C. Danisworo
Suprapto
Basuki Rahmad
STAFF ASISTEN
Pahlevi Oktavian
Bayu Sandy
Afrilita
Muhammad Husein
Alvin Hidayat
Irsyad Aufa Ghossan
Jalu Bias Firdausi
Gibran Prasadana
Chintya Meidina Azwar
Arditya Bayu Priambada
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Penyusun
iii
TATA TERTIB
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI MINERALOGI
1. Praktikan harus berpakaian rapi dan sopan selama praktikum berlangsung, tidak
diperbolehkan memakai sandal, sepatu sandal, kaos oblong dan celana sobek.
2. Praktikan yang terlambat 15 menit tidak diperkenankan mengikuti acara praktikum
pada hari tersebut dan dinyatakan INHAL.
3. Jika 15 menit asisten tidak hadir, praktikan dipersilahkan pulang dan berhak untuk
menentukan hari pengganti.
4. Praktikan wajib membawa alat-alat tulis, Buku panduan& modul praktikum milik
sendiri.
5. Praktikan dilarang meninggalkan ruangan tanpa seijin asisten selama praktikum
berlangsung.
6. Praktikan dilarang : Makan, minum, dan merokok selama praktikum berlangsung.
Membawa senjata tajam, senjata api, barang-barang yang dapat membahayakan
orang lain dan narkoba selama praktikum berlangsung. Mengikuti acara praktikum
dalam keadaan mabuk.
7. Setiap tugas & syarat masuk yang diberikan setiap minggunya WAJIB
dikumpulkan saat acara praktikum berlangsung .
8. Praktikan yang tidak membawa tugas mingguan & syarat masuk tidak
diperkenankan mengikuti acara praktikum.
9. Jika berhalangan masuk atau sakit wajib memberikan surat keterangan kepada
koor plugnya masing-masing dan mengumpulkan tugas mingguan pada pertemuan
berikutnya, bila tidak masuk tanpa adanya surat keterangan maka dinyatakan
INHAL.
10. Dilarang berpindah-pindah plug.
11. Praktikan dinyatakan GUGUR apabila 2 kali tidak hadir tanpa ada keterangan
apapun.
12. Setiap praktikan WAJIB menyelesaikan urusan administrasi Laboraturium paling
lambat 1 minggu setelah asistensi berlangsung atau nilai tidak akan dikeluarkan di
papan pengumuman/ mading lab.
13. Hal-hal yang belum tercantum diatas akan ditetapkan kemudian.
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
TEAM PENYUSUN
KATA PENGANTAR
TATA TERTIB PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI MINERALOGI
BAB I. KRISTALOGRAFI
1. 1. DASAR TEORI ................................................................................................. 1
1. 2. DASAR PEMBAGIAN SISTEM KRISTALOGRAFI .....................................3
1. 3. SISTEM SISTEM KRISTALOGRAFI ..........................................................5
1. 3. 1. Sistem Reguler ............................................................................................5
1. 3. 2. Sistem Tetragonal........................................................................................7
1. 3. 3. Sistem Hexagonal........................................................................................8
1. 3. 4. Sistem Trigonal .........................................................................................10
1. 3. 5. Sistem Orthorombik ..................................................................................11
1. 3. 6. Sistem Monoklin .......................................................................................12
1. 3. 7. Sistem Triklin ............................................................................................13
1. 4. SIMBOL KRISTALOGRAFI..........................................................................14
1. 4. 1. Parameter dan Parameter Rasio ................................................................ 14
1. 4. 2. Simbol Weiss dan Simbol Miller .............................................................. 14
1. 5. KELAS SIMETRI............................................................................................15
1. 6. PENENTUAN KLAS SIMETRI .....................................................................17
1. 6. 1. Menurut Herman Mauguin ........................................................................17
1 .6. 2. Menurut Schoenflish .................................................................................21
1. 7. BENTUK BENTUK KRISTAL ................................................................... 24
BAB II. MINERALOGI
2. 1. DEFINISI MINERAL.......................................................................................25
2. 2. CARA TERJADI DAN TERDAPATNYA MINERAL MINERAL ............ 26
2. 3. TERDAPATNYA MINERAL ..........................................................................31
2. 4. PENGERTIAN MINERAL URAT PRIMER DAN SEKUNDER ..................33
2. 5. KEGUNAAN MINERAL.................................................................................34
vi
BAB I
KRISTALOGRAFI
1. 1. DASAR TEORI
Kristalografi adalah Ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat
geometri dari kristal terutama perkembangan, pertumbuhan, kenampakan bentuk
luar, struktur dalam (internal) dan sifat-sifat fisis lainnya.
Sifat geometri,
Memberikan pengertian letak, panjang, dan jumlah sumbu kristal yang
menyusun suatu bentuk kristal tertentu dan jumlah, serta bentuk bidang luar
yang membatasinya.
Perkembangan dan pertumbuhan kenampakan bentuk luar,
Mempelajari kombinasi perkembangan dan pertumbuhan kenampakan bentuk
luar selain bentuk-bentuk dasar pada suatu bidang permukaan.
Struktur dalam,
Mempelajari tentang susunan dan jumlah sumbu-sumbu Kristal, juga
menghitung Parameter dan Parameter Rasio.
Sifat fisis kristal,
Sangat tergantung pada struktur (susunan atom-atomnya). Besar kecilnya
kristal tidak mempengaruhi, yang penting bentuk yang dibatasi oleh bidangbidang kristal, sehingga akan dikenal 2 zat yaitu Kristalin dan Non Kristalin.
Sumbu Kristalografi ialah suatu garis lurus yang dibuat melalui pusat
kristal. Kristal mempunyai bentuk 3 dimensi, yaitu panjang, lebar dan tebal atau
tinggi. Tetapi dalam penggambarannya dibuat 2 dimensi sehingga digunakan
Proyeksi Orthogonal.
JPLN
(Hk0)
Gambar 1.2
Tujuh Prinsip Letak Bidang Kristal Terhadap Susunan Sumbu Kristalografi
1. 3. SISTEM-SISTEM KRISTALOGRAFI
1. 3. 1. Sistem Reguler (Cubic = Isometric = Tesseral = Tessular)
Ketentuan:
Sumbu : a = b = c
Sudut : = = = 900
Karena Sb a = Sb b = Sb c, maka disebut
juga Sb a.
Cara Menggambar:
a- / b+ = 300
a : b: c = 1 : 3 : 3
30o
Cara menggambar:
a + / b-- = 30o
a:b:c=1:3:6
Contoh mineral : Cassiterite (SnO2),
Calcophyrite (CuFeS2)
Gambar sistem kristal Tetragonal yang termasuk dalam nama nristal Tetragonal
Prisma Orde I dengan contoh mineral Chalcopyrite (CuFeS2) dan Cassiterite
(SnO2).
Apatite
Prisma
dengan
contoh
mineral
Quarzt
(SiO2)
dan
Apatite
[Ca5((F,Cl,OH)PO4)3]
Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi
Orde I
Orde III
Orde II
Gambar sistem kristal Trigonal prisma orde I yang termasuk dalam nama
kristal Hexagonal Prisma dengan contoh mineral Gypsum (CaSO4 2H2O).
10
11
1. 3. 6. Sistem Monoklin
(Oblique
Monosymetric
Clinorhombic
Hemiprismatik
Monoclinohedral)
Ketentuan:
Sumbu : a b c
Sudut : = = 900, 900
Sb a disebut sumbu Clino
Sb b disebut sumbu Ortho
Sb c disebut sumbu Basal
Cara menggambar
a- / b + = 450
a:b:c=1:4:6
Sb c adalah sumbu terpanjang
Sb a adalah sumbu terpendek
12
13
1. 4. SIMBOL KRISTALOGRAFI
1. 4. 1. Parameter dan Parameter Rasio
Parameter bidang hkl:
oh = 1 bagian
ok = 3 bagian
ol = 6 bagian
Parameter Rasio Bidang hkl
oh : ok : ol = 1 : 3 : 6
Satuan ukur
Simbol Miller =
Bagian yang terpotong
Simbol Miller dipakai sebagai simbol bidang dan simbol bentuk suatu
kristal.
14
1. 5. KLASSIMETRI
1. 5. 1. Pengelompokkan Klassimetri
Pengelompokan kelas simetri didasarkan pada unsur unsur simetri. Unsur
unsur simetri tersebut antara lain :
1.
Sumbu Simetri
2.
Bidang Simetri
3.
1. 5. 1. 1. Sumbu Simetri
Sumbu simetri adalah garis lurus yang dibuat melalui pusat kristal, dimana
apabila kristal tersebut diputar sebesar 3600 dengan garis tersebut sebagai poros
perputarannya, maka pada kedudukan tertentu, kristal tersebut akan menunjukkan
kenampakan-kenampakan yang sama seperti semula.
