Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kata Pengantar
Alhamdulillah, Puja dan Puji syukur kepada Allah SWT. karena atas
limpahan karunia-Nya saya dapat mengerjakan makalah ini dengan baik dan
lancar. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad
Shallallahualaihi wa sallam. Manusia istimewa yang seluruh perilakunya layak
untuk diteladani, yang seluruh ucapannya adalah kebenaran, yang seluruh getar
hatinya kebaikan. Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah saya yang berisi
tentang BATUAN BEKU, yang mana makalah ini dibuat dengan tujuan
menyelesaikan tugas dan sebagai bahan ataupun materi dasar dalam mata kuliah
GEOLOGI FISIK.
Adapun tujuan kita mempelajari BATUAN BEKU ialah agar kita mengerti
mengenai apa itu batuan beku, bagaimana proses terbentuknya batuan beku,
pembagian batuan beku berdasarkan genetiknya, komposisi kimia pembentuk
batuan beku, dan pembentuk batuan beku berdasarkan mineraloginya
Jika ada kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah ini saya
mohon maaf yang sebesar besarnya. Saya ucapkan terima kasih.
Daftar Isi
2
Kata Pengantar ........................................................................................................1
Daftar Isi .................................................................................................................2
Daftar Tabel ............................................................................................................3
Daftar Gambar ........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.3
BAB II PEMBAHASAN
2.1
2.2
2.4
2.5
1.
2.
3.
4.
Kesimpulan ...........................................................................................29
Daftar Tabel
3
1. Tabel 1.1
2. Tabel 1.2
3. Tabel 1.3
4. Tabel 2.1
5. Tabel 2.2
6. Tabel 2.3
7. Tabel 2.4
8. Tabel 2.5
9. Tabel 2.6
10. Tabel 2.7
11. Tabel 2.8
12. Tabel 2.9
13. Tabel 2.10
14. Tabel 2.11
15. Tabel 2.12
Daftar Gambar
1.
2.
3.
4.
Gambar 1.1
Gambar 1.2
Gambar 1.3
Gambar 1.4
: Batuan Granit
: Batuan Syenit
: Batuan Biorit
: Batuan Gabro
BAB I
PENDAHULUAN
4
Bagian luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan, dimana bagian lautan
lebih besar daripada bagian daratan. Akan tetapi daratan adalah bagian dari kulit
bumi yang dapat diamati langsung dengan dekat, maka banyak hal-hal yang dapat
diketahui secara cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa
daratan tersusun oleh jenis batuan yang berbeda satu sama lain dan berbeda-beda
materi penyusun serta berbeda pula dalam proses terbentuknya.
Petrology yaitu ilmu yang khusus membahas tentang batuan. Batuan beku
sebenarnya telah banyak dipergunakan orang dalam kehidupan sehari-hari hanya
saja kebanyakan orang hanya mengetahui cara mempergunakannya saja, dan
sedikit yang mengetahui asal kejadian dan seluk-beluk mengenai batuan beku ini.
Secara sederhana batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan
magma. Penggolongan batuan beku telah bayak dilakukan dari dahulu hingga
sekarang, namun karena tidak adanya kesepakatan antara ahli petrologi dalam
mengklasifikasikan betuan beku mengakibatkan sebagian klasifikasi dibuat atas
dasar yang berbeda-beda. Penggolongan batuan beku dapat didasarkan pada tiga
patokan utama, yaitu berdasarkan genetik batuan, berdasarkan senyawa kimia
yang terkandung dan bersarkan susunan mineraloginya.
5
2. Menjelaskan bagaimana proses terbentuknya batuan beku
3. Menjelaskan pembagian batuan beku berdasarkan genetiknya
4. Menjelaskan komposisi kimia pembentuk batuan beku
5. Menjelaskan pembentuk batuan beku berdasarkan mineraloginya
6. Menjelaskan deskripsi batuan beku
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
6
Bagian luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan dimana bagian dari
lautan lebih besar daripada bagian daratan. Akan tetapi karena daratan adalah
bagian dari kulit bumi yang dapat kita amati langsung dengan dekat maka banyak
hal-hal yang dapat pula kita ketahui dengan cepat dan jelas. Salah satu diantaranya
adalah kenyataan bahwa daratan tersusun oleh beberapa jenis batuan yang berbeda
satu sama lain. Dari jenisnya batuan-batuan tersebut dapat digolongkan menjadi 3
jenis golongan. Mereka adalah : batuan beku (igneous rocks), batuan sediment
(sedimentary rocks), dan batuan metamorfosa/malihan (metamorphic rocks).
