Anda di halaman 1dari 25

BAB VII

REDISTRIBUSI MOMEN & PERENCANAAN BALOK

7.1. Redistribusi Momen Pada Struktur


Desain balok tulangan rangkap dimaksudkan untuk menentukan
ukuran balok, jumlah, komposisi dan penempatan tulangan sedemikian rupa
sehingga mampu menyediakan kekuatan yang lebih besar atau sama dengan
kebutuhan kekuatan. Mengingat pada beban gempa arah beban dapat bolakbalik maka komposisi tulangan untuk menahan momen negatif dan momen
positif harus diatur sedemikian rupa sehingga memenuhi persyaratan SKSNI1991 Pasal 3. 14. 3. 2. (2) yaitu :
Kuat momen positif disisi muka kolom tidak boleh kurang dari
kuat momen negatif pada tempat yang sama.
Ketentuan tersebut adalah dalam rangka memenuhi kebutuhan daktilitas, yang
salah satunya adalah potongan akan tinggi apabila kandungan tulangan desak
cukup besar.
Lantai 1-2-3-4 akan didesain dengan nilai momen yang sama, demikian juga
dengan lantai 5 (Atap), dengan menggunakan nilai momen yang terbesar
diantara 3 atau 2 lantai yang ditinjau tersebut.
Namun terkadang, hasil analisis struktur ( SAP 2000 dan atau ETABS
misalnya) menghasilkan momen positif yang tidak mencapai nilai minimal 50
% momen negatif sebagaimana yang disyaratkan oleh SNI.
Misal M- = 100 tm, sedangkan M+ = 40 tm.
Untuk itu, redistribusi momen boleh dilakukan, karena, kebutuhan momen
negatif tumpuan sangat besar, sedangkan kebutuhan momen positif lapangan

kecil, sehingga akan tidak efisien jika menggunakan momen tersebut untuk
desain, selain itu juga untuk memuaskan kebutuhan SNI tehadap momen
positif tumpuan.
Untuk membatasi penurunan kekuatan yang terlalu banyak akibat redistribusi
momen, maka SNI 03-2847-2002, pasal 10.4.1) membatasi nilai redistribusi
momen sebesar

'
x 20 % .
1
b
Dimana adalah ratio tulangan tarik balok, adalah ratio tulangan
desak balok dan b adalah ratio tulangan pada kondisi balance. Karena balok
belum dan akan didisain, sehingga belum diketahui ratio tulangan balok, maka
perlu diambil asumsi awal terhadap ratio tulangan balok. SNI mensyaratkan
tulangan tarik harus bersifat under reinfored, yaitu dengan menggunakan
rasio, = 0,75 . b. Akan tetapi, umumnya didalam perencanaan dipakai =
0,50 . b. Selain itu SNI mensyaratkan M+ 50 % M- yang mana dapat
dianggap = 0,50 . yaitu = 0,50 . (0,50 b) = 0,25 b.
Oleh karena itu didapat :

'
0,5 0,25

1
x 20 % 1
x 20 % 15 %
b
1

Dari 2 bentuk diagram momen yang ada, yaitu momen GLD (Gravity
Load Dominated) atau momen yang dipengaruhi oleh beban gravitasi, misal
beban mati dan beban hidup, dan momen ELD (Earthquake Load Dominated)
atau momen yang dipengaruhi oleh beban gempa misal akan mempunyai cara
yang berbeda dalam proses redistribusi momen
Misal :

GLD (Gravity Load Dominated)


Umumnya terjadi pada balok lantai atas
Maka bentuk momennya :
Misal,

-100 tm
-30
+25

Dari momen diatas, untuk perencanaan balok tumpuan, didapat M- tumpuan


maksimum 100 tm, sedangkan M+ tumpuan yang dibutuhkan juga bernilai
negatif, 30 tm. Untuk itu perlu dilakukan redistribusi momen.
Caranya dengan meredistribusi M- sebesar nilai redistribusi maksimum 15%.
Sehingga menjadi :
-85
-15