Ada 3 jenis Sumbu Simetri yaitu:
I. 1. Sumbu Simetri Gyre
a. Sumbu Simetri Gyre Polair
b. Sumbu Simetri Gyre Dipolair/ Bipolair
I. 2. Sumbu Cermin Putar = Gyroide
I. 3. Sumbu Inversi Putar
1. 5. 1. 2. Bidang Simetri
Bidang Simetri adalah bidang datar yang dibuat melalui pusat kristal dan
membelah kristal menjadi 2 bagian sama besar, dimana bagian yang satu
merupakan pencerminan dari bagian belahan yang lain.
Bidang simetri dinotasikan dengan P (Plane) atau m (mirror).
Bidang simetri dikelompokan menjadi 2 :
1. 5. 1. 2. 1. Bidang Simetri Utama
Bidang Simetri Utama adalah bidang yang dibuat melalui 2 buah sumbu
simetri utama kristal dan membagi bagian yang sama besar.
Bidang simetri utama ini ada 2 yaitu:
Bidang simetri utama horisontal dinotasikan dengan h (Bidang ABCD)
Bidang simetri utama vertikal dinotasikan v (bidang KLMN dan OPQR).
Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi
15
16
Pusat Simetri selalu berhimpit dengan pusat kristal, tetapi pusat kristal belum tentu
merupakan pusat simetri.
1. 6. PENENTUAN KLASSIMETRI
Penentuan Klassimetri berdasarkan pada kandungan unsur-unsur simetri yang
dimiliki oleh setiap bentuk kristal. Ada beberapa cara untuk menentukan klas simetri
suatu bentuk kristal, diantaranya yang umum digunakan:
1. 6. 1. Menurut Herman Mauguin
SISTEM REGULER
Bagian I :
4
2
,4,4,
,2
m
m
2
, 2 , m atau tidak ada.
m
Contoh:
Klas Hexoctahedral.................................
4 2
4 2
3
3
m m m m
4 3 2 4 3 2
43m 43m
2
2
3
3
m
m
Klas Tetratohedris...................................
2 3 2 3 -
17
SISTEM TETRAGONAL
4
,4,4
m
Bagian II : Menerangkan nilai sumbu lateral (sb. a dan sb. b) dan ada tidaknya
bidang simetri vertikal yang tegak lurus terhadap sumbu lateral
tersebut.
2
, 2 , m atau tidak ada.
m
2
, 2 , m atau tidak ada.
m
Contoh :
4 2 2
4 2 2
m m m m m m
4 2 2 4 2 2
4mm 4mm
4 2 m 4 2 m
4
4
m m
4 4
4 4
18
ada
6
3
,6,6,3,
m
m
2
, 2 , m atau tidak ada.
m
Bagian III : Menerangkan ada tidaknya sumbu simetri intermediet dan ada
tidaknya bidang simetri vertikal yang tegak lurus terhadap sumbu
intermediet tersebut.
Bagian ini dinotasikan :
2
, 2 , m atau tidak ada
m
Contoh :
6 2 2
6 2 2
m m m m m m
6 2 2 6 2 2
6 m m 6 m m
6
6
m
m
6 6
6 m 2 6 m 2 atau
6 2 m6 2 m
6 6
3 2 3 2
3 m 3 m atau
2
2
3
m
m
3 m3 m
19
3 3
3 3
SISTEM ORTHOROMBIC
Bagian I : Menerangkan nilai sumbu a dan ada tidaknya bidang yang tegak lurus
2
,2 , m
m
Bagian II : Menerangkan ada tidaknya nilai sumbu b dan ada tidaknya bidang
simetri yang tegak lurus terhadap sumbu b tersebut.
Bagian ini dinotasikan :
2
,2 , m
m
Bagian III : Menerangkan nilai sumbu c dan ada tidaknya bidang simteri yang
tegak lurus terhadap sumbu tersebut.
Dinotasikan :
2
,2
m
Contoh :
2 2 2
2 2 2
m m m m m m
2 2 2 2 2 2
m m 2 m m
SISTEM MONOKLIN
Hanya ada satu bagian, yaitu menerangkan nilai sumbu b dan ada tidaknya
bidang simetri yang tegak lurus sumbu b tersebut.
Contoh :
2
m
20
SISTEM TRIKLIN
Klas Pinacoidal 1
Klas Assymetric 1
1. 6. 2. Menurut Schoenflish
SISTEM REGULER
(h)
(v)
(d)
dinotasikan h
Apabila mempunyai:
(h)
(v)
dinotasikan h
Apabila mempunyai:
(v)
(d)
dinotasikan v
Apabila mempunyai:
(d)
dinotasikan d
21
Contoh :
1. Klas Hexoctahedral ..Oh
2. Klas Pentagonal icositetrahedral ..O
3. Klas Hextetrahedral ..Td
4. Klas DykisdodecahedralTh
5. Klas Tetrahedral pentagonal dodecahedralT
SISTEM
TETRAGONAL,
HEXAGONAL,
TRIGONAL,
ORTHOROMBIC,
Bagian I : Menerangkan nilai sumbu yang tegak lurus sumbu c, yaitu sumbu
lateral (sumbu a, b, d) atau sumbu intermediet, ada 2 kemungkinan:
(h)
(v)
(d)
dinotasikan h
Jika mempunyai:
(h)
(v)
dinotasikan h
Jika mempunyai:
(v)
(d)
dinotasikan v
Jika mempunyai:
(d)
dinotasikan d
22
Contoh :
1. Klas Ditetragonal pyramidal ............................................. C4v
2. Klas Ditetragonal bipyramidal ......................................... D4h
3. Klas Tetragonal scalenohedral ......................................... D2d
4. Klas Tetragonal trapezohedral .............................................D
5. Klas Tetragonal bipyramidal ............................................ C4h
6. Klas Tetragonal pyramidal ................................................. C4
7. Klas Tetragonal bispenoidal ......................................... S4/ C4
8. Klas Dihexagonal pyramidal ............................................ C6h
9. Klas Dihexagonal bipyramidal ........................................ D6h
10. Klas Hexagonal trapezohedral ........................................... D6
11. Klas Hexagonal bipyramidal ............................................ C6h
12. Klas Hexagonal pyramidal ................................................. C6
13. Klas Trigonal bipyramidal ............................................... C3h
14. Klas Trigonal trapezohedral ............................................... D3
15. Klas Trigonal rhombohedral ............................................. 3Ci
16. Klas Trigonal pyramidal .................................................... C3
17. Klas Ditrigonal scalenohedral .......................................... D3d
18. Klas Ditrigonal bipyramidal ............................................ D3h
19. Klas Ditrigonal pyramidal ................................................ C3v
20. Klas Orthorombic pyramidal ........................................... C2v
21. Klas Orthorombic bisphenoidal ......................................... D2
22. Klas Orthorombic bipyramidal ........................................ D2h
23. Klas Prismatik .................................................................. C2h
24. Klas Spenoidal ................................................................... C2
25. Klas Domatic ................................................................... C1h
26. Klas Pinacoidal ................................................................... Ci
27. Klas Asymetric........................................................................
23
1. 7. BENTUK-BENTUK KRISTAL
a. Bentuk Tunggal
Kristal yang dibatasi oleh bidang-bidang datar / bidang-bidang kristal dengan
bentuk dan ukuran yang sama. Sering disebut sebagai bentuk dasar.
Contoh :
- 4 bidang Kristal .........................................
Tetrahedron
Hexahedron
b. Bentuk Kombinasi
Merupakan bentuk-bentuk kristal yang terjadi dari penggabungan dua atau
lebih bentuk tunggal yang tidak sama.
Contoh :
- Kombinasi Hexahedron (100) + Octahedron (111).
c. Bentuk Pertumbuhan
Pertumbuhan secara teratur antara dua atau lebih bentuk kristal tunggal atau
kombinasi dari bentuk yang sama, sehingga akan didapatkan unsur-unsur
simetri persekutuan yang sama. Tetapi bila kumpulan dari bentuk-bentuk
tersebut tidak beraturan maka kumpulan bentuk kristal tersebut disebut
kelompok atau kumpulan kristal (Crystal Agregate).
Contoh :
- Tetrakisexahedron (210)
- Triakisoktahedron (211)
24
BAB II
MINERALOGI
2. 1. DEFINISI MINERAL
Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari
mengenai mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan,
antara lain mempelajari tentang sifat-sifat fisik sifat-sifat kimia, cara
terdapatnya, cara terjadinya dan kegunaannya.
Definisi mineral menurut beberapa ahli:
1. L.G. Berry dan B. Mason, 1959
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat dialam terbentuk
secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan
mempunyai atom-atom yang tersusun teratur.
Mineral adalah suatu zat atau bahan yang homogen mempunyai komposisi
kimia tertentu atau dalam batas-batas tertentu atau dalam batas-batas tertentu
dan mempunyai sifat-sifat tetap, dibentuk dialam dan bukan hasil suatu
kehidupan.
25
Larutan larutan air yang terdapat dikulit bumi berasal dari salah satu dari dua
kemungkinan :
1. Air permukaan yang selama perjalanannya melalui batuan batuan akan
melarutkan mineral mineral yang mudah larut dan disebut air meteorik atau air
tanah. Larutan ini umumnya bersifat cair dan dingin. Mineral mineralnya kelak
akan di endapkan didekat atau pada permukaan tanah.
