Anda di halaman 1dari 13

PENDAHULUAN

Katarak merupakan penyebab kebutaan tertinggi di Indonesia dan dunia.


Dari prevalensi kebutaan di Indonesia sebanyak 1,2 % yaitu 3,5 juta penderita
kebutaan,0,76% di antaranya disebabkan oleh katarak. Penelitian-penelitian di
Amerika Serikat mengidentifikasi adanya katarak pada sekitar 10% orang, dan
angka kejadian ini meningkat hingga sekitar 50% untuk mereka yang berusia
antara 65 sampai 74 tahun, dan hingga sekitar 70% untuk mereka yang berusia
lebih dari 75 tahun. Menurut data WHO, di negara berkembang 1 - 3 % penduduk
mengalami kebutaan dan 50 % penyebabnya adalah katarak. Sedangkan untuk
negara maju perbandingannya adalah 1,2 % penyebab kebutaan adalah katarak .
1,2,3

Katarak merupakan setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat


terjadi akibat penambahan cairan di lensa, pemecahan protein lensa, atau keduaduanya. Katarak memiliki derajat keparahan yang sangat bervariasi dan dapat
disebabkan oleh berbagai hal seperti kelainan bawaan, kecelakaan, keracunan
obat, tetapi biasanya berkaitan dengan penuaan. Sebagian besar kasus bersifat
bilateral, walaupun kecepatan perkembangannya pada masing-masing mata jarang
sama.1,4
Gejala utama yang dijumpai adalah penglihatan berkabut dan penglihatan
yang semakin kabur. Pada gejala awal dapat terjadi penglihatan jauh kabur
sedangkan penglihatan dekat sedikit membaik dibandingkan sebelumnya (second
sight). Bila kualitas lensa memburuk atau terjadi kelelahan maka second sight ini
akan menghilang. Gejala lain yang dijumpai pada katarak senilis adalah
penigkatan rasa silau (glare). Pada lensa mata penderita katarak akan tampak
bayangan putih. Selain itu dapat pula terjadi pandangan ganda, rabun senja dan
terkadang membutuhkan cahaya yang lebih terang untuk membaca.1,3,5
Berikut ini akan dilaporkan sebuah kasus dengan diagnosis katarak senilis
stadium matur okuli dektra dan katarak senilis stadium imatur okuli sinistra pasien
yang datang berobat ke Poliklinik Mata RSU Prof. dr. R. D. Kandou.

LAPORAN KASUS
Identitas Penderita
Seorang penderita perempuan, usia 53 tahun, bangsa Indonesia, suku Minahasa,
agama Katolik, pekerjaan pegawai rumah makan, alamat Sea I datang berobat di
Poliklinik Mata RSU Prof. Dr. R. D. Kandou Manado pada hari Selasa, 5
Desember 2009 dengan keluhan utama kedua mata kabur dan berkabut.
Anamnesis
Kedua mata kabur dan berkabut dialami penderita sejak 6 bulan yang lalu.
Awalnya mata kanan penderita dirasakan lebih dulu kabur kemudian diikuti mata
yang kemudian juga disertai penglihatan berkabut.
Lama-kelamaan penglihatan kabur baik melihat jauh dan dekat, tapi
penglihatan lebih baik pasaat meluhat dekat. Penderita kemudian memakai
kacamata, tetapi penglihatan tidak membaik dan dalam 6 bulan terakhir penderita
telah dua kali mengganti kacamata. Penglihatan juga seolah-olah berasap, mata
silau, sering melihat ganda dan seperti ada titik gelap di depan mata sehingga
sangat mengganggu kegiatan sehari-harti penderita. Penderita tidak merasakan
mata sakit, gatal atau merah sedikitpun. Saat ini penglihatan penderita dirasakan
telah mengganggu pekerjaan dan aktivitas sehari-hari. Riwayat trauma pada mata
disangkal oleh penderita. Riwayat penyakit dahulu seperti, kencing manis,
jantung, paru, darah tinggi disangkal penderita. Riwayat penyakit keluarga, ibu
penderita juga mengalami sakit seperti ini.
Pemeriksaan Fisik
- Status generalis
Keadaan umum