+40
Akan tetapi, setelah diredistribusi maksimum 15 % M- maks, M+ tumpuan = 15 Tm, tidak sebesar 50 % M- maks = 0,5 x 85 = 42,5 Tm.
Maka, M- tumpuan pakai = 85 tm
M+ tumpuan pakai = 42,5 tm
ELD (Earthquake Load Dominated)
Umumnya terjadi pada balok lantai bawah
Maka bentuk momennya :

Misal, kami ambil 4 bentang balok simetri, dengan momen muka kolom.
-81.059

-80.91

-80.678

22.600

-80.456

22.367

22.469

Gambar 7.1 Momen Muka Kolom


Karena M+ tumpuan tidak sebesar 50 % M- tumpuan maka perlu dilakukan
redistribusi momen.
Caranya :
M atau MTotal = 81,059 + 22,6 + 80,91 + 22,469 + 80,678 + 22,367 + 80,456
+22,271 = 412,81 tm.
n = jumlah balok 4
Dengan cara coba-coba (Trial and Error)
a. Trial 1
Misal M- coba = 70 tm,
% redistribusi =

M max M coba
100 %
M max

81,059 70
100 %
81,059

= 13,6 % < 20 % ________Oke!


M+ =

M n x
n

M coba

412 ,81 4 x70


4

33,20 tm

22.271

Kontrol : 50 % M- coba = 0,5 70 = 35 tm


M+ = 33,20 Tm < 50 % M- coba = 35 tm GAGAL
b. Trial 2
Misal M- coba = 69 tm,
% redistribusi =

M max M coba
100 %
M max

81,059 69
100 %
81,059

= 14,9 % < 20 % ________Oke!


M+ =

M n x

M coba

412 ,81 4 x69


4

34,5954 tm

Kontrol : 50 % M- coba = 0,5 69 = 34,5 tm


M+ = 34,5954 tm > 50 % M- coba = 34,5 tm OKE !
Maka : M- pakai = 69 tm
M+ pakai = 34,5954 tm
Syarat :
M atau MTotal sebelum redistribusi M atau MTotal setelah redistribusi.
(81,059 + 22,6 + 80,91 + 22,469 + 80,678 + 22,367 + 80,456 +22,271)
(69 4 ) + (34,5954 4)
412,81 414,38
OKE !!!!

Hitungan redistribusi balok pada lantai yang lain akan ditabelkan pada Tabel
7.1
Asumsi yang digunakan :
1. Untuk kemudahan dalam analisis, dilakukan penyamaan desain tiap 3
(tiga) atau 2 (dua) lantai dengan menggunakan momen yang terbesar
pada 3 (tiga) atau 2 (dua) lantai yang ditinjau tersebut, yaitu lantai GF-23-4 dan lantai 5.
2. Redistribusi balok tumpuan < 20 %.
3. M Maks pada hasil desain balok lapangan adalah momen
maksimum hasil redistribusi pada balok yang sama dengan tumpuan.
4. Jika M- > M+ yang terjadi pada suatu balok lapangan, sehingga pada
perhitungan tulangan lapangan balok, tulangan negatif (atas) lebih
banyak dari pada tulangan positif (bawah), maka hal tersebut
dibolehkan.

7.1.1. Rekapitulasi Redistribusi Moment Pada Struktur

Lantai 5

Lantai 1 4

Tabel 7.1. Rekapitulasi Redistribusi Moment

Balok
B1
B2
B3
BA

Tumpuan Kiri
M+

M-

295.20
375.44
139.11
13.111

542.23
435.82
166.48
23.395

Tumpuan
Kanan
M+
M-

295.20 542.23
381.51 431.83
128.58 103.85
13.123 21.914
Tumpuan
Tumpuan Kiri
Kanan
Balok
M+
MM+
MB1
48.668 124.31 49.104 125.31
B2
33.473 51.536 33.714 50.672
BA
5.746 16.809 5.668 16.673

