Laporan Praktikum Pengelolaan Sinyal Operasi Sinyal
Laporan Praktikum Pengelolaan Sinyal Operasi Sinyal
: 2110141025
1. Lakukan operasi pergeseran sinyal sebesar k dengan k > 0 dan k < 0, untuk sinyal
eksponensial , sinyal ramp dan sinyal random .
2. Buat program untuk membalik sinyal (sinyal unit step, sinyal cuplik satuan, sinyal
eksponensial, sinyal ramp dan sinyal acak) dalam bentuk function. Hint. Cari tahu tentang
fungsi fliplr.
3. Buat program untuk menjumlahkan dua buah sinyal, dimana batas antar sinyal yang pertama
dan sinyal yang kedua tidak sama.
4. Buat program untuk mengalikan dua buah sinyal, dimana batas antar sinyal yang pertama dan
sinyal yang kedua tidak sama.
5. Buat program untuk mengkonvolusi dua buah sinyal (sinyal elementer).
Percobaan :
Nomor 1 dan 2 untuk sinyal Unitstep
Source Code :
function [x]=unitstep(k, n1, n2)
n =[n1:n2];
x =[(n-k) >= 0]; % akan bernilai 1 saat(n-k)>= 0, selain itu berniali 0
subplot(4,1,1);
stem(n,x);
title('Sinyal Cuplik Satuan')
xlabel('n')
ylabel('x[n]')
subplot(4,1,2);
stem(n+3,x);
title('Sinyal unitstep sesudah geser kiri')
xlabel('n')
ylabel('x[n]')
subplot(4,1,3);
stem(n-3,x);
title('Sinyal unitstep sesudah geser kanan')
xlabel('n')
ylabel('x[n]')
subplot(4,1,4);
x2=fliplr(x);
stem(n,x2);
title('Sinyal unitstep sesudah dibalik')
xlabel('n')
ylabel('x[n]')
grid on
Output
Analisa : pada bagan 1 ini bisa dilihat bahwa inisialisasi dilakukan pada sinyal unitstep(0,-4,4) dimulai
dari nol dan berakhir pada batas 4 dan -4. Lalu pada gambar kedua dan ketiga sinyal digeser ke kanan
dan kiri sejauh 3 satuan dan menghasilkan gambar pada bagan 1 dan pada gambar terakhir sinyal
dibalik. Pembalikan sinyal ini mengacu pada gambar yang paling atas yaitu sinyal unitstep yang paling
awal. Bisa dilihat bahwa sisi kanan dan kiri gambar paling atas dan bawah pada bagan 1 bertolak
belakang atau bercermin pada sumbu y karena memang dibalik.
ylabel('x[n]')
subplot(4,1,2);
stem(n+3,x);
title('Sinyal random sesudah geser kiri')
xlabel('n')
ylabel('x[n]')
subplot(4,1,3);
stem(n-3,x);
title('Sinyal random sesudah geser kanan')
xlabel('n')
ylabel('x[n]')
subplot(4,1,4);
x2=fliplr(x);
stem(n,x2);
title('Sinyal random sesudah dibalik')
xlabel('n')
ylabel('x[n]')
grid on
Output
Analisa : pada bagan 2 ini bisa dilihat bahwa inisialisasi dilakukan pada sinyal random. Lalu pada
gambar kedua dan ketiga sinyal digeser ke kanan dan kiri sejauh 3 satuan dan menghasilkan gambar
pada bagan 1 dan pada gambar terakhir sinyal dibalik. Pembalikan sinyal ini mengacu pada gambar
yang paling atas yaitu sinyal random yang paling awal. Bisa dilihat bahwa sisi kanan dan kiri gambar
paling atas dan bawah pada bagan 1 bertolak belakang atau bercermin pada sumbu y karena memang
dibalik. Pada pembuatan pembalikan sinyal random pembuatan harus dilakukan pada 1 figure karena
apabila tidak pada satu figure maka sinyal akan mengacak terus untuk setiap kali compile.