: cukup

Kesadaran

: compos mentis

Tekanan darah

: 130/80 mmHg

Nadi

: 84 x/m

Respirasi

: 20 x/m

Suhu Badan

: 36,8 C

Kepala dan Leher

: simetris, tidak ada kelainan

Thorax

: Jantung-Paru dalam batas normal

Abdomen

: datar, lemas, BU (+) normal, hepar-lien tak teraba

Ekstremitas

: akral hangat, tidak ada deformitas

Genitalia

: perempuan, tidak ada kelainan

- Status Psikiatri
Sikap penderita kooperatif, ekspresi wajar dan sikap yang ditunjukkan cukup
baik
- Status Neurologis
Motorik dan sensibilitas baik, refleks fisiologis (+), refleks patologis (-).
- Status oftalmikus
A. Pemeriksaan Subjektif
Visus okulus dekstra : 1/300 dengan addisi presbiop S + 3,00 D
Visus okulus sinistra : 6/30 dengan addisi presbiop S + 3,00 D
B. Pemeriksaan Objektif

Segmen Anterior ODS:


1. Inspeksi:
- Palpebra : edema (-)
- Konjungtiva ODS : warna transparan, edema (-),
injeksi (-), sekret (-), pembuluh darah normal.

Sklera ODS : warna putih, perdarahan (-), benjolan

(-).
Kornea ODS : transparan, kekeruhan (-), arkus
senilis

(+).
COA : OD : cukup dalam
OS : dangkal
- Iris OD : tidak terdorong ke depan
OS : terdorong ke depan
- Pupil OD : putih, refleks cahaya (+)
OS : putih, reflex cahaya (+)
- Lensa : OD : keruh seluruh lensa
OS : keruh sebagian
2. Palpasi :
Tekanan Intra Okuler ODS : dalam batas normal dengan
-

digital
3. Pemeriksaan Slitlamp :
- Kornea ODS : transparan, kekeruhan (-), arkus
senilis (+).
- COA : OD : cukup dalam
OS : dangkal
- Lensa : OD : keruh seluruh lensa
OS : keruh sebagian
Segmen Posterior ODS :
Pemeriksaan Funduskopi :
-

Refleks Fundus : OD : (-)


OS : (+) nonuniform
Makula lutea : OD : refleks fovea (-)
OS : reflex fovea (+)

Resume
Seorang penderita perempuan, usia 53 tahun, bangsa Indonesia, suku Minahasa,
agama Katolik, pekerjaan pegawai rumah makan, alamat Sea I datang berobat di
Poliklinik Mata RSU Prof. Dr. R. D. Kandou Manado pada hari Selasa, 5
Desember 2009 dengan keluhan utama kedua mata kabur dan berkabut.
Pemeriksaan VOD: 1/300 dengan addisi presbiop S + 3,00 D, VOS : 6/30 dengan
addisi presbiop 1 + 3,00 D.
4

Segmen anterior :

Kornea ODS : transparan, kekeruhan (-), arkus senilis


(+).

COA : OD : cukup dalam


OS : dangkal
Iris OD : tidak terdorong ke depan
OS : terdorong ke depan
Pupil ODS : putih, refleks cahaya (+)
Lensa : OD : keruh seluruh lensa
OS : keruh sebagian

Segmen Posterior :

Refleks Fundus : OD : (-)


OS : (+) nonuniform

Makula lutea : OD : refleks fovea (-)


OS : reflex fovea (+)

Diagnosis
Katarak senilis stadium matur (KSSM) okuli dekstra dan katarak senilis stadium
imatur (KSSI) okuli sinistra
Diagnosis Banding
Leukokoria
Terapi
Direncanakan pembedahan EKEK + IOL OD
Prognosis
Dubia ad bonam dengan pembedahan tanpa komplikasi.
Anjuran Pemeriksaan
Pasien dianjurkan untuk memakai kacamata untuk menghindari penglihatan silau
oleh cahaya matahari dan lampu,tetap kontrol ke poliklinik mata untuk mata kiri.