M(Trial)

M+
(redistribusi)

%
Redistribusi

Mpakai

M+
Redistribusi

M
Redistribusi

1674.86
1624.61
538.20
71.545

553.07
501.19
178.14
23.629

284.36
311.11
90.96
12.14

-2%
-15%
-7%
-1%

553.07
501.19
178.14
23.629

284.36
311.11
90.96
12.14

1674.86
1624.61
538.20
71.545

M(Trial)

M+
(redistribusi)

%
Redistribusi

Mpakai

M+
Redistribusi

M
Redistribusi

347.40
169.396
44.897

114.04
56.175
14.960

59.66
28.087
7.49

9%
-9%
11%

114.04
56.175
14.960

59.66
28.087
7.49

347.40
169.396
44.897

7.2. Perencanaan Tulangan Lentur


Catatan : Perhitungan menggunakan program Microsoft Office Excel,
sehingga angka-angka yang tertulis, apabila dihitung secara manual, akan
menghasilkan angka yang tidak 100% sama.
Untuk perencanaan Lantai GF-2-3-4 menggunakan satu desain yang sama. Maka
perhitungan dimulai dari Balok 1-3 dan Balok Anak menggunakan desain yang
sama. Dengan ketentuan di bawah ini :
1. Mutu Bahan
Mutu Beton (fc)

= 25 MPa

Mutu Baja-Tulangan = 350 MPa


2. sengkang

= 10 mm

3. Selimut Beton (Pb) = 40 mm


4. 1

= 0.85 (< 30 MPa)

5. Rho Balance (b)


0,85 f c

= (

600

0,85 x 25

) 1 (600+) = (

350

600

) 0,85 (600+350) = 0,0326

6. Rho Maksimum max = 0,75 = 0,75 x 0,0326 = 0,0244


7. Rho Minimum min =
8. m

0,85

1,4

1,4
350

= 0,004

350

= = 0,85 25 = 16,471

9. Rn
= (1

= 0,5 0,0244 350 (1

0,5 0,0244 16,471


2

10. 0,8
11. c

= 4700 = 4700 25 = 23500 MPa

12. cu = 0,003
13. Es

= 200.000 MPa

14. y

= = 200.000 = 0,00175

350

) = 3,847 MPa

7.2.1. Perhitungan Balok


Untuk perhitungan balok digunakan contoh perhitungan B1 Lantai,
sementara untuk sisa balok lain akan di rekapitulasi pada Tabel 7.2.
1. Balok 1 Lantai
Hasil redistribusi maksimal untuk B1 Lantai Mu- = 553,0743 KNm dan
Mu+ = 284,36 KNm

Untuk Momen Tumpuan (Mu-)

Perhitungan Tulangan Tarik


1

Dipakai Tulangan Pokok D22 Ad = 4 222 = 380,1327 mm2


Diketahui :
a. Dimensi
b

= 400 mm

= 800 mm

b. Mn perlu =
c. bd2

= =
2

d. d perlu =
e. ds

553,0743
0,8

691,343 106
3,847

= 691,343 KNm

= 179693275 mm3

179693275 3

400

= Pb + sengkang +
= 40mm + 10mm +

f. h eff

= 670,248 mm 680 mm
Tul.Pokok
2

22 mm
2

= 61 mm 65 mm

= h ds = 800 mm 65 mm = 735 mm
Mn

= C + (h eff 2)

691,343 x 106 = (0,85 x 25 x 400 x a) + (0,85 x 25 x 400 x 735 )


691,343 x 106 = (4250 x a) + (6247500)

= 120, 544 mm

= a/1
= 120,544/0,85 = 141,816 mm

T = C = 0,85 f c x b x a
= 0,85 25 MPa x 400 mm x 120,544 mm
= 1024624,7 Nmm

Luas Tulangan Tarik

As1

=
=

Ntulangan

1024624,7
350

= 2937,499 mm2

()

2937,499 mm2

= 380,1327 mm2 = 7,7013 batang 8 batang


Aspakai

=
=8

1
4
1
4

( )2
(22 )2 = 3041,0617 mm2

Karena Aspakai > Astarik OK!