Batuan-batuan tersebut berbeda-beda materi penyusunnya dan berbeda pula
proses terbentuknya.
Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan yang terbentuk
dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma.
Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi batuan beku
plutonik dan vulkanik. Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral
penyusun batuannya. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan
magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif
besar. Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorite, dan granit (yang
sering dijadikan hiasan rumah). Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya
terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat (misalnya akibat letusan
gunung api) sehingga mineral penyusunnya lebih kecil. Contohnya adalah basalt,
andesit (yang sering dijadikan pondasi rumah), dan dacite.
2.2
beku, pembagian batuan beku ini merupakan pembagian awal sebelum dilakukan
7
penggolongan batuan lebih lanjut. Pembagian genetik batuan beku adalah sebagai
berikut :
1.
beku dalam atau batuan beku plutonik. Batuan beku intrusif mempunyai
karakteristik diantaranya, pendinginannya sangat lambat(dapat sampai jutaan
tahun),memungkinkan tumbuhnya kristal-kristal yang besar dan sempurna
bentuknya, menjadi tubuh batuan beku intrusif. Tubuh batuan beku intrusif sendiri
mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam, tergantung pada kondisi magma
dan batuan di sekitarnya. Batuan beku intrusi selanjutnya dapat dibagi lagi
menjadi batuan beku intrusi dalam dan batuan beku intrusi permukaan.
berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya,
struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu konkordan dan
diskordan.
Struktur tubuh batuan beku yang memotong lapisan batuan di sekitarnya
disebut diskordan. yaitu:
1) Batholit, merupakan tubuh batuan beku dalam yang paling besar
dimensinya. Bentuknya tidak beraturan, memotong lapisan-lapisan
batuan yang diterobosnya. Kebanyakan batolit merupakan kumpulan
massa dari sejumlah tubuh-tubuh intrusi yang berkomposisi agak
berbeda. Perbedaan ini mencerminkan bervariasinya magma pembentuk
batholit. Beberapa batholit mencapai lebih dari 1000 km panjangnya dan
250 km lebarnya. Dari penelitian geofisika dan penelitian singkapan di
lapangan didapatkan bahwa tebal batholit antara 20-30 km. Batholite
tidak terbentuk oleh magma yang menyusup dalam rekahan, karena tidak
ada rekahan yang sebesar dimensi batolit. Karena besarnya, batholit
dapat mendorong batuan yang di1atasnya. Meskipun batuan yang
diterobos dapat tertekan ke atas oleh magma yang bergerak ke atas secara
perlahan, tentunya ada proses lain yang bekerja. Magma yang naik
melepaskan fragmen-fragmen batuan yang menutupinya. Proses ini
dinamakan stopping. Blok-blok hasil stopping lebih padat dibandingkna
magma yang naik, sehingga mengendap. Saat mengendap fragmen-
8
fragmen ini bereaksi dan sebagian terlarut dalam magma. Tidak semua
magma terlarut dan mengendap di dasar dapur magma. Setiap frgamen
batuan yang berada dalam tubuh magma yang sudah membeku
dinamakan Xenolith.
2) Stock, seperti batolit, bentuknya tidak beraturan dan dimensinya lebih
kecil dibandingkan dengan batholit, tidak lebih dari 10 km. Stock
merupakan penyerta suatu tubuh batholit atau bagian atas batholit.
3) Dyke, disebut juga gang, merupakan salah satu badan intrusi yang
dibandingkan dengan batholit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular,
sebagai lembaran yang kedua sisinya sejajar, memotong struktur
(perlapisan) batuan yang diterobosnya.
4) Jenjang Volkanik, adalah pipa gunung api di bawah kawah yang
mengalirkan magma ke kepundan. Kemudian setelah batuan yang
menutupi di sekitarnya tererosi, maka batuan beku yang bentuknya
kurang lebih silindris dan menonjol dari topografi disekitarnya.
9
2.
berlangsung dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang
memiliki berbagai struktur yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi
pada saat pembekuan lava tersebut. Struktur ini diantaranya:
1) Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan
2) Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah
poligonal seperti batang pensil.
3) Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpalgumpal. Hal ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan
air.
4) Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada
batuan beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat
pembekuan.
5) Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral
lain seperti kalsit, kuarsa atau zeolit
6) Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran
mineral pada arah tertentu akibat aliran.
2.3
mineral penyusun batuan beku. Salah satu klasifikasi batuan beku dari kimia
adalah dari senyawa oksidanya, sepreti SiO2, TiO2, AlO2, Fe2O3, FeO, MnO, MgO,
CaO, Na2O, K2O, H2O+, P2O5, dari persentase setiap senyawa kimia dapat
mencerminkan beberapa lingkungan pembentukan meineral.
10
Analisa kimia batuan dapat dipergunakan untuk penentuan jenis magma
asal, pendugaan temperatur pembentukan magma, kedalaman magma asal, dan
banyak lagi kegunaan lainya. Dalam analisis kimia batuan beku, diasumsikan
bahwa batuan tersebut mempunyai komposisi kimia yang sama dengan magma
sebagai pembentukannya. Batuan beku yang telah mengalaimi ubahan atau
pelapukan akan mempunyai komposisi kimia yang berbeda. Karena itu batuan
yang akan dianalisa harusla batuan yang sangat segar dan belum mengalami
ubahan. Namun begitu sebagai catatan pengelompokan yang didasarkan kepada
susunan kimia batuan, jarang dilakukan. Hal ini disebabkan disamping prosesnya
lama dan mahal, karena harus dilakukan melalui analisa kimiawi.
Pembagian Kimia Batuan Beku (asam & basa) Berdasarkan kandungan
kimia oksida. Contohnya pada tabel berikut ini :
Tabel 1.1
OKSIDA
SiO2
TiO2
Al2O3
Fe2O3
FeO
MnO
MgO
CaO
Na2O
K2O
H2O+
P2O5
GRANIT
72,08
0,37
13,86
0,86
1,72
0,06
0,52
1,33
3,08
0,46
0,53
0,18
DIORIT
51,86
1,50
16,40
2,73
6,97
0,18
6,21
3,40
3,36
1,33
0,80
0,35
GABRO
48,36
1,32
16,84
2,55
7,92
0,18
8,06
11,07
2,26
0,56
0,64
0,24
PERIDOTIT
43,54
0,81
3,99
2,51
9,8
0,21
34,02
3,46
0,56
0,25
0,76
0,05
Komposisi kimia dari beberapa jenis batuan beku yang terdapat pada tabel
di atas, hanya batuan intrusi saja. Dari sini terlihat perbedaan presentase dari
setiap senyawa oksida, salah satu contoh ialah dari oksida SiO2 jumlah terbanyak
dimiliki oleh batuan granit dan semakin menurun ke batuan peridotit (batuan ultra
basa). Sedangkan MgO dari batuan granit (batuan asam) semakin bertambah
kandungannya kearah batuan peridotit (ultra basa).
11
Kandungan senyawa kimia batuan ekstrusi identik dengan batuan intrusinya,
asalkan dalam satu kelompok. Hal ini hanya berbeda tempat terbentuknya saja,
sehingga menimbulkan pula perbedaan didalam besar butir dari setiap jenis
mineral.
Dasar pembagian ini biasanya adalah kandungan oksida tertentu dalam
batuan seperti kandungan silika dan kandungan mineral mafik (Thorpe & Brown,
1985).
Pembagian batuan beku menurut kandungan SIO2 (silika) pada tabel di
bawah :
Tabel 1.2
Nama Batuan
Kandungan Silika
Batuan Asam
Batuan Menengah
Batuan basa
Batuan Ultra basa
Lebih besar 66 %
52 66 %
45 52 %
Lebih kecil 15 %
Kandungan Silika
0 33 %
34 66 %
67 100 %
12
2.4
Struktur Vesikular
Struktur Vesikular adalah struktur pada batuan ekstrusi yang terdapat
rongga-rongga
yang
berbentuk
elip,
silinder
maupun
tidak
beraturan.
di
dalam
lava
setelah
mengalami
penurunan
tekanan.
Struktur Aliran
Struktur Aliran terjadi akibat lava yang disemburkan tidak ada yang dalam
keadaan homogen, karena saat lava menuju ke permukaan selalu terjadi perubahan
komposisi, kadar gas, kekantalan, dan derajat kristalisasi. Struktur aliran
dicerminkan dengan adanya goresan berupa garis-garis yang sejajar, perbedaan
warna dan teksturnya.
4.
