Anda di halaman 1dari 28

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM
ANALISIS PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP KARAKTERISTIK
BETON KARET
BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN
Disusun oleh:
Yudanto Wicaksono

12511365/2012

Muhammad Taufan F

12511394/2012

Nurul Azis Prasetyo

12511440/2012

Ahmad Fauqi Al-Aziz

12511389/2012

Fatwa Reza Garindra

12511393/2012

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA


YOGYAKARTA
2015

DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan ... ii
Daftar Isi .. iii
Daftar Tabel ..... vi
Daftar Gambar .. vi
Ringkasan . V
BAB I. PENDAHULUAN .... 1
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5

Latar Belakang...... 1
Rumusan Masalah..... 2
Tujuan Program.... 2
Luaran Yang Diharapkan...... 2
Manfaat Penelitian..... 2

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .. 3


1.1 Pengertian Beton.. 3
1.2 Sifat Beton Pascabakar.... 4
1.3 Limbah Karet....... 4
BAB 3. METODE PELAKSANAAN.. 5
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ...... 9
4.1. Recana Anggaran Biaya ... 9
4.2. Jadwal Kegiatan .... 9
DAFTAR PUSTAKA .... 10
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 Biodata Ketua dan Anggota
Lampiran 2 Justifikasi Anggaran
Lampiran 3 Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
Lampiran 4 Surat Pernyataan Ketua Peneliti

ii

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Perincian Benda Uji...8
Tabel 4.1 Rencana Anggaran Biaya......... 9
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan............ 9
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Flowchart langkah-langkah penelitian........ 7

iii

: Rp.12.000.000,00-

vi

RINGKASAN

Sebagai salah satu komoditas andalan di Indonesia, perkebunan karet


banyak tersebar di beberapa daerah di Indonesia, begitu pun dengan pabrik
pengolahan karet. Setiap pabrik menghasilkan sisa-sisa produksi berupa limbah
yang tentunya jika tidak diolah secara baik dapat mencemari lingkungan sekitar.
Salah satu limbah yang dihasilkan dari pengolahan karet tersebut adalah limbah
padat yang berasal dari gumpalan pada limbah cair sisa dari pengolahan karet.
Limbah karet tersebut belum banyak dimanfaatkan sehingga limbah tersebut pun
tidak memiliki nilai.
Beton merupakan salah satu material struktur bangunan
yang sangat dikenal di Indonesia, dikarenakan material-material
penyusun beton seperti portland cement, pasir, kerikil dan air
dapat diperoleh dengan mudah di Indonesia. Selain bahan-bahan
penyusunnya dapat diperoleh dengan mudah, struktur beton
juga memiliki beberapa kelebihan lainnya sehingga banyak
digunakan untuk keperluan konstruksi. Secara struktural beton
memiliki kekuatan yang cukup besar dalam menahan gaya tekan
(desak) dibandingkan struktur bahan bangunan yang lainnya
seperti baja dan kayu. Akan tetapi beton memliki kelemahan
dalam menahan gaya tarik dikarenakan sifat beton yang lebih
getas dibandingkan struktur bangunan lainnya. Sifat beton yang
getas tersebut akan menyebabkan keretakan pada beton ketika
menerima gaya tarik yang cukup besar, sehingga perlu dilakukan
beberapa inovasi untuk memberikan kekuatan tarik pada beton
tersebut untuk mencegah terjadinya keretakan pada saat beton
menerima gaya tarik. Salah satu cara untuk memberikan kekutan
tarik yang lebih kepada beton adalah dengan menambahkan
serat pada campuran beton, yang sering disebut juga sebagai
beton serat.
Dalam penelitian ini akan dilakukan pengujian tentang
pengaruh penambahan limbah karet terhadap sifat dan
karakteristik beton. Pengujian dilakukan untuk mengetahui sifat
dan karakteristik beton pada beton yang telah dicampur dengan
limbah karet pada umur 28 hari. Bahan tambah yang digunakan
adalah potongan-potongan kecil dari limbah tersebut dengan
variasi bahan tambah sebanyak 0%, 1%, 2%, 3%, 4%, dan 5%
dari volume campuran beton. Perhitungan perencanaan
campuran (mix design) beton menggunakan perhitungan
campuran beton normal (SNI 03-2834-200) dengan karakteristik
beton karet rencana 20 MPa.
Pemanasan yang dialami beton akibat terbakar akan
mengakibatkan perubahan mendasar dari sifat-sifat beton. Atas
dasar hal tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui gambaran karakteristik beton karet setelah terbakar


dan model hubungan antara temperatur karakteristik beton
karet. Pemanasan dilakukan dalam oven pada temperatur 0oC 400oC dengan interval kenaikan 100oC. Analisis data dilakukan
dengan analisis statistik deskriptif dan analisis regresi.
Kata-kata Kunci: Temperatur, Limbah Karet, Beton.