Cek rasio Tulangan


=

3041,0617 mm2
400 735

= 0,01034

Karena min < < maks OKE!

Jumlah tulangan
N1

= 4 batang

N2

= 8 batang 4 batang
= 4 batang

Dengan :
JBT min = 25 mm
JBD min = 25 mm
(2 (

X1

1+2
(4



))+ +(
)
2
2

22
22
( ))+ 25+( )
2
2

4+4

= 23,5 mm

dspakai

= 1 +

= 23,5 +
JBD

=
=

2
22
2

+ +

+ 10 + 40 = 84,5 mm 85 mm

(2 (+ )+(1 ))
11
(4002 (40+ 10)+(4 22 ))
41

= 70,667 mm

Karena JBD > JBDmin OK!

Periksa Kapasitas Penampang


Dengan menggunakan persamaan C = T maka :
a

=
=


0,85
3041,0617 mm2 350
0,85 25 400

= 125,220 mm

= a / 1
= 125,220 / 0,85 = 147,32 mm

= h - dspakai
= 800 mm 85 mm = 715 mm

Periksa Regangan Baja Tarik


s

715 147,32
147,32

0,003 = 0,01156 > y

Maka Baja Tekan telah leleh pada saat regangan beton desak
mencapai regangan hancur = 0,003 fs = fy

Hitung Momen Nominal

Mn = ( ) ( 2)
= (3041,0617 mm x 350 MPa) x (715 mm 125,2202
)
2
= 694385282,7 Nmm = 694,385 KNm > Mn perlu (OKE!)
Karena d > d perlu maka tidak diperlukan tulangan rangkap.

Jadi Tulangan Tarik yang digunakan adalah 8D22

Perhitungan Tulangan Desak


Dipakai tulangan desak : 4D22

Luas Tulangan (As')

=4

1
4
1
4

( )2
(22)2

= 1520,531 mm2

= Pb + sengkang + (0.5 tul)

d'

= 40 mm + 10 mm + (0.5 x 22 mm)
= 61 mm 65 mm

h eff desak

= h - d'
= 800 mm - 65 mm
= 735 mm

Dengan menggunakan Keseimbangan Gaya Dalam


= 0,85 =

62,61
0,85

1520,531 mm2 x 350 MPa


0,85 25 400

= 62,61 mm

= 73,658 mm

Periksa Regangan Baja Desak


's

735 73,658
73,658

0,003 = 0,0269 > y

Maka Baja Tekan telah leleh pada saat regangan beton desak
mencapai regangan hancur = 0,003 fs = fy

Mn = ( ) ( 2)
= (1520,5308 mm x 350 MPa) x (735 mm 62,61
)
2
= 374496458,5 Nmm = 374,4964 KNm > Mn perlu (OKE!)

Jadi Tulangan Desak yang digunakan adalah 4D22

Perhitungan Tulangan Susut

Diketahui :
Dimensi b = 400 mm
h = 800 mm

Berdasarkan SNI 1991, pasal 3.15.12.2


Untuk < BJTD 30 0,002.b.ht...............................(pers.7.1)
Untuk BJTD 40 0,0018.b.ht.(pers.7.2)
Untuk > BJTD 40 0,0018.b.ht .....(pers.7.3)
Mutu fy = 240 MPa
Diameter tulangan yang digunakan 12 mm
1