Struktur Kekar
Struktur Kekar adalah bidang-bidang pemisah/retakan yang terdapat dalam
semua jenis batuan, biasanya disebabkan oleh proses pendinginan tetapi ada yang
disebabkan oleh gerakan-gerakan di dalam bumi yang berlaku sesudah batuan
mengalami pembekuan. Retakan-retakan yang memotong sejajar dengan
permukaan bumi menghasilkan struktur perlapisan, sedang yang tegak lurus
dengan
permukaan
bumi
akan
menghasilkan
struktur
bongkah.
Retakan dapat pula membentuk kolom-kolom yang dikenal dengan struktur kekar
meniang (columnar jointing), hal ini disebabkan karena adanya pendinginan dan
13
penyusutan yang merata dalam magma dan dicirikan oleh perkembangan retakan
membentuk segi empat, segi lima atau segi enam, umumnya terdapat pada batuan
basal.
2.5
1.
Kelompok Granit
Gambar 1.1
1) Phanertik
Granit dikelompok ini terdiri dari batuan pluton yang biasa biasa disebut
batolit, kenampakan di permukaan bumi sangat besar sedangkan
kedalaman dari batuan ini tidak diketahui besarnya. Granit ini berbutir
sangat kasar dengan kombinasi warna antara putih dengan abu-abu
dengan butiran mineral sangat besar.
Tekstur batuan pada dasarnya adalah holokristalin, hipidiomorpik dan
equiganular. Penokris yang besar dari ortoklas, kadang-kadang granit
kelompok ini memiliki tekstur porpiri. Dalam jumlah yang sangat kecil
kita akan mendapatkan xenolit di dalam tubuh granit. Struktur yang biasa
terdapat dibatuan granit ialah struktur foln yang terbagi dalam tiga
kelompok, pertama struktur blok yang berbentuk kubus, kedua
diakibatkan oleh proses konsolidasi dan ketiga akibat proses pelapukan.
Struktur miarolitik ialah rongga berbentuk tidak beraturan yang bisaanya
ditumbuhi oleh kristal-kristal yang berbentuk sempurna. Struktur lain
yang basa adalah struktur orbikular dan rapakular.
14
Komposisi mineral dan kimia di dalam batuan granit dibagi menjadi tiga,
yaitu :
andesin, biotit.
Mineral Pengiring ( accessor/mineral)
Dengan bentuk dan jumlah yang sangat kecil,mineral pengiring ini terdiri
10 40%
80 60%
0 359%
10 35%
25%
40%
26%
1%
6%
2%
1%
15
SiO2
TiO2
AI2 O3
Fe2O3
FeO
MnO
MgO
CaO
Na2O
K2O
H2O+
P2O5
73,86
0,20
13,75
0,78
1,13
0,05
0,26
0,72
3,51
5,13
0,47
0,14
70,18
0,39
14,47
1,57
1,78
0,12
0,88
1,99
3,48
4,11
0,84
0,19
72,70
0,26
13,39
1,25
0,20
0,09
0,30
1,89
2,00
3,94
0,01
2) Aphantik
Kelompok batuan ini terdiri dari batuan ekstrusi yang berupa lava dan
batuan instrusi yang berupa dike kenampakan di lapangan batuan lava ini
berupa aliran dengan ketebalan yang bervariasi dan penyebaran yang
luas. Sedangkan dike terlihat bertekstur porfiritik atau kacaan, karena
peralihan antara tipe plutonik dengan vulkanik.
Tekstur kelompok ini bertekstur porfiritik yaitu percampuran antara yang
kasar (penokris) seperti dari kuarsa feldspar dan homblende dengan masa
dasar yang berbentuk halus dari mikrokristalin sampai kacaan. Tekstur
aliran dikarenakan perjalanan magma asal ke permukaan bumi dan
kemudian menyebar kesegala arah. Tekstursperulitik biasanya diobsidian
yang berbentuk sciatut yang melingkar.
Komposisi mineralogy dari penyusun mineral utama terdiri dari kuarsa,
potassium feldafar dari jenis ortoklasdan sanidin, plagioklas dari jenis
oligloklas sedangkan mineral feromagnesia dari biotit dan horiblende.
Mineral pengiringnya terdiri dari magnetit dan apatit. Sedangkan mineral
sekunder terdiri dari hasil alterasi dari feldspar dan mineral/eromagnesia.
