berdasarkan
klasifikasi biologi air di dalam tanah ada tiga bentuk yaitu : air kelebihan, air tersedia dan air
tidak tersedia. Pada umumnya kelebihan air yang terikat pada kapasitas lapangan tidak
menguntungkan tanaman tingkat tinggi. Bila terlalu banyak air, keadaannya merugikan
pertumbuhan dan menjadi lebih buruk ketika mencapai titik jenuh. Pengaruh buruk yang lain
dari kelebihan air adalah terlindinya unsur hara bersama gerakan air tersebut ke bawah. Pada
tanah yang bertekstur halus, hal ini mungkin hanya perpindahan unsur hara ke lapisan yang
lebih bawah dan tidak terlalu dalam sehingga masih dapat diserap oleh akar tanaman.
Air merupakan pembatas pertumbuhan tanaman karena jika jumlahnya terlalu banyak
menimbulkan genangan dan menyebabkan cekaman aerasi sedangkan jika jumlahnya sedikit
sering menimbulkan cekaman kekeringan.
Dalam pertanian dibutuhkan perencanaan sistem drainase. Faktor drainase dalam
suatu lahan pertanian merupakan harga mati yang harus dikaji dengan serius. Buruknya
sistem drainase suatu lahan pertanian bisa dikatakan sebagai tabungan bencana dimasa yang
akan datang,yaitu kasus genangan air. Dengan terjadinya genangan air yang kapasitasnya
sangat berlebihan, maka dapat dipastikan produksi pertanian akan mengalami kegagalan
panen.
Oleh karena itu, perlunya perencanaan dan penataan drainase yang matang pada suatu
lahan pertanian dengan sebaik-baiknya, sehingga hubungan drainase dengan produktivitas
pertanian yang ideal dapat terwujudkan. Dengan adanya hal tersebut maka harapan petani
dapat terwujudkan yaitu mendapatkan panen yang melimpah dengan kualitas yang baik.
Drainase sangatlah diperlukan dan sangat penting untuk kita ketahui. Dalam
perhitungan luas dan volum juga tidak kalah pentingnya karena dengan mengukur luas
drainase tersebut maka dapat memanfaatkan saluran drainase secara efesien dan tidak ada
yang tidak terpakai, jika saluran drainase lebih kecil dari volume curah hujan maka akan
terjadi banjir dan jika saluran irigasi lebih besar dari volume curah hujan maka akan terjadi
pemborosan.
Fungsi dari drainase sangat berbeda dengan fungsi dari irigasi. Jika irigasi menyalurkan
air kemedia tanam maka drainase membuang air berlebih dari suatu media atau lahan
pertanian. Oleh karena itu sistem irigasi dan drainase sangat sangat erat kaitannya.

TUGAS SISTEM DRAINASE 4

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Drainase
2.1.1 Definisi
Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah tanah, baik
yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia. Dalam bahasa Indonesia, drainase
bisa merujuk pada parit di permukaan tanah atau gorong-gorong di bawah tanah. Drainase
berperan penting untuk mengatur suplai air demi pencegahan banjir.
2.1.2 Jenis-Jenis Sistem Drainase
Berikut ini jenis-jenis sistem drainase :
1. Land and Smoothing
Land grading (mengatur tahap kemiringan lahan) dan Land smoothing (Penghalusan
permukaan lahan) diperlukan pada areal lahan untuk menjamin kemiringan yang
berkelanjutan secara sistematis yang dibutuhkan untuk penerapan saluran drainase
permukaan
Studi menunjukan bahwa pada lahan dengan pengaturan saluran drainase permukaan
yang baik akan meningkatkan jarak drainase pipa sampai 50%, dibandingkan dengan lahan
yang kelebihan air dibuang dengan drainase pipa tanpa dilakukan upaya pengaturan saluran
drainase permukaan terlebih dahulu.
Untuk efektifitas yang tinggi, pekerjaan land grading harus dilakukan secara teliti.
ketidakseragaman dalam pengolahan lahan dan areal yang memiliki cekungan merupakan
tempat aliran permukaan (runoff) berkumpul, harus dihilangkan dengan bantuan peralatan
pengukuran tanah
Pada tanah cekungan, air yang tak berguna dialirkan secara sistematis melalui:

Saluran/parit (terbuka) yang disebut sebagai saluran acak yang dangkal (shallow

random field drains)


Dari shallow random field ditch air di alirkan lateral outlet ditch
Selanjutnya diteruskan kesaluran pembuangan utama (Main Outlet ditch)

