0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
19 tayangan2 halaman
Ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya kebutuhan pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan secara cukup, baik dari jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau. Dalam hal tersebut Direktirat Jenderal Sumber Daya Air berperan dalam penyediaan fasilitas irigasi untuk memproduksi salah satu tanaman pangan yaitu padi.
Ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya kebutuhan pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan secara cukup, baik dari jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau. Dalam hal tersebut Direktirat Jenderal Sumber Daya Air berperan dalam penyediaan fasilitas irigasi untuk memproduksi salah satu tanaman pangan yaitu padi.
Ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya kebutuhan pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan secara cukup, baik dari jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau. Dalam hal tersebut Direktirat Jenderal Sumber Daya Air berperan dalam penyediaan fasilitas irigasi untuk memproduksi salah satu tanaman pangan yaitu padi.
IRIGASI
DUKUNG KETAHANAN PANGAN
Ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya kebutuhan
pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan
‘secara cukup, baik dari jumiah maupun mutunya, aman, merata dan
terjangkau. Dalam hal tersebut Direktorat Jenderal Sumber Daya
Air berperan dalam penyediaan fasilitas irigasi untuk memproduks!
salah satu tanaman pangan yaitu padi.
“Dalam PP No 20 Tahun 2006
tentang lrigasl pasal 2 ketehenan
pangan diwujudkan dengan
melakukan pengembangan melalui
pembengunan dan peningkatan ifigasi
dan pengelolaan melalui operasi
pemeliharaan dan rehabiltes!iriges\
Pengembangan dan pengelolaan iigast
dilaksanakan dengan pondekatan
sistem terciri dari prasarana irigas,
air irigasi, mnajemen irigast,
kelembagaan pengetolaan irigasi
(KP!) dan SDM irigasi,”jelas Direktur
lrigasi dan Rawa, Eko Subekti dalam
Dialog Interakti Indonesia Siang di
Sludio RRI Pro 3 FM, Jakarta (4/14),Narasumber lainnya yaitu Direktur Bina
Kemitraan Penataan Ruang Direktorat
Jenderal Penataan Ruang, Firman M.
Hutapea.
Lanjut Eko Subeki, “untuk program
Denanganan irigasi ke depannya
‘akan dllakukan pembangunen baru
{Lata ha (bangunan utama, saluren
primer dan saluran sekunder) untuk
irigasi pormukaan, iigasi rawa,
inigasi tambak dan iigasi ar tanah di
Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan,
Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku,
Bali dan Papua,” Menurutnya,
Pembangunan irigasi juga harus
disesuaikan dengan tata ruang yang
ada di wilayan tersobut. Solama ini
banyak sekali wilayah yang seharusnya
ljacikan irigasi tetapi berubah
fungsi menjadi permukiman. "Agar
daerah irigasi bebas dari alh fungsi
Jahan maka harus ada keterpaduan
antare pola pengelolaan sumber daya
air, tata ruang wilayah dan rencana
pengembangan dan pengelolaan
irigasi. Hal ini membutuhkan
kesjasama dan Koordinas| antara
‘pomerintah pusat dengan pemerintah
daerah dan kabupeten/kota,” jelas
DirekturIigasi can Rawa,
Firman Hutapea juga mengatakan bahwa setiag pemerintah daerah dan
kabupaten/kota bertiak untuk menentukan penyelenggaraan tata ruang namun
‘tetap derkoordinasi dengan pemerintah pusat. Rencana tata ruang monyangkut
kepentingan semua pihak jadi harus dipahami dan diperiukan keterlibatan daerah
dalam penyelenggaraan tata ruang,
Eko betharap agar kedepaniya di setiap daerah mempunyal lahan irigasi yang
sesvai dengan RTRW daerah terkalt sehingga dapat mengurengi alih fungsi lahan
ddan meningkatkan produktivitas padi dalam mendorong program ketahnzn pangan
rnasional. (tin/anj)