LAPORAN KASUS
Identitas Penderita
Seorang penderita perempuan, usia 53 tahun, bangsa Indonesia, suku Minahasa,
agama Katolik, pekerjaan pegawai rumah makan, alamat Sea I datang berobat di
Poliklinik Mata RSU Prof. Dr. R. D. Kandou Manado pada hari Selasa, 5
Desember 2009 dengan keluhan utama kedua mata kabur dan berkabut.
Anamnesis
Kedua mata kabur dan berkabut dialami penderita sejak 6 bulan yang lalu.
Awalnya mata kanan penderita dirasakan lebih dulu kabur kemudian diikuti mata
yang kemudian juga disertai penglihatan berkabut.
Lama-kelamaan penglihatan kabur baik melihat jauh dan dekat, tapi
penglihatan lebih baik pasaat meluhat dekat. Penderita kemudian memakai
kacamata, tetapi penglihatan tidak membaik dan dalam 6 bulan terakhir penderita
telah dua kali mengganti kacamata. Penglihatan juga seolah-olah berasap, mata
silau, sering melihat ganda dan seperti ada titik gelap di depan mata sehingga
sangat mengganggu kegiatan sehari-harti penderita. Penderita tidak merasakan
mata sakit, gatal atau merah sedikitpun. Saat ini penglihatan penderita dirasakan
telah mengganggu pekerjaan dan aktivitas sehari-hari. Riwayat trauma pada mata
disangkal oleh penderita. Riwayat penyakit dahulu seperti, kencing manis,
jantung, paru, darah tinggi disangkal penderita. Riwayat penyakit keluarga, ibu
penderita juga mengalami sakit seperti ini.
Pemeriksaan Fisik
- Status generalis
Keadaan umum
: cukup
Kesadaran
: compos mentis
Tekanan darah
: 130/80 mmHg
Nadi
: 84 x/m
Respirasi
: 20 x/m
Suhu Badan
: 36,8 C
Thorax
Abdomen
Ekstremitas
Genitalia
- Status Psikiatri
Sikap penderita kooperatif, ekspresi wajar dan sikap yang ditunjukkan cukup
baik
- Status Neurologis
Motorik dan sensibilitas baik, refleks fisiologis (+), refleks patologis (-).
- Status oftalmikus
A. Pemeriksaan Subjektif
Visus okulus dekstra : 1/300 dengan addisi presbiop S + 3,00 D
Visus okulus sinistra : 6/30 dengan addisi presbiop S + 3,00 D
B. Pemeriksaan Objektif
(-).
Kornea ODS : transparan, kekeruhan (-), arkus
senilis
(+).
COA : OD : cukup dalam
OS : dangkal
- Iris OD : tidak terdorong ke depan
OS : terdorong ke depan
- Pupil OD : putih, refleks cahaya (+)
OS : putih, reflex cahaya (+)
- Lensa : OD : keruh seluruh lensa
OS : keruh sebagian
2. Palpasi :
Tekanan Intra Okuler ODS : dalam batas normal dengan
-
digital
3. Pemeriksaan Slitlamp :
- Kornea ODS : transparan, kekeruhan (-), arkus
senilis (+).
- COA : OD : cukup dalam
OS : dangkal
- Lensa : OD : keruh seluruh lensa
OS : keruh sebagian
Segmen Posterior ODS :
Pemeriksaan Funduskopi :
-
Resume
Seorang penderita perempuan, usia 53 tahun, bangsa Indonesia, suku Minahasa,
agama Katolik, pekerjaan pegawai rumah makan, alamat Sea I datang berobat di
Poliklinik Mata RSU Prof. Dr. R. D. Kandou Manado pada hari Selasa, 5
Desember 2009 dengan keluhan utama kedua mata kabur dan berkabut.
Pemeriksaan VOD: 1/300 dengan addisi presbiop S + 3,00 D, VOS : 6/30 dengan
addisi presbiop 1 + 3,00 D.
4
Segmen anterior :
Segmen Posterior :
Diagnosis
Katarak senilis stadium matur (KSSM) okuli dekstra dan katarak senilis stadium
imatur (KSSI) okuli sinistra
Diagnosis Banding
Leukokoria
Terapi
Direncanakan pembedahan EKEK + IOL OD
Prognosis
Dubia ad bonam dengan pembedahan tanpa komplikasi.
Anjuran Pemeriksaan
Pasien dianjurkan untuk memakai kacamata untuk menghindari penglihatan silau
oleh cahaya matahari dan lampu,tetap kontrol ke poliklinik mata untuk mata kiri.