2. Air yang terdapat dibagian lebih dalam disebut air magmatis, ialah sisa cairan
yang berasal dari intrusi intrusi batuan yang besar. Pengendapan mineral dari
air magmatis ini cukup dalam letaknya.
26
CaCo3 + H2O+CO2
CaH2 (CO3) 2
Di daerah kapur maka sering terjadi pelarutan CaCO3 yang banyak dan
selanjutnya diendapkan di gua gua dalam bentuk stalakmit dan stalaktit. Bentuk
bentuk ini kita jumpai umpamanya di daerah Gua Tabuhan (Punung, Wonogiri),
Gua Cermin (Wonosari), daerah Nusa Kambangan dll. Sering pula terjadi
pengendapan didekat mata air atau tepi sungai yang disebut Tuff Kapur.
Travertin merupakan hasil pelarutan dari batugamping di permukaan.
3. Penurunan suhu dan tekanan
Larutan air magma terbentuk dalam keadaan dengan tekanan dan suhu yang
tinggi, sehingga banyak bahan yang terlarut didalamnya. Bila suhu dan tekanan
berkurang maka diendapkanlah mineral mineral hidrotermal, sumber sumber
air panas dan geyser terdapat pada daerah daerah dimana terdapat intrusi
intrusi magma yang mendekati permukaan bumi. Air tanah yang bergerak ini
akan mengalami kenaikan suhu dan tekanan sehingga akan lebih banyak bahan
bahan mineral yang terlarut didalamnya daripada keadaan biasa. Maka didaerah
daerah ini akan banyak diendapkan Tuff Kapur dan Travertin, sinter silika.
27
dan
sulfida
lain
diendapkan
dari
larutan
dan
sekaligus
28
2. 2. 2 Magma
29
2. 2. 3 Sublimasi
Mineral-mineral yang terbentuk dari proses penghablur dari uap atau gas,
tetapi juga sebagai hasil interaksi gas yang lain atau gas dengan batuan . Contoh yang
umum dari sublimasi ialah pembentukan salju, sebagai hasil penghabluran uap air,
yang langsung terjadi seperti Halite, Salmoniak (NH4Cl), Belerang, Asam Borat,
Ferri Klorida dll.
Didekat lubang kepundan sering kita jumpai Hematite dalam lubang lubang
lahar sebagai hasil interaksi Ferri Klorida dan uap air menurut ;
2FeCl3 + 3H2O
Fe2O3 + 6 HCl
yang lebih penting lagi ialah mineral mineral yang terbentuk sebagai hasil reaksi gas
gas (Cl ,B, S, H2O dll) dengan batuan yang berdekatan (intrusi intrusi magma
granitik). Mineral yang terbentuk dengan jalan ini disebut sebagai hasil proses
Pneumatolistis. Sebagai contoh ialah pembentukan Cassiterite (SnO2) yang sering
bersama sama dengan Flourit CaF2, menurut reaksi :
SnF4 + 2H2O
4HF + 2CaCO3
batu kapur
SnO2 + 4HF
2CaF2 + 2H2O + 2CO2
fluorit
Uap air dan SnF4 yang mudah menguap itu mengadakan interaksi, maka
terbentuklah Cassiterite dan asam fluor dan asam ini yang merupakan bahan larutan
kimia, maka akan merubah sifat, struktur dan susunan mineral baru bila berhubungan
dengan bahan atau batuan lain. Mineral mineral lain yang terjadi sebagai hasil
pneumatolisis ialah Tourmalinee, Topaz, Apatite, Scapolite dan Phlogopit.
2. 2. 4 Metamorfisme
Metamorfisme terjadi akibat faktor faktor tertentu seperti panas uap air,
tekanan dan pengaruh kimia larutan maka batuan beku maupun batuan endapan akan
mengalami perubahan tanpa adanya perubahan fase (padat ke padat). Perubahan yang
terjadi dibagian luar saja disebut metamorfisme lokal, thermal atau kontak. Tipe
metamorfisme ini jelas dekat dengan batholite, stock, tiang tiang intrusi/dyke dll,
30
dan terjadi pada batuan batuan yang tua, terutama yang tidak mudah terkena
pengaruh intrusi.
Perubahan ini dapat pula meliputi daerah yang luas yang umumnya karena
pengaruh pengaruh orogenetis atau pembentukan pegunungan pegunungan.
Perubahan perubahan ini sebagai akibat metamorfisme regional atau metamorfisme
dinamo.
2. 3. TERDAPATNYA MINERAL
Mineral tersebar diantara mineral/batuan yang lain atau terikat sebagai kristal
kristal atau kerak pada mineral atau batuan lain bila tersebar mereka ini memberikan
bentuk bentuk kristalnya meskipun dalam bentuk butir butir, misalnya mineral
Pyrite dalam urat Quartz. Pecahan pecahan atau celah celah yang terisi mineral
disebut urat atau vein dan Jika terikat macam macam mineral yang diendapkan
secara berlapis disebut urat yang berlapis lapis. Bangun serta sifat fisis yang umum
bagi urat urat tergantung dari bentuk celah dimana mineral mineral diendapkan.
Dalam batuan yang padat dan homogen seperti Granite, maka celah tadi
cukup teratur dan halus permukaannya. Bila batuan mudah pecah atau berbutir
butir seperti pada Schist, maka kita dapatkan celah celah saja, sedangkan pada
batuan batuan yang mudah larut/lapuk seperti pada batuan Kapur, maka bentuk
celah tidak teratur lagi. Urat yang khas terdiri atas endapan endapan mineral yang
mengisi celah celah dengan batas batasnya yang jelas (berlapis lapis).
Kandungan mineral dalam urat urat tergantung dari susunan kimiawi
larutan dimana mineral mineral dihablurkan. Banyak sekali macam macam urat
sehinga pengumpulan atau asosiasi mineral akan bermacam macam juga. Tetapi
terdapat mineral mineral tertentu dan pencampuran yang sering terdapat
didalamnya.
Sulfida sulfida merupakan mineral yang umum dalam urat urat. Mineral
mineral urat yang umum ialah : Pyrite (FeS2), Chalcosite (CuFeS2), Galena (PbS),
Sphalerite (ZnS), Chalcosite (Cu2S), Bornite (Cu5FeS4), Marcasite (FeS2),
Arsenopyrite (FeAs2), Stibnite (Sb2S3), Tetrahydrite (Cu6Sb2S7) dll.
Selain itu terdapat juga mineral mineral bukan logam yang kurang penting
dalam arti komersial yang disebut mineral mineral tambahan, seperti Quartz (SiO2),
31
32
Urat Pb - Zn
Mineral mineral urat primer adalah mineral yang terbentuk pertama hasil
dari larutan magma yang membeku, sedangkan mineral sekunder berasal dari ubahan
mineral primer karena pengaruh dari larutan atau air yang mengandung O2. Mineral
mineral primer yang penting ialah Pyrite, Chalchopyrite, Sfalerite dan Galena.
Pengaruh oksidasi tersebut menghasilkan senyawa senyawa yang
mengalami oksidasi dan terjadi mineral mineral baru karena kehilangan oksigen
dalam air dalam jarak yang pendek saja, maka mineral mineral sekunder tadi hanya
terdapat di bagian teratas dari urat urat saja. Bersama sama dengan pembentukan
mineral mineral sekunder tadi, terdapat penghanyutan logam logam yang penting
ke bawah ke dalam urat urat tadi, ialah karena pelarutan/pelapukan dibagian atas
dan diendapkan dibagian yang lebih dalam, sehingga dapat terjadi perkayaan
sekunder.
Daerah akumulasi mineral sekunder ini merupakan daerah pengkayaan. Hal
ini penting karena pada kedalaman 30 100 m atau dari bagian atas urat tadi
merupakan bagian terkaya dari suatu endapan bijih.
Mineral mineral urat primer dengan mineral sekundernya yang penting ;
1. Mineral besi :
Umumnya Pyrite, kadang - kadang Marcasite yang teroksidasi oleh air
akan menghasilkan Limonite Fe4O3(OH)6. Endapan Limonite di dekat
permukaan umumnya disebut Gossan. Kerak yang berwarna kuning tadi
dapat dipakai sebagai petunjuk dalam kegiatan eksplorasi endapan bijih.
Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi
33
2. Mineral tembaga :
Mineral
utamanya
adalah
Chalcopyrite.
Mineral
mineral
(CuOH)2CO3,
Azurite
Cu(CuOH)(CO3)2,
Chrysocolla
2. 5. KEGUNAAN MINERAL
34
2. 6. MINERAL PERMATA
Sifat fisis mineral yang berdasar atas warna, kilap dan kekerasannya adalah
penentu nilai mineral sebagai permata. Pada beberapa mineral permata penilaian kita
sebagai permata berdasarkan salah satu sifat fisis tadi misalnya pada Turquoise kita
nilai mengingat warnanya, tetapi pada mineral mineral lain seperti Intan, Saphire,
Zamrud dll mempunyai campuran sifat sifat fisis tadi sehingga penilaian kita
terhadapnya akan lebih tinggi. Harga yang mahal dijumpai pula apabila mineral yang
bersangkutan jarang atau sukar di dapatkannya, juga karena banyaknya permintaan.
