Anda di halaman 1dari 22

Area Pengembangan

: Spiritual
Standar Kompetensi
Kompetensi Akhir
Taat beribadah, mengamalkan ajaran agama dan kepercayaan yang
diyakininya, serta menghormati agama dan kepercayaan orang lain.
Kompetensi Dasar
Mampu mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
bernilai spiritual. Mampu melaksanakan ibadah sehari-hari sesuai
dengan keyakinannya.
Indikator Pencapaian :
1. Dapat menjelaskan makna Rukun Iman dan Rukun Islam
2. Mampu menjelaskan makna Sholat berjamaah dan dapat mendirikan
Sholat sunah secara individu
3. Mampu menjelaskan makna berpuasa serta macam-macam Puasa
4. Tahu tata cara merawat atau mengurus jenazah (Tajhizul Jenazah)
5. Dapat menyebutkan Rukun Iman dan Rukun Islam
6. Dapat menjelaskan makna yang terkandung dalam Rukun Iman
7. Dapat menjelaskan makna yang terkandung dalam Rukun Islam
8. Dapat menjelaskan keutamaan sholat berjamaah
9. Dapat menyebutkan Doa Ijab Qabul Zakat Fitrah Dapat menyebutkan
dan menjelaskan sebuah hadist.

RUKUN IMAN DAN RUKUN ISLAM


A. RUKUN IMAN
Rukun Iman adalah: Beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitabkitab-Nya, para rasul-Nya dan hari kemudian serta beriman kepada
takdir yang baik maupun yang buruk.
Allah subhanahu wataala berfirman:



Akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu adalah beriman kepada Allah,
hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi. (QS.AlBaqarah: 177).
Dan dalam ayat lain Allah berfirman:

Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari


Tuhannya demikian pula orang-orang beriman. Semuanya beriman kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. Kami
tidak membeda-bedakan antara seorang rasul dengan yang lainnya (QS.
Al-Baqarah: 285).
Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam bersabda:
))

((











Iman adalah: kamu beriman kepada Allah dan malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari kemudian dan takdir yang baik
maupun yang buruk. (HR. Muslim).
Iman mencakup ucapan dengan lisan, keyakinan dengan hati dan
amalan dengan anggota badan. Iman itu akan meningkat dengan
melakukan ketaatan, dan menurun dengan melakukan maksiat.
Allah berfirman:



Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang
apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan
kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya)
dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (Yaitu orang-orang yang
mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rizki yang Kami
berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenarbenarnya. (QS.Al-Anfal:2-4).
Dan sebaliknya Allah subhanahu wataala berfirman:



Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitabkitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari kemudian maka sesungguhnya
orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. (QS.An-Nisa:136).
Contoh iman dalam bentuk ucapan lisan adalah: dzikir, doa, amar
maruf nahi munkar, membaca Al-Quran dan lain-lain. Dan dalam
bentuk keyakinan hati; seperti meyakini keesaan Allah dalam
Rububiyyah, Uluhiyyah, nama-nama dan sifat-sifat-Nya, keyakinan
tentang wajibnya beribadah hanya untuk Allah semata tanpa
menyukutukan-Nya dengan suatu apapun dan hal-hal lain yang
berhubungan dengan niat.

Dan termasuk dalam kategori iman, perbuatan-perbuatan hati, seperti


rasa cinta, rasa takut, pasrah, tawakal kepada Allah dan sebagainya.
Begitu pula amalan-amalan anggota badan termasuk dalam kategori
iman, seperti: shalat, puasa, dan rukun Islam lainnya, berjihad di jalan
Allah, menuntut ilmu dan lain sebagainya.

RUKUN PERTAMA:
BERIMAN KEPADA ALLAH SUBHANAHU WATAALA
Meyakini bahwa hanya Allah subhanahu wataala satu-satu-Nya pencipta
alam mayapada ini, menguasai, mengatur, mengurus segala sesuatu di
dalamnya,
memberi
rizki,
kuasa,
menjadikan,
mematikan,
menghidupkan dan yang mendatangkan manfaat serta madharat. Dia
berbuat segala sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya, menghukum
sesuai dengan kehendak-Nya, memuliakan siapa yang dikendaki-Nya
dan menghinakan siapa saja yang dikendaki-Nya, ditangan-Nya semua
kekuasaan langit dan bumi, Maha Kuasa atas segala sesuatu, Maha
Mengetahui segala sesuatu, tidak butuh kepada siapapun, bagi-Nya
segala urusan, di tangan-Nya semua kebaikan, tidak ada sekutu bagiNya, tidak satupun yang bisa menghalangi-Nya.
RUKUN KEDUA
BERIMAN KEPADA MALAIKAT
Beriman kepada malaikat berarti meyakini bahwa Allah mempunyai
Malaikat-malaikat. Allah jadikan mereka dari cahaya, diciptakan untuk
senantiasa taat kepada-Nya dan tidak pernah membangkang terhadap
apa saja yang diperintahkan Allah kepada mereka, senantiasa
mengerjakan semua perintah-Nya, terus-menerus bertasbih kepada
Allah siang dan malam, tidak ada yang mengetahui jumlah mereka
kecuali Allah, dan Allah membebankan kepada mereka berbagai tugas
yang berbeda-beda.
RUKUN KETIGA
BERIMAN DENGAN KITAB-KITAB ALLAH
Beriman kepada kitab berarti membenarkan secara mutlak bahwa Allah
mempunyai kitab-kitab yang diturunkan kepada rasul-rasul-Nya dan
kitab-kitab tersebut merupakan kalam Allah yang hakiki, ia merupakan
cahaya dan petunjuk, semua kandungannya merupakan kebenaran,
kejujuran dan keadilan yang wajib diikuti dan dilaksanakan. Dan tidak
ada yang mengetahui jumlahnya kecuali Allah subhanahu wataala.