2. Random Field Drains


TUGAS SISTEM DRAINASE 5

Lokasi dan arah dari saluran drainase disesuaikan dengan kondisi tofografi lahan.
Kemiringan lahan biasanya diusahakan sedatar mungkin, hal ini untuk memudahkan
peralatan traktor pengolah tanah dapat beroperasi tanpa merusak saluran yang telah dibuat.
Erosi yang terjadi pada kondisi lahan seperti diatas, biasanya tidak menjadi masalah karena
kemiringan yang relatif datar. Tanah bekas penggalian saluran, disebarkan pada bagian
cekungan atau lubang lubang tanah, untuk mengurangi kedalaman saluran drainase.
3. Parallel Field Drains
Drainase ini digunakan pada tanah yang relative datar dengan kemiringan kurang dari
1% 2 %, system saluran drainase parallel bisa digunakan. System drainase ini dikenal
sebagai system bedengan. Saluran drainase dibuat secara parallel, kadang kala jarak antara
saluran tidak sama. Hal ini tergantung dari panjang dari barisan saluran drainase untuk jenis
tanah pada lahan tersebut, jarak dan jumlah dari tanah yang harus dipindahkan dalam
pembuatan barisan saluran drainase, dan panjang maksimum kemiringan lahan terhadap
saluran (200 meter). Keuntungan dari system saluran drainase parallel, pada lahan terdapat
cukup banyak saluran drainase. Tanaman dilahan dalam alur, tegak lurus terhadap saluran
drainase paralel. Jumlah populasi tanaman pada lahan akan berkurang dikarenakan adanya
saluran paralel. Sehingga bila dibandingkan dengan land grading dan smoothing, hasil
produksi akan lebih sedikit. Penambahan jarak antara saluran paralel, akan menimbulkan
kerugian pada sistem bedding, karena jarak yang lebar menimbulkan kerugian pada sistem
bedding, karena jarak yang lebar membutuhkan saluran drainase yang lebih besar dan dalam.
Bila lebar bedding 400 m, maka aliran akan dibagi dua agar lebar bedding tidak lebih dari
200 m. Pada bedding yang lebar, harus dibarengi dengan land grading dan smoothing. Pada
tanah gambut, saluran drainase paralel dengan side slope yang curam digunakan adalah 1
meter. Pada daerah ini biasa dilengkapi dengan bangunan pengambilan dan pompa,
bangunan pintu air berfungsi untuk mengalirkan air drainase pada musim hujan.
Pada daerah dataran tertentu ditemukan sistem khusus dari jarak saluran paralel, 2
saluran diletakkan secara paralel dengan jarak 5-15 meeter. Tanah galian saluran diletakkan
diantara kedua saluran tersebut, dimanfaatkan sebagai jalan yang diperlukan pada saat
pemeliharaan saluran.

4. Drainase Mole
Drainase mole biasa disebut dengan lubang tikus berupa saluran bulat yang
konstruksinya tanpa dilindungi sama sekali, pembuatannya tanpa harus menggali tanah,
cukup dengan menarik (dengan traktor) bantukan baja bulat yang disebut mol yang dipasang
TUGAS SISTEM DRAINASE 6

pada alat seperti bajak dilapisan tanah subsoil pada kedalaman dangkal. Pada bagian
belakang alat mole biasanya disertakan alat expander yang gunanya untuk memperbesar dan
memperkuat bentuk lubang.
Tidak semua daerah terdapat usaha-usaha pertanian atau perkebunan memerlukan
irigasi. Irigasi biasanya diperlukan pada daerah-daerah pertanian dimana terdapat satu atau
kombinasi dari keadaan-keadaan berikut :

Curah hujan total tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tanaman akan air.
Meskipun hujan cukup, tetapi tidak terdistribusi secara baik sepanjang tahun.
Terdapat keperluan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian yang
dapat dicapai melalui irigasi secara layak dilaksanakan baik ditinjau dari segi teknis,
ekonomis maupun sosial.

2.2 Jaringan Irigasi


Jaringan irigasi adalah satu kesatuan saluran dan bangunan yang diperlukan untuk
pengaturan air irigasi, mulai dari penyediaan, pengambilan, pembagian, pemberian dan
penggunaannya. Secara hirarki jaringan irigasi dibagi menjadi jaringan utama dan jaringan
tersier. Jaringan utama meliputi bangunan, saluran primer dan saluran sekunder. Sedangkan
jaringan tersier terdiri dari bangunan dan saluran yang berada dalam petak tersier.