BAB
I
v
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Salah satu tantangan yang dihadapi para ahli struktur
(teknik sipil) adalah bagaimana menaksir temperatur tertinggi
yang pernah dialami elemen bangunan pada saat kebakaran
terjadi, kekuatan sisa bangunan pasca kebakaran, dan teknik
perkuatan bangunan sesuai keperluan sehingga fungsi bangunan
dapat dikembalikan seperti sebelum kebakaran.
Untuk menjawab secara ilmiah tantangan tersebut sekaligus
membantu
masyarakat dalam menangani masalah ini secara
tepat, telah dikembangkan berbagai metode penaksiran, baik
secara non-destruktif maupun secara destruktif.
Metode ini
digunakan untuk dapat memperkirakan
secara
akurat
temperatur tertinggi yang pernah dialami bangunan, kekuatan
sisa struktur bangunan pasca kebakaran, dan teknik perkuatan
bangunannya. Berbagai masalah teknik yang menyangkut
penaksiran kekuatan sisa dan teknik perkuatan elemen struktur
tersebut hasilnya dimanfaatkan oleh pihak lain yang terkait,
seperti pemilik bangunan, pihak kepolisian, pengacara hukum,
dan perusahaan asuransi.
Sampai saat ini penelitian tentang pengaruh temperatur
pada beton masih merupakan topik yang hangat diteliti.
Pengaruh temperatur diukur, baik sifat fisik maupun sifat
mekanik, dan dianalisis dengan menggunakan analisis statistik
deskriptif. Keinginan para peneliti untuk mengetahui secara
akurat bentuk, gambaran, dan seberapa
besar
pengaruh
temperatur terhadap beton merupakan hal yang masih ingin
diketahui sampai saat ini. Para peneliti mulai meneliti dengan
membuat benda uji beton yang kemudian dibakar langsung
atau dibakar dalam oven atau tungku. Setelah itu, dilakukan
pengujan pada benda uji berupa kuat tekan, kuat lentur, dan
modulus
elastisitas.
Semua
penelitian
yang
dilakukan
merupakan
usaha
untuk
menaksir
kekuatan sisa suatu
bangunan yang telah terbakar.

Secara garis besar masalah yang diteliti dalam penelitian ini


adalah bagaimana perbandingan nilai kekuatan tekan sebelum
dan setelah benda uji bakar. Hasil ini diharapkan dapat
memberikan dasar bagi penanggulangan bangunan pasca
kebakaran. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui gambaran karakteristik beton karet setelah terbakar,
pengaruh temperatur pada karakteristik beton karet, model
hubungan antara temperature dan karakteristik beton karet
setelah terbakar. Temperatur pemanasan yang akan dilakukan
pada penelitian ini adalah 0oC - 400oC dengan interval kenaikan
100oC.
Metode analisis yang digunakan adalah analisis statistik
deskriptif, menggambarkan bagaimana karakteristik beton karet
setelah pemanasan. Sedangkan untuk mengetahui model
hubungan temperatur dan karakteristik beton karet digunakan
analisis regresi.
2
1

1.2

Rumusan Masalah
Dari beberapa penjelasan pada latar belakang di atas dan
dengan mempertimbangkan metode penelitian, maka dapat
dirumuskan beberapa rumusan masalah berikut ini.
1. Bagaimana perbandingan nilai kekuatan tekan sebelum dan
setelah terbakar pada karakteristik beton karet?
2. Bagaimana karakteristik beton karet setelah pemanasan pada
karakteristik beton karet?
3. Berapa temperatur pemanasan benda uji bakar pada
karakteristik beton karet?
1.3
1.

2.
3.

Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang tersebut di atas, maka
tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah.
Untuk mengetahui gambaran karakteristik beton karet setelah
terbakar, pengaruh temperatur pada karakteristik beton
karet, model hubungan antara temperatur dan karakteristik
beton karet setelah terbakar.
Temperatur pemanasan yang akan dilakukan pada penelitian ini
adalah 0oC - 400oC dengan interval kenaikan 100oC.
Untuk mengetahui model hubungan temperatur dan karakteristik
beton karet digunakan analisis regresi.
1.4

Luaran Yang Diharapkan


Luaran yang diharapkan adalah sebuah artikel ilmiah yang
berisi pengetahuan tentang bagaimana setelah pemanasan
terhadap karakteristik beton karet, yang nantinya dapat

digunakan
sebagai
selanjutnya.
1.5

referensi

untuk

penelitian-penelitian

Manfaat Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan teknologi beton pada
khususnya, dan sebagai pengetahuan baru terhadap masyarakat
pada umumnya. Diantara beberapa manfaat tersebut adalah
sebagai informasi awal kepada masyarakat umum apakah limbah karet tersebut
dapat dimanfaatkan sebagai bahan tambah sebagai serat beton atau tidak.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Pengertian Beton
Beton terdiri atas agregat, semen dan air yang dicampur
bersama-sama
dalam keadaan plastis dan mudah untuk
dikerjakan. Karena sifat ini menyebabkan beton mudah untuk
dibentuk sesuai dengan keinginan pengguna. Sesaat setelah
pencampuran, pada adukan terjadi reaksi kimia yang pada
umumnya bersifat hidrasi dan menghasilkan suatu pengerasan
dan pertambahan kekuatan.
Mulyono (2006) mengungkapkan bahwa beton merupakan
fungsi dari bahan penyusunnya yang terdiri dari bahan semen
hidrolik, agregat kasar, agregat halus, air, dan bahan tambah.
Sedang Sagel dkk. (1994) menguraikan bahwa beton adalah
suatu komposit dari bahan batuan yang direkatkan oleh
bahan ikat. Sifat beton dipengaruhi oleh bahan pembentuknya
serta cara pengerjaannya. Semen mempengaruhi kecepatan
Pengerasan beton. Selanjutnya kadar lumpur, kebersihan, dan
gradasi agregat mempengaruhi kekuatan pengerjaan yang
mencakup cara penuangan, pemadatan, dan perawatan, yang
pada akhirnya mempengaruhi kekuatan beton.
Sifat-sifat beton pada umumnya dipengaruhi oleh kualitas
bahan, cara pengerjaan, dan cara perawatannya Karakteristik
semen
mempengaruhi
kualitas
beton
dan
kecepatan
pengerasannya. Gradasi agregat
halus
mempengaruhi
pengerjaannya, sedang gradasi agregat kasar mempengaruhi
kekuatan beton.
Kualitas dan kuantitas air mempengaruhi pengerasan dan
kekuatan (Murdock dan Brook, 2003). Pada saat keras, beton
diharapkan mampu memikul beban sehingga sifat utama
yang harus dimiliki oleh beton adalah kekuatannya. Kekuatan
beton terutama dipengaruhi
oleh
banyaknya
air
dan
semen
yang digunakan atau tergantung pada faktor air
semen
dan derajat kekompakannya. Adapun faktor yang
mempengaruhi kekuatan beton adalah perbandingan berat air
dan semen, tipe dan gradasi agregat, kualitas semen, dan
perawatan (curing).
2.2

Sifat Beton Pascabakar


Menurut Sumardi (2000) kebakaran
pada
hakekatnya
merupakan reaksi kimia dari combustible material dengan
oksigen yang dikenal dengan reaksi pembakaran yang
menghasilkan panas. Panas hasil pembakaran ini diteruskan ke