DISKUSI
`Diagnosis katarak pada penderita ini ditegakkan berdasarkan anamnesis
dan pemeriksaan oftalmologi. Dari anamnesis diperoleh gejala yang dikeluhkan
penderita yaitu kedua mata kabur dan berkabut. Penglihatan penderita juga seolaholah berasap, mata silau, sering melihat ganda dan seperti ada titik gelap di depan
mata sehingga sangat mengganggu kegiatan sehari-hari penderita. Penderita tidak
merasakan mata sakit, gatal atau merah sedikitpun. Hal ini sesuai dengan
kepustakaan yang menyebutkan bahwa gejala subyektif penderita katarak adalah
tajam penglihatan menurun yang menyebabkan penglihatan menjadi kabur,
penglihatan berkabut, berasap, silau, sering melihat ganda, namun mata tidak
6
terasa sakit, gatal atau merah sedikitpun. Mata kabur, dan berkabut akibat adanya
kekeruhan pada lensa yang berperan sebagai media refraksi untuk meneruskan
dan mengfokus objek ke sistim optik mata
Pada penderita ini, katarak terjadi akibat proses penuaan yang disebut sebagi
katarak senilis. Usia penderita yaitu 53 tahun sesuai dengan kepustakaan bahwa
katarak senilis adalah kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu usia di
atas 50 tahun. Terjadi kekeruhan seluruh lensa pada okuli dekstra dan keruh
sebagian lensa pada okuli sinistra yang mana sesuai dengan kepustakaan bahwa
kekeruhan lensa dapat sebagian atau seluruhnya sesuai dengan kematangan
katarak. Adapun perbedaan kematangan katarak pada kedua mata karena
perbedaan waktu munculnya kekeruhan.3,8
Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakulan pada penderita ini,
ditemukan adanya kekeruhan seluruh lensa pada okuli dekstra dan kekeruhan
sebagian lensa pada okuli sinistra. Pada okuli dekstra ditemukan pula pupil yang
berubah warna jadi putih, COA dalam keadaan normal, dan refleks fundus
negatifa, sedangkan pada okuli sinistra ditemukan pupil yang berwarna putih,
COA dangkal, iris terdorong ke depan, dan refleks fundus positif. Hal ini sesuai
dengan kematangan katarak di mana pada kepustakaan katarak senilis terbagi
dalam empat stadium sebagai berikut.3,7,8,
1. Katarak insipien, kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeruji
menuju korteks anterior dan posterior (katarak kortikal).Katarak
subkapsular psoterior, kekeruhan mulai terlihat di anterior subkapsular
posterior, celah terbentuk, antara serat lensa dan korteks berisi jaringan
degeneratif (beda morgagni) pada katarak insipien.
2. Katarak imatur, sebagian lensa keruh atau katarak. Merupakan katarak
yang belum mengenai seluruh lapis lensa. Volume lensa bertambah akibat
meningkatnya tekanan osmotik bahan degeneratif lensa. Pada keadaan
lensa mencembung akan dapat menimbulkan hambatan pupil, sehingga
terjadi glaukoma sekunder
3. Katarak matur, pada katarak matur, kekeruhan telah mengenai seluruh
lensa. Kekeruhan ini bisa terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh.
Bila katarak imatur tidak dikeluarkan, maka cairan lensa akan keluar
sehingga lensa kembali pada ukuran normal dan terjadi kekeruhan lensa
yang lama kelamaan akan mengakibatkan kalsifikasi lensa pada katarak
matur. Bilik mata depan berukuran dengan kedalaman normal kembali,
tidak terdapat bayangan iris pada shadow test, atau disebut negatif.
4. Katarak hipermatur, merupakan katarak yang telah mengalami proses
degenerasi lanjut, dapat menjadi keras, lembek dan mencair. Massa lensa
yang berdegenerasi keluar dari kapsul lensa, sehingga lensa menjadi kecil,
berwarna kuning dan kering. Pada pemeriksaan terlihat bilik mata dalam
dan terlihat lipatan kapsul lensa. Kadang pengkerutan berjalan terus
sehingga hubungan dengan zonula zinn menjadi kendur. Bila proses
katarak berlajut disertai dengan penebalan kapsul, maka korteks yang
berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar, maka korteks akan
memperlihatkan bentuk sebagai sekantong susu disertai dengan nukleus
yang terbenam didalam korteks lensa karena lebih berat, keadaan tersebut
dinamakan katarak morgagni.
Berdasarkan lokasinya katarak senilis terdiri atas tiga bagian sebagai
berikut. 7
1. Nuclear sclerosis, merupakan perubahan lensa secara perlahan sehingga
menjadi keras dan berwarna kekuningan. Pandangan jauh lebih
dipengaruhi daripada pandangan dekat (pandangan baca), bahkan
pandangan baca dapat menjadi lebih baik. Penderita juga mengalami
kesulitan membedakan warna, terutama warna biru.
2. Kortical, terjadi bila serat-serat lensa menjadi keruh, dapat menyebabkan
silau terutama bila menyetir pada malam hari. Kekeruhan mulai dari tepi
ekuator berbentuk jeruji menuju korteks anterior dan posterior.
3. Posterior subcapsular, merupakan terjadinya kekeruhan di sisi belakang
lensa. Katarak ini menyebabkan silau, pandangan kabur pada kondisi
10
PENUTUP
Demikian telah dilaporkan suatu kasus dengan diagnosis katarak senilis
stadium matur okuli dekstra dan katarak seninis stadium imatur okuli stadium
11
KEPUSTAKAAN
13