2.2.1 Klasifikasi Jaringan Irigasi


Berdasarkan cara pengaturan, pengukuran, serta kelengkapan fasilitas, jaringan irigasi
dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu :
1. Jaringan Irigasi Sederhana

TUGAS SISTEM DRAINASE 7

Jaringan irigasi sederhana biasanya diusahakan secara mandiri oleh suatu kelompok
petani pemakai air, sehingga kelengkapan maupun kemampuan dalam mengukur dan
mengatur masih sangat terbatas. Ketersediaan air biasanya melimpah dan mempunyai
kemiringan yang sedang sampai curam, sehingga mudah untuk mengalirkan dan membagi air.
Jaringan irigasi sederhana mudah diorganisasikan karena menyangkut pemakai air dari latar
belakang sosial yang sama. Namun jaringan ini masih memiliki beberapa kelemahan antara
lain :

Terjadi pemborosan air karena banyak air yang terbuang.

Air yang terbuang tidak selalu mencapai lahan di sebelah bawah yang lebih subur.

Bangunan penyadap bersifat sementara, sehingga tidak mampu bertahan lama.

Gambar 2.1 Jaringan Irigasi Sederhana

2. Jaringan Irigasi Semi Teknis


Jaringan irigasi semi teknis memiliki bangunan sadap yang permanen ataupun semi
permanen. Bangunan sadap pada umumnya sudah dilengkapi dengan bangunan pengambil
dan pengukur. Jaringan saluran sudah terdapat beberapa bangunan permanen, namun sistem
pembagiannya belum sepenuhnya mampu mengatur dan mengukur. Karena belum mampu
mengatur dan mengukur dengan baik, sistem pengorganisasian biasanya lebih rumit.
TUGAS SISTEM DRAINASE 8

TUGAS SISTEM DRAINASE 9

Gambar 2.2 Jaringan Irigasi Semi Teknis

3. Jaringan Irigasi Teknis


Jaringan irigasi teknis mempunyai bangunan sadap yang permanen. Bangunan sadap
serta bangunan bagi mampu mengatur dan mengukur. Disamping itu terdapat pemisahan
antara saluran pemberi dan pembuang. Pengaturan dan pengukuran dilakukan dari bangunan
penyadap sampai ke petak tersier.

Gambar 2.3 Jaringan Irigasi Teknis


TUGAS SISTEM DRAINASE 10

Karakteristik masing-masing jenis jaringan diperlihatkan pada tabel 2. 1.

2.2.2 Klasifikasi Petak Irigasi


Untuk memudahkan sistem pelayanan irigasi kepada lahan pertanian, disusun suatu
organisasi petak yang terdiri dari petak primer, petak sekunder, petak tersier, petak kuarter
dan petak sawah sebagai satuan terkecil.
1. Petak Tersier
Petak tersier terdiri dari beberapa petak kuarter masing-masing seluas kurang lebih 8
sampai dengan 15 hektar. Pembagian air, eksploitasi dan perneliharaan di petak tersier
menjadi tanggungjawab para petani yang mempunyai lahan di petak yang bersangkutan
dibawah bimbingan pemeintah. Petak tersier sebaiknya mempunyai batas-batas yang jelas,
misalnya jalan, parit, batas desa dan batas-batas lainnya. Ukuran petak tersier berpengaruh
terhadap efisiensi pemberian air.
Beberapa faktor lainnya yang berpengaruh dalam penentuan luas petak tersier antara
lain jumlah petani, topografi dan jenis tanaman. Apabila kondisi topografi memungkinkan,
petak tersier sebaiknya berbentuk bujur sangkar atau segi empat. Hal ini akan memudahkan
dalam pengaturan tata letak dan perabagian air yang efisien. Petak tersier sebaiknya
berbatasan langsung dengan saluran sekunder atau saluran primer. Sedapat mungkin dihindari