massa beton/mortar dengan dua macam mekanisme yakni


pertama secara radiasi yaitu pancaran panas diterima oleh
permukaan beton sehingga
permukaan beton menjadi panas.
Pancaran panas akan sangat potensial, jika suhu sumber
panas relatif tinggi. Kedua secara konveksi yaitu udara panas
yang bertiup/bersinggungan dengan permukaan beton/mortar
4
sehingga beton menjadi panas. Bila tiupan angin semakin
kencang, maka panas yang dipindahkan dengan cara konveksi
semakin banyak.
Tjokrodimuljo (2000) mengatakan bahwa beton pada
dasarnya tidak diharapkan mampu menahan panas sampai di
atas 250oC. Akibat panas, beton akan mengalami retak,
terkelupas (spalling), dan kehilangan kekuatan. Kehilangan
kekuatan terjadi karena perubahan komposisi kimia secara
bertahap pada pasta semennya.3 Selain hal tersebut di atas,
panas juga menyebabkan beton berubah warna. Bila beton
dipanasi sampai suhu sedikit di atas 300 oC, beton akan
berubah warna menjadi merah muda. Jika di atas 600oC, akan
menjadi abu-abu agak hijau dan jika sampai di atas 900 oC
menjadi abu-abu. Namun jika sampai di atas 1200 oC akan
berubah menjadi kuning. Dengan demikian, secara kasar
dapat diperkirakan berapa suhu tertinggi selama kebakaran
berlangsung
berdasarkan
warna permukaan beton pada
pemeriksaan pertama.
Selanjutnya, Ahmad (2001) membahas kelayakan balok
beton bertulang pascabakar secara analisis dan eksperimen.
Penelitian dilakukan terhadap lima benda uji berbentuk balok
beton bertulang. Empat balok dibakar di dalam tungku pada
temperatur 200oC dan 400oC selama 3 jam dan satu balok
lain
yang
tidak dibakar sebagai pembanding. Hubungan
tegangan regangan memperlihatkan perubahan kemiringan
kurva atau dengan kata lain terjadi penurunan kekakuan sejalan
dengan kenaikan temperatur dan diikuti dengan penambahan
regangan maksimum.
2.3 Limbah Karet
Pada penelitian ini digunakan limbah padat hasil dari pengolahan RSS
(Rubber Smoked Sheet) yang berasal dari salah satu pabrik pengolahan karet milik
PTPN IX, yaitu pabrik pengolahan karet yang terletak di Kebun Ngobo, Desa
Wringin Putih, Kec.Bergas, Kab.Semarang yang tergolong padatan tersuspensi
yang artinya limbah padat yang dihasilkan dari gumpalan limbah karet dari kolam
penampungan limbah cair.
Padatan tersuspensi adalah padatan yang membentuk suspensi atau koloid.
Secara kasat mata padatan ini terlihat mengapung atau mengambang serta
mengeruhkan air karena berat jenisnya relatif rendah (Prastiwi, Nidya. 2010).

BAB III
METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimental.


Penelitian dilakukan di Laboratorium Bahan Konstruksi Teknik, Jurusan Teknik
Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia. Obyek
dalam penelitian ini adalah beton normal yang menggunakan bahan tambah
limbah padat karet yang diperoleh dari PT. Perkebunan Nusantara IX, Divisi
Tanaman Tahunan Ngobo sebagai serat dengan variasi campuran 0%, 1%, 2%,
3%, 4%, dan 5% terhadap berat total campuran beton. Pengujian yang dilakukan
pada penelitian ini adalah pengujian kuat desak beton dan pengujian kuat tarik
belah beton dengan benda uji berupa silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi
30 cm.
Tahapan-tahapan dalam penelitian ini meliputi:
1. Tahap I
Tahapan ini merupakan tahap persiapan. Pada tahapan ini dilakukan
persiapan dalam segala hal yang berhubungan dengan penelitian, mulai
dari studi pustaka dan stui literatur, survey ke pabrik pengolahan karet,
sampai ke persiapan alat dan bahan.
2 Tahap II
Pada tahapan ini dilakukan pemeriksaan bahan susun beton yang meliputi
pengujian agregat halus dan agregat kasar. Pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui sifat dan karakteristik bahan tersebut. Selain itu, untuk
mengetahui apakah bahan-bahan tersebut memenuhi persyaratan atau tidak
jika digunakan dalam perencanaan campuran beton (mix design). Berikut
merupakan macam-macam pengujian agregat halus dan agregat kasar.
a. pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus,
b. pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar,
c. pengujian Analisa Saringan Agregat Halus,
d. pengujian Analisa Saringan Agregat Kasar,

e. pengujian Berat Volume Padat/Gembur Agregat Halus,


f. pengujian Berat Volume Padat/Gembur Agregat Halus
g. pengujian Lolos Saringan No.200 (Uji Kandungan Lumpur dalam
Pasir).
Tahap III
Pada tahap ini dilakukan perencanaan campuran (mix design) berdasarkan
hasil pengujian dari masing-masing bahan penyusun beton. Perencanaan
campuran beton berdasarkan SNI 03-2834-2000 dengan karakteristik
beton karet rencana (fc) 20 MPa. Hasil dari mix design ini berupa
perbandingan antara bahan-bahan penyusun beton yang selanjutnya akan
digunakan sebagai dasar dalam pembuatan benda uji.
6
5