Komposisi kimia batuan riolit
Tabel 2.3
Senyawa kimia
biO2
73,66
16
TiO2
Al2O2
Fe2O3
FeO
MnO
MgO
CaO
NaO
K2O
H2O
P2O5
0,22
13,46
1,26
0,75
0,03
0,32
1,13
2,09
5,35
0,78
0,07
2.
Kelompok Syenit
Gambar 1.2
1) Phaneritik
Gyenit biasa terdapat sebagai stok dan bose, tidak pernah ditemukan
sebagai tubuh yang besar seperti batolit dari granit. Terbentuknya tubuh
Gyenit bisa barasosiasi dengan granit sebagai fasies tipis.
17
Tekstur yang biasa ditemukan adalah equigranular, holokristallin,
peneritik, dan batuan plutorik. 3 butiran Kristal cukup besar, hal ini
terlihat sebagai pegmatik.
Komposisi irineralogi dan kimia bila dibandingkan dengan granit, maka
Gyenit memperlihatkan kandungan alkali ke silica lebih tinggi, Ini
disebabkan oleh berlimpahnya mineral alkali feldspar. Mineral utama
terdiri dari potassium feldspar dari jenis ortoklas dan mikrolin, plagioklas
dari jenis albit oligoklas dan mineral feromagnesia dari homblende
sebagian be dan piroksen. Mineral pengiring terdiri dari asphen, oksida
besidan apatit. Sedangkan mineral sekunder merupakan hasil alterasi dari
feldspar yang kemudian membentuk variasi dari mineral lempung.
Variasi mineralogy dari batuan gyenit dapat dilihat pada table 2.4
1
30 80%
6 25%
10 40%
2
72%
12%
2%
7%
4%
2%
1%
Variasi kimia pada batuan syenit diperlihatkan pada table 2.5. Dimana
kandungan alkali (Na2O dan J2O) sangat tinggi, hal ini disebabkan terlampau
banyaknya kandungan mineral potassium feldspar.
18
Komposisi kimia batuan syenit
Tabel 2.5
Senayawa kimia
SiO2
TiO2
Al2O3
Fe2O4
FeO
MnC
MgO
CaO
Na2O
K2O
H2O+
P2O5
1
61,86
0,68
6,91
2,32
2,63
0,11
0,96
2,34
5,46
5,91
0,62
0,19
59,41
0,83
17,18
2,19
2,83
0,08
2,02
4,06
3,92
6,53
0,63
0,38
2) Aphantit
Batuan kelompok ini biasanya disebut trukit, terjadi sebagai aliranlava
yang meliputi daerah yang luas, juga terdapat sebagai korok vulkanik
yang berteksrur poroiritik.
Tekstur batuan seperti tekstur porpiritik dengan fenokris berjumlah lebih
banyak daripada masa dasar. Sebagai masa dasar dari mikrokristalinyang
sulit untuk didentifikasi. Tekstur lain yang biasa terdapat adalah tekstur
aliran.
Struktur lain banyak terdapat di batuan kelompok ini, sedangkan struktur
vesikuler biasanya terdapat di atas permukaan dari suatu aliran.
Komposisi mineral dari mineral utama terdiri dari potassium feldspar dari
jenis sanidin, ortoklas dan mikrolin, plagloklas, biotit, homblende dan
mineral sugit biasa sebagai variasi dan bila jumlahnya banyak, maka
akan mempengarihi panamaan dari batuan dan biasanya diletakkan di
depan dari trakit sebagai cimtoh augit trakit.
Kandungan mineral pada batuan syenit ialah plagioklas dari jenis
albithormblende, biotit, K-feldspar dari jenis ortoklas dan mikrokiin,
nefelin dan mineral bijihnyamagnetit. Bila batuan tersusun mengandung
nefelin, nya menjadi nefelin syenit. Ukuran Kristal dari mineral itu
berukuran kasar feneritik atau dapat disebut holokristalin. Batuan terakhir
19
porpirl dalam sayatan tipis ini terlihat kandungan mineralnya ialah K
feldspar dari jenis ortoklas berbentuk subhedral sampai euhadral. Kalsit
dapat berbentuk butiran ataupun hasil ubahan, kuarsa berbentuk ahhedral.
Sebagai mineral pengiringnya adalah magnetit berbentuk kubur dan
hematite yang pada umumnya berbentuk anhedral, dalam sayatan ini
berwarna nitara (opak). Sebagai mineral ubahan ialah seririt dan kalsit
yang berasal dari ortoklas atau plagioklas.
Variasi senyawa kimia dari batuan traki dapat dilihat pada table 2.6 yaitu
terdiri dari alkali trakit dan calcalkali crakit.
Komposisi kimia dari batuan kelompok trakit
Tabel 2.6
Senyawa kimia
SiO2
MO2
Al2O3
Fo2O3
FeO
MnO
MgO
CaO
Na2O
K2O
H2O
P2O5
3.
Kelompok Diorit
1
61,95
0,73
18,03
2,33
1,61
0,13
0,63
1,89
6,55
6,53
0,54
0,18
2
58,31
0,66
18,06
2,54
2,02
0,14
2,07
4,26
3,85
7,38
0,53
0,20
20
Gambar 1.3
1) Phanertilik
Kelompok diorite ini, bila bertekstur phaneritik disebut diorite dan bila
aphanitik disebut andesit kelompok ini berada di tengah antara kelompok
batuan asam dan kelompk batuan basa. Sehingga komposisi kimia
ataupun mineralogy berada di tengah dari kedua kelompok itu.
Diorit terdapat sebagai stok, dike ataupun sill juga sebagian kecil
berasosiasi dengan yang besar dari batuan asam atau basal.
Tekstur dari diorite adalah holokistallin, equigrabulur dan phanentik dan
banyak pula yang bertekstur porpiritik dengan penokris berbentuk
euhedral.
Komposisi mineralogy dimana penyusunmineral utama adalah plagioklas
dari jenis oligloklas andesine dan homblende. Bia terdapat mineral
augit memberikan arah bahwa batuan itu sedikit bersifat basa, sedangan
mineral ortoklas mencerminkan batuan tersebut bersifat asam. Mineral
pengiringnya yaitu kuarsa bisa terdapat apuk banyak dan bisa tidak
terdapat sama sekali. Tabel 2.7. memperlihatkan posisi mineral dari
batuan kelompok diorite.
Komposisi mineralogy dari batuan kelompok diorite
Tabel 2.7
Mineral
Kuarsa
Andesine
Potassium feldspar
Biotit
Amphibi
Pirokam
magnetit
Dient kuarsa
20%%
56%
6%
4%
8%
2%
2
Dorit
2%
64%
3%
5%
12%
11%
2%
Komposisi kimia dari kelompok diorite ini tidak ada yang menonjol
seperti pada table 2.7. Hanya sebagian kecil saja perbedaan halini disebabkan
pengaruh dari magma yang bersifat anam atau basa.
21
Komposisi kimia dari batuan diorite dan andesit
Tabel 2.8
Senyawa kimia
Sio2
TiO2
Al2O3
Fe2O3
FeO
MnO
MgO
CaO
Na2O
K2O
H2O+
P2O5
1
1,86
1,60
16,40
2,73
6,97
0,18
6,12
8,40
3,36
1,33
0,80
0,35
2
56,77
0,84
16,67
3,16
4,40
0,13
4,17
6,74
3,39
2,12
1,36
0,25
3
55,49
0,91
18,46
1,39
7,07
0,16
8,10
7,47
4,09
1,60
2,13
0,28
2) Aphantik
Andesit banyakterdapat sebagai lava, tetapi juga terjadi sebagai instrusi
sekunder, seoerti sebagai dike Gunung api di jawa pada umumnya
bersifat andesit.
Tekstur dari batuan andesit biasanya porpiritik dengan penokris yang
euhedral, sedangkan massa dasar biasanya mjkrolaristalin sampai kacaan.
Tekstur aliran terjadi dari partikel di dalam porpiritik dimana plagioklas
dikelilingi oleh barisan paralel.
Komposisi mineralogy dari batuan andesit sama dengan batuan diorite,
dimana pada andesit lebih banyak kuarsa dan plagioklas dari jenis
andesine Penokris dari plagioklas dan masa dasar dari biotit homblende,
piroksen dan mikrolit plagioklas.
Komposisi kimia dari batuan andesit tidak banyak berbeda dengan batuan
diorite, seperti terlihat pada table 2.8. Hanya beberapa senyawa terlihat
tinggi hal ini disebabkan oleh pengaruh dari magma asal.
Pengamatan secara mikroskopik pada batuan kelompok phaneritik
terlihat pada foto 6 halaman 115 yaitu foto mikrograp tenalit. Sedangkan
foto 7 halaman 116 dari batuan diorite, mineral penyusunnya ialah
22
plagioklus dari andesine, sedikit kuarsa, homblende, biotit dan magnetit.