RUKUN KETIGA
BERIMAN KEPADA RASUL-RASUL
Maksud beriman kepada rasul adalah: meyakini secara pasti bahwa
Allah subhanahu wataala mempunyai rasul-rasul, mereka sengaja dipilih
Allah untuk menyampaikan risalah-Nya. Barangsiapa mengikuti mereka
maka mendapat petunjuk dan barangsiapa yang mengingkarinya maka
tersesat. Dan mereka para rasul telah menyampaikan semua yang telah
diturunkan Allah kepada mereka secara jelas. Mereka telah menunaikan
semua amanah, membimbing umat dan berjuang di jalan Allah dengan
sebenar-benarnya, menegakkan hujjah, tidak ada sedikitpun isi risalah
yang diganti atau diubah atau disembunyikan mereka. Kita wajib
beriman dengan semua rasul baik yang disebutkan namanya atau yang
tidak disebutkan, dan setiap rasul yang datang pasti membawa berita
tentang kedatangan rasul setelahnya dan rasul yang datang
sesudahnya membenarkan rasul-rasul sebelumnya.
RUKUN KELIMA
BERIMAN KEPADA HARI KIAMAT
Meyakini akan berakhirnya kehidupan dunia ini dan setelah itu akan
memasuki alam lain, dimulai dengan kematian dan kehidupan alam
kubur untuk kemudian terjadinya hari kiamat dan selanjutnya adalah
kebangkitan (dari kubur), dikumpulkan di padang mahsyar dan
diputuskan ke surga atau neraka.
Iman kepada hari Kiamat merupakan salah satu rukun Iman yang tidak
sempurna
keimanan
seseorang
tanpanya,
barangsiapa
yang
mengingkarinya maka dia telah kafir. Allah berfirman:




Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu
kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman
kepada Allah dan hari kemudian. (QS.Al-Baqarah:177).
RUKUN KEENAM:
BERIMAN KEPADA QADA DAN QADAR
Taqdir adalah: Ketentuan Allah untuk seluruh yang ada sesuai dengan
ilmu dan hikmah-Nya. Taqdir ini kembali kepada kudrat (kekuasaan)
Allah, sesungguhnya Dia atas segala sesuatu maha kuasa, dan berbuat
apa yang dikehendaki-Nya.
Iman kepada taqdir merupakan bagian dari iman kepada rububiyah
Allah subhanahu wataala dan merupakan salah satu dari rukun iman
yang tidak akan sempurna keimanan seseorang tanpanya. Allah
berfirman:


Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.
(QS.Al-Qomar: 49).
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

))

((







Mengimani kejadian yang baik maupun yang buruk, semua itu berasal
dari Allah Taala. Karena seluruh makhluk tanpa terkecuali, zat dan sifat
mereka begitupula perbuatan mereka adalah ciptaan Allah.
B. RUKUN ISLAM
Rukun Islam adalah rukun rukun yang harus dijalankan oleh tiap umat
Islam. Seseorang yang menyatakan dirinya sebagai seorang muslim
yang beragama Islam harus mengerti dan mengamalkan pokok-pokok
keislaman. Pokok-pokok ini lah yang kemudian disebut dengan sebutan
rukun Islam. Terdapat lima perkara yang termasuk dalam rukun Islam
yang harus dipenuhi dan dijalanakan oleh tiap umat Islam. Berikut ini
akan kami sajikan pengertian dan penjelasan serta makna urutan dari
lima rukun Islam selengkapnya.
Pengertian dan Makna Rukun Islam
1. Syahadat
Syahadat berarti bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi
Muhammad SAW adalah utusan Allah, dengan mengucapkan dua kalimat
syahadat. Syahadat juga bermakna sebagai persaksian yang diucapkan
secara lisan, membenarkan dengan hati kemudian mengamalkannya
melalui perbuatan.
2. Shalat
Menunaikan shalat lima waktu adalah rukun Islam kedua. Shalat
merupakan kewajiban bagi tiap muslim karena shalat adalah tiang agama.
Shalat lima waktu dalam sehari yaitu shalat subuh, shalat dhuhur, shalat
ashar, shalat maghrib dan shalat isya'. Dalam menunaikan shalat lima
waktu juga harus menunaikan rukun-rukun shalat dan memenuhi syarat
sah shalat serta ketentuan lainnya.
3. Zakat
Mengeluarkan zakat berupa zakat fitrah yang diwajibkan bagi setiap
muslim. Adapun besar zakat fitrah yang dikeluarkan sebesar 2,5%. Zakat
fitrah akan diberikan pada golongan yang berhak menerima zakat.
4. Puasa
Berpuasa di bulan Ramadhan adalah rukun Islam keempat. Hukum
berpuasa wajib bagi muslim yang sudah memenuhi syarat. Puasa di bulan
Ramadhan dengan mencegah diri dari makan minum, hawa nafsu dan
perkara lain yang bisa membatalkan puasa.