Intan yang umum dikenal ialah intan yang jernih atau tidak berwarna, sedang intan
yang berwarna merah, biru, hijau dan kuning merupakan jenis intan yang mahal.
Corundum
Ruby dan Sapphire merupakan varietas Corundum, Ruby berwarna merah dan yang
mahal berwarna merah tua agak ungu. Sapphire berwarna biru, tetapi pada umumnya
jenis yang tidak berwarna merah disebut Sapphire.
Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi
35
Beryl
Emerald merupakan salah satu varietas Beryl yang berwarna hijau. Aqua Marine
merupakan varietas Beryl yang berwarna biru atau hijau kebiruan. Morganite
berwarna merah muda, sedangkan Golden Beryl berwarna kuning.
Tourmaline
Jenis yang bernilai permata ialah yang berwarna dan jernih. Tourmaline sendiri
umumnya berwarna hijau, sedang yang merah atau merah muda kita kenal sebagai
Rubelitte, biru tua sebagai Indicolit, sedang yang hijau kita kenal sebagai Brazillian
Emerald.
Topaz
Topaz yang tidak berwarna atau bening, tidak begitu mahal, sedangkan Topaz yang
bernilai tinggi umumnya yang berwarna biru muda, coklat, kuning emas atau merah
muda.
Zircon
Zircon yang berwarna ialah yang termasuk mineral permata, varietas varietas yang
merah, kuning dan coklat disebut Hyacinth, sedang selain warna tersebut disebut
Yargon.
Quartz
Banyak varietas Quartz yang termasuk mineral permata walaupun agak murah
harganya. Misalnya Amethys yang berwarna ungu, coklat tua atau hitam disebut
Smoky Quartz, Quartz yang terisi Rutile, Aventurine ialah Quartz yang terisi mineral
mineral Hematite atau Mika. Varietas varietas dengan kristal kristal yang halus
kita kenal sebagai Carmelian ialah Calchedon Merah, Chrysopras ialah Calchedon
hijau, Heliotrop atau Bloodstone ialah Calchedon hijau dengan titik merah
didalamnya dll.
36
dll
Gypsum banyak untuk bubuk gyps, digunakan dalam industri semen dll
digunakan untuk pembuatan batu bata (sejenis batu merah) yang tahan api.
Dolomite seperti pada Magnesit tetapi lebih murah harganya
Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi
37
porseline yang tahan suhu yang tinggi, seperti untuk pembuatan busi, untuk
kepentingan laboratorium dll
Graphite yang dicampur bahan lempung yang tahan api banyak digunakan di
industri baja, dalam bentuk cetakan atau cawan cawan. Bauxite yang di
campur bahan perekat lain, sesudah diberi bentuk tertentu banyak digunakan
dalam industri industri berat, walaupun lebih mahal dari bahan bahan dari
lempung tetapi lebih tahan terhadap api dan gosokan.
Chromite sesudah diberi bentuk banyak dipakai dalam pembuatan tungku
tungku peleburan. Asbes, Zircon, Talk, Mica maupun lempung banyak juga
digunakan untuk maksud seperti diatas.
Contoh mineral sebagai bahan baku pembuatan pot, gelas dan email :
Lempung, walaupun banyak macam lempung, tetapi dapat dipilih sesuai
gelas
Feldspar banyak digunakan dalam industri industri gelas juga, khususnya
atau yang kurang dapat ditembus cahaya, begitu juga untuk gelas gelas yang
berwarna.
38
Calcite yang berupa batuan kapur untuk menetralkan tanah tanah yang asam.
Gypsum digunakan sebagai bahan perekat untuk daerah daerah yang kering.
Spheres
dan
aberasi
Chromatis
(spherical
and
chromatical
aberration).
o Untuk alat alat optic terutama untuk pembuatan prisma prisma bagi
penyerapan selektif.
merah, banyak digunakan untuk pemberian warna pada cat plester, karet dll.
Oker kuning ialah Limonite yang tercampur lempung dan bahan Quartz dan
warna oker akan lebih tua Jika kadar oksida besinya lebih tinggi. Mineral
Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi
39
yang digunakan ialah jenis jenis yang lunak, karena harus dihaluskan terlebih
dahulu sebelum digunakan.
Bauxite,
(Al2O3.2H2O)
Gibbsite,
Al(OH) 3
Diaspore,
(AlO(OH))
Boehmite,
AlO(OH)
Liacit
Al(OH) 3
Cryolite,
Na3AlF6
Stibnite,
Sb2S3
Antimon,
Sb
Arsenopyrite, FeAsS
Arsen,
As
Realgar,
Orpiment,
As2S3
AsS
40
unsure Cu, Au, Pb dan Ag. Banyak juga didapatkan dari peleburan bijih bijih
Cu dari mineral Enargite (CuAsS4)
Arsenopyrite kerasnya 6, berat jenis sekitar 6, warna kelabu sampai
putih seperti perak, kilat logam, cerat hitam kelabu tua, bentuk kristalnya
yang khas berupa bijih dari sistem rhombis.
Bismuth
Bismuth,
Bi
Bismuthinite, Bi2S3
Penghasil Bi yang utama adalah mineral Bismuth, tetapi mengingat
sedikitnya yang kita dapatkan di alam, maka Bi banyak berasal dari peleburan
untuk Au dan Ag.
Cadmium
Greenockite, CdS
Greenockite yang merupakan salah satu mineral Cd hnya sedikit kita jumpai
di alam. Logam Cd yang banyak kita gunakan berasal dari peleburan bijih
bijih Zn yang mengandung sedikit Cd.
Chromium
Chromite,
FeCr2O4
Crocoite,
PbCrO4
Cobaltite,
CoAsS
Linneite,
CO3S4
Smaltite,
CoAs
Erythrite,
Co3As2O.8H2O
Cobalt merupakan unsur jarang, pada bijih bijih atau mineral mineral Ni
sering tercampur sediklit Co ini. Cobalt yang banyak kita gunakan umumnya
sebagai hasil samping bijih bijih yang lain.
41
Tembaga
Tembaga,
Cu
Cuprite,
Cu2O
Chalcocite,
Cu2S
Atacamite,
Cu2Cl(OH) 3
Bornite,
Cu5FeS4
Malachite,
Cu2C3(OH) 2
Chalcopyrite, CuFeS2
Azurite,
Cu3(CO3) 2(OH) 2
Cobelite,
Antlerite,
Cu3SO4(OH) 4
CuS
CuSO4.5h2o
Enargite,
Cu3AvsS4
Chrysocola,
CuSiO3.2H2O
AuTe2
Krennerite,
AuTe2
Petzite,
(Ag,Au) 2Te
Sylvanite,
AuAgTe4
Sumber utama bagi emas terdapat pada mineral emas itu sendiri. Sering kita
jumpai juga pada mineral mineral telluride
Besi
Hematite,
Fe2O3
Limonite
FeO(OH).nH2O
Magnetite,.
Fe3O4
Siderite,
FeCO3
Goethite,
FeO(OH)
42
Timah hitam
Galena,
PbS
Vanadinite,
Pb5Cl(VO4) 3
Cerrusite,
PbCO3
Anglesite,
PbSO3
Phosgenite,
Pb2Cl2CO3
Crocoite,
PbCrO4
Pyromorfite
Pb5Cl(PO4) 3
Wulfenite,
PbMoO4
Mimetite,
PbCl(AsO4) 3
Sumber utama bagi Pb adalah Galena, sedang Cerrusite dan Anglesite dapat
juga kita pakai. Galena sering kita jumpai bersama sama dengan bijih - bijih
Zn, Sfalerit dan juga bijih bijih Ag.
Magnesium
Carnallite,
KMgC13.6H2O
Mg kita jumpai juga dalam mineral - mineral Magnesite dan Dolomite dalam
jumlah yang cukup banyak, namun Mg yang kita pakai umumnya berasal dari
Elektrolisa MgCl2 dan Carnallite.
Mangan
Franklinite,
(Fe,Zn,Mn,)(Fe,Mn) 2O4
Alabandite,
MnS
Psilomelane,
H4R2Mn8O20
Pyrolusite,
MnO2
Rhodonite,
MnSiO3
Manganite,
MnO(OH)
Braunite,
Mn(Mn,Si)O3
Rhodochrosite, MnCO3
Mn kita jumpai dimana mana dalam jumlah sedikit sedikit, yang banyak kita
jumpai dalam bentuk silikat, oksida dan karbonat karbonat. Bentuk oksida
yang terbanyak kita jumpai, dan dari oksida oksida inilah Mn dihasilkan.
Endapan Mn umumnya bersifat sekunder. Mn dari silikat silikat pembentuk
batuan karena pelapukan akan berubah menjadi oksida.