6
7

Tahap IV
Tahapan ini merupakan tahapan pembuatan benda uji. Pada tahapan ini
dilakukan pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut:
1. pembuatan adonan beton, baik beton normal maupun beton yang
dicampur dengan serat limbah karet,
2. pengecoran ke dalam cetakan tabung,
3. pelepasan benda uji dari cetakan tabung,
4. perawatan beton sampai ke umur rencana.
Tahap V
Tahapan ini merupakan tahapan pengujian utama. Pada tahapan ini
dilakukan uji kuat desak beton dan uji kuat tarik belah beton untuk seluruh
sampel, baik beton normal maupun beton yang dicampur dengan limbah
karet. Pengujian dilakukan di Laboratorium Bahan Konstruksi Teknik,
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas
Islam Indonesia.
Tahap VI
Tahapan ini merupakan tahapan analisis data. Pada tahapan ini dilakukan
analisis data dari hasil pengujian untuk mendapatkan suatu kesimpulan.
Tahap VII
Tahapan ini merupakan tahapan terakhir dari penelitian ini. Dalam tahapan
ini data yang telah dianalisis dibuat suatu kesimpulan yang berhubungan
dengan tujuan penelitian dan saran-saran untuk penelitian selanjutnya.

Secara keseluruhan tahapan penelitian dapat dilihat secara skematis dalam


bentuk bagan alir pada gambar 3.1 berikut ini.
Mulai

Studi
literatur

Tahap I

Persiapan bahan
dan alat
Pengujian
agregat

Tahap II
Uji agregat halus:
- Berat jenis dan
penyerapan air
- Analisa saringan
- Berat volume
padat/gembur

Uji agregat kasar:


- Berat jenis dan
penyerapan air
- Analisa saringan
- Berat volume

Agregat memenuhi syarat

Ya
Tahap III

Perencanaan campuran (mix


design)

Tahap IV

Pembuatan benda
uji

Tidak

Tahap V

Pengujian benda uji

Tahap VI

Analisis dan
pembahasan
Kesimpulan dan
saran

Tahap
VII

Selesai
8

Gambar 3.1 Flowchart langkah-langkah penelitian


Berikut merupakan tabel rencana benda uji yang akan dibuat dan akan diuji.
Jenis
Benda Uji
Tanpa Serat
Serat 1%
Serat 2%
Serat 3%
Serat 4%
Serat 5%
Tanpa Serat
Serat 1%
Serat 2%
Serat 3%
Serat 4%
Serat 5%
Jumlah
Keterangan:
BTS-S0-D
BS-S1-D
BS-S2-D
BS-S3-D
BS-S4-D
BS-S5-D
BTS-S0-TB
BS-S1-TB
BS-S2-TB
BS-S3-TB
BS-S4-TB
BS-S5-TB

Tabel 3.1 Perincian Benda Uji


Jenis
Kode
Jumlah
Pengujian
Benda Uji
(Sampel)
Uji Desak
BTS-S0-D
10
Uji Desak
BS-S1-D
10
Uji Desak
BS-S2-D
10
Uji Desak
BS-S3-D
10
Uji Desak
BS-S4-D
10
Uji Desak
BS-S5-D
10
Uji Tarik Belah
BTS-S0-D
10
Uji Tarik Belah
BS-S1-TB
10
Uji Tarik Belah
BS-S2-TB
10
Uji Tarik Belah
BS-S3-TB
10
Uji Tarik Belah
BS-S4-TB
10
Uji Tarik Belah
BS-S5-TB
10
120

Umur
(Hari)