TUGAS SISTEM DRAINASE 11

petak tersier yang terletak tidak secara langsung di sepanjang jaringan saluran irigasi utama,
karena akan memerlukan saluran muka tersier yang mebatasi petak-petak tersier lainnya.
2. Petak Sekunder
Petak sekunder terdiri dari beberapa petak tersier yang kesemuanya dilayani oleh satu
saluran sekunder. Biasanya petak sekunder menerima air dari bangunan bagi yang terletak di
saluran primer atau sekunder. Batas-batas petak sekunder pada urnumnya berupa tanda
topografi yang jelas misalnya saluran drainase. Luas petak sukunder dapat berbeda-beda
tergantung pada kondisi topografi daerah yang bersangkutan. Saluran sekunder pada
umumnya terletak pada punggung mengairi daerah di sisi kanan dan kiri saluran tersebut
sampai saluran drainase yang membatasinya. Saluran sekunder juga dapat direncanakan
sebagai saluran garis tinggi yang mengairi lereng lereng medan yang lebih rendah.
3. Petak Primer
Petak primer terdiri dari beberapa petak sekunder yang mengambil langsung air dari
saluran primer. Petak primer dilayani oleh satu saluran primer yang mengambil air langsung
dari bangunan penyadap. Daerah di sepanjang saluran primer sering tidak dapat dilayani
dengan mudah dengan cara menyadap air dari saluran sekunder. Apabila saluran primer
melewati sepanjang garis tinggi daerah saluran primer yang berdekatan harus dilayani
langsung dari saluran primer.
2.2.3 Bangunan Irigasi
Keberadaan bangunan ingasi diperlukan untuk menunjang pengambilan dan
pengaturan air irigasi Beberapa jenis bangunan irigasi yang sering dijurnpai dalam praktek
irigasi antara lain :
1. Bangunan Utama
2. Bangunan Pembawa
3. Bangunan Bagi dan Sadap
4. Bangunan Pengatur Muka Air
5. Bangunan Drainase
Bangunan drainase dimaksudkan untuk membuang kelebihan air di petak sawah
maupun saluran. Kelebihan air di petak sawah dibuang melalui saluran pernbuang, sedangkan
kelebihan air disaluran dibuang melalui bengunan pelimpah. Terdapat beberapa jenis saluran
pembuang, yaitu saluran pembuang kuerter, saluran pernbuang tersier, saluran pernbuang
sekunder dan saluran pernbuang primer.
TUGAS SISTEM DRAINASE 12

Jaringan pembuang tersier dimaksudkan untuk :


a) Mengeringkan sawah
b) Mernbuang kelebihan air hujan
c) Mernbuang kelebihan air irigasi
Saluran pernbuang kuarter menampung air langsung dari sawah di daerah atasnya
atau dari saluran pernbuang di daerah bawah. Saluran pernbuang tersier menampung air
buangan dari saluran pernbuang kuarter. Saluran pernbuang primer menampung dari saluran
pernbuang tersier dan membawanya untuk dialirkan kernbali ke sungai.
2.1 Daerah Irigasi
Susunan daerah irigasi ialah penyusunan tanah-tanah yang akan dialiri dalam
beberapa bidang dan penyusunan jaring-jaring penyaluran airnya dengan pembuatan
bangunan-bangunan untuk mengatur pembagian dan pemberian air ke bidang tanah-tanah itu,
dan juga pembuatan saluran-saluran dan bangunan-bangunan yang diperlukan untuk
melancarkan penyaluran dan pembuangan air.
Untuk dapat memenuhi terhadap tujuan diatas yang harus disusun adalah bidangbidang tanah yang akan diairinya. Bidang-bidang tanah itu harus disusun sedemikian rupa,
hingga gabungan dari bidang-bidang tanah itu semuanya dapat diairi dari suatu tempat
pengambilan air.
Air untuk irigasi diambil dari sungai, mata air danau, atau waduk (sumber air). Pada
umumnya air dari sungai lebih baik dari pada air waduk karena mengandung lumpur yang
biasanya baik untuk tanaman.
Air terdapat dari sungai atau waduk disalurkan ke saluran induk lalu dibagi-bagikan
ke saluran sekunder, dari sini dibagi-bagikan ke saluran tersier, dengan perantara bangunan
bagi atau bangunan penyadap tersier. Dari saluran tersier airnya baru dapat di diberikan ke
sawah-sawah untuk mengairi tanaman dalam satu petak tersier.

TUGAS SISTEM DRAINASE 13

2.3 Hasil Survei


2.3.1 Waktu dan Lokasi Survei
Survei tugas sistem drainase dilakukan pada hari Jumat, tanggal 21 September 2012.
Survei dilakukan pada petak sawah yang berlokasi di Desa Tegalgondo Kecamatan
Karangploso Kabupaten Malang.
Sawah yang diteliti terletak di Daerah Irigasi Sengkaling yang merupakan salah satu
daerah irigasi yang terletak pada daerah aliran sungai Brantas bagian hulu. Kondisi topografi
tanahnya berbukit-bukit dengan elevasi sekitar +500 m di atas permukaan air laut.