Luas Tulangan = 4 ( )2
=

1
4

(12 )2 = 113,0973 mm2

Karena mutu baja yang digunakan menggunakan pers.7.2


Asst

= 0,0018 x b x ht
= 0,0018 x 400 mm x 800 mm = 576 mm2

Jumlah Tulangan
n

576 mm2

= 113,0973 mm2 = 5,093 batang 6 batang

Jadi Tulangan Susut yang digunakan adalah 6 D12

7.3. Momen Kapasitas Balok


a. Momen Kapasitas Negatif
Tulangan Tarik
As

: 8 D 22

= 4 222 8 = 3041,062 mm2

Tulangan Desak

: 4 D 22

As

= 4 222 4 = 1520,530 mm2

= 65 mm

ds

= 85 mm

Mn

= 694,385 KNm

= 1,25 (< fy = 400 MPa)

Cc

Perhitungan Momen Kapasitas Negatif (-)


= 0,85 x fc x b x a
= 0,85 x 25 MPa x 400 x a = 8500 a

Cs

= As x fy
= 1520,530 mm2x 350 MPa
= 532185,795 N

Ts

= 0 x As x fy
= 1,25 x 3041,062 mm2 x 350 MPa
= 1330464,489 N

Ts

= Cc + Cs

= 0,85 x x b =

= 1 =

's

0,85 x 25 x 400

93,915 mm
0,85

375604,221 N 532185,795 N

= 93,915 mm

= 110,488 mm

110,488 65
110,488

0,003 = 0,001235 < y

Karena baja desak belum leleh, fs = 's x Es


= 0,001235 x 200.000 MPa
= 247,0217 MPa
Cc

= 0,85 x fc x b x a
= 0,85 x 25 MPa x 400 mm x 93,915 mm = 798278,693 N

Cs

= As x fy
= 1520,530 mm2x 350 MPa
= 375604,22 N

Mkap- = M1 + M2

= ( 2) + ( )
= 798278,693 N (800

93,915
2

) + 375604,22 N (800 65)

= 777426781,5 N 777,426 KNm


Rasio =

777,426 KNm
694,385 KNm

= 1,11958 > 1 Desain Berhasil

b. Momen Kapasitas Positif


Tulangan Tarik

: 4 D 22

As = 4 222 4 = 1520,530 mm2


Tulangan Desak : 8 D 22
1

As = 4 222 8 = 3041,062 mm2


d = 65 mm
ds = 85 mm
Syarat Mkap+

= 50% Mkap= 50% x 777,426 KNm = 388,7134 KNm

Mn

= 694,3853 KNm

Cc

= 0,85 x fc x b x a
= 0,85 x 25 MPa x 400 x a = 8500 a

Cs

=
=

Ts

(1 )

1824637,013 131830024

= 0 x As x fy
= 1,25 x 3041,062 mm2x 350 MPa
= 665232,244 N

Ts

= Cc + Cs

665232,244 N = 8500 a +

1824637,013 131830024

8500 a2 1159404,769 a + 131830024,2 = 0


a

2 4
2

1159404,769 +(1159404,769 )2 4 8500 22237,7636


2 8500

= 73,7881 mm

73,7881 mm

= 1 =

Cc

= 0,85 x fc x b x a

0,85

= 86,80949 mm

= 0,85 x 25 MPa x 400 mm x 73,7881 mm = 627198,631 N


Cs

(1 )

= 1520,530 mm2 0,003 200000

73,7881(0,85 65)
73,7881

= 458410,8842 N
Mkap- = M1 + M2

= ( 2) + ( )
= 627198,631 N (800

73,7881
2

) + 458410,8842 N (800 65)

= 723274206,1 723,274 KNm


Rasio =

723,274 KNm
694,385 KNm

= 1,0416 > 1 Desain Berhasil

7.4. Perhitungan Tulangan Geser


Diagram gaya geser hasil dari analisa struktur di superposisikan dengan gaya
geser hasil Momen Kapasitas dibagi dengan bentang balok. Dari hasil analisis
struktur didapat :
Gaya Geser Kiri (VGki)

= 297,544 KN

Gaya Geser Kanan (VGka)

= 297,544 KN
VG Kanan

VG Kiri
VE

Gambar 7.2 Diagram Gaya Geser (SFD)