Batuan aphanitiknya terdiri dari homblende andesit.
Sama besarnya ada yang halus dan ada yang besar. Tekstur demikian
disebut porpiritik. Mineral yang berukuran kasar atau , dari plagioklas
dari jenis andesin, dan homblende. Sedangkan sebagai matrik ialah
mikrolit plagioklas, homblende, bijih dan perisit. Dalam foto ini terlihat
adanya struktur aliran yang dibentuk oleh mikrolit plagioklas yang
mengelilingi fenokris plagioklas. Diasit memperlihatkan mineral
fenokrisnya dari plagioklas dan homblende, sedangkan sebagai
matriknya terdiri dari kuarsa, feldspar dan sedikit olotit dimana matrik di
sini sangat hlaus.
4. Kelompok Gabro
Gambar 1.4
1) Phanerttih
Gabro dapat terbentuk sebagai lakolit, stok, dike, dan sil, dan biasanya
sebagai batuan platonic. Kelompok ini memiliki beberapa nama
batuan berdasarkan mineral yang dikandungnya.
Tekstur yang biasa terdapat adalah tekstur equigranular, holokristalin,
phanentik, dan pegmatik. Dimana butiran kristal berukuran kasarkasar.
Struktur yang berkembang pada umumnya struktur masif dan sistem
join. Struktur aliran terlihat dari mineral feldspar dengan arah liniasi
yang sub parallel. Di dalam sayatan tipis ada hal yang menarik dari
reaksi rim dan biasa disebut struktur korona. Hal ini di sebabkan
23
perbedaan komposisi mineral yang mengelilingi dari pusat. Suatu
contoh inti dari olivine mungkin sekelilingnya dari rim orto piroksin,
contoh yang lain inti aupit dan rim semakin keluar dari homblende
dan terluar ditempati oleh kiorit.
Komposisi mineralogi dan kimia dari gabro adalah batuan basa
dimana persentase silika relative rendah, sedangkan persentase besi,
magnesium relative sangat tinggi, dan sodium dan potassium sangat
rendah. Mineral plagioklas dan mineral feromagnesa lebih banyak
mengandung
kalsium dibandingkan
dengan
kelompok
batuan
sebelumnya.
Penamaan batuan kelompok berdasarkan kandungan mineralnya
Tabel 2.9
Labradorit
Piroksin
Tanpa
Augit
Augit dan ortopiroksen
olivin
Orto gabro
Hipersten
Olivin gabro
Olivin
Ortopiroksen
gabro
Norit
hipersten gabro
Olivin norit
Tanpa piroksen
Dengan olivin
(anorthosit)
troksolit
Plagioklas
Bytownit-Anortit
Tanpa
Dengan olivin
olivin
Eukrit
Olivin eukrit
Hipersten
Olivin hipersten
eukrit
(anorthosit)
1
43,36
1,32
6,84
2,55
7,92
0,18
3,06
2
48,24
0,97
17,88
3,16
5,90
0,13
7,51
eukrit
Allivalit
24
CO
Na2O
K3O
Fl2O
P2 O5
11,07
2,26
0,56
0,04
0,24
10,90
2,55
0,89
1,54
0,28
%
65
1
3
6
14
7
2
2
2) Aphanitik
Batuan aphanitik dari kelompok gabro disebut basal. Basal sebagian
besar terbentuk sebagai lava pada saat sekarang. Bentuk yang paling
banyak terdapat berupa lembaran di permukaan bumi dan mendomonasi
dari batuan beku yang berhubungan dengan sabuk orogenik (orogenic
belt). Penyebaran dari lava basal sangat luas sekali bahkan sampai
200.000 mil persegi dan dengan ketebalan maksimum 6000 ft. Suatu
25
contoh sangat baik adalah lava dari gunung di Hawaii, dan contoh di
Indonesia adalah lava gunung galunggung.
Tekstur yang banyak terdapat pada basal adalah holokristalin, juga
terdapat kacaan. Tekstur porpiritik disusun dari Kristal subhedral dan
euhedral sebagai fenokris sedangkan sebagai masa dasar dari
mikrokristalin dan kacaan. Tekstur aliran terlihat di bawah mikroskop
berupa penokris yang dikelilingi oleh mikrokristalin secara teratur.
Struktur yang banyak terdapat pada saat sekarang adalah sturktur aliran.