5. Haji
Menunaikan ibadah haji adalah rukun Islam yang kelima dan yang terakhir.
Ibadah haji dilakukan ke baitullah Ka'bah di kota Mekkah, Arab Saudi.
Ibadah haji ini hanya dilakukan bagi para muslim yang mampu
melaksanakannya secara materi dan fisik.

C. PUASA
A Pengertian Puasa
Pengertian As-Shaum (puasa) menurut bahasa adalah menahan diri dari
sesuatu. Sedangkan menurut istilah agama (syara) adalah menahan diri
dari segala sesuatu yang membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar
sampai terbenamnya matahari dengan niat dan syarat-syarat tertentu.
Allah SWT berfirman:


















Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa
sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar
kalian menjadi orang-orang yang bertaqwa. (Al-Baqarah:183)
B. Syarat-syarat Wajib Puasa
1. Berakal sehat
2. Baligh (sudah cukup umur)
3. Mampu melaksanakannya
C. Syarat sah puasa :
1. Islam (tidak murtad)

2. Mummayiz (dapat membedakan yang baik dan yang buruk)


3. Suci dari haid dan nifas
4. Mengetahui waktu diterimanya puasa
D. Rukun puasa :
1. Niat
2. Meninggalkan segala hal yang membatalkan puasa dari terbit fajar
hingga terbenam matahar

E. Hal-hal yang dapat Membatalkan Puasa


1. Makan atau minum dengan sengaja
2. Berhubungan suami istri
3. Keluar mani dengan sengaja
4. Muntah dengan sengaja
5. Hilang akal
6. Keluar haid atau nifas
F. Macam-macam Puasa
A. PUASA WAJIB
1.Puasa Ramadhan
2. Puasa Nazar
3. Puasa Kifarat (Denda)

Dalam syariat Islam puasa kifarat hukumnya wajib bila :


1. Puasa kifarat karena membunuh seorang muslim tanpa
disengaja.
Kesalahan tersebut mewajibkan pelaksanaan salah satu dari dua
denda,

yaitu

diyat

atau

kifarat.

Kifarat untuk itu ada dua macam yaitu:


1. Memerdekan hamba beriman yang tidak ada cela pada dirinya yang
menghambat kerja atau usaha
2. Puasa 2 (dua) bulan berturut-turut.
2. Puasa kifarat karena seorang melakukan hubungan suami
istri selama puasa ,maka :
1. Wajib membayar kifarat, ialah memerdekakan seorang hamba atau
jika ia tidak mampu,
2. Berpuasa 2 bulan berturut-turut. Jika ia tidak kuat berpuasa, maka ia
terkena hokum wajib member makanan untuk orang-orang miskin
sebanyak 60 orang masing-masing 1 mud.
B. PUASA SUNAH
1. Puasa 6 hari dibulan Syawal
Membiasakan puasa setelah Ramadhan memiliki banyak manfaat, di
antaranya :
1. Puasa enam hari di buian Syawal setelah Ramadhan, merupakan
pelengkap dan penyempurna pahala dari puasa setahun penuh.
2. Puasa Syawal dan Sya'ban bagaikan shalat sunnah rawatib,
berfungsi sebagai penyempurna dari kekurangan, karena pada hari
Kiamat nanti perbuatan-perbuatan fardhu akan disempurnakan
(dilengkapi) dengan perbuatan-perbuatan sunnah. Sebagaimana
keterangan yang datang dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di

berbagai riwayat. Mayoritas puasa fardhu yang dilakukan kaum


muslimin memiliki kekurangan dan ketidak sempurnaan, maka hal itu
membutuhkan sesuatu yang menutupi dan menyempurnakannya.
3. Membiasakan puasa setelah Ramadhan menandakan diterimanya puasa
Ramadhan, karena apabila Allah Ta'ala menerima amal seorang hamba,
pasti Dia menolongnya dalam meningkatkan perbuatan baik setelahnya.
Sebagian orang bijak mengatakan: "Pahala'amal kebaikan adalah
kebaikan

yang

ada

sesudahnya."