DISKUSI
`Diagnosis katarak pada penderita ini ditegakkan berdasarkan anamnesis
dan pemeriksaan oftalmologi. Dari anamnesis diperoleh gejala yang dikeluhkan
penderita yaitu kedua mata kabur dan berkabut. Penglihatan penderita juga seolaholah berasap, mata silau, sering melihat ganda dan seperti ada titik gelap di depan
mata sehingga sangat mengganggu kegiatan sehari-hari penderita. Penderita tidak
merasakan mata sakit, gatal atau merah sedikitpun. Hal ini sesuai dengan
kepustakaan yang menyebutkan bahwa gejala subyektif penderita katarak adalah
tajam penglihatan menurun yang menyebabkan penglihatan menjadi kabur,
penglihatan berkabut, berasap, silau, sering melihat ganda, namun mata tidak
6

terasa sakit, gatal atau merah sedikitpun. Mata kabur, dan berkabut akibat adanya
kekeruhan pada lensa yang berperan sebagai media refraksi untuk meneruskan
dan mengfokus objek ke sistim optik mata

yang artinya lensa berpengaruh

terhadap tajam penglihatan mata.1


Katarak senilis terjadi akibat adanya proses penuaan yang menyebabkana
perubahan pada lensa sesuai dengan bertambahnya usia. Adapun perubahan lensa
pada usia lanjut yaitu :
Kapsul : menebal dan kurang elastic (1/4 dibanding anak), mulai
presbiopia, bentuk lamel kapsul berkurang atau
kabur,danterlihat bahan granular
Epitel : makin tipis, sel epitel (germinatif) pada equator bertambah
besar dan berat , bengkak dan vakuolisasi mitokondria yang nyata
Serat lensa : lebih irregular, pada korteks jelas kerusakan serat sel,
brown

sclerotic nucleus, sinar ultraviolet lama kelamaan merubah

protein nukleus ( histidin, triptofan, metionin, sistein, tirosin) lensa,


sedang warna coklat protein lensa nukleus mengandung histidin
triptofan disbanding lensa normal.
Korteks : tidak berwarna karena kadar asam askorbat tinggi dan
menghalangi fotooksidasi serta sinar tidak banyak mengubah protein
pada serat muda.6,7
Katarak merupakan penyebab kebutaan utama yang dapat diobati di dunia
pada saat ini. Sebagian besar katarak timbul pada usia tua sebagai akibat pajanan
terus menerus terhadap pengaruh lingkungan dan pengaruh lainnya seperti
merokok, radiasi ultraviolet, dan peningkatan kadar gula darah. Katarak ini
disebut sebagai katarak senilis (katarak terkait usia). Sejumlah kecil berhubungan
dengan penyakit mata (glaukoma, ablasi, retinitis pigmentosa, trauma, uveitis,
miopia tinggi, pengobatan tetes mata steroid, tumor intraokular) atau penyakit
sistemik spesifik (diabetes, galaktosemia, hipokalsemia, steroid atau klorpromazin
sistemik, rubela kongenital, distrofi miotonik, dermatitis atopik, sindrom Down,
katarak turunan, radiasi sinar X).7

Pada penderita ini, katarak terjadi akibat proses penuaan yang disebut sebagi
katarak senilis. Usia penderita yaitu 53 tahun sesuai dengan kepustakaan bahwa
katarak senilis adalah kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu usia di
atas 50 tahun. Terjadi kekeruhan seluruh lensa pada okuli dekstra dan keruh
sebagian lensa pada okuli sinistra yang mana sesuai dengan kepustakaan bahwa
kekeruhan lensa dapat sebagian atau seluruhnya sesuai dengan kematangan
katarak. Adapun perbedaan kematangan katarak pada kedua mata karena
perbedaan waktu munculnya kekeruhan.3,8
Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakulan pada penderita ini,
ditemukan adanya kekeruhan seluruh lensa pada okuli dekstra dan kekeruhan
sebagian lensa pada okuli sinistra. Pada okuli dekstra ditemukan pula pupil yang
berubah warna jadi putih, COA dalam keadaan normal, dan refleks fundus
negatifa, sedangkan pada okuli sinistra ditemukan pupil yang berwarna putih,
COA dangkal, iris terdorong ke depan, dan refleks fundus positif. Hal ini sesuai
dengan kematangan katarak di mana pada kepustakaan katarak senilis terbagi
dalam empat stadium sebagai berikut.3,7,8,
1. Katarak insipien, kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeruji
menuju korteks anterior dan posterior (katarak kortikal).Katarak
subkapsular psoterior, kekeruhan mulai terlihat di anterior subkapsular
posterior, celah terbentuk, antara serat lensa dan korteks berisi jaringan
degeneratif (beda morgagni) pada katarak insipien.
2. Katarak imatur, sebagian lensa keruh atau katarak. Merupakan katarak
yang belum mengenai seluruh lapis lensa. Volume lensa bertambah akibat
meningkatnya tekanan osmotik bahan degeneratif lensa. Pada keadaan
lensa mencembung akan dapat menimbulkan hambatan pupil, sehingga
terjadi glaukoma sekunder
3. Katarak matur, pada katarak matur, kekeruhan telah mengenai seluruh
lensa. Kekeruhan ini bisa terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh.
Bila katarak imatur tidak dikeluarkan, maka cairan lensa akan keluar