Sebagai contoh lava dari gunung di hawai. Permukaan pada aliran lava
sering di temukan struktur rongga (versikular). Struktur meniang
berbentuk polgoral yang tegak lurus. Dan struktur bantal dari lava
dimana pendinginannya terdapat di bawah permukaan air, struktur ini
berbentuk lava sub spheroldal.
Komposisi mineralogi dan kimiawi dari basal banyak kesamaannya
dengan gabro terutama di dalam komposisi khals.
1
50,33
2,03
14,01
2,88
9,00
2
49,43
1,00
18,85
1,58
8,08
MnO
MgO
CaO
Na2O
K2O
H2O
P2O5
0,18
6,84
10,42
2,23
0,84
0,91
0,23
0,18
5,93
10,14
3,60
0,99
0,58
0,20
26
Komposisi mineral terdiri dari plagioklas dan piroksin dengan atau tanpa
olivine Kristal-kristal berbentuk dengan di dalam masa dasar mikrokristalin.
Panokris terjadi dari mineral augit, hipersten,hornblende, sedikit liolit, kadangkadang olivin dan terbanyak plagioklas. Sebgai mineral pengirignya terdiri dari
magnetit, ilmenit, sparit. Basal sangat mudah terkena alterasi dengan sedikit uap
air dan air panas di daerah vulkanik akan menghasilkan oksida besi dari mineral
magnetit (mineral bijih) dan mineral bijih dan kaya akan Fe dan Mg, yaitu mineral
olivine.
Fotomikrograp dari gabro yang disusun oleh mineral-mineral plagioklas
dari jenis labra. Sedangkan mineral dari homblendo, piroksin dari jenis augit, dan
mineral yang khas untuk batuan basa ialah olivine, biasanya mineral olivine
mudah sekali terubah menjadi oksida besi dan mineral lainnya. Sebagai mineral
ubahannya ialah klorit, oksida besi yang berwarna coklat dan serpantin. Batuan ini
bertekstur holokristalin yang equigranular. Batuan norit,disusun oleh mineralminerl hipersten berbentuk subhedral-anhedral, norit, plagioklas klasik. Sebagai
mineral pendampingnya dari mineral bijih yaitu magnetit dan pirit yang berbentuk
subhedral sampai anhedral. Mineral ubahannya mineral mafik ialah biotit dan
klorit sedangkan dari mineral felsik ialah seridit. Batuan diabas (foto 13)
memperlihatkan fotomikrograp denhan mineral-mineral penyusunnya ialah
plagioklas dari jenis labradorit, piroksin, dari jenis augit, dimana mineral yang
disebut diatas sebagai fenokris dengan bentuk subhedral euhedral. Sebagai
mineral penggiringnya ialah biotit dan dari mineral piroksin terutama bagian tepi
atau sekeliling mineral tersebut dan juga piroksin yang berbentuk mikro.
27
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Batuan ialah segala macam material padat yang menyusun kulit bumi/kerak
bumi, baik yang telah padu maupun lepas. Material padat dapat terjadi dari
agregat mineral yang tersusun oleh 1 macam mineral maupun dari berbagai
mineral. Batu adalah material padat dari agregat mineral yang telah padu.
Batuan beku merupakan batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin
dan membeku. Batuan beku berdasarkan genetiknya yaitu batuan ekstruksi dan
batuan instrusi. Batuan beku berdasarkan komposisi kimianya yaitu Salah satu
klasifikasi batuan beku dari senyawa oksidanya, sepreti SiO 2, TiO2, AlO2, Fe2O3,
FeO, MnO, MgO, CaO, Na2O, K2O, H2O+, P2O5.
Batuan beku berdasarkan mineraloginya,biasanya dipergunakan adalah
mineral kuarsa, plagioklas, potassium feldspar dan foid untuk mineral felsik.
Sedangkan untuk mafik mineral biasanya mineral amphibol, piroksen dan olovin.
Struktur batuan beku ada 4, yaitu struktur bantal, struktur vesikular, strutur aliran,
struktur kekar.
28
Deskripsi batuan beku dikelompokkan menjadi 5, yaitu kelompok granit,
kelompok synit, kelompok diorit, kelompok gabro dan kelompok utra basa.
Daftar Pustaka
http://teachgeograf.blogspot.co.id/2012/05/makalah-batuan-beku.html
atmantokukuh.blogspot.com/2012/11/makalah-batuan-beku_19.html