Bijih Mn yang dapat dipertimbangkan secara menguntungkan ialah yang
berkadar minimum 40% Mn dan kandungan P serta SiO2 harus rendah.
43
Air Raksa
Cinnabar,
HgS
Hg tidak begitu banyak kita jumpai di alam. Sumber Hg yang utama adalah
Cinnabar.
Molybdenum
Molybdenite, MoS2
Wulfenite,
PbMoO4
Gersdorfite,
NiAsS
Niccolite,
NiAs
Chloantite,
NiAs2
Millerite,
NiS
Garnierite,
(Ni,Mg)SiO3.nH2O
Pentlandite,
(Fe,Ni)S
Gentite,
Ni2Mg2Si3O10.6H2O
Ni jarang kita dapatkan di alam. Sering terdapat bersama sama Co. mineral mineral Ni sering kita jumpai bersama dengan batuan Mg. Sumber sumber
utama Ni adalah Garnierite dan Pyrotite yang mengandung Ni.
Platina
Platina,
Pt
Sperrylite,
PtAs2
Penghasil logam ini ialah mineral dalam bentuk unsur Platina. Kadang
kadang juga Sperrylite.
Perak
Perak,
Ag
Stephanite,
Ag5SbS4
Argentite,
Ag2S
Pyragirite,
Ag3SbS3
Stromeyerite, (Ag,Cu) 2S
Proestite,
Ag3AsS3
Sylvanite,
Cerargyrite,
AgCl
(Au,Ag)Te2
44
Polybasite,
Ag16Sb2S11
Embolite,
Ag(Cl,Br)
Stannite,
Cu2FeSnS4
Cassiterite,
SnO2
Ilminite,
FeTiO3
Brookite,
TiO2
Rutile,
TiO2
Sphene,
CaTiSiO5
Ti merupakan unsur jarang tetapi kita dapatkan secara luas di alam. Penghasil
Ti ialah Rutil dan Ilminite.
Tungsten/Wolframium
Wolframite,
(Fe,Mn)WO4
Huebnerite,
MnWO4
Ferberite,
FeWO4
Scheelite,
CaWO4
Sphalerite,
ZnS
Smithsonite, ZnCO2
Zincite,
ZnO
Nemimorfite, Zn4Si2O7(OH) 2
Willemite,
Zn2SiO4
Franklinite,
(Fe,Zn,Mn)(Fe,Mn) 2O4
45
insektisida dll
Lithium dihasilkan dari mineral mineral Li seperti spodumen. Tryphilit,
1. WARNA
abu-abu
46
biru bervariasi
kuning
coklat gelap
merah muda
Quartz tak berwarna, tetapi karena ada pengotor, warna dapat berubah
menjadi :
violet
merah muda
coklat hitam
kehadiran kelompok ion asing yang dapat yang dapat memberikan warna tertentu
pada mineral disebut denga nama Chromophores.
Misal : ion-ion Cu yang terkena proses hidrasi merupakan Chromophores dalam
mineral Cu sekunder, maka akan memberikan warna hijau dan biru.
komposisi kimia
2. PERAWAKAN KRISTAL
47
A. Elongated habits
1. Meniang (columnar)
Bentuk kristal prismatik yang menyerupai betuk tiang
Contoh : Tourmalinee, Phyrolusit, Wollastonite
2. Menyerat (Fibrous)
Bentuk kristal yang menyerupai serat-serat kecil
Contoh : Asbestos, Gypsum, Tremolit, Silimanite
3. Menjarum (Acicular)
Bentuk kristal yang menyerupai jarum-jarum kecil
Contoh : Natrolite, Glaucophane
4. Menjaring (reticulate)
Bentuk kristal yang kecil panjang tersusun menyerupai jarring
Contoh : Rulite, Cerussite
5. Membenang (Filliform)
Bentuk kristal kecil-kecil yang menyerupai benang
Contoh : Silver
6. Merambut (Capilery)
Bentuk kristal kecil-keil yang menyerupai rambut
Contoh : Cuprite, Bysolit
7. Mondok
Bentuk kristal pendek, gemuk sering terdapat pada kristal-kristal dengan
sumbu c lebih pendek dari sumbu yang lainnya.
Contoh : Zircon
8. Membintang (Stellated)
Bentuk kristal yang menyerupai bintang
Contoh : Pirofilite
48
9. Menjari (Radiated)
Bentuk kristal yang menyerupai bentuk jari
Contoh : Marcasite
B. Flattened habits
1. Membilah (bladed)
Bentuk kristal yang panjang, tipis menyerupai bilah kayu
Contoh : Kyanite, Kavalerit
2. Memapan (tabular)
Bentuk kristal yang menyerupai bentuk papan, dengan perbandingan
antara tebal dan lebar tidak terlalu jauh
Contoh : Barite
3. Membata (blocky)
Bentuk kristal yang menyerupai bentuk bata
Contoh : Microcline, Calsite
4. Mendaun (foliated)
Bentuk kristal pipih yang berlapis
Contoh : Mika, Chlorite
5. Memencar (divergent)
Bentuk kristal yang menyerupai kipas terbuka
Contoh : Aragonite
6. Membulu (plumose)
Bentuk kristal yang menyerupai tumbukan bulu
Contoh : Mika
C. Rounded habits
1. Mendada (mamillary)
Bentuk kristal yang menyerupai buah dada
Contoh : Malachite, Opal, Hemimorphite
2. Membulat (colloform)
Bentuk kristal yang menunjukkan permukaan yang bulat-bulat
Contoh : Glauconite, Bismuth, Smalite
Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi
49
50
A. ELONGATED HABITS
1. Meniang ( Columnar )
Contoh : - Tourmaline
2. Menjarum ( Acicular)
Contoh : - Natrolite
3.Membenang(Filliform )
Contoh : Silver
4. Menyerat ( Fibrous )
Contoh : - Asbestos
5. Menjaring( Reticulate )
Contoh : - Rulite
6. Merabut ( Capillery )
Contoh : - Cuprite
.. .. .. .. .. ..
. . . .
. . . . .
. . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . .
.. .
7. Mondok ( Stout,
Stubby, Equant )
Contoh : - Zircon
8.Membintang(Stellated )
Contoh : - Pirofilit
9. Menjari ( Radiated ) :
Contoh : - Markasit
51
B. FLATTENED HABITS
1. Membilah ( Bladed )
Contoh : - Kyanite
- Kalaverit
3. Membata ( Blocky )
Contoh : - Microcline
- Calcite
2. Memapan ( Tabular )
Contoh : - Barite
- Hypersthene
4. Mendaun ( Foliated )
Contoh : - Mika
- Chlorite
5. Memencar ( Divergen)
Contoh : - Aragonite
6. Membulu ( Plumose ) :
Contoh : - Mika
C. ROUNDED HABITS
1. Mendada ( Mamillary )
Contoh : - Malachite
- Opal
2. Membulat ( Colloform )
Contoh : Glauconite
jari
3.
Membulat
(Colloform radial) :
Contoh : - Pyrolorhyte
5. Memisolit ( Pisolitic )
Contoh : - Gibbsite
- Pisolitic
4. Membutir ( Granular )
Contoh : - Olivine
6. Stalaktit ( Stalactic ) :
Contoh : - Goethite
7. Mengginjal ( Reniform)
Contoh : - Hematite
3. KILAP
Kilap logam
Mineral-mineral Opaq yang mempunyai indeks bias lebih dari 3
contoh : Galena, Native metal, Sulphide, Phyrite
53
Contoh : Nefelin yang telah teralterasi, Halite yang sudah terkena udara
Kilap yang ditunjukkan oleh mineral yang porous dan sinar yang masuk
tidak dipantulkan kembali.
Contoh : Kaolin, Chalk, Diatomae
54
4. KEKERASAN
Mg3Si4O10(OH)2
2. Gypsum
CaSO42H2O
3. Calcite
CaCO3
4. Fluorite
CaF2
5. Apatite
Ca5(PO4)3F
6. Orthoclas
K(Al2Si3O8)
7. Quartz
SiO2
8. Topaz
Al2SiO4(FOH)2
9. Corondum
Al2O3
10. Diamond
Misal suatu mineral digores dengan Kalsit (H = 3) ternyata mineral itu tidak
tergores, tetapi dapat tergores oleh Fluorite (H = 4), maka mineral tersebut
mempunyai kekerasan antara 3 dan 4.
Dapat pula penentuan kekerasan relatif mineral dengan mempergunakan alatalat sederhana yang sering terdepat di sekitar kita.
Missal :
Kuku jari manusia
H = 2,5
Kawat tembaga
H=3
Pecahan kaca
H = 5,5
Pisau baja
H = 5,5
Kikir baja
H = 6,5
Lempeng baja
H=7
Bila mana suatu mineral tidak tergores oleh kuku jari manusia tetapi oleh
kawat tembaga, maka mineral tersebut mempunyai kekerasan antara 2,5 dan 3.