Diketahui

Lbalok

= 8000 mm

bkolom

= 500 mm

bbalok

= 400 mm

hbalok

= 800 mm

Ln balok

= Lbalok (2

= 8000 mm (2

400
2

= 7500 mm
fc

= 25 MPa

fy

= 350 MPa

= 715 mm

MKap+

= 777,4268 KNm

MKap-

= 723,2742 KNm

Ve

Perhitungan Gaya Geser Balok


=
=

MKap(+)+ MKap()
/1000
777,4268 KNm+ 723,2742 KNm
7500/1000

= 200,093 KN

Vu,ki = VG,ki Ve
= 297,544 KN 200,093 KN = 97,45097 KN

Vu,ka = Ve + VG,ka
= 200,093 KN + 297,544 KN = 497,6379 KN
Vu pakai 497,6379 KN
a. Desain Daerah Sendi Plastis
Dipakai tulangan sengkang P10
1

As = 4 102 = 78,5398 mm2


Vs, maks

= (3 ) 103
2

= (3 25 400 715 ) 103


= 953,333 KN
Vs

Vu pakai

497,6379 KN

= 622,0474 KN < Vs, maks (OKE)

0,8

Pakai sengkang 2 kaki, Av = 2 x Ad = 2. 78,5398 mm2= 157,0796 mm2


SK-SNI 1991 Pasal 3.4.1.2).(1) :
Untuk komponen struktur non pratekan, penampang yang jaraknya

kurang dari h dari muka tumpuan boleh direncanakan terhadap gaya geser Vu
yang sama dengan yang didapat pada titik sejarak h dari mukakolom
tersebut.
Jarak sengkang, s =


1000
157,096 350 715

= 622,0474 KN

1000

= 43,3325 mm 40 mm

Panjang Sendi Plastis = 2 x dbalok = 2 x 715 mm = 1430 mm 1450 mm

Kontrol jarak antar sengkang

> 25 mm OK

< hbalok / 4 = 400 / 4 = 100 mm > 40 mm OK

< 8 pokok = 8 22 mm = 176 mm > 40 mm OK

< 24 sengkang = 24 10 mm = 240 mm > 40 cm OK

< 300 mm > 40 mm OK


Maka dipakai P10 40

b. Desain Daerah Luar Plastis


Pada prinsipnya, perhitungan sama saja dengan daerah plastis, namun pada
daerah non-plastis, beton dianggap tidak hancur sehingga beton masih mampu
menahan gaya geser sebesar Vc.
497,638 KN

97,4507 KN
1

Dipakai tulangan sengkang P10, As = 4 102 = 78,5398 mm2


Pakai sengkang 2 kaki, Av = 2 x Ad = 2. 78,5398 mm2= 157,0796 mm2

Vu

=(

( + )) +

1450
=(7500
(497,637 + 97,45096 )) + 97,45096
7500

= 577,4893 KN
Vc

= (6 )103
1

= 6 25 400 715)103 = 238,333 KN


Vs

= =

577,4893 KN

Jarak sengkang, s =

0,8

238,33 KN = 483,5283 KN


1000

157,096 350 715

= 483,5283 KN 1000 = 55,7462 mm 50 mm

Kontrol jarak antar sengkang


s

> 25 mm OK

< h / 2 = 800 / 2 = 400 mm > 60 mm OK

Maka dipakai P10 50

Setelah semua perhitungan B1 Lantai di atas, selanjutnya hasil perhitungan B2


Lantai-Atap< B3 Lantai, serta BA Lantai-Atap dapat di rekapitulasi seperti pada tabel
7.2 di bawah ini.