Oleh

karena

itu

barangsiapa

mengerjakan kebaikan kemudian melanjutkannya dengan kebaikan lain,


maka hal itu merupakan tanda atas terkabulnya amal pertama.
4.

Puasa

Ramadhan

-sebagaimana

disebutkan

di

muka-

dapat

mendatangkan maghfirah atas dosa-dosa masa lain. Orang yang


berpuasa Ramadhan akan mendapatkan pahalanya pada hari Raya'ldul
Fitri yang merupakan hari pembagian hadiah, maka membiasakan puasa
setelah 'Idul Fitri merupakan bentuk rasa syukur atas nikmat ini. Dan
sungguh tak ada nikmat yang lebih agung dari pengampunan dosa-dosa.
5. Dan di antara manfaat puasa enam hari bulan Syawal adalah amal-amal
yang dikerjakan seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada
Tuhannya pada bulan Ramadhan tidak terputus dengan berlalunya bulan
mulia ini, selama ia masih hidup.
2. Berpuasa Tiga Hari Setiap Bulan Syaaban dan Kelebihannya
REJAB

sudah

meninggalkan

kita

dengan

seribu

satu

kelebihan.

Berbahagialah mereka yang mengambil sepenuh kesempatan dari


fadhilatnya. Jika diizinkan Allah kita akan berkesempatan bersama Rejab
pada tahun hadapan.
Kini muncul pula bulan SYAABAN. Bulan yang berada di tengah-tengah
antara Rejab dan Ramadan. Bulan yang juga penuh dengan fadhilat dan
keberkatannya.

Hukamak berpendapat, bulan Rejab adalah bulan kesempatan untuk kita


meminta

ampun

dari

segala

dosa,

bulan

Syaaban

pula

adalah

kesempatan untuk memperbaiki diri dari segala macam cela manakala


Ramadan pulan bulan untuk mengubat hati dan jiwa.
Syaaban bererti berpecah atau bercerai-berai. Ini kerana mengambil
sempena peristiwa orang-orang Arab pada bulan tersebut berkeliaran ke
merata tempat untuk mencari air. Ada pula berpendapat, Syaaban
bermaksud pemisah iaitu pemisahan antara bulan Rejab dan Ramadan.
3. Berpuasa Selang-seling (Seperti Puasa Daud)
4.

Puasa

tanggal

Dzulhijjah

(Arofah)

bagi

selain

orang

yang

melaksanakan Haji
5. Berpuasa pada hari senin dan kamis
Amal perbuatan seorang hamba akan diaudit (diperiksa) setiap hari
Senin dan Kamis.Karena itu, alangkah mulianya seorang hamba jika
ketika datang hari audit keadaannya tengah berpuasa. (HR. Tirmidzi)
Popularitas puasa senin kamis nyaris tak perlu dipertanyakan lagi.Inilah
sunnah nabi yg memungkinkan umatnya mendapat manfaat puasa
setiap minggu.Amalan ini mmg sangat baik.Beberapa hadist nabi
menjelaskan keutamannya.Abu Hurairah ra dg riwayat Ahmad menyebut
bahwa nabi SAW paling sering berpuasa senin kamis.Ketika hal itu
ditanyakan sahabat beliau menjawab,''Seluruh amal dibentangkan pada
hari senin dan kamis.Ketika itulah Alloh mengampunisetiap muslim atau
mukmin

kecuali

yg

melakukan

dosa

secara

terang2an.Alloh

berkata ,''tundalah untuknya''.Dengan radaksi yang mirip.sebuah hadist


daari AISYAH ra. dan USAMAH menyebutkan bahwa kesungguhan Nabi
melaksanakan puasa senin-kamis dikatakan beliau kaarena pada dua
hari

itulaah

amal

manusia

dilaporkan

kepada

ALLOH

ROBBUL

'ALAMIN.''Dan aku suka pada saat amalku dilaporkan aku sdg dalam
keadaan berpuasa.''Ggaransi spiritual puasa senin kamis jg dpt dikaitkan
dg garannnsi yg diberikan kepada amalan lain.Sebagaimana Masyur
diketahui ,,lewat hadist shohih,pada hari kiamat kelak ,orang yang
berpuasa akan masuk syurga melalui pintu kusus yakni Rayyan.puasa jg

menjadi benteng yang tangguh untuk melindungi seseorang dari


panasnya nerakayg membara,demikian hadist riwayat Bukhari dan
Muslim.Tak hanya itu,puasa jg dapat menyucikan jiwa seseorang yang
menjalankannya.Hadist riwayat Ibnu Majah menyebut,''Segala sesuatu
ada

zakat

pencucinya,sedangkan

zakat

jiwa

itu

adalah

dengan

berpuasa.dan puasa itu separuh kesabaran.