55
56
TALC
GYPSUM
ORTHOCLASE QUARTZ
CALCITE
TOPAZ
FLOURITE
CORUNDUM
APATITE
DIAMOND
5. GORES (STREAK)
Gores adalah merupakan warna asli dari mineral apabila mineral ditumbuk
sampai halus. Gores ini dapat lebih dipertanggung jawabkan karena selalu
stabil dan penting untuk membedakan 2 mineral yang warnanya sama tetapi
goresnya berbeda.
Gores ini diperoleh dengan cara menggoreskannya pada keping porselin,
tetapi apabila mineral mempunyai kekerasan lebih dari 6, maka dapat dicari
dengan cara menumbuk sampai halus menjadi tepung.
Mineral yang berwarna terang biasanya mempunyai gores berwarna putih.
Contoh : Quartz
= tak berwarna
57
Mineral bukan logam dan berwarna gelap akan memberikan gores yang lebih
terang daipada warna mineralnya sendiri.
Contoh :
Leucite
Dolomite
Pyrite
Pada beberapa mineral, warna dan gores sering menunjukkan warna yang
sama.
Contoh :
Cinnabar
Magnetite
6. BELAHAN
58
3. Jelas (distnict)
yaitu apabila belahan mineral terlihat dengan jelas tetapi mineral tersebut
sukar membelah melalui bidang belahannya dan tidak rata. (ex :
Staurolit, Scapolit, Hornblende, Feldspar)
4. Tidak jelas (indistinct)
yaitu apabila arah belahannya masih terlihat tetapi kemungkinan untuk
membentuk belahan dan pecahan sama besar. (ex : Corondum, Platina,
Gold, Magnetit).
5. Tidak sempurna (imperfect)
yaitu apabila mineral sudah tidak dapat terlihat lagi belahannya dan
mineral akan pecah dengan permukan yang tidak rata. ( ex : Apatit,
Native Sulphur)
7. PECAHAN (FRACTURE)
59
Tenacity
adalah
suatu
daya
tahan
mineral
terhadap
pemecahan,
BJ
Volume mineral
Piknometer
Timbangan analitik
Gelas ukur
Cara 1 :
60
Besarnya air yang tumpah atau kenaikan air pada gelas ukur dapat dibaca.
Berat jenis dapat diukur dengan berat mineral yang telah ditimbang dibagi
dengan volume air yang tumpah.
Cara 2 :
Melalui gesekan dan penghilangan dari beberapa zat yang bersifat volatile
melalui pemanasan atau melalui pemenasan atau melalui penambahan suatu
asam, maka kadang-kadang bau akan menjadi cirri-ciri yang khas dari suatu
mineral.
1. Alliaceous : bau seperti bawang proses pereaksian dari arsenopirit akan
menimbulkan bau yang khas. Hal ini juga dimiliki oleh senywa-senyawa
arsenit karena proses pemanasan.
2. Horse Radish Odour : bau dari lobak kuda yang menjadi busuk
3. Sulphurous : bau yang ditimbulkan oleh proses pereaksian Pirit atau
pemanasan mineral yang mengandung unsur sulfide.
61
terhadap magnet.
terhadap magnet.
Sifat tranparan mineral tergantung dari kemampuan mineral tersebut mentransmit sinar cahaya. Sesuai dengan itu variasi jenis mineral dapat dibedakan
menjadi :
62
Dalam menentukan nama mineral dan rumus kimia dilakukan setelah diskripsi
diatas selesai. Caranya dengan mencocokkan diskripsi diatas dengan table
determinan yang telah disediakan di laboratorium.
Secara umum mineral di bumi ini dibagi menjadi 8 gelongan mineral yang
didasarkan pada jumlah dan sebaran mineral tersebut di muka bumi ini.
Berikut adalah 8 golongan mineral tersebut :
1. Mineral Silika
Silika, juga disebut Silicon Dioxide, gabungan dari dua unsur yang
palingmelimpah, silikon kerak bumi dan oksigen, SiO2. Massa kerak
bumi adalah 59 persen silika, konstituen utama lebih dari 95 persen dari
batuan diketahui. Silika memiliki tiga varietas utama kristal: kuarsa
(sejauh ini paling banyak), tridimit,dan kristobalit.
Amethyst (SiO2)
Quartz (SiO2)
Agate (SiO2)
Chert/Rijang (SiO2)
63
2. Mineral Oksida
Ilmenite (FeTiO3)
Titanomagnetite (TiO2)
Limonite (Fe2O2)
Magnetite (Fe3O4)
Manganite (MnO(OH))
Hematite (Fe2O3)
3. Mineral Sulfida
Kelas mineral sulfida atau dikenal juga dengan nama sulfosalt ini
terbentuk dari kombinasi antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang).
Pada umumnya unsur utamanya adalah logam (metal).
Pembentukan mineral kelas ini pada umumnya terbentuk disekitar
wilayah gunung api yang memiliki kandungan sulfur yang tinggi. Proses
mineralisasinya terjadi pada tempat-tempat keluarnya atau sumber sulfur.
Unsur utama yang bercampur dengan sulfur tersebut berasal dari magma,
kemudian terkontaminasi oleh sulfur yang ada disekitarnya. Pembentukan
mineralnya biasanya terjadi dibawah kondisi air tempat terendapnya unsur
sulfur. Proses tersebut biasanya dikenal sebagai alterasi mineral dengan
sifat pembentukan yang terkait dengan hidrotermal (air panas).
Chalcopyrite (CuFeS2)
Pyrite (FeS2)
Galena (PbS)
64
4. Mineral Sulfat
Sulfat terdiri dari anion sulfat (SO42-). Mineral sulfat adalah kombinasi
logam dengan anion sufat tersebut. Pembentukan mineral sulfat biasanya
terjadi pada daerah evaporitik (penguapan) yang tinggi kadar airnya,
kemudian perlahan-lahan menguap sehingga formasi sulfat dan halida
berinteraksi.
Alabaster (CaSO4.nH2O)
Gypsum (CaSO4.2H2O)
Anhidrite (CaSO4)
5. Mineral Karbonat
Dolomit (CaMg(CO3)2)
Aragonite (CaCO3)
Calcite (CaCO3)
Siderite (FeCO3)
65
Fluorite (CaF2)
Halite (NaCl)
Sylvite (KCl)
Cryolite (NaAlF)
Carnalite (KMgCl.6HO)
Atacamite (CuCl(OH))
7. Mineral Fosfat
a.
utamanya.
Pada
umumnya
sifat
dalam
(tenacity)
66
namun tidak akan kembali lagi seperti semula jika dilepaskan. Kelas
mineral native element ini terdiri dari dua bagian umum.
Metal dan element intermetalic (logam). Contohnya emas, perak,
dan tembaga.
Semimetal dan non metal (bukan logam). Contohnya antimony,
bismuth, graphite dan sulfur.
Sulfur (S)
Grafit (C)
Intan (C)
67
BAB III
ROCK FORMING MINERAL
(MINERAL PEMBENTUK BATUAN)
3. 1. DEFINISI
Batuan merupakan satuan pembentuk kulit Bumi atau Outer shell dari
bumi, sementara mineral merupakan satuan pembentuk batuan. Kemungkinan
99% dari kulit Bumi terdiri atas 20 mineral utama dari ribuan mineral yang ada di
Bumi. Keberadaan mineral Feldspar tidak hanya dominan dalam mineral Silikat,
tetapi juga dominan sebagai mineral-mineral pembentuk batuan. Walaupun ada
ratusan mineral tetapi hanya ada beberapa yang dijumpai mineral-mineral
pembentuk batuan yang sebagian besar adalah pembentuk batuan beku dan batuan
sedimen. Untuk batuan metamorf sendiri secara kimiawi sama dengan batuan
beku dan sedimen.
Unsur-unsur utama penyusun kerak Bumi
Berat
No. Atom
Volume
Oxygen
46,6
62,6
93,3
Silika
27,7
21,2
0,9
Alumunium
8,1
6,5
0,5
Besi
1,9
0,4
Kalsium
3,6
1,9
Sodium
2,8
2,6
1,3
Potasium
2,6
1,4
1,8
Magnesium
2,1
1,9
0,3
Elemen lain
1,5
68
3. 2. REAKSI BOWEN
Mineral mineral yang penting dalam pembentukan kulit bumi adalah pada
seri Reaksi Bowen :
GambarIV.2.
Ca Rich
Na Rich
69
Continue Series :
Mineral terbentuk secara terus menerus. Pada suhu yang tinggi terbentuk mineral
Anorthit ( Plagioklas Ca ). Kemudian suhu menurun terus menerus hingga terbentuk
mineral Bitownit, tetapi mineral Anorthite masih terbentuk. Begitu seterusnya sampai
terbentuk Mineral Albite.
Disebut Juga dengan Kelompok Plagioklas.
Didominasi Oleh mineral Felsik ( Mineral terang ). Sampai pada suhu yang rendah
5700 Mineral Biotite dan Mineral albite saling bertemu dan terbentuklah mineral
K.Feldspar lalu Muskovit dan Quartz.
: Hexagonal.
: 7.