Gambar 2.1 Lokasi Survei

2.3.2 Sketsa Daerah Survei


TUGAS SISTEM DRAINASE 14

Gambar 2.2 Sketsa Daerah Survei


Penjelasan Sketsa :
No
1
2
3
4
5

Keterangan
Saluran Irigasi Sekunder
Bangunan Bagi
Saluran Irigasi Tersier
Saluran Drainase
Bangunan Talang

2.3.3 Item Analisis

TUGAS SISTEM DRAINASE 15

Dalam laporan tugas sistem drainase ini, terdapat tiga item yang akan dianalisis, yaitu
petak sawah, saluran irigasi, dan saluran drainase. Berikut ini penejelasan mengenai ketiga
item analisis tersebut.
1. Petak Sawah

Gambar 2.3 Petak Sawah


Data-Data Teknis
Lebar Sawah
Panjang Sawah
Luas Sawah
Tanaman yang Ditanam
Kondisi Sawah
Tinggi Genangan

: 15 m
: 40 m
: 600 m2
: Padi
: Persiapan Lahan dan Pembibitan
: 0.08 m

Deskripsi
Sawah yang diteliti memiliki luas sekitar 600 m2. Kondisi sawah sedang dalam masa
persiapan lahan. Tampak sawah sudah selesai dibajak dengan genangan air setinggi 0.08 m
atau 8 cm.

Gambar 2.4 Kondisi Sawah

TUGAS SISTEM DRAINASE 16

Pada bagian ujung sawah sedang dilakukan proses pembibitan. Bibit padi sudah
setinggi kurang lebih 0.25 m atau 25 cm dengan genangan 0.10 m atau 10 cm.

Gambar 2.5 Pembibitan

2. Saluran Irigasi

Gambar 2.5 Saluran Irigasi


Data-Data Teknis
Lebar Saluran
Tinggi Saluran
Kedalaman Air
Kecepatan Aliran
Debit yang Lewat

: 0.4 m
: 0.3 m
: 0.2 m
: 0.3 m/dt
: 0.024 m3/dt
TUGAS SISTEM DRAINASE 17

Kondisi Saluran

: Saluran tanah berumput

Deskripsi
Saluran irigasi yang mengairi sawah termasuk dalam saluran tersier yang di dapat di
daerah irigasi Sengkaling. Jenis saluran adalah saluran tanah berumput dengan dimensi lebar
saluran 0.4 m, tinggi saluran 0.3 m dan kedalaman aliran 0.2 m. Kecepatan aliran termasuk
cukup lambat yaitu 0.5 m. Sehingga dapat diestimasikan debit yang melalui saluran irigasi
tersebut adalah 0.024 m3/dt atau 24 liter/dt.

3. Saluran Drainase

Gambar 2.6 Saluran Drainase


Data-Data Teknis
Lebar Saluran
Tinggi Saluran
Kedalaman Air
Kecepatan Aliran
Debit yang Lewat
Kondisi Saluran

: 0.2 m
: 0.3 m
: 0.1 m
: 0.4 m/dt
: 0.008 m3/dt
: Saluran tanah berumput

Deskripsi
Saluran drainase yang mengairi sawah berjenis saluran tanah berumput dengan
dimensi lebar saluran 0.2 m, tinggi saluran 0.3 m dan kedalaman aliran 0.1 m. Kecepatan
aliran termasuk cukup lambat yaitu 0.5 m. Sehingga dapat diestimasikan debit yang melalui
saluran irigasi tersebut adalah 0.008 m3/dt atau 8 liter/dt. Air yang mngalir ke dalam saluran
TUGAS SISTEM DRAINASE 18

drainase diperoleh dari luapan kelebihan air dari sawah yang melimpah langsung ke dalam
saluran drainase.

Di bawah ini tampak gambar air yang melimpah dari sawah ke saluran drainase.

Gambar 2.7 Limpahan Air ke Saluran Drainase

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
TUGAS SISTEM DRAINASE 19

Drainase yaitu sistem pematusan air di suatu tempat yang di akibatkan oleh adanya
genangan. Saluran drainase dapat juga dikatakan sebagai saluran pembuang, sehingga dalam
hal ini maka air yang dibuang tidak saja air hujan tapi juga air limbah maupun air sungai
yang berlebih.
Pada daerah pertanian keberadaan saluran drainase menjadi sangat penting terkait
akan fungsinya sebagai media pembuangan air yang berlebih pada lahan pertanian. APabila
tidak ada system drainase pada suatu lahan pertanian maka pertumbuhan tanaman akan
terganggu, sehingga produktivitas pertanian akan menurun.

DAFTAR PUSTAKA

Suhardjono. 2007. Drainase. (Diktat Perkuliahan) Universitas Brawijaya Malang.


Anonim. 2009. Drainase. (Online)
http://id.wikipedia.org/wiki/drainase, diakses pada tanggal 23 September 2012 pukul
11.00

TUGAS SISTEM DRAINASE 20

LAMPIRAN
Dokumentasi Survei

TUGAS SISTEM DRAINASE 21

TUGAS SISTEM DRAINASE 22

Anda mungkin juga menyukai