sehingga lensa kembali pada ukuran normal dan terjadi kekeruhan lensa
yang lama kelamaan akan mengakibatkan kalsifikasi lensa pada katarak
matur. Bilik mata depan berukuran dengan kedalaman normal kembali,
tidak terdapat bayangan iris pada shadow test, atau disebut negatif.
4. Katarak hipermatur, merupakan katarak yang telah mengalami proses
degenerasi lanjut, dapat menjadi keras, lembek dan mencair. Massa lensa
yang berdegenerasi keluar dari kapsul lensa, sehingga lensa menjadi kecil,
berwarna kuning dan kering. Pada pemeriksaan terlihat bilik mata dalam
dan terlihat lipatan kapsul lensa. Kadang pengkerutan berjalan terus
sehingga hubungan dengan zonula zinn menjadi kendur. Bila proses
katarak berlajut disertai dengan penebalan kapsul, maka korteks yang
berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar, maka korteks akan
memperlihatkan bentuk sebagai sekantong susu disertai dengan nukleus
yang terbenam didalam korteks lensa karena lebih berat, keadaan tersebut
dinamakan katarak morgagni.
Berdasarkan lokasinya katarak senilis terdiri atas tiga bagian sebagai
berikut. 7
1. Nuclear sclerosis, merupakan perubahan lensa secara perlahan sehingga
menjadi keras dan berwarna kekuningan. Pandangan jauh lebih
dipengaruhi daripada pandangan dekat (pandangan baca), bahkan
pandangan baca dapat menjadi lebih baik. Penderita juga mengalami
kesulitan membedakan warna, terutama warna biru.
2. Kortical, terjadi bila serat-serat lensa menjadi keruh, dapat menyebabkan
silau terutama bila menyetir pada malam hari. Kekeruhan mulai dari tepi
ekuator berbentuk jeruji menuju korteks anterior dan posterior.
3. Posterior subcapsular, merupakan terjadinya kekeruhan di sisi belakang
lensa. Katarak ini menyebabkan silau, pandangan kabur pada kondisi

cahaya terang, serta pandangan baca menurun. Banyak ditemukan pada


pasein diabetes, pasca radiasi, dan trauma.
Pada katarak senilis stadium imatur maka dianjurkan untuk pemeriksaan
mata sacara teratur untuk menentukan waktu pembedahan bila katarak sudah
masuk stadium pembedahan. Pada katarak senilis stadium matur terapi yang
dianjurkan adalah pembedahan di mana pada stadium ini penglihatan sangat
terganggu karena telah terjadi kekeruhan seluruh lensa. Adapun indikasi
pembedahan pada katarak yaitu katarak telah mengganggu pekerjaan sehari-hari
walapun katarak belum matur, katarak matur, karena apabila telah menjadi
hipermatur akan menimbulkan penyulit (uveitis atau glaukoma) dan katarak telah
telah menimbulkan penyulit seperti katarak intumesen yang menimbulkan
glaukoma.7
Walaupun telah berkembang berbagai teknologi bedah katarak, smapai
sekarang belum ditemukan pengobatan katarak dalam bentuk tablet, salep, tetes
mata atau gizi tertentu untuk mencegah perkembangan katarak. Tidak satupun
obat yang dikenal dapat menyembuhkan katarak. Akan tetapi pada katarak nuklear
dapat dicoba dengan tetes mata yang melebarkan pupil. Pupil yang lebar pada
katarak nuklear akan member kesempatan sinar masuk melalui bagian perifer
lensa ynag jernih. Namun pada pemberian obat tetes mata ini perlu control secara
teratur untuk mencegah timbulnya penyulit yang biasa terjadi yaitu glaukoma
sehingga terapi yang paling baik untuk katarak adalah dengan pembedahan.1
Teknik operasi ekstraksi katarak senilis sebagai berikut.9
1. Ekstraksi katarak intra kapsuler (Intra Capsuler Cataract Extraction)
Mengeluarkan seluruh lensa seutuhnya.
2. Ekstraksi katarak ekstra kapsuler (Extra Capsuler Cataract Extraction)
Dilakukan kapsulotomi anterior kemudian sebagian kapsul anterior,
nuklear dan