Warna
70
Pecahan
Penggunaan
Variasi
Industri gelas.
IndustriRefractory.
Industri Ampelas.
:
- Kristal gunung
- Amethis
Violet / Ungu.
- Quartz Asap
- Quartz Puan
Yaspis
Coklat Hijau
Chert
Coklat
Hitam
Opal Kayu
Berserat Coklat
Pasir Kwarsa
B. Feldspar
Dibagi dalam 2 golongan :
71
Orthoclase ( KalSi3O8 )
Merupakan Feldspar Sumber utama dari unsur K yang ada dalam tanah.
Berat Jenis
: 2,6.
Kekerasan
: 6.
Warna
Sistem Kristal
Kilap
Penggunaan
: Triklin.
Berat Jenis
Kekerasan
: 6.
72
Belahan
: Lembaran
Calsbed Twining
Albite Twining
Plysintetic Twining
Baveno Twining
Secara umum Plagioklas dapat dikelompokkan menjadi :
Albite
Oligoklas
Andesin
Labradorite
Bitwonite
Anorthite
Ca Basa
C. Feldspatoid (Foid)
Mineral ini sebagai pengganti Feldspar. Feldspatoid akan terbentuk dalam suatu
batuan apabila dalam batuan tersebut tidak cukup terdapat SiO2 bebas. Feldspar dan
Feldspatoid tidak akan ditemukan dan terbentuk secara bersamaan dalam satu tubuh
batuan yang sama.
Mineral Yang termasuk, dalam Feldspatoid adalah :
Nefeline (KNaAl2Si2O4)
Scapolite (Ca4(Al2Si2O8)3(CO3))
Leucite (KaAlSi2O6)
Cancrinite (Na3Ca(Al3Si3O12)CO3(OH2 ))
Sodalite (Na4Al3Si3O12)
Silika
Nefeline
Albite
SiO2
NaAlSiO4
NaAlSi3O8
Silika
Leucite
Orthoclase
SiO2
KAlSi2O6
KAlSi3O8
73
Nefeline ( KNaAl2Si2O4 )
Warna
: 2,255 2,66.
Kekerasan
: 5,5, - 6,0
Kilap
:Grrassy Luster.
Nefeline berupa Rock Forming Mineral yang sering dijumpai pada batuan beku
dalam bentuk dike.
Leucite ( KalSi2O6 )
Warna
: 2,45 2,50.
: 3,27 4,27.
Kekerasan
: 5,50 7,00.
Kilap
:Vitrous Luster.
74
Fosterite
Fayalite
Mg2SiO4
Fe2Si4O4
OLIVINE
B. Kelompok Piroksin
Merupakan kelompok mineral silikat komplek dan mempunyai hubungan erat
dalam struktur kristal, sifat-sifat fisik dan komposisi kimia walaupun mereka
mengkristal dalam dua sistem yang berbeda yaitu Orthorombic dan Monoklin.
Secara struktur piroksen terdiri atas mata rantai yang tidak ada habisnya dan
tetrahedral SiO4 yang diikat bersama-sama secara lateral oleh ion-ion logam Mg dan
Ca yang berikatan dengan oksigen, tetapi secara tidak langsung dengan silikon.
Sejak setiap ion silicon berikatan dengan ion oksigen dan setiap oksigen dengan
silicon lainya atau ion logam menghasilkan ratio Si:O = 1 : 3 dan memberikan rumus
kimia Piroksen MgSiO3 atau CaMg(SiO3)2. Bentuk kristal Piroksen adalah prismatic
sedang belahan spesifik. Komposisi kimia piroksen secara umum adalah
W1p(W1Y)1+pZ2O6 dimana symbol W, X, Y, Z menunjukan unsur yang mempunyai
jari-jari ion yang sama dan dapat me-replace yang satu terhadap yang lainya dalam
struktur.
W = Na,Ca
X = Mg,Fe,Li,Mn
Y =Al,Fe,Ti
Ukuran atom dari W ke Z berkurang. Karena subtitusi atom maka rumus kimia
Piroksen bervariasi.Dari rumu diatas p adalah 0 atau mendekati 0 untuk Diopside
Hedenbergite dan Gegirite Vodeite Series.
75
Unsur-unsur yang lebih lengkap dari piroksen mungkin sebagai contoh adalah:
o Orthopiroksen Mg Fe+2Fe+3Al(SiAlO3)2
o Diopside Hedenbregite CaMgFe(SiO3)2
o Aufite (CaMgFe+2)(MgFe+2AlFe+3)(SiAlO3)2
Unsur-unsur yang digaris bawahi adalah unsur yang penting. Dalam tubuh
batuan vulkanik piroksen adalah augite calcic rendah atau pigionite.Sedang dalam
batuan plutonik piroksen adalah augit atau piroksen orthorhombic, kalsium hampir
bebas.
Dalam petrologi biasanya secara megakopis disebut saja piroksen dengan ciri
warna hijau sampai hijau kehitaman mempunyai belahan dengan sudut lebih kurang
900.
C. Kelompok Amphibole
Amphibole mungkin dapat dibagi menjadi
Cumingtonite-Qrunerite,
Tremolite-Actionolite,
Amphibole
Sodic
Amphibole. Mereka ada hubunganya dalam sifat-sifat Kristalografi, sifat kimia dan
fisik.
Struktur amphibole adalah type Tetrahedral SiO4 dalam struktur rantai ganda, berupa
dua mata rantai tunggal dengan disela-sela Tetragonal dihubungkan oleh bagian dari
Oksigen,memberi ratio Si : O = 4 : 11 pengganti 1 : 3 dalam mata rantai tunggal.
Dalam struktur mata rantai ganda menempati sejajar sumbu C dan diikat bersa secara
lateral oleh ion logam. Kekuatan ikatan antara rantai-rantai tidak akan sekuat ikatan
Si-O,direfleksikan dalam serat yang berkembang baik atau keadaan prismatic dari
Amphibole dan dalam belahan prismatic.
Umumnya Amphibole membentuk seri isomorf dan replacement yang intensif dari
satu ion oleh ion-ion lainya mempunyai ukuran yang sama sehingga sangat komplek
variasi komposisi kimianya.
Secara megaskopis untuk Amphibole disebut juga Hornblende dengan warna variasi
hitam, coklat, hijau dan mempunyai belahan membentuk sudut 540 dan 1260.
76
Amphibole
Piroksen
D. Kelompok Mika
Struktur mika adalah type Tetrahedron dalam lembar-lembar. Tiap SiO4
mempunyai tiga oksigen dan satu oksigen bebas, sehingga komposisi dan valensinya
diwakili oleh (Si4O10)4Jumlah oksigen dalam mika ,dua diantaranya membentuk berupa kelompok hidroksil.
F adalah unsure minor yang konstan dalam Mika, ia mengganti OH dan mungkin
sebesar 6% dari Mika-mika Lithia.
Kelompok hidroksil diikat oleh Al, Mg, atau Fe sendirian. Struktur ini membutuhkan
lembar lembar ganda dengan K ion terletak diantaranya. Struktur direfleksikan oleh
belahan bawah pada semua mika adalah elastic dan bias dibedakan Chlorite yang
brittle.
Rumus Umum Mika dapat ditulis :
W(XY)2-3Z4O10(OHF)2
Dimana : W
= Si, Al
77
Fe = 5 %
K = 2.5%
Si = 27%
Ca = 3.5%
Mg = 2.5 %
Al = 8%
Na = 2.3%
Ternyata jumlahnya baru 98% sedangkan yang 2% lainya terdiri dari unsur -unsur
yang jarang tersebut. Sehingga berdasarkan jumlah terdapatnya dalam batuan,mineral
dapat dibedakan :
Mineral Utama : Yaitu mineral yang mendominir dalam suatu komposisi batuan
dan jumlahnya lebih dari 10% dimana mineral ini
mempengaruhi penamaan dalam batuan.
Contoh
Mineral Tambahan
Contoh
Mineral Sekunder
78
Warna
Bentuk dan
Perawakan Kristal
Belahan
Keterangan
Olivin
Hijau
Tidak teratur,
membutir dan massif
Tidak
sempurna
Kilap kaca
Piroksen
Prismatik pendek,
massif, membutir
2 arah saling
tegak lurus
Amfibol
Hitam - coklat
Prismatik panjang,
menyerat dan
membutir
2 arah
membentuk
sudut lancip
Kilap arang
Biotit
Hitam - coklat
Tabular, berlembar
(memika)
2 arah
Kilap kaca
Feldspar Alkali
Merah
jambu/putih/hijau
2 arah
Kilap kaca/lemak
Plagioklas
3 arah
Kilap kaca/lemak
Muskovit
Putih transparan
Tabular, berlembar
(memika)
1 arah
Kilap kaca/mutiara
Kuarsa
Tidak berwarna
Tidak teratur,
membutir dan massif
3 arah
Kilap kaca/lemak
Kalsit
Tidak berwarna,
putih
Rombohedral,
massif, membutir
Sempurna
Klorit
Hijau
Berlembar, memika
Sempurna
Serisit
Tidak berwarna,
putih
Tabular, berlembar
Sempurna
Asbes
Putih, abu-abu
kehijauan
Garnet
Coklat merahhitam
Poligonal, membutir
Tidak ada
Kilap kaca/mutiara
Halit
Tidak berwarna,
putih kekuningan,
merah
Kubus, masif,
membutir
Sempurna
Gypsum
Tidak berwarna,
putih
Memapan,
membutir, menyerat
Sempurna
Lembar-lembar tipis
terjadi karena evaporasi
Anhidrit
Putih, abu-abu,
biru pucat
Massif, membutir
Sempurna
Karena evaporasi
Prismatik, tabular
panjang, massif,
membutir
Prismatik/tabular
panjang. Massif,
membutir
Kilap lemak
79
Proses Mekanik
Proses kimiawi adalah proses pelapukan yang menyook yang terdapat di iklim tropis
seperti halnya Indonesia.