Output :
Analisa : pada bagan 3 ini bisa dilihat bahwa inisialisasi dilakukan pada sinyal ramp(0,-4,4) dimulai
dari nol dan berakhir pada batas 4 dan -4. Lalu pada gambar kedua dan ketiga sinyal digeser ke kanan
dan kiri sejauh 3 satuan dan menghasilkan gambar pada bagan 1 dan pada gambar terakhir sinyal
dibalik. Pembalikan sinyal ini mengacu pada gambar yang paling atas yaitu sinyal ramp yang paling
awal. Bisa dilihat bahwa sisi kanan dan kiri gambar paling atas dan bawah pada bagan 1 bertolak
belakang atau bercermin pada sumbu y karena memang dibalik. Sinyal ramp adalah sinyal yang nilai x
dan y selalu sama apabila diatas dari nol , namun apabila dibawah x dibawah nol maka y sama dengan
nol.
Output :
Analisa : pada bagan 4 ini bisa dilihat bahwa inisialisasi dilakukan pada sinyal eksponensial(0,-4,4)
dimulai dari nol dan berakhir pada batas 4 dan -4. Lalu pada gambar kedua dan ketiga sinyal digeser ke
kanan dan kiri sejauh 3 satuan dan menghasilkan gambar pada bagan 1 dan pada gambar terakhir sinyal
dibalik. Pembalikan sinyal ini mengacu pada gambar yang paling atas yaitu sinyal eksponensial yang
paling awal. Bisa dilihat bahwa sisi kanan dan kiri gambar paling atas dan bawah pada bagan 1 bertolak
belakang atau bercermin pada sumbu y karena memang dibalik. Sinyal eksponensial sendiri adalah
sinyal yang nilai y adalah pangkat 3 dari nilaix sehingga akan muncul grafik parabola apabila
diteruskan.
Output
3.
Source Code
k=0;
n1=-5;
n2=5;
n=n1:n2;
x1=unitstep(0,n1,n2);
subplot(3,1,1);
plot(n,x1);
x2=samplestep(0,n1,n2);
y=x1+x2;
subplot(3,1,2);
plot(n,x2);
subplot(3,1,3);
stem(n,y);
title('Hasilnya penjumlahan')
Output
Analisa : Penjumlahan sinyal. Pada awal ini adalah pada praktikum penjumlahan ini saya
menggunakan sinyal unitstep dan samplestep untuk melakukan perhitungan dengan menggunakan
batas yang diinputkan secara statis kedalam program sebagai bentuk simulasi. Pada bagan6 gambar
atas dan tengah adalah sinyal yang diinputkan atau sebagai sinyal yang akan diproses dan gambar
bagan 6 yang paling bawah adalah hasilnya.
4.
Source Code
k=0;
n1=-5;
n2=5;
n=n1:n2;
x1=unitstep(0,n1,n2);
subplot(3,1,1);
plot(n,x1);
x2=samplestep(0,n1,n2);
y=x1.*x2;
subplot(3,1,2);
plot(n,x2);
subplot(3,1,3);
stem(n,y);
title('Hasilnya perkalian')
Output
Analisa : Perkalian sinyal sama seperti program penjumlahan sinyal pada bagan 6. Untuk perkalian
sinyal sendiri saya hanya mengganti operasi pada baris penjumlahan menjadi perkalian sehingga
muncullah operasi perkalian. Untuk inisialisasi dan susunan plo juga sama seperti bagan 6 hasil dari
perkalian adalah gambar yang paling bawah pada bagan 7.
5.
Source Code
Analisa : pada bagan 8 ini adalah proses inisialisasi matriks karena pada konvolusi di matlab tidak
bisa langsung menggunakan sinyal harus menggunakan matriks, pada kali inisaya menginput matriks
dengan menggunakan variable array lalu saya bisa melakukan proses konvolusi.
Output
Analisa : bagan 9 adalah hasil dari konvolusi yang saya lakukan pembentukan sinyal