28

: Beton Tanpa Serat, Kadar Serat 0%, Uji Desak


: Beton Serat Limbah Karet, Kadar Serat 1%, Uji Desak
: Beton Serat Limbah Karet, Kadar Serat 2%, Uji Desak
: Beton Serat Limbah Karet, Kadar Serat 3%, Uji Desak
: Beton Serat Limbah Karet, Kadar Serat 4%, Uji Desak
: Beton Serat Limbah Karet, Kadar Serat 5%, Uji Desak
: Beton Tanpa Serat, Kadar Serat 0%, Uji Tarik Belah
: Beton Serat Limbah Karet, Kadar Serat 1%, Uji Tarik Belah
: Beton Serat Limbah Karet, Kadar Serat 2%, Uji Tarik Belah
: Beton Serat Limbah Karet, Kadar Serat 3%, Uji Tarik Belah
: Beton Serat Limbah Karet, Kadar Serat 4%, Uji Tarik Belah
: Beton Serat Limbah Karet, Kadar Serat 5%, Uji Tarik Belah

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1. Rencana Anggaran Biaya
Tabel 4.1 Rencana Anggaran Biaya
No
1

Jenis pengeluaran
Biaya Alat dan Bahan

Biaya (Rp)
Rp 4.860.000,00

2
3
4
5

Biaya Laboratorium
Biaya Operasional
Biaya Transportasi dan Akomodasi
Biaya Percetakan
Jumlah

Rp 2.300.000,00
Rp 2.350.000,00
Rp 1.500.000,00
Rp 990.000,00
Rp 12.000.000,00

4.2. Jadwal Kegiatan


Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan
Bulan ke
Kegiatan

1
1 2 3 4

Studi
1 Kepustakaan

2
1 2 3 4

3
1 2 3 4

1 2 3 4 1 2 3 4

Persiapan
Bahan
dan
2 alat
3 Penelitian
Analisis Hasil
4 dan Data
Pembuatan
5 Laporan

DAFTAR 9PUSTAKA
Ahmad, I.A., 2001, Tinjauan Kelayakan Balok Beton Bertulang
Pascabakar Secara Analisis dan Eksperimen, Yogyakarta:
Tesis, Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada.
Nugroho, Ibnu, 2015, Pengaruh Penambahan Limbah Karet Pada
Karakteristik Beton, Yogyakarta : Skripsi Program Sarjana
Universitas Islam Indonesia
Mulyono, T., 2006, Teknologi Beton, Yogyakarta: Penerbit Andi.
Murdock, L.J. dan Brook, K.M., 2003, Bahan
Jakarta: Cetakan Ketiga, Erlangga.

dan Praktek Beto,

Rahmah, S.N., 2000, Analisis Material Beton Pasca Bakar


(Tinjauan Sifat Mekanik dan Kimiawi), Yogyakarta: Tesis,
Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada.
Sagel, R., Kole, P. dan Kusuma. G., 1994, Pedoman Pengerjaan
Beton Berdasarkan SKSNI T-15-1991-03, Jakarta: Cetakan
Keempat, Erlangga.
Sumardi, P.C., 2000, Aspek Kimia Beton Pasca Bakar, Yogyakarta:
Kursus
Singkat
Evaluasi
dan Penanganan Struktur
Beton yang Rusak Akibat Kebakaran dan Gempa, 24-25
Maret.
Tjokrodimulyo, K., 2000, Pengujian Mekanik Laboratorium Beton
Pasca Bakar, Yogyakarta: Nafri.

10

Lampiran 2 Justifikasi Anggaran


Tabel 2 Justifikasi Anggaran

Lampiran 3 Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas


No. Nama / NIM
1.

Yudanto
Wicaksono
12511365

2.

Muhammad
Taufan/
12511394

Program
Studi

Bidang
Ilmu

Teknik
/ Sipil

Teknik
Sipil

Teknik
Sipil

Teknik
Sipil

3.

Nurul
Azis Teknik
Prasetyo/1251144 Sipil
0

Teknik
Sipil

4.

Ahmad Fauqi Al- Teknik


Aziz/ 12511386
Sipil

Teknik
Sipil

5.

Fatwa
Garindra/
12511394

Teknik
Sipil

Reza Teknik
Sipil

Alokasi
Uraian Tugas
Waktu
(jam/minggu)
15
Membuat Sampel
penelitian,
jam/minggu
analisis data hasil
penelitian,
dan
Koordinator tim.
15
Melakukan
pengujian sampel,
jam/minggu
Mencatat
Keuangan
tim
penelitian,
15
Mencari material
dan
bahan
jam/minggu
penelitian,
dan
analisis data hasil
penelitian
15
Mencari data di
lapangan,
jam/minggu
Menyusun hasil
analisis
dari
penelitian
15
Literatur
dan
jam/minggu
analisis data hasil
penelitian

Anda mungkin juga menyukai