G. Waktu haram puasa
Waktu haram puasa adalah waktu di mana umat Islam dilarang
berpuasa.

Hikmahnya

adalah

ketika

semua

orang

bergembira,

seseorang itu perlu turut bersama merayakannya.

Berpuasa pada Hari Raya Idul Fitri ( 1 Syawal )

Berpuasa pada Hari Raya Idul Adha ( 10 Zulhijjah )

Berpuasa pada hari-hari Tasyrik ( 11, 12, dan 13 Zulhijjah )

TATA CARA MERAWAT ATAU MENGURUS JENAZAH


( TAJHIJUL JENAZAH )
I.

Memandikan Jenazah
Syarat wajib bagi jenazah yang dimandikan:

Cara

Orang islam
Didapatinya tubuhnya walaupun sedikit
Mayat itu bukan mayat mati syahid
memandikan jenazah:
Diletakkannya mayat di tempat yang tinggi ( seperti balaibalai, di tempat yang sunyi,tidak ada orang selain orang yang
memandikan )
Pakainnya diganti dengan kain basahan (kain mandi ),
sebaiknya memakai kain sarung supaya auratnya tidak mudah
terlihat.
Sesudah diletakkan di atas balai-balai, kemudian didudukkan
dan disandarkan punggungnya pada sesuatu
Kemudian disapu perut dengan tangannya, dan ditekankan
sedikit supaya keluar kotorannya.
Dibasuh dengan air dan haruman agar menghilangkan bau
kotoran yang keluar
Lalu mayat ditelentangkan,lantas duburnya dibersihkan
dengan tangan kiri yang memakai sarung tangan

Setelah itu dimasukkan anak jari kiri ke mulutnya,digosok


giginya, dibersihkan mulutnya,dan di wudhukan
Selanjutnya,dibasuh kepala,janggut dan disisir rambut dan
janggutnya
perlahan-lahan.
(
jika
rambutnya
tercabut,hendaklah dicampurkan kembali ketika mengafani )
Lantas dibasuh sebelah kanannya, kemudian sebelah
kirinya,kemudian dibaringkan sebelah kirinya,dan sebaliknya.
Sebanyak satu kali,tetapi disunahkan tiga kali
Kemudian mayat diwudhukan.
Adapun air yang digunakan untuk memandikan jenazah adalah air dingin,
kecuali jika berhajat pada air panas atau karena sulit menghilangkan
kotoran,memakai sabun selain pembasuh penghabisan,dan air basuhan
penghabisan sebaiknya dicampur dengan kapur barus sedikit atau harumharuman yang lain.
Berikut ini yang berhak memandikan jenazah:
Mayat laki-laki,dimandikan oleh laki-laki dan sebaliknya. Terkecuali suami
atau muhrimnya
bila meninggal seorang perempuan,dan ditempat itu tidak ada perempuan
suami,atau muhrimnya pun tidak ada,maka mayat itu hendaklah
ditayamumkan saja,dan sebaliknya
keluarga terdekat kepada mayat kalau mengetahui akan kewajiban mandi
serta dipercayai
II

Mengafani Jenazah

Hukum mengafani mayat adalah fardhu kifayah atas orang hidup. Kain
Kafan sekurang-kurangnya selapis kain yang menutupi sekalian badan
mayat,baik mayat laki-laki maupun perempuan. Sebaiknya untuk laki-laki
tiga lapis, sedangkan untuk perempuan lima lapis.
Cara mengafani jenazah:
1.

Dihamparkan sehelai-helai dan ditaburkan diatas tiap-tiap lapis itu


harum-haruman seperti kapur barus dan sebagainya
2. Kedua tangannya diletakkan di atas dadanya,tangan kanan di atas
tangan kiri, atau kedua tangan itu diluruskan menurut lambungnya
( rusuknya )
3. Dipakaikan kain basahan,baju, tutup kepala, lalu kerudung
4. Kemudian dimasukkan ke dalam kain yang menutupi sekalian
badannya,di antara beberapa lapisan kain tadi sebaiknya diberi harumharuman sperti kapur barus. Kecuali itu, orang yang mati sedang dalam
ihram haji atau umrah, tidak boleh diberi harum-haruman dan jangan
ditutup pula kepalanya.

5.

Setelah kain kafan dibungkuskan, lalu diikat simpul hidup dibagian


ujung kepala, di dada, pinggang dan ujung kaki.

III. Menyalatkan Jenazah


Syarat menyalatkan jenazah:
1. Syarat-syarat shalat yang juga menjadi shalat jenazah,seperti meutup
aurat, suci badan dan
pikiran, dan menghadap ke kiblat.
2. Sesudah mayat dimandikan dan dikafani.
3. Letak jenazah mayat itu di sebelah kiblat orang yang menyalatkan
(disunahkan bagi imam dan
orang yang shalat sendiri, berdiri di arah kepala mayat jika mayat itu
laki-laki atau di arah tengah (pinggang) jika mayat itu mayat
perempuan), kecuali kalau shalat itu di atas kubur atau shalat ghaib.
Cara shalat jenazah:
1. Niat, sebagaimana shalat yang lain.
2. Takbir empat kali dengan takbiratul-ihram
3. Membaca Al-Fatihah sesudah takbiratul-ihram.
4. Membaca shalawat atas Nabi saw, sesudah takbir kedua
5. Mendoakan jenazah sesudah takbir ketiga.
Doa sesudah takbir keempat:
Allaahumma laa tahrimnaa ajrahu(ha) walaa
taftinaa badahu(ha) waghfir lanaa walahu(ha).
6.
7.

Berdiri jika kuasa.


Memberi salam.
Beberapa sunah shalat jenazah:
1. Mengangkat tangan pada saat mengucapkan takbir-takbir
tersebut ( takbir empat kali )
2. Israr ( merendahkan suara bacaan )
3. Membaca taawudz.
IV. Menguburkan jenazah
Sesudah mayat dimandikan, dikafani, dan disalatkan lalu dibawa ke
kubur, dipikul pada empat penjuru; berjalan membawajenazah itu dengan
segera.Kewajiban yang keempat terhadap jenazah adalah menguburkan
jenazah. Hukum menanamkan jenazah adalah fardhu kifayah atas yang
hidup. Dalamnya kubur sekurang-kurangnya kira-kira tidak tercium bau
busuk jenazah itu dari atas kubur dan tidak dapat digali oleh binatang
buas, karena maksud menguburkan jenazah adalah menjaga kehormatan

jenazah itu dan menjaga kesehatan orang-orang yang ada disekitar tempat
itu.
Lubang kubur disunahkan memakai lubang lahad ( relung di lubang
kubur tempat meletakkan jenazah, kemudian ditutup dengan papan,
bamboo, atau sebagaimanya). Kalau tanah pekuburan itu keras; tetapi jika
tanah pekuburan tidak keras,mudah runtuh, seperti yang bercampur
dengan pasir, maka lebih baik dibuatkan lubang tanah( lubang kecil di
tengah-tengah kubur kira-kira cukup untuk jenazah saja, kemudian ditutup
dengan papan atau sebagaimana ).
Sesampainya jenazah di kubur, hendaklah diletakkan kepalanya
disisi kaki kubur, lalu diangkat ke dalam lahad atau lubang tengah,
dimiringkan ke sebelah kanannya menghadap kiblat. Ketika meletakkan
jenazah ke dalam kubur, disunahkan membaca:
Bismillaahi wa-alaa millati Rasuulillaah.
( Dengan nama Allah dan atas agama Rasullah.( Riwayat Tirmidzi dan Abu
Daud ) )
Beberapa sunah yang bersangkutan dengan kubur:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Ketika memasukkan jenazah ke kubur, sunah menutup di atasnya


kain atau sebagainya kalau jenazah itu perempuan
Kubur itu sunah ditinggikan dari tanah biasa, sekedar sejengkal agar
diketahui.
Kubur lebih baik didatarkan daripada dimuncungkan
Menandai kubur dengan batu atau sebagainya disebelah kepalanya.
Menaruh kerikil di atas kubur
Menaruh pelepah basah di atas kubur
Menyiram kubur dengan air.
Sesudah mayat dikuburkan,disunahkan bagi yang mengantarkannya
berhenti sebentar untuk mendoakannya ( memintakan ampun supaya
ia mempunyai keteguhan dalam penjawaban-penjawabannya ).

Larangan yang bersangkutan dengan kubur:


1.
2.
3.

Menembok kubur
Duduk diatasnya
Membuat rumah diatasnya ( kecuali jika sudah dipindahkan
kuburannya )

FADHILA SHOLAT BERJAMAAH

1. Naungan Allah S.W.T pada hari kiamat bagi orang yang hatinya
terpaut pada masjid.
Salah satu fadhilah yang didapatkan dari shalat berjamaah adalah
barang siapa yang mempunyai rasa cinta yang dalam terhadap masjid
untuk melaksanakan shalat berjamaah di dalamnya maka Allah S.W.T
akan memberikan naungan pada hari kiamat kelak.
2. Keutamaan berjalan ke masjid untuk shalat berjamaah
Rasulullah telah menjelaskan bahwa setiap langkah seorang muslim
menuju ke masjid merupakan salah satu sebab pengampunan dosa dan
pengangkatan derajat.
Pengangkatan derajat artinya kedudukan yang tinggi di Syurga (lihat
syarah An-Nawawi 3 : 141).
Jangan dianggap bahwa penghapus dosa dan pengangkatan derajat
hanya didapatkan bagi orang yang memperbanyak langkahnya menuju
ke masjid akan tetapi fadhilah ini akan didapatkan juga ketika kembali
ke rumahnya, sebagaimana sabda Rasulullah :
Barang siapa yang menuju ke masjid untuk shalat berjamaah maka
setiap langkahnya menghapuskan dosa dan ditulis padanya satu
kebaikan baik ketika ia pergi maupun ia kembali (HSR. Ahmad).
3. Keutamaan menunggu shalat
Dan diantara fadhilah shalat berjamaah adalah barang siapa yang
duduk untuk menunggu shalat ia akan senantiasa didoakan oleh para
malaikat, makhluk yang tidak pernah bermaksiat kepada-Nya. Allah
S.W.T berfirman :












Tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. At
Tahrim :6)
Rasululah bersabda :
Apabila salah seorang dari kalian duduk untuk menunggu shalat di
masjid maka dia senantiasa dalam keadaan shalat selama ia tidak
berhadats (dan) para malaikat akan mendoakannya : Ya Allah
ampunilah dia, Ya Allah rahmatilah dia (HR. Muslim)
4. Keutamaan berada di shaf pertama
Dalam shalat berjamaah terdapat shaf dan Rasulullah telah
melebihkan shaf awal atas shaf lainnya dikarenakan didalamnya
terdapat fadhilah yang sangat agung. Rasulullah bersabda :
Kalau seandainya manusia mengetahui apa yang terdapat dalam adzan
dan shaf pertama kemudian mereka tidak mendapatkannya kecuali
dengan melakukan undian niscaya mereka akan melakukannya (HR.
Bukhari)

Rasulullah tidak menjelaskan tentang fadhilah apa yang terkandung


didalamnya hal ini menunjukkan betapa besarnya pahala yang terdapat
didalamnya.
Dan telah datang beberapa riwayat yang menjelaskan bahwa shaf awal
juga menyerupai shafnya para malaikat, sebagaimana juga terdapat
riwayat bahwa Allah S.W.T dan malaikat-Nya bershalawat terhadap
orang-orang
yang berada di shaf awal dan Rasulullah pernah
memintakan ampun kepada Allah S.W.T atas orang-orang yang berada
di shaf pertama dan kedua.
5. Keutamaan berada di shaf sebelah kanan
Diriwayatkan dari Aisyah berkata bahwa Rasulullah bersabda :
Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya bershalawat atas orang-orang
yang berada pada shaf sebelah kanan (HHR. Abu Daud dan Ibnu
Majah).
6. Keutamaan mengucapkan amin bersama imam
Rasulullah telah menjelaskan tentang fadhilah mengucapkan amin
bersama-sama imam dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh Abu
Hurairah bahwasanya Rasulullah bersabda:
Apabila imam mengucapkan ghairul maghduubi alaihim waladdhaliin
maka katakanlah Amin karena barang siapa yang aminnya bertepatan
dengan aminnya para malaikat maka akan diampuni dosanya yang telah
lalu (HR. Bukhari)
7. Pengampunan dosa atas orang yang melaksanakan shalat
berjamaah setelah menyempurnakan wudhu.
Diantara fadhilah dari shalat jamaah adalah kabar gembira dari
Rasulullah
atas
orang
yang
shalat
berjamaah
setelah
menyempurnakan wudhu berupa pengampunan dosa. Diriwayatkan
dari Utsman bin Affan berkata Saya mendengar Rasulullah bersabda :
Barang siapa yang berwudhu dan menyempurnakannya kemudian
berjalan untuk melaksanakan shalat fardu bersama dengan manusia
atau secara berjamaah atau di dalam masjid maka Allah akan
mengampuni dosa-dosanya (HR. Muslim)
8. Keutamaan shalat berjamaah atas shalat sendiri
Telah terdapat beberapa riwayat yang menjelaskan tentang ganjaran
bagi orang yang melaksanakan shalat secara berjamaah berupa
pelipat gandaan derajat atas orang yang shalat secara sendiri-sendiri.
Rasulullah bersabda

Shalat berjamaah lebih afdhal dari shalat sendiri sebanyak dua puluh
derajat (HR. Bukhari)
9. Dua pembebasan atas orang yang senantiasa mendapatkan
takbir pertama imam selama empat puluh hari
Rasulullah bersabda :
Barang siapa yang shalat selama empat puluh hari secara
berjamaah dan selalu mendapatkan takbir pertama, maka di tetapkan
baginya dua pembebasan : Pembebasan dari api neraka dan
pembebasan dari nifaq (HR. Tirmidzi).
C. KEGIATAN LATIHAN DAN TUGAS
TUGAS 1
1. Sebutkan Rukun Iman dan Rukun Islam dan jelaskan!
2. Jelaskan keutamaan sholat berjamaah !
3. Sebutkan 5 jenis sholat sunah dan tata caranya !
4. Jelaskan tentang hikmah puasa !
5. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis puasa (puasa wajib dan puasa sunah) !
6. Jelaskan syarat wajib puasa !
7. Jelaskan syarat sah puasa dan rukun puasa !
8. Sebutkan Hukum Merawat Jenazah !
9. Sebutkan Tazhijul Jenazah (Tata Cara Merawat Jenazah) !
10. Sebutkan dan artikan Doa Ijab Qabul Zakat Fitrah !
TUGAS 2
Tulislah dan jelaskan sebuah hadis tentang :
a. Puasa
b. Ibadah Sholat

Area Pengembangan
: Emosional
Standar Kompetensi
Kompetensi Akhir
Mampu menentukan sikap dan gaya hidup serta merencanakan masa
depan dan pekerjaannya
Kompetensi dasar
Mampu berkomunikasi dengan orang tua dan teman secara santun.
Mampu mengendalikan
emosi dan berfikir secara logis. Mampu menyampaikan pendapat dan
menerima perbedaan
pendapat dengan tidak menyinggung perasaan orang lain
Indikator Pencapaian
1. Berani menyampaikan kritik dan saran dengan sopan dan santun kepada
sesama teman
2. Dapat mengikuti jalannya diskusi dengan baik

Area Pengembangan
: Sosial
Standar Kompetensi
Kompetensi Akhir
Mampu bekerjasama dalam tim, berkomunikasi dan menjaga kelestarian
lingkungan serta
memiliki kepedulian sosial
Komptensi Dasar
Mampu mengenal kepribadian orang lain dan tidak berprasangka buruk.
Mampu memimpin
kelompoknya dan memberikan kontribusi terhadap organisasi sosial lain
yang dilakukan
secara individu maupun kelompok.
Indikator Pencapaian
1. Dapat saling menghormati dan toleransi dalam bakti antar umat
beragama
2. Mengikuti pertemuan Ambalan sekurang-kurangnya 2 kali setiap bulan
3. Setia membayar iuran kepada gugus depan, dengan uang yang
diperoleh dari usaha sendiri
4. Dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam pergaulan
sehari-hari
5. Telah membantu mengelola kegiatan di Ambalan.
6. Telah ikut aktif kerja bakti di masyarakat minimal 2 kali
7. Dapat menampilkan kesenian daerah di depan umum minimal satu kali.

Area Pengembangan
: Intelektual
Standar Kompetensi
Kompetensi Akhir
Mampu menunjukkan semangat dan daya kreativitas yang tinggi dalam
mengaplikasikan
pengetahuan, teknologi dan keterampilan kepramukaan yang
dimilikinya.
Komptensi Dasar
Mampu memilih bidang pengetahuan yang diminati untuk menunjang
cita-citanya. Mampu
membuat kesimpulan, kritik dan saran terhadap hal yang dipelajari.
Mampu berpartisipasi aktif
dalam kegiatan teknologi tepat guna.
Indikator Pencapaian
1. Mengenal, mengerti dan memahami isi AD & ART Gerakan Pramuka
2. Dapat menjelaskan sejarah Kepramukaan Indonesia dan Dunia

3. Dapat menggunakan jam, kompas, tanda jejak dan tanda-tanda alam


lainnya dalam pengembaraan.
4. Dapat menjelaskan bentuk pengamalan Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari.
5. Dapat menjelaskan tentang organisasi ASEAN dan PBB
6. Dapat menjelaskan tentang kewirausahaan Dapat mendaur ulang
barang bekas menjadi barang yang bermanfaat
7. Dapat menerapkan pengetahuannya tentang tali temali dan pionering
dalam kehidupan sehari-hari

Area Pengembangan : Fisik


Standar Kompetensi
Kompetensi Akhir
Mampu melindungi kesehatan dan dapat menerima kondisi fisiknya,
memanfaatkannya
serta memiliki sportifitas dan kesadaran hidup sehat.
Komptensi Dasar
Mampu menjaga kebugaran tubuhnya agar tetap sehat dan prima serta
memanfaatkan kemampuan fisiknya. Mampu menjelaskan perbedaan
perkembangan fisik dan psikologis antara lelaki dan perempua
Indikator Pencapaian

1. Selalu berolahraga, mampu melakukan olahraga renang gaya bebas dan


menguasai 1 (satu) cabang olahraga tim.
2. Dapat menjelaskan perkembangan fisik laki-laki dan perempuan
3. Dapat memimpin baris berbaris dan menjelaskan peraturannya kepada
anggota sangganya
4. Dapat menyebutkan beberapa penyakit infeksi, degeneratif dan penyakit
yang disebabkan perilaku tidak sehat.
5. Ikut serta dalam perkemahan selama 3 hari berturut turut

DAFTAR PUSTAKA
http://muslimklopedia.blogspot.co.id/2014/07/rukunislam.html#ixzz4KNezknYv

Anda mungkin juga menyukai