korteks dikeluarkan sehingga yang tertinggal hanya kapsul

posterior. Mengeluarkan nuklear dengan ekspresi dan korteks diaspirasi


dan irigasi.
3. Fakoemulsifikasi

10

Tehnik ini sama dengan ekstraksi katarak ekstra kapsuler tetapi


mengeluarkan nuklear dengan cara menghancurkan nuklear lalu diaspirasi
dan irigasi bersama korteks. Luka manipulasi kecil dan tidak perlu dijahit.
Penggunaan sinar laser untuk membuka kapsul anterior.
Katarak didiagnosis banding dengan leukokoria. Leukokoria adalah
keadaan pupil putih kekuning-kuningan. Pada leukokoria kornea dapat menjadi
keruh. Kekeruhan pada leukokoria tidak sampai pada lensa mata.
Umumnya katarak terjadi bersamaan dengan bertambahnya umur yang
tidak dapat dicegah. Pemeriksaan mata secara teratur sangat perlu untuk
mengetahui adanya katarak. Bila telah berusia 60 tahun sebaiknya mata diperiksa
setiap tahun. Pada saat ini dapatdijaga kecepatan berkembangnya katarak dengan:

tidak merokok, karena merokok mengakibatkan meningkatkan radikal


bebas dalam tubuh, sehingga risiko katarak akan bertambah ,

pola makan yang sehat, memperbanyak konsumsi buah dan sayur,

lindungi mata dari sinar matahari, karena sinar UV mengakibatkan katarak


pada mata Menjaga kesehatan tubuh seperti kencing manis dan penyakit
lainnya.

PENUTUP
Demikian telah dilaporkan suatu kasus dengan diagnosis katarak senilis
stadium matur okuli dekstra dan katarak seninis stadium imatur okuli stadium

11

imatur okuli sinistra yang mencakup diagnosis, pemeriksaan oftalmologis,


penanganan dan prognosisnya.
KESIMPULAN

1) Diagnosis katarak senilis pada penderita

ini ditegakkan berdasarkan

anamnesis dan pemeriksaan oftalmologi


2) Keluhan subjektif penderita katarak senilis bervariasi mulai dari penglihatan
keruh dan berkabut, mata silau, berasap, penglihatan ganda dan seperti ada
3)

titik gelap di depan mata


Prognosis pada penderita ini adalah dubia ad bonam bila terapi dengan
pembedahan tanpa komplikasi.

KEPUSTAKAAN

1. Ilyas S. Katarak Lensa Mata keruh, edisi 2. Jakarta : FKUI ; 2006


2. Syamsi Dhuha. Peringatan Hari Penglihatan Sedunia di Bandung. [ cited
2010 January 5 ]. Available from
http://www.syamsidhuhafoundation.org/careforlowvision_comments.php?
id=55_0_10_0_C
3. Epidemiologi katarak. [ cited 2010 January 5]. Available from
http://www.scribd.com/doc/20283414/EPIDEMIOLOGI-KATARAK
4. Emedicine health. Cataracts. [ cited 2010 January 5 ]. Available from
http://www.emedicinehealth.com/cataracts/article_em.htm
12

5. Mayo Clinic. Cataracts. [ cited 2010 January 5 ]. Available from


http://www.mayoclinic.com/print/cataracts/DS00050/METHOD=print&D
SECTION=all
6. Fajaru Universe. Tentang Katarak. [ cited 2010 January 5]. Available from
http://kinton.multiply.com/reviews/item/5
7. Katarak senilis. [ cited 2010 January 5 ]. Available from
http://blognyauti.blogspot.com/2008/11/katarak-senilis.html
8. Faradilla Nova. Glaukoma dan Katarak Senilis. [ cited 2010 January 5 ].
Available from
http://yayanakhyar.files.wordpress.com/2009/10/glaukoma_files_of_drsm
ed.pdf
9. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata, edisi 3. Jakarta: FKUI; 2009

13

Anda mungkin juga menyukai