Anda di halaman 1dari 2

BAB IV

ANALISA KASUS
Pada kasus ini, perempuan, 53 tahun dari hasil anamnesis didapatkan bahwa
sejak kurang lebih 3 tahun lalu mengaku terdapat benjolan dibawah ketiak kiri
sebesar kelereng berjumlah satu buah, benjolan dapat digerakkan, nyeri tidak ada,
warna kemerahan disekitar tidak ada, benjolan teraba kenyal. Sejak kurang lebih 1
bulan SMRS penderita mengaku benjolan semakin membesar, ukurannya sebesar
telur bebek, teraba kenyal, terasa mengganjal dan nyeri, munculnya benjolan kecil
diatas benjolan sebelumnya disangkal, kemerahan disekitar benjolan tidak ada,
keluar cairan disangkal. Pasien pernah mengalami keluhan serupa, yaitu terdapat
benjolan dibawah ketiak kanan. Penderita mengaku benjolan tersebut sebesar telur
bebek, terasa nyeri dan mengganjal. Benjolan tersebut sudah di operasi 3,5 tahun
lalu. Pada pemeriksaan fisik di regio axillaris sinistra didapatkan bahwa pada
inspeksi terdapat benjolan menyerupai payudara, sewarna kulit, permukaan rata,
tidak tampak kemerahan pada benjolan, tidak ada benjolan kecil seperti puting
diatas benjolam tersebut, retraksi tidak ada, discharge tidak ada serta pada palpasi
didapatkan teraba benjolan ukuran 6 cm x 4 cm, jumlah satu, konsistensi kenyal,
batas tegas, mobile, nyeri (+), serta tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.
Dari keluhan utama munculnya benjolan dan riwayat perjalanan penyakit ini
dapat dipikirkan beberapa diagnosis untuk keluhan seperti yang dirasakan oleh
pasien ini, yaitu suatu anomali yaitu mamma abberant, infeksi payudara yaitu
mastitis dan suatu tumor jinak dapat berupa fibroadenoma, lipoma, adenoma,
dan kista.
Pada pasien ini untuk menyingkirkan suatu tumor jinak seperti
fibroadenoma mammae (FAM) dilihat dari keluhan pasien yaitu tidak ada tandatanda peradangan, penderita mengeluhkan nyeri namun lebih mengarah ke
ketidaknyamanan (terasa mengganjal akibat benjolan yang semakin membesar),
selain itu untuk penderita FAM sering terjadi pada wanita usia muda. Adanya
suatu infeksi pada payudara dapat disingkirkan, dilihat dari usia penderita 53
tahun dan tidak sedang menyusui dan tidak ada keluar suatu cairan, dimana

27

28

mastitis biasanya terjadi pada wanita yang sedang menyusui. Pertumbuhan


benjolan juga tidak terlalu cepat sehingga bisa menyingkirkan suatu keganasan,
tidak ada benjolan lain di daerah aksilla, subklavikula, supraklavikula sehingga
dapat menyingkirkan suatu limfadenitis.
Untuk diagnosis yang mengarah ke anomali (mammae abberant) dapat
dilihat dari anamnesis, pasien mengeluh terdapat benjolan di bawah ketiak
kirinya, dan benjolan tersebut menyerupai payudara namun tidak terdapat
benjolan kecil menyerupai puting diatasnya. Pada saat dilakukan tindakan eksisi
mamma abbernat didapatkan jaringan lemak, bila dilihat dari klasifikasi mamma
abberant maka hal ini menunjukan kemungkinan penderita mengalami mamma
abberant tipe V yaitu pseudomammae dimana pada tipe ini jaringan payudara
digantikan oleh jaringan lemak.
Tatalaksana yang dilakukan pada pasien ini adalah eksisi jaringan mamma
abberant, dimana pada tindakan ini diambil suatu jaringan yang patologis saja.
Prognosis pada pasien ini untuk quo ad vitam, yaitu bonam dan
functionam yaitu bonam.

quo ad

Anda mungkin juga menyukai