ABSTRAK
Alga atau ganggang laut (seaweed) adalah bagian terbesar dari tumbuhan laut, dimana secara
morfologi dapat dikelompokkan kedalam golongan tumbuhan tidak berpembuluh (Thallophyta)
karena tidak memiliki perbedaan susunan kerangka seperti akar, batang dan daun.
Berdasarkan pengamatan di lapangan, alga laut banyak ditemukan di daerah perairan Pulau
Nain. Dari perairan ini selanjutnya dilakukan pengujian secara laboratories untuk memperoleh
sediaan farmasi yang digunakan sebagai bahan aktif antibakteri. Penelitian ini dilakukan
dengan tujuan untuk menentukan aktivitas antibakteri dari alga Caulerpa racemosa. Hasil
pengujian aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa larutan uji dari alga C. racemosa memiliki
aktivitas antibakteri pada ke 5 bakteri uji yang diujikan. Ukuran zona hambat yang terbentuk
relatif lebih kecil, jika dibandingkan dengan ukuran zona hambat yang dibentuk oleh senyawa
antibiotika pembanding.
Staf pengajar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sam Ratulangi.
PENDAHULUAN
gangguan perut. Dari hasil studi Tjaniadi, et
al. (2003) ditemukan beberapa bakteri paPemanfaatan alga laut dalam bidang
togen yang telah resisten terhadap antibiofarmasi selama ini masih terbatas, sedangtika ampisilin, kotrimoxasol, dan tetrasiklin,
kan potensi alga laut di Indonesia lebih
sehingga sekarang ini banyak penelitian
khusus di Sulawesi Utara sangat besar.
yang dilakukan untuk mengeksplor manfaat
Potensi alga laut (makroalga) Indonesia
alga sebagai bahan dasar untuk obatsangat besar untuk dikembangkan sebagai
obatan. Beberapa hasil penelitian antibak-
bahan baku obat. Dalam pengobatan traditeri telah dilakukan dengan menggunakan
sional, alga laut telah lama digunakan unorganisme laut, seperti penelitian Sulistijo,
tuk keperluan pengobatan berbagai jenis
et al. (1993) dalam Atmadja (1996), bebepenyakit, seperti penurun panas, eksim, barapa alga yang berasal dari perairan Indotu empedu, gondok, gangguan ginjal dan
nesia ditemukan memiliki senyawa aktif
123
kan untuk tetap menjaga ketersediaan seBahan yang digunakan dalam pemnyawa antibakteri. Senyawa antibakteri ini
buatan agar miring ini adalah agar 2 g, nuharus efektif dalam pengendalian pertumtrien agar 3,2 g, dilarutkan dalam 120 ml
buhan bakteri dan masalah resistensi terakuades di atas penangas setelah itu mehadap bahan yang digunakan, khususnya
dia dituangkan ke dalam tabung reaksi. Se-
bakteri.
Penanganan Sampel
124
Pembuatan
Standar
Kekeruhan
buhan bakteri maka tidak akan terlihat zona
(Turbidity Standart/Mac Farland)
Standar
kekeruhan dibuat
dengan
sebanyak 10 ml.
Pada media
pembenihan
bakteri
Hasil pengujian
aktivitas
antibakteri
(media MHA) ditanami bakteri uji yang bermenunjukkan bahwa larutan uji dari alga C.
asal dari media BHI dengan menggunakan
racemosa,
memiliki aktivitas
antibakteri
lidi kapas steril. Pertama-tama lidi kapas
pada 3 bakteri dari 5 bakteri uji yang diuji steril dicelupkan ke dalam suspensi bakteri
kan. Ukuran zona hambat yang terbentuk
hingga basah. Setelah itu diangkat dari darelatif lebih kecil, jika dibandingkan dengan
lam cairan dan diperas dengan cara meneukuran zona hambat yang dibentuk oleh
kan sambil diputar pada dinding tabung basenyawa
antibiotika
pembanding.
Hasil
gian dalam. Selanjutnya lidi kapas digorespengukuran diameter zona hambat dapat
kan di atas media lapisan pembenihan sedilihat padaTabel 1.
(satuan mm)
media pembenihan.
Pengujian Aktivitas
hambat,
larutan
uji
ekstrak
alga, C.
media pembenihan
bakteri. Pada
sumur
lima jenis
bakteri
uji.
Pengukuran
zona
biotik sebagai pembanding
positif
yaitu
Apabila larutan uji menghambat perdengan diameter zona hambat sebesar 1,3
125
Caulerparacemosa
Akuades
Siprofloksasin
Proteus stuartii
Edwardsielatarda
Salmonella paratiphy
Shigelladysentriae
Yersinia enterocolitica
Gambar 1. Zona hambat dari larutan uji dan senyawa
pembanding
126
127