Tabel 7.1 Rekap Hasil Perhitungan Balok Lantai

Lantai

Kode
Balok

Ukuran
b

Momen

h
(-) Tumpuan (Tarik)

GF, 2, 3, 4, 5

B1

B2

BA

B3

400 800

650 650

300 350

400 400

(+) Tumpuan (Tekan)


(-) Lapangan (Tarik)

Tulangan
(mm)
22
22

Jml Tul
8

22

4
4

(+) Lapangan (Tekan)

22

(-) Tumpuan (Tarik)

22

10

(+) Tumpuan (Tekan)

22

(-) Lapangan (Tarik)

22

(+) Lapangan (Tekan)


(-) Tumpuan
(+)Tumpuan

22
16
16

2
5
2

(-) Lapangan

16

(+)Lapangan

16

(-) Tumpuan

19

(+)Tumpuan
(-) Lapangan

19
19

4
4

(+) Lapangan

19

Mu (kNm)

Mn
(kNm)

553,07

691,343

347,10

277,68

501,2

626,494

103,5

104,398

23,629

29,5367

7,53

6,02152

178,14

222,675

22,65

18,1172

Tulangan
Susut

Tul Susut
(mm)

12

12

12

12

Tabel 7.2 Rekap Hasil Perhitungan Balok Atap

Lantai

Kode
Balok

Atap

B1

B2

BA

Ukuran
b

350

300

300

Momen

Tulangan
(mm)

Jml Tul

(-) Tumpuan

22

(+) Tumpuan

22

(-) Lapangan

22

(+) Lapangan

22

(-) Tumpuan

22

(+) Tumpuan

22

(-)Lapangan

22

(+) Lapangan

22

(-)Tumpuan

22

(+)Tumpuan

22

(-) Lapangan

22

(+) Lapangan

22

700

400

350

Mu
(kNm)

Mn
(kNm)

114.04

142.545

132.37

105.898

56.2

70.2185

8.38

6.70264

14.96

18.7005

4.98

3.98208

Tulangan
Susut

Tul Susut
(mm)

12

12

12

Tabel 7.3 Rekap Hasil Perhitungan Tulangan Geser


Momen V2

Sengkang

Kode Balok
V ki

V ka

Sendi Plastis

L sendi plastis

Luar Sendi
Plastis

B1

297.54

297.54

P10-40

1450

P10-50

B2

247.8

246.39

P10-30

1200

P10-100

BA

13.45

13.056

P10-85

600

P10-125

B3

107.1

79.121

P10-25

650

P10-45

Tabel 7.4 Rekap Hasil Perhitungan Momen Kapasitas


Balok Induk B1
Lantai
GF, 2, 3, 4, 5
atap

Balok Induk
B1 DESAIN 1
B1 DESAIN 2

Mkap+
723.274
447.535

Mkap777.427
486.034

Mn+
376.625
321.027
Balok Induk B2
Mn+
242.756

Mn694.385
454.753

Mkap+/MtMn
1.041603594
3.13960192

Mkap-/MtMn
1.119589947
1.068784867

Keterangan
OK
OK

Lantai
GF, 2, 3, 4, 5

Balok Induk
B2 DESAIN 1

Mkap+
775.057

Mkap690.643

Mn688.3

Mkap+/MtMn
1.126044978

Mkap-/MtMn
1.003403195

Keterangan
OK

atap

B2 DESAIN 2

303.874

245.867

184.807
Balok Anak

208.13

1.460022791

1.181316447

OK

Lantai
GF, 2, 3, 4, 5
atap

Balok Induk
BA DESAIN 1
BA DESAIN 2

Mkap+
177.66
174.774

Mkap167.351
167.351

Mn145.037
145.037

Mkap+/MtMn
1.224928495
1.205026641

Mkap-/MtMn
1.153847416
1.153847416

Keterangan
OK
OK

Mkap+
303.702

Mkap320.179

Mn+
131.588
131.588
Balok Induk B3
Mn+
163.75

Lantai
GF

Balok Induk
B3 DESAIN 1

Mn237.9

Mkap+/MtMn
1.276595057

Mkap-/MtMn
1.345854898

Keterangan
OK

Anda mungkin juga menyukai