Terdiri atas dua proses: - Larutan
- Aktivitas organisme
Larutan yang menyolok di Indonesia pada Batu gamping dan Feldspar.
Larutan Batu Gamping :
Prosesnya dipengaruhi larutan yang mengandung H2O + CO2 yang bila hujan akan
membentuk Asam Karbonat (H2CO3) yaitu larutan yang mudah terpisah jadi ion-ion H+
dan HCO3-.
Jika kedua ion itu mengenai batu gamping(CaCo3) akan menjadi:
H++HCO3-+CaCO3
H2O+CO2+HCO3+CaO
80
81
DAFTAR PUSTAKA
Berry L.G and Mason B., 1989, Mineralogy, Freeman W. and Co San Francisco
Dana ES., 1960, A Textbook of Mineralogy, John Willey and Sons Inc. New York
Danisworo C. Ir., 1980, Mineralogi (Buku Petunjuk Praktikum), Fakultas Teknik Geologi
UPN Veteran Yogyakarta.
Denned Williams H., 1960, Principle of Mineralogy, The Ronald Press Company, New York.
Escher BG., 1949, Algemene Mineralogie en Krystallografie, Oogsqust.
Flint. V.L., Essentials Of Crystalography, Peace Publisher Moscow.
James Dwight Dana., 1887, Mineralogy and Petrography, John Willey and Sons Inc. New
York
Kraus E., Hunt WF. and Ramsdell LS., 1959, Mineralogy, Mc Graw Hill Book Company Inc.
New York.
LAMPIRAN
GAMBAR CONTOH-CONTOH MINERAL
Halit
Galena
Pyrit
Zirkon
Chalcopyrit
Rutile
Calcite
Kuarsa
Dolomit
Barite
Topaz
Anhidrit
Gypsum
Alabaster
Manganite
Kyanit
Albite
Kaolin
Beri
tanda/titik
pada
ukuran
Langkah 2
Langkah 3
Langkah 4
Keterangan :
- Bidang yang terlihat dari depan maka garis dibuat tegas sedangkan bidang yang tidak tampak dari
pandangan depan maka garis dibuat putus-putus. ( Berlaku untuk semua penggambaran sistem
kristal )
2. Pentagonal Dodecahedron
Langkah 1
Langkah 2
Langkah 3
Langkah 4
Langkah 5
di
sumbu
ke
titik
Langkah 6
Langkah 2
tanda
a+,a-
,b+,b-
Langkah 2
Melengkapi
disebelah.
garis
seperti
gambar
Langkah 2
Langkah 3
Langkah 4
Langkah 5:
Untuk
membuat
kristal
hexagonal
langkah 2
Dari
hasil
titik-titik
penghubungan
tersebut
didapat
Langkah 3
Beri
warna
simetri,
setiap
gunakan
bidang
komposisi
Langkah 4
dari
gambar
Memberi
keterangan
pada
Langkah 2
-
Membuat
garis
sejajar
Langkah 3
-
garis
pengerjaan
pada
langkah
sebelumnya.
-
Langkah 4
-
orde
kita
dapat
garis
Langkah 2
-
Langkah 4
Langkah 5
Langkah 6
garis
Langkah 2
garis
-
Langkah 2
Hubungkan ujung-ujung
pada garis yang memotong
sumbu a+,a-,b+,b-,c+danc-.
Langkah 2
-
2. Monoklin Hemibipyramid
Langkah 1
-
Langkah 2
-
Langkah 2
Langkah 2
pencerminan 1 bagian a+,a-
MINERALOGI
5. GORES ( STREAK )
Gores merupakan warna asli dari mineral apabila mineral ditumbuk sampai halus.
6. BELAHAN
1.
2.
3.
4.
5.
sempurna (perfect)
baik (good)
jelas (distinct)
tidak jelas (indistinct)
tidak sempurna (imperfect)
7. PECAHAN ( FRACTURE )
1. Choncoidal
2. hacly
3 Even
4 .Uneven
5. Splintery
6 . Earthy
8. DAYA TAHAN TERHADAP PUKULAN (TENACITY)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Brittle
Sectile
Malleable
Ductile
Flexible
Elastic
Volume mineral
Alliaceous
Horse Radish Odour
Sulphurous
Bitominous
Fetid
Argiilaceous
Paramagnetit (magnetit)
Diamagnetit (non-magnetit)
Opaque mineral
Transparant mineral
Translucent mineral
Mineral-mineral yang tidak tembus pandang (non-transparant)
MINERALOGI KIMIAWI
1. Mineralogi Kimiawi
Mineralogi Kimiawi adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat kimiawi dari mineral. Meliputi
perubahan yang terjadi bila dipanasi oleh api oksidasi maupun api reduksi mengenai perubahan
warna, sublimasi, pengembunan, penggarangan dan lain-lain, serta mempelajari sistematika
mineral kedalam golongan-golongan atas dasar senyawa kimianya.
A. Maksud dan tujuan
1. Mengetahui sifat-sifat kimia yang penting dari setiap mineral dengan metode yang sesuai.
2. Melengkapi data yang diperoleh dari penyelidikan secara fisis.
B. Alat-alat yang dipergunakan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Pipa tiup
Lampu spirtus
Kawat platina
Jarum preparat
Gelas arloji
Keping gips
Bor tangan
Buluh tertutup
Magnet
C. Nyala Api
a. Struktur nyala api.
D. Pembagian Penyidikan
a. Penyelidikan basah dengan regensia
1. Mutiara borax
Alat-alat :
Regensia :
Bahan
:
-
lampu spirtus
pipa tiup
kawat platina
jarum preparat
gelas arloji
HCl encer
Soda
tepung borax Na2 B4 O7
pyrolusite (MnO2 )
prusi (CuSO4 )
Magnetit (Fe3 O4 )
Kalium bichromat
Cara Penyelidikan
1. Bersihkan kawat platina dengan jalan memasukkannya ke dalam lampu spirtus, supaya cepat bersih,
masukkan ke dalam HCl encer, kemudian dipanaskan. Begitu berulang-ulang sampai bersih
(berwarna putih).
2. Masukkan kawat platina ke dalam tepung borax
3. Panaskan ke dalam api oksidasi sampai terbentuk manik-manik (mutiara borax) yang berwarna jernih
tanpa noda sedikitpun.
4. Masukkan mutiara borax (dalam keadaan panas) ke dalam bubuk mineral yang akan diselidiki.
5. Panaskan dengan api oksidasi.
6. Amati dan catat warna pada waktu panas dan pada waktu dingin.
7. Buatla mutiara borax lagi dan masukkan ke dalam tepung mineral yang akan diselidiki.
8. Panasi dengan api reduksi.
9. Amati dan catat warna pada waktu panas dan pada waktu dingin.
10. Cocokkan dengan tabel Bead Corolation Kranss, maka dapat diketahui unsur yang diselidiki.
No
Oksidasi
Borax Bead
dari
1.
Mn
Violet kemerahan
Tak berwarna
2.
Co
Biru
Biru
3.
Cu
Biru hijau
Merah Opaq
4.
Ni
Coklat kemerahan
Abu-abu Opaq
5.
Fe
Kuning
Hijau pucat
6.
Cr
Hijau kekuningan
Hijau pucat
7.
Kuning
8.
Hijau kekuningan
Hijau cerah
9.
Ti
Tak berwarna
Violet Kecoklatan
10.
Mo
Tak berwarna
Coklat
11.
Tak berwarna
Kuning-Coklat kemerahan
12.
Si
Tak berwarna
Tak berwarna
1.
: Talc (Mg3Si4O10(OH)2)
2.
: Gypsum (CaSO42H2O)
3.
: Calcite (CaCO3)
4.
: Flourite (CaF2)
5.
: Apatite (Ca5(PO4)3F)
6.
: Orthoclase (K(Al2Si3O8))
7.
: Quartz (SiO2)
8.
: Topaz (Al2SiO4(FOH)2)
9.
: Corundum (Al2O3)
10.
: Diamond (C)
Reaksi Bowen
Mineral-mineral yang penting dalam pembentukan kulit bumi adalah pada seri
Reaksi Bowen.