1. Definisi
Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba
eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid.Gangguan telinga yang paling sering adalah
infeksi eksterna dan media.Sering terjadi pada anak-anak dan juga pada orang dewasa (Soepardi,
1998). Otitis media ialah inflamasi telinga tengah (Sowden dan Cecily 2002).
Otitis media kronik adalah keradangan kronik yang mengenai mukosa dan struktur tulang di
dalam kavum timpani. Otitis media sering dijumpai pada anak anak di bawah usia 15 tahun.
Ada 3 ( tiga ) jenis otitis media yang paling umum ditemukan di klinik, yaitu :
A. Otitis Media Akut
Otitis media akut adalah keadaan dimana terdapatnya cairan di dalam telinga tengah
dengan tanda dan gejala infeksi. Otitis media akut adalah peradangan akut sebagian atau
seluruh periosteum telinga tengah (Kapita selekta kedokteran, 2002). Otitis media akut
ialah radang akut telinga tengah yang terjadi terutama pada bayi atau anak yang biasanya
didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas (Schwartz 2004). Otitis media
akut Adalah peradangan akut sebagian atau seluruh periosteum telinga tengah, yang
disebabkan oleh bakteri atau virus. Otitis media akut bisa terjadi pada semua usia, tetapi
paling sering ditemukan pada anak-anak terutama usia 3 bulan 3 tahun.
B. Otitis Media Serosa (Otitis media dengan efusi)
Otitis media serosa / efusi adalah keadaan terdapatnya cairan di dalam telinga tengah
tanpa adanya tanda dan gejala infeksi aktif.Secara teori, cairan ini sebagai akibat tekanan
negative dalam telinga tengah yang disebabkan oleh obstruksi tuba eustachii. Pada
penyakit ini, tidak ada agen penyebab definitive yang telah diidentifikasi, meskipun otitis
media dengan efusi lebih banyak terdapat pada anak yang telah sembuh dari otitis media
akut dan biasanya dikenal dengan glue ear. Bila terjadi pada orang dewasa, penyebab
lain yang mendasari terjadinya disfungsi tuba eustachii harus dicari. Efusi telinga tengah
sering terlihat pada pasien setelah mengalami radioterapi dan barotrauma (eg : penyelam)
dan pada pasien dengan disfungsi tuba eustachii akibat infeksi atau alergi saluran napas
atas yang terjadi.
C. Otitis Media Kronik
Otitis media kronik sendiri adalah kondisi yang berhubungan dengan patologi jaringan
irreversible dan biasanya disebabkan oleh episode berulang otitis media akut yang tak
tertangani. Sering berhubungan dengan perforasi menetap membrane timpani. Infeksi
kronik telinga tengah tak hanya mengakibatkan kerusakan membrane timpani tetapi juga
dapat menghancurkan osikulus dan hampir selalu melibatkan mastoid. Sebelum
penemuan antibiotic, infeksi mastoid merupakan infeksi yang mengancam jiwa.
Sekarang, penggunaan antibiotic yang bijaksana pada otitis media akut telah
menyebabkan mastoiditis koalesens akut menjadi jarang. Kebanyakan kasus mastoiditis
akut sekarang ditemukan pada pasien yang tidak mendapatkan perawatan telinga yang
memadai dan mengalami infeksi telinga yang tak ditangani. Mastoiditis kronik lebih
sering, dan beberapa dari infeksi kronik ini, dapat mengakibatkan pembentukan
kolesteatoma, yang merupakan pertumbuhan kulit ke dalam (epitel skuamosa) dari
lapisan luar membrane timpani ke telinga tengah. Kulit dari membrane timpani lateral
membentuk kantong luar, yang akan berisi kulit yang telah rusak dan bahan sebaseus.
Kantong dapat melekat ke struktur telinga tengah dan mastoid. Bila tidak ditangani,
kolesteatoma dapat tumbuh terus dan menyebabkan paralysis nervus fasialis (N. Cranial
2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Etiologi
Biasanya otitis media banyak disebabkan oleh hal-hal berikut ini :
Streptococcus.
Stapilococcus.
Diplococcus pneumonie.
Hemopilus influens.
Gram Positif : S. Pyogenes, S. Albus.
Gram Negatif : Proteus spp, Psedomonas spp, E. Coli.
Kuman anaerob : Alergi, diabetes melitus, TBC paru.
yang telah sembuh dari otitis media akut dan biasanya dikenal dengan glue ear. Bila terjadi
pada orang dewasa, penyebab lain yang mendasari terjadinya disfungsi tuba eustachii harus
dicari. Efusi telinga tengah sering terlihat pada pasien setelah mengalami radioterapi dan
barotrauma ( ex : penyelam ) dan pada pasien dengan disfungsi tuba eustachii akibat infeksi atau
alergi saluran napas atas yang terjadi.
3. Otitis media kronis
Disebabkan oleh :
3.
a.
b.
c.
d.
e.
Kebersihan buruk
Patofisiologi
Umumnya otitis media dari nasofaring yang kemudian mengenai telinga tengah, kecuali pada
kasus yang relatif jarang, yang mendapatkan infeksi bakteri yang membocorkan membran
timpani.Stadium awal komplikasi ini dimulai dengan hipertemi dan edema pada mukosa tuba
eusthacius bagian faring, yang kemudian lumennya dipersempit oleh hiperplasi limfoid pada
submukosa.
Gangguan ventilasi telinga tengah ini disertai oleh terkumpulnya cairan eksudat dan transudat
dalam telinga tengah, akibatnya telinga tengah menjadi sangat rentan terhadap infeksi bakteri
yang datang langsung dari nasofaring. Selanjutnya faktor ketahanan tubuh pejamu dan virulensi
bakteri akan menentukan progresivitas penyakit.
