Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap industri atau perusahaan umumnya memiliki proses pembuatan
produk yang berbeda-beda. Dalam suatu pembuatan produk biasanya terdiri dari
beberapa tahapan atau unit. Dan di setiap unitnya ada proses-proses lagi yang
lebih detail. Keseluruhan proses produksi pada suatu perusahaan atau industri
biasanya digambarkan sebagai diagram alir yang dapat dilihat oleh orang-orang.
Diagram alir yang ditampilkan adalah diagram secara umum dan tidak begitu
detail. Kegiatan-kegiatan yang tidak begitu detail inilah yang perlu diperhatikan
dalam mempelajari Peta Proses Kelompok Kerja.
Semua sektor industri pasti memiliki teknik tata cara kerja yang berbedabeda. Dalam tiap tahap proses yang berlangsung perlu adanya pengawasan. Hal
ini untuk memantau kondisi awal sampai produk menjadi barang siap jual yang
mempunyai nilai harga jual yang baik. Suatu proses pembuatan produk pastinya
mengalami hal-hal seperti pengoperasian, pemeriksaan atau inspeksi, transportasi,
menunggu untuk jangka waktu sebentar dan penyimpanan serta aktivitas
gabungan. Kegiatan yang berlasung mempunyai fungsi yang bereda-beda. Oleh
sebab itu pengawasan serta pemantauan pada kegiatan tersebut sangat perlu
diperhatikan. Salah satu perusahaan yang menggunakan peta-peta kerja dalam
aktivitas produksinya adalah PT. Sido Muncul. Sebagai salah satu perusahaan
terbesar yang memproduksi jamu tradisional dan obat. Tentu saja perusahaan
sangat memperhatikan kualitas dan kuantitas tiap produk yang dihasilkannya
untuk tetap dapat laku dipasaran. Dalam melakukan proses produksi di PT. Sido
Muncul ada yang dilakukan secara manual menggunakan tenaga manusia dan ada
yang menggunakan mesin/secara modern. Karena banyaknya unit yang
digunakan, perlu adanya pemerataan pembagian tugas pada ahli K3 agar semua
unit tetap dapat berjalan dan tetap mendapat perhatian yang sama-sama maksimal.

Dari hal-hal yang telah dipaparkan tersebut diatas, yang menjadi dasar
pembuatan laporan oleh mahasiswa. Selain itu, diharapkan semoga laporan
kunjungan ini dapat memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Teknik Industri.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui awal mula berdirinya PT. Sido Muncul.
2. Untuk mengetahui proses produksi yang digunakan pada PT. Sido Muncul.
3. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan peta kerja dalam industri.
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan CPOTB dan CPOB.
5. Untuk mengetahui peralatan APD yang disediakan.

C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Menambah ilmu baru mengenai peta-peta kerja di perusahaan.
Mahasiswa dapat mengetahui proses pembuatan obat tradisional dan pembuatan
pupuk organik yang ada di industri tersebut. Mengetahui proses pembuatan jamu
dari awal hingga akhir seperti gudang penyimpanan bahan baku baik simplisia
maupun non simplisia. Unit proses hingga proses pengepakkan. Dan mengetahui
proses pengolahan pembuatan pupuk organik. Serta mahasiswa dapat memberikan
masukan atau saran pada perusahaan dalam upaya peningkatan produktivitas
pekerja.
2. Bagi Program Studi Diploma 4 Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Memberikan contoh suasana dunia kerja yang berkaitan dengan peta-peta
kerja, dan peta proses kelompok kerja. Dari pihak prodi dapat mengetahui
perkembangan industri obat tradisional dan farmasi yang berkaitan dengan materi
kuliah. Menambah pengetahuan mengnenai kondisi penerapan K3 di industri seta
penghubung antara dunia kerja dan dunia pendidikan.

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
1. Definisi Peta Kerja
Peta kerja (Peta Proses-process chart) merupaka alat komunikasi yang
sistematis dan logis guna menganalisa proses kerja dari tahap awal sampai akhir
(Sritomo, 2008). Peta-peta kerja merupakan salah satu alat yang sistematis dan
jelas untuk berkomunikasi secara luas dan melalui peta-peta kerja ini bisa
mendapatkan informasi-informasi yang diperlukan untuk memperbaiki suatu
metoda kerja. Contoh informasi-informasi yang diperlukan antara lain jumlah
benda kerja yang harus dibuat, waktu operasi mesin, kapasitas mesin, bahanbahan khusus yang harus disediakan, alat-alat khusus yang harus disediakan, dan
sebagainya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa peta kerja adalah
suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan jelas.
Melalui peta kerja ini, maka dapat dilihat semua langkah atau kejadian yang
dialami oleh suatu benda kerja dari mulai masuk ke pabrik (dalam bentuk bahan
baku), kemudian menggambarkan semua langkah yang dialaminya, seperti
transportasi, operasi mesin, pemeriksaan, dan perakitan, sampai akhirnya menjadi
produk jadi, baik produk lengkap atau bagian dari suatu produk lengkap
(Sutalaksana, 2006).
2. Lambang-Lambang yang Digunakan
Peta-peta kerja yang digunakan pada saat ini ialah peta-peta kerja
dikembangkan oleh Gilberth. Untuk membuat peta kerja, Gilberth mengusulkan
40 buah lambang yang dapat digunakan, yang kemudian disederhanakan menjadi
4 buah lambang. Pada tahun 1947, American Siciety of Mechanical engineers
(ASME) membuat standar lambang-lambang peta kerja sebanyak 5 lambang.
Lambang yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Operasi
Suatu kegiatan operasi terjadi apabila benda kerja mengalami perubahan sifat
baik fisik maupun kimiawi, mengambil informasi maupun memberikan
informasi pada suatu keadaan juga termasuk operasi. Contoh pekerjaannya
menyerut, memotong, memahat, merakit dan lain sebagainya. Lambang ini
juga digunakan untuk menyatakan aktivitas administrasi, misalnya aktivitas
perencanaan dan perhitungan.
b. Pemeriksaan
Suatu kegiatan pemeriksaan terjadi apabila benda kerja atau peralatan
mengalami pemeriksaan baik untuk segi kualitas maupun kuantitas. Contoh
pekerjaannya mengukur dimensi benda, memeriksa warna benda, membaca
alat ukur tekanan uap pada suatu mesin dan sebagainya.
c. Transportasi
Suatu kegiatan transportasi terjadi apabila benda kerja, pekerja atau
perlengkapan mengalami perpindahan tempat yang bukan merupakan bagian
dari suatu operasi. Contoh pekerjaannya yaitu memindahkan bahan,
memindahkan benda kerja dari satu mesin ke mesin lainnya, dan lain-lain.
d. Menunggu
Proses menunggu terjadi apabila benda kerja, pekerja atau perlengkapan tidak
mengalami kegiatan apa-apa selain menunggu. Contoh pekerjaannya yaitu
benda kerja menunggu untuk diproses, bahan menunggu untuk diangkut, dan
sebagainya.
e. Penyimpanan
Proses menyimpan terjadi apabila benda kerja disimpan untuk jangka waktu
yang cukup lama. Contoh pekerjaannya yaitu bahan baku disimpan dalam
gudang, barang jadi disimpan di gudang, dan sebagainya (Sutalaksana, 1979).
Selain kelima lambang standar diatas, kita bisa menggunakan lambang
lain apabila merasa perlu untuk mencatat suatu aktivitas yang memang terjadi

selama proses berlangsung dan tidak terungkapkan oleh lambang-lambang tadi.


Lambang tersebut ialah:
f. Aktivitas gabungan
Kegiatan ini terjadi apabila antara aktivitas operasi dan pemeriksaan
dilakukan bersamaan pada suatu tempat kerja.

Gambar 1. Lambang-lambang yang diusulkan ASME beserta contoh-contohnya


3. Macam-Macam Peta Kerja

Berdasarkan kegiatannya, peta kerja dibagi dalam dua bagian. Adapun


bagian-bagian peta kerja berdasarkan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Peta-peta kerja kegiatan kerja keseluruhan
b. Peta-peta kerja kegiatan kerja setempat
Suatu kegiatan disebut kegiatan kerja keseluruhan apabila kegiatan
tersebut melibatkan sebagian besar atau semua fasilitas yang diperlukan untuk
membuat produk yang bersangkutan. Sedangkan suatu kegiatan disebut kegiatan
kerja setempat apabila kegiatan tersebut terjadi dalam suatu stasiun kerja biasanya
hanya melibatkan orang dan fasilitas dalam jumlah terbatas. Contoh peta-peta
kerja yang termasuk kedalam dua kelompok besar diatas, antara lain:
a. Peta-peta kerja kegiatan kerja keseluruhan
1) Peta Proses Operasi
Peta Proses Operasi merupakan suatu diagram atau suatu peta yang
menggambarkan langkah-langkah proses yang akan dialami oleh bahan baku
mengenai urutan-urutan operasi dan pemeriksaan. Sejak dari awal sampai menjadi
produk jadi utuh maupun sebagai komponen, dan juga memuat informasiinformasi yang diperlukan untuk analisis lebih lanjut. Jadi, dalam suatu peta
proses operasi yang dicatat hanyalah kegiatan-kegiatan operasi dan pemeriksaan
saja (Sutalaksana, 1979).
Kegunaan Peta Proses Operasi yaitu adanya informasi informasi yang
dicatat melalui peta proses operasi dapat diperoleh beberapa manfaat diantaranya
dapat mengetahui kebutuhan mesin dan penganggarannya, dapat memperkirakan
kebutuhan akan bahan baku, sebagai alat untuk menentukan tata letak pabrik,
sebagai alat untuk melakukan perbaikan cara kerja yang dipakai, sebagai alat
untuk latihan kerja, dan lain-lain (Sutalaksana, 1979).
Prinsip-Prinsip Pembuatan Peta Proses Operasi
Sebelum membuat peta proses operasi terdapat prinsip-prinsip yang
harus diketahui terlebih dahulu. Adapun prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai
berikut: beberapa prinsip yang harus diikuti adalah sebagai berikut:

a) Membuat kepala judul Peta Proses Operasi yang diikuti oleh


identifikasi serta lainnya seperti nama objek, nama pembuat peta,
tanggal dipetakan, dan nomor peta.
b) Material yang akan diproses diletakkan diatas garis horizontal, yang
menunjukkan bahwa material tersebut masuk kedalam proses.
c) Lambang-lambang ditempatkan dalam arah vertikal, yang menunjukkan
terjadinya perubahan proses.
d) Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan sesuai dengan
urutan operasi yang dibutuhkan untuk pembuatan produk tersebut atau
secara berurutan sesuai dengan proses yang terjadi.
e) Penomoran terhadap suatu kegiatan pemeriksaan diberikan secara
tersendiri dan prinsipnya sama dengan penomoran untuk kegiatan
operasi (Sutalaksana, 1979).
Agar diperoleh gambar peta proses operasi yang baik, gambar peta pada
bagian produk yang paling banyak memerlukan operasi sebaiknya dipetakan
terlebih dahulu, dan ini dilakukan pada bgaian peta sebelah kanan. Secara sketsa,
prinsip-prinsip pembuatan peta proses operasi ini dapat dilihat pada gambar 2.1
(Sutalaksana, 1979).
2) Peta Aliran Proses
Peta Aliran Proses merupakan suatu diagram yang menunjukkan urutanurutan dari operasi, pemeriksaan, transportasi, menunggu, dan penyimpanan yang
terjadi selama satu proses berlangsung, serta di dalamnya memuat pula
informasiinformasi yang diperlukan untuk analisa seperti waktu yang dibutuhkan
dan jarak perpindahan.
Perbedaan Peta Aliran Proses dan Peta Proses operasi
Ada dua hal utama yang membedakan antara peta proses operasi dengan peta
aliran proses, yaitu:

a) Peta Aliran Proses memperlihatkan semua aktivitas-aktivitas dasar,


termasuk transportasi, menunggu dan menyimpan. Sedangkan pada
Peta Proses Operasi, terbatas pada operasi dan pemeriksaan.
b) Pada Peta Aliran Proses menganalisa setiap komponen yang diproses
secara

lebih

lengkap

dibanding

Peta

Proses

Operasi,

dan

memungkinkan untuk digunakan untuk setiap proses (Sutalaksana,


1979).
Macam-macam Peta Aliran Proses
Peta proses operasi memiliki macam-macamnya, dibawah ini adalah macam dari
peta aliran proses sebagai berikut:
a) Peta Aliran Proses tipe bahan
Peta Aliran Proses tipe bahan adalah suatu peta yang meggambarkan
kejadian yang dialami bahan dalam suatu proses operasