Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Stabilitas SWATH
Kelas A :
Angga Kukuh Galih Adli
Moriko Syahruddin
Habib Zubaer
Zippo B. Sijabat
Nurfi Afriansyah
21090113120018
21090113140079
21090113120027
21090113130068
21090113120030
KATA PENGANTAR
Bismilahirahmanirahim.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puja syukur kehadirat Allah yang Maha
Esa,dimana atas pertolongannyalah makalah ini bisa terselesaikan oleh penulis takan
lupa jugashalawat beserta salam semoga selalu tercurahkan ke pada junjunan nabi besar
kita yaitu Muhamad SAW, para sahabatnya serta pengikutnya kita hingga akhir zaman.
Adapun pembentukan laporan ini yaitu sebagai pemenuhan tugas mata kuliah
KAPAL CEPAT.
Hal-hal yang dikemukakan dalam makalah ini terdapat dari beberapa sumber media
online sesuai yang tertera pada daftar pustaka makalah ini. Segala kritik dan saran yang
membangun selalu diharapkan penulis.
BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Jenis lambung kapal saat ini memiliki berbagai varian diantaranya monohul,
katamran , trimaran, SWATH dan lain sebagainya. Perbedaan jenis lambung tentunya
mempengaruhi stabilitas pada sebuah kapal.
Dalam tugas ini, berfokus pada analisa stabilitas pada perbedaan varian kapal
monohull, katamaran dan swath. Sehingga analisa yang dilakukan dapat mengetahui
stabilitas dari varian lambung kapal.
Harapannya, hasil dari analisa stabilitas pada tiga jenis lambung kapal tersebut
dapat menjadi pertimbangan dalam pemilihan jenis lambung pada kapal baru.
I.IIPerumusan Masalah
Dari penjelasan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah yang
dihadapi dalam penulisan tugas ini adalah sebagai berikuy:
1. Bagaimana perbedaan stabilitas pada kapal dengan jenis lambung monohull,
katamaran dan SWATH?
I.III
Batasan Masalah
Batasan masalah digunakan sebagai arahan serta acuan dalam penulisan tugas
akhir sehingga sesuai permasalahan serta tujuan yang diharapkan.
Adapun batasan permasalahan yang bahas dalam tugas ini adalah:
1. Stabilitas pada kapal dengan lambung monohull.
2. Stabilitas pada kapal dengan lambung katamaran.
3. Stabilitas pada kapal dengan lambung SWATH.
I.IV
Pendahuluan
Bab II
Tinjauan Pustaka
Bab III
Metodologi Penelitian
Bab IV
Bab V
Daftar Pustaka
BAB II
STUDI LITERATUR
II.I Pengertian stabilitas kapal
Stabilitas adalah keseimbangan dari kapal, merupakan sifat atau kecenderungan
dari sebuah kapal untuk kembali kepada kedudukan semula setelah mendapat senget
(kemiringan) yang disebabkan oleh gaya-gaya dari luar (Rubianto, 1996). Sama
dengan pendapat Wakidjo (1972), bahwa stabilitas merupakan kemampuan sebuah
kapal untuk menegak kembali sewaktu kapal menyenget oleh karena kapal
mendapatkan pengaruh luar, misalnya angin, ombak dan sebagainya. Secara umum
hal-hal yang mempengaruhi keseimbangan kapal dapat dikelompokkan kedalam dua
kelompok besar yaitu :
a. Faktor internal yaitu tata letak barang/cargo, bentuk ukuran kapal, kebocoran
karena kandas atau tubrukan
b. Faktor eksternal yaitu berupa angin, ombak, arus dan badai
II.II
berat (G), titik apung (B) dan titik M. Berikut adalah penjelasannya:
a. Titik Berat (Centre of Gravity)
Titik berat (center of gravity) dikenal dengan titik G dari sebuah kapal, merupakan
titik tangkap dari semua gaya-gaya yang menekan ke bawah terhadap kapal. Letak
titik G ini di kapal dapat diketahui dengan meninjau semua pembagian bobot di
kapal, makin banyak bobot yang diletakkan di bagian atas maka makin tinggilah
letak titik Gnya.
Secara definisi titik berat (G) ialah titik tangkap dari semua gaya gaya yang
bekerja kebawah. Letak titik G pada kapal kosong ditentukan oleh hasil percobaan
stabilitas. Perlu diketahui bahwa, letak titik G tergantung daripada pembagian
berat dikapal. Jadi selama tidak ada berat yang di geser, titik G tidak akan berubah
walaupun kapal oleng atau mengangguk.
b. Titik Apung (Centre of Buoyance)
Titik apung (center of buoyance) diikenal dengan titik B dari sebuah kapal,
merupakan titik tangkap dari resultan gaya-gaya yang menekan tegak ke atas dari
bagian kapal yang terbenam dalam air. Titik tangkap B bukanlah merupakan suatu
titik yang tetap, akan tetapi akan berpindah-pindah oleh adanya perubahan sarat
dari kapal. Dalam stabilitas kapal, titik B inilah yang menyebabkan kapal mampu
3
untuk tegak kembali setelah mengalami senget. Letak titik B tergantung dari
besarnya senget kapal ( bila senget berubah maka letak titik B akan berubah /
berpindah. Bila kapal menyenget titik B akan berpindah kesisi yang rendah.
c. Titik Metasentris
Titik metasentris atau dikenal dengan titik M dari sebuah kapal, merupakan
sebuah titik semu dari batas dimana titik G tidak boleh melewati di atasnya agar
supaya kapal tetap mempunyai stabilitas yang positif (stabil). Meta artinya
berubah-ubah, jadi titik metasentris dapat berubah letaknya dan tergantung dari
besarnya
sudut
senget.
Apabila kapal senget pada sudut kecil (tidak lebih dari 150), maka titik apung B
bergerak di sepanjang busur dimana titik M merupakan titik pusatnya di bidang
tengah kapal (centre of line) dan pada sudut senget yang kecil ini perpindahan
letak titik M masih sangat kecil, sehingga masih dapat dikatakan tetap.
Keterangan :
K
= lunas (keel)
B
= titik apung (buoyancy)
G
= titik berat (gravity)
M = titik metasentris (metacentris)
d
= sarat (draft)
D
= dalam kapal (depth)
CL = Centre Line
WL = Water Line
II.III
Jenis-jenis stabilitas
Pada prinsipnya keadaan stabilitas ada tiga yaitu Stabilitas Positif (Stable
BAB III
METODOLOGI
1. Pengumpulan Data
Pada tugas ini data yang digunakan bersumber dar beberapa jurnal yang memiliki
pembahasan mengenai stabilitas pada kapal.
2. Pengolahan Data
Tahap selanjutnya yakni pengolahan data dari hasil pengumpulan data yang diperoleh.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.I
Dari data dan desain diatas, lalu dilakukan running program pada maxsurf pro,
sehingga didapat kurva stabilitas seperti gambar dibawah ini. (IMO Regulation A.749
(18) Design Criteria Applicable to All Ship)
IMO Regulation A.749, didapatkan hasil stabilitas catamaran lebih baik disbanding
dengan stabilitas monohull.
IV.II Perbandingan Catamaran dan SWATH
Berikut adalah ukuran utama dari kapal catamaran dan SWATH
10
11
Gambar 4.7: Kurva stabilitas kapal SWATH (atas) dan catamaran (bawah, merah)
Dari kedua hasil percobaan diatas, baik kapal SWATH maupun Catamaran
telah memenuhi standar IMO Reulation A.749. Namun dapat dilihat bahwa kurva
stabilitas SWATH lebih baik disbanding kurva stabilitas catamaran.
12
BAB V
KESIMPULAN
Dari perbandingan ke tiga kapal di atas (Mono hull, Catamaran dan SWATH) dengan
menggunakan software maxsurf pro diperoleh hasil stabilitas kapal SWATH memiliki hasil
stabilitas lebih baik daripada kedua kapal lainya (Mono hull dan Catamaran
13
DAFTAR PUSTAKA
[1] Blogger.
2014.
Pengertian
Stabilitas
Kapal.
http://mvkapal.blogspot.co.id/2014/05/pengertian-stabilitas.html
[2] Bunari, Muhammad. 2015. Studi Perbandingan Perencanaan Kapal Katamaran dan
Monohull Sebagai Kapal Riset di perairan Bengkalis Riau
[3] Aprilia Savitri, Lilik. Pengaruh Pemasangan Vivace Terhadap Intact Stability Kapal
SWATH sebagai Fleksibel Struktur Hydropower Plan untuk Pembangkit Listrik. ITS
14