Otitis media akut dan kronis yang juga diketahui sebagai otitis media supuratif dan purulent
adalah sama dalam patofisiologisnya.
Cara masuk bakteri pada kebanyakan pasien kemungkinan melalui tuba eustachii akibat
kontaminasi secret dalam nasofaring. Agen infeksi masuk kedalam telinga tengah menyebabkan
peradangan dalam mukosa yang menimbulkan bengkak dan iritasi tulang atau osikel ( tulang
pendengaran pada telinga tengah ) proses ini diikuti dengan pembentukan peradangan eksudat
purulent. Serangan terjadi secara mendadak atau akut dengan durasi yang relatif pendek sekitar 3
minggu atau kurang.
Otitis media kronik biasanya mengikuti kondisi akut yang berulang, berlangsung lebih lama,
dan dapat dihubungkan dengan morbiditas atau injuri yang lebih luas dalam struktur telinga
tengah baikm akut maupun kronik. Tanda dan gejala penyakit ini disebabkan oleh tekanan cairan
pada rongga telinga tengah, tuba eustacheus dan proses infeksi. Kerusakan tulang-tulang pada
teelinga tengah berkembang menjadi perforasi membrane, jetuhnya material terinfeksi ketelinga
luar.Penyakit dan pengobatab menjadi lebih rumit dengan adanya otitis eksterna. Faktor
penyebab biasanya saling berkaitan.
Otitis media serosa dikarakteristikan oleh akumulasi cairan sterill dibelakang membran
timpani. Otitis media serosa dapat mendahului atau menjadi komplikasi jangka panjang otitis
media akut. Efusi cairan mungkin menetap pada telinga tengah mencapai beberapa bulan. Ketika
cairan menetap lebih lama dan mulai menebal akhirnya terjadi komplikasi berupa otitis media
adhesiva. Otitis media serosa dan kronik yang tidak diobati menyebabkan penebalan dan
perlukaan pada struktur telinga tengah dan tulang. Nekrosis osikel mengakibatka destruksi
struktur telinga tengah. Pembedahan osikel penting dilakukan untuk mengatasi ketulian
4.
Manifestasi klinik
A. Otitis Media Akut
Gejala otitis media dapat bervariasi menurut beratnya infeksi dan bisa sangat ringan dan
sementara atau sangat berat.Keadaan ini biasanya unilateral pada orang dewasa.
Membrane tymphani merah, sering menggelembung tanpa tonjolan tulang yang dapat dilihat,
tidak bergerak pada otoskopi pneumatic ( pemberian tekanan positif atau negative pada telinga
tengah dengan insulator balon yang dikaitkan ke otoskop ), dapat mengalami perforasi.
Otorrhea, bila terjadi rupture membrane tymphani Keluhan nyeri telinga ( otalgia )
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
pada otoskopi pneumatik, dan dapat terlihat gelembung udara dalam telinga tengah.Audiogram
biasanya menunjukkan adanya kehilangan pendengaran konduktif.
C. Otitis Media Kronik
Gejala dapat minimal, dengan berbagai derajat kehilangan pendengaran dan terdapat otorrhea
intermitten atau persisten yang berbau busuk.Biasanya tidak ada nyeri kecuali pada kasus
mastoiditis akut, dimana daerah post aurikuler menjadi nyeri tekan dan bahkan merah dan
edema.Kolesteatoma, sendiri biasanya tidak menyebabkan nyeri.Evaluasi otoskopik membrane
timpani memperlihatkan adanya perforasi, dan kolesteatoma dapat terlihat sebagai masa putih di
belakang
membrane
timpani
atau
keluar
ke
kanalis
eksterna
melalui
lubang
perforasi.Kolesteatoma dapat juga tidak terlihat pada pemeriksaan oleh ahli otoskopi.Hasil
audiometric pada kasus kolesteatoma sering memperlihatkan kehilangan pendengaran konduktif
atau campuran.
5.
Penatalaksanaan
1. Tipe tubetimpanal stadium aktif:
Anti biotik : Ampisilin / Amoksilin, (3-4 X 500 mg oral) atau klidomisin (3 X 150 300
mg
oral) Per hari selama 5 7 hari
Pengobatan sumber infeksi di rongga hidung dan sekitarnya
Perawatan lokal tetes telinga (Klora menikol 1- 2%)
Pengobatan alergi bila ada latar belakang alergi
Atikoantrotomi (5.203)
Timpanoplastik (5.195).
2. Antibiotik : Penisilin Prokain 2 X 0,6-1,2 juta IU i.m / hari dan metronidazol X 250
500mg oral / sup / hari.
3. Mastoid dektomi radikal urgen.
6.
Komplikasi
Otitis media mempunyai potensi untuk menjadi serius karena komplikasinya yang sangat
mengancam kesehatan dan dapat menyebabkan kematian. Tendensi otitis media mendapat
komplikasi tergantung pada kelainan patologik yang menyebabkan ottore. Pemberian antibiotoka
telah menurunkan insiden komplikasi, walaupun demikian organisme yang resisten dan kurang
efektifnya pengobatan akan menimbulkan komplikasi.
Komplikasi intrakranial yang serius lebih sering terlihat pada ekserbasi akut dari otitis media
berhubungan dengan kolesteatoma.
Komplikasi yang mungkin terjasi pada penderita otitis media adalah :
Komplikasi intrakranial meliputi:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Meningitis
Abses subdural
Abses ekstradural
Trombosis sinus lateralis
Abses otak
Hidrosefalus otitis
Mastoiditis
Labirintitis
Paralisis fasialis
Petrositis