1 Pendahuluan
Semakin berkembangnya zaman, semakin besar juga kebutuhan manusia untuk
memenuhi
penghidupan
mereka.
Berbagai
kebutuhan
sehari-hari
pun
terus
Setelah lateks diperoleh, kemudian diberi stabilizer untuk mencegah koagulasi dini.
Teknik pengumpulan dan pengolahan lateks akan mempengaruhi grade/kualitas dari
Karet alam yang dihasilkan. Ada 8 tipe yang berbeda dari Karet alam yang kemudian
diklasifikasikan menjadi 35 tipe sesuai dengan spesifikasi grade internasional. Grade
tersebut menunjukkan kualitas warna, kebersihan, adanya gelembung, dan keseragaman
penampakan.
Untuk mendapatkan karet dari lateks, memerlukan proses koagulasi atau
penggumpalan dengan menambahkan zat asam seperti asam format (HCOOH). Proses
koagulasi tersebut berlangsung selama 12 jam. Koagulum (zat yang terkoagulasi) akan
terbentuk menjadi lembaran-lembaran padat yang lembut dan kemudian diperas untuk
mengurangi kandungan air sehingga ketebalannya berkurang hingga 3 mm. Lembaranlembaran tersebut kemudian dikeringkan dalam ruang pengasapan selama beberapa
hari. Karet yang dihasilkan nantinya berbentuk lembaran yang disebut dengan istilah
ribbed smoked sheet dengan karakteristik warna coklat tua. Ada pula lembaran karet
yang dikeringkan di udara panas yang diberi istilah air dried sheet dengan kualitas
atau grade yang lebih tinggi daripada ribbed smoked sheet. Grade karet yang lebih
baik dari kedua jenis grade karet yang disebutkan sebelumnya adalah karet pale
crepe, yang menggunakan dua tahap koagulasi, dan dilanjutkan dengan pengeringan
menggunakan udara hangat dengan karakteristik warna coklat muda.
Elastisitas tinggi
Elongasi tinggi
daripada jenis elastomer lainnya. Karet alam memiliki sifat pengolahan yang sangat
baik dan dapat diproses dengan menggunakan teknik yang bervariasi. Proses
konvensional akan menghasilkan Karet alam dengan sifat awal yang baik seperti
kekuatan karet, ketahanan gores, dan fatigue resistance. Ketahanan panas dan sifat
relaksasi tegangan pada pengolahan Karet alam secara konvensional tidak begitu
diinginkan. Untuk meningkatkan stabilitas suhu dan meningkatkan low compression
set, dapat digunakan sistem vulkanisasi dengan sulfur dengan waktu dipercepat.
Penambahan zat kimia seperti carbon black, kasium karbonat, dan clay akan
meningkatkan sifat adesif pada Natural Rubber. Bahan pengisi dari proses pengolahan
Karet alam yang paling utama adalah carbon black, yang merupakan bentuk koloid
dari karbon dan diperoleh dari proses dekomposisi thermal hidrokarbon. Carbon black
dapat meningkatkan tensile strength dan ketahanan abrasi dari produk jadi natural
rubber. Carbon black juga memberikan perlindungan dari sinar ultraviolet. Kandungan
carbon black inilah yang menyebabkan kebanyakan produk karet berwarna hitam.
a. Lateks kebun adalah cairan getah yang didapat dari bidang sadap pohon karet.
Cairan getah ini belum mengalami penggunpalan entah itu dengan tambahan atau
tanpa bahan pemantap (zat antikoagulan).
b. Sheet angin adalah bahan olah karet yang dibuat dari lateks yang sudah disaring
dan digumpalkan dengan asam semut, berupa karet sheet yang sudah digiling
tetapi belum jadi.
c. Slab tipis adalah bahan olah karet yang terbuat dari lateks yang sudah
digumpalkan dengan asam semut
d. Lump segar adalah bahan olah karet yang bukan berasal dari gumpalan lateks
kebun yang terjadi secara alamiah dalam mangkuk penampung.
b. Karet Alam Konvensional
Ada beberapa macam karet olahan yang tergolong karet alam konvensional. jenis
ini pada dasarnya hanya terdiri dari golongan karet sheet dan crepe. Jenis-jenis karet
alam yang tergolong konvensional adalah sebagai berikut :
a. Ribbed smoked sheet (RSS) adalah jenis karet berupa lembaran sheet yang
mendapat proses pengasapan dengan baik.
b. White crepe dan pale crepe adalah jenis crepe yang berwarna putih atau muda dan
ada yang tebal dan tipis.
c. Estate brown crepe adalah jenis crepe yang berwarna cokelat dan banyak
dihasilkan oleh perkebunan-perkebunan besar atau estate.
d. Compo crepe adalah jenis crepe yang dibuat dari bahan lump, scrap pohon,
potongan-potongan sisa dari RSS atau slab basah.
e. Thin brown crepe remilis adalah crepe coklat yang tipis karena digiling ulang.
f. Thick blanket crepes ambers adalah crepe blanket yang tebal dan berwarna coklat,
biasanya dibuat dari slab basah, sheet tanpa proses pengasapan dan lump serta
scrap dari perkebunan atau kebun rakyat yang baik mutunya. Scrap tanah tidak
boleh digunakan.
g. Flat bark crepe adalah karet tanah atau earth rubber, yaitu jenis crepe yang
dihasilkan dari scrap karet alam yang belum diolah, termasuk scrap tanah yang
berwarna hitam
h. Pure smoked blanket crepe adalah crepe yang diperoleh dari penggilingan karet
asap yang khusus berasal dari RSS, termasuk juga block sheet atau sheet
bongkah, atau dari sisa pemotongan RSS. Jenis karet lain atau bahan bukan karet
tidak boleh digunakan.
i. Off crepe adalah crepe yang tidak tergolong bentuk beku atau standar. Biasanya
tidak dibuat melelui proses pembekuan langsung dari bahan lateks yang masih
segar, melainkan dari contoh-contoh sisa penentuan kadar karet kering, lembaranlembaran RSS yang tidak bagus penggilingannya sebelum diasapi, busa-busa dari
lateks, bekas air cucian yang banyak mengandung lateks serta bahan-bahan lain
yang jelek.
c. Lateks Pekat
Lateks pekat adalah jenis karet yang berbentuk cairan pekat, tidak berbentuk
lembaran atau padatan lainnya. Lateks pekat dijual di pasaran ada yang dibuat
melalui proses pendadihan atau creamed lateksdan melalui proses pemusingan atau
centrifuged lateks. Biasanya lateks pekat banyak digunakan untuk pembuatan bahanbahan karet yang tipis dan bermutu tinggi.
d. Karet Bongkah (Block Rubber)
Karet bongkah adalah karet remah yang telah dikeringkan dan dikilang menjadi
bandela-bandela denga ukuran yang telah ditentukan. Karet bongkah ada yang
berwarna muda dan setiap kelasnya mempunyai kode warna tersendiri.
e. Karet Spesifikasi Teknis (Crumb Rubber)
Karet spesifikasi teknis adalah karet alam yang dibuat khusus sehingga terjamin
mutu teknisnya. Penetapan mutu juga didasarkan pada sifat-sifat teknis. Warna atau
penilaian visual yang menjadi dasar penentuan golongan mutu pada jenis karet sheet,
crepe maupun lateks pekat tidak berlaku pada jenis ini. Karet sintesis yang
permintaannya cenderung meningkat memiliki jaminan mutu dalam setiap
bandelanya. Keterangan sifat teknis serta keistimewaan tiap jenis mutu karet
sintesis disertakan pula. Hal ini diterapkan juga pada karet spesifikasi teknis. Karet
ini dikemas dalam bongkahan kecil, berat dan ukurannya seragam, ada sertifikat uji
coba laboratorium dan ditutup dengan lembaran plastik polietilen.
f. Karet Siap Olah (Tyre Rubber)
Tyre rubber adalah bentuk lain dari karet alam yang dihasilkan sebagai barang
setengah jadi sehingga bisa langsung dipakai oleh konsumen, baik untuk pembuatan
TEKNOLOGI KARET 2016
ban atau barang yang menggunakan bahan baku karet alam lainnya. Tyre rubber
sudah dibuat di Malaysia sejak tahun 1972. Pembuatannya dimaksudkan untuk
meningkatkan daya saing karet alam terhadap karet sintesis. Tyre rubber juga
memiliki kelebihan, yaitu daya campur yang baik sehingga mudah digabung dengan
karet sintesis.
g. Karet Reklim (Reclaimed Rubber)
Karet reklim adalah karet yang diolah kembali dari barang-barang karet bekas,
terutama ban-ban mobil bekas dan bekas ban-ban berjalan. Karenanya boleh dibilang
karet reklim dalah suatu hasil pengolahan scrap yang sudah divulkanisir. Biasanya
karet reklim banyak dipakai sebagai bahan campuran sebab bersifat mudah
mengambil bentuk dalam acuan serta daya lekat yang dimilikinya juga baik.
Alexander Parkes adalah orang yang pertama kali mengusahakan jenis karet
ini pada tahun 1846. Sampai sekarang ternyata karet reklim tetap dibutuhkan, bahkan
dalam jumlah yang besar. Biasanya karet reklim banyak digunakan sebagai bahan
campuran sebab bersifat mudah mengambil bentuk dalam acuan serta daya lekat
yang dimilikinya juga baik. Produk yang dihasilkan juga lebih kukuh dan
tahan lama dipakai.
Kelemahan karet reklim adalah kurang kenyal dan kurang tahan gesekan
sesuai dengan sifatnya sebagai karet bekas pakai. Oleh karena itu karet reklim
kurang baik digunakan untuk membuat ban.
1.2.3 Aplikasi Karet Alam
Karet alam banyak diaplikasikan pada berbagai peralatan di bidang Industri dan
teknik, antara lain sebagai berikut:
a.
b.
sebagai bahan baku utama untuk produk karet yang diproduksi CV.Sekar Wangi.
Beberapa produk tersebut antara lain Rubber Fender, Elastomeric Bearing Pad,
Rubber Lagging, Rubber Sheet, dan lain sebagainya.
1.3 SBR (Styrene Butadiene Rubber)
Jenis SBR merupakan karet sintesis yang paling banyak diproduksi dan digunakan.
Jenis ini memiliki ketahanan kikis yang baik dan kalor atau panas yang ditimbulkan
TEKNOLOGI KARET 2016
juga rendah. Namun SBR yang tidak diberi tambahan bahan penguat memiliki kekuatan
yang lebih rendah dibandingkan vulkanisir karet alam .
Sifat-sifat :
Gum vulcanizate-nya mempunyai sifat yang lebih rendah dari NR, sehingga perlu
ditambahkan filler (seperti carbon black)
Sifat ketahanannya terhadap bahan kimia, pelarut dan cuaca sama dengan NR
Tidak tahan terhadap pelarut polar, spt: keton, benzene, toluen, ester
Heat aging resistance lebih baik dari CR (1000 jam pada 107oC)
]n
memiliki sifat permeabilitas gas rendah. Resistensi terhadap minyak agak rendah.
TEKNOLOGI KARET 2016
10
Memiliki resistensi yang sangat baik terhadap oksigen, ozon dan sebagian besar bahan
kimia, termasuk air.
b.
dengan cara dicampurkan dengan chlorine (Cl) dan gas SO2, sehingga sifatnya dari
yang keras (thermoplastic) menjadi bersifat karet.
1)
Hypalon (Dupont)
2)
3)
4)
yang
Heat aging lebih baik dari NR (seperti: tahan selama 1000 jam pd suhu 99oC)
11
Ketahanan terhadap asam dan basa lebih baik dari NR dan SBR
Tidak terpengaruh dengan kondisi cuaca, dan sangat tahan terhadap ozon
Heat aging temperature limit dalam udara mencapai 150oC (5 tahun pada 100oC)
Sifat fleksibel pada suhu rendah sangat baik, sama dgn NR dan SBR
Dapat bercampur dengan baik dengan filler dan minyak dalam jumlah relatif besar,
sehingga biaya bahan baku dapat ditekan
Lebih tahan terhadap asam dan basa dibandingkan dengan NR dan SBR
Sangat tahan air, sifat mekanik yg baik dan harga relatif murah
Aplikasi: banyak digunakan sebagai lining atap dan jendela, dicampur dengan NR
untuk sisi samping ban, pembungkus kabel listrik, dan pada atomotif
TEKNOLOGI KARET 2016
12
13
Ketahanan terhadap uap, air panas, methanol dan cairan dingin terbatas.
Lebih stabil terhadap panas dan lebih tahan terhadap minyak jika rasio fluor atau
hydrogen tinggi, ikatan karbon fluor kuat, dan tidak ada rantai tak jenuh.
1.13 Urethane
Uretana dihasilkan dengan mereaksikan bahan-bahan yang mengandung hidroksil
dengan bahagian yang bersentuhan dengan bahan organik isosianat. Dengan pemilihan
isosianat, poliol dan bahan pematangan yang sesuai, resin penyalutan, busa uretana,
polimer cair dan polimer gam dapat dihasilkan. Polimer gam yang digunakan dalam
industri karet dibuat dengan mereaksikan poliol yang berlebih sedikit dengan isosianat.
Untuk pematangan dengan sulfur, sedikit monomer tak jenuh digunakan. Polimer yang
terhasil adalah tahan kepada ozon dan mempunyai sifat-sifat penuaan yang baik. Ia juga
tahan kepada minyak dan mempunyai kekuatan tensil, koyak yang tinggi seta rintangan
lelasan yang amat baik.
Aplikasi : urethane banyak digunakan di seluruh dunia, tubing, produk kabel, nozel
14
Memiliki sifat elektrik yang baik, tahan terhadap cuaca,dan ozon dan konsisten
terhadap warna. Digunakan untuk industri pesawat terbang dan industri canggih lainnya
karena ia dapat tahan pada suhu -100oC s/d 200oC lebih, selain itu juga digunakan untuk
pembuatan conveyor makanana, dan farmasi, serta barang-barang operasi dan tabung
transfusi darah, klep jantung buatan, mesin pencuci ginjal dan pelapis kabel serta seal.
Karakteristik :
Elastomer yang paling tahan terhadap suhu tinggi dan rendah, spt:heat aging
temperature mencapai 205oC (2-5 tahun)
silikon. Polimer itu sendiri mengandung silikon bersama dengan karbon, hidrogen, dan
oksigen. Karet silikon digunakan secara luas dalam industri dan ada bayak
formulasinya. Karet silikon secara umum non-reaktif, stabil, dan taha terhadap
lingkungan dan suhu ekstrim dari -55 sampai +300 sambil masih mempertahankan
sifat-sifatnya yang berguna. Karena sifat-sifat tersebut mudah fabrikasi dan
pembentukan karet silikon dapat ditemukan luas dalam berbagai produk, termasuk
aplikasi otomotif, produk-produk memasak, pembakaran, dan penyimpanan makanan.
Pakaian seperti pakaian dalam, pakaian olahraga, dan alas kaki. Elektronik seperti
perlengkapan medis dan implant dan perangkat keras dengan produk-produk keras
seperti lem silikon. Selama fabrikasi, panas mungkin diperlukan untuk vulkanisasi
silikon menjadi berbentuk seprti karet. Ini biasanya dilakukan dalam dua tahapan proses
pada titik manufakturnya menjadi bentuk yang diinginkan dan kemudian dalam proses
pasca perawatan yang diperpanjang ini juga bisa.
1.
Sifat Silikon
Karet silikon menawarkan daya tahan yang baik terhadap suhu ekstrim yang
mampu beroperasi secara normal dari -55 sampai +300. Pada suhu ekstrim,
kekuatan merengang, pemanjangan, daya tetes dan setela tekanan dapat jauh lebih
TEKNOLOGI KARET 2016
15
Aplikasi Silikon
Setelah dicampur dan bewarna, karet silikon dapat diekstrusi ke tabung, strip, kabel
padat atau profil kustom sesuai pembatasan ukuran produsen. Kabel dapat bergabung
untuk membuat O-ring dan profil diekstruksi dapat bergabung untuk membuat segel.
Karet silikon dapat dicetak ke dalam bentuk kostum dan desain. Produsen bekerja untuk
mengatur toleransi industry saat ekstrusi, memotong atau bergabung dengan profil karet
silikon. Di inggris ini BS3734, untuk ekstrusi tingkat ketat adalah E1 dan terluas adalah
E3. Menjadi lebih dan lebih umum di tingkat konsumen, produk karet silikon dapat
ditemukan disetiap ruangan rumah khas. Dari aplikasi otomotif, hingga berbagai macam
produk memasak, makanan, kue dan alas kaki, elektronik, untuk perbaikan rumah dan
perangkat keras, dan sejumlah aplikasi yang tak terlihat. Panel surya pemanas air
toleran-beku mengeksploitasi elastisitas silicon untuk berulang kali mengakomodasi
ekspansi air pada titik beku, sementara suhu toleransi suhu ekstrim memberikan
kurangnya kerapuhan di bawah titik beku dan toleransi yang sangat baik suhu tinggi
lebih dari 150. Juga, sifat-sifat higienisnya yang tidak memiliki kerangka karbon,
tetapi sebaliknya secara kimia memiliki kerangka silikon yang kuat, mengurangi
potensinya sebagai sumber makanan bagi bakteri berbahaya yang berasal dari air seperti
legionella. Pita karet silikon tanpa pewarna dengan aditif besi oksida (membuat pita
bewarna merah-jingga) digunakan secara luas dalam aplikasi kabel penerbangan dan
kedirgantaraan kabel aplikasi sebagai sambatan atau pembungkus pita karena sifatnya
yang tidak mudah terbakar. Penambahan aditif besi-oksida meanmbah konduktivitas
panas yang tinggi tetapi tidak mengubah sifat-sifat isolasi listrik yang tinggi dari karet
silikon.
16
17
18
1.17 Penutup
Karet alam adalah polimer isoprene (C5H8) yang mempunyai bobot molekul yang
besar. Susunannya adalah CHC(CH3)=CHCH2. Jenis-jenis karet alam antara lain:
bahan olah karet, karet konvensional, lateks pekat, karet bongkah (block rubber), karet
spesifikasi teknis (crumb rubber), karet siap olah (tyre rubber) dan karet reklim
(reclaimed rubber). Jenis-jenis karet sintetis antara lain: polybutadien (BR), SBR
(styrene butadiene rubber), IR (isoprene rubber) atau polyisoprene rubber, IIR
(isobutene isoprene rubber) atau butyl rubber, NBR (nitrile butadiene rubber) atau
acrilonytrile buatadiene rubber, CR (chloroprene rubber)/neoprene, EPR (ethylene
propylene rubber), silicone rubber (VMQ), CSM (chlorosulfonated polyethylene) atau
hypalon, fluroelastomer (FKM) atau viton, urethane, polyacrylic rubber. Sifat-sifat
karet ditentukan oleh beberapa hal di bawah ini, yaitu heat aging resistance, chemical
resistance vs consentration, chemical resistance vs temperature, mechanical properties
vs temperature, pengaruh kualitas (grade) karet dan pengaruh bahan tambahan.
19
DAFTAR PUSTAKA
Aidi-Daslin, A.Suhaimi, dan Nong Alwi. 1988. Perkembangan plasma nutfah hasil
ekspedisi IRRDB. 12-14.
Alwi,N., dan Irwan Suhendry. 1992. Country Report On : Collection, Conservation,
And Evaluation Of Heva Germplasm In Indonesia. IRRBD Anual Meeting.
Jakarta. 25-29.
Hendratno, Ella Hapsari. 2008. Analisis Permintaan Ekspor Karet alam Indonesia Di
Negara Cina. 10-11. Institut Pertanian Bogor.
Rahmawati,
Irma.
2011.
Industri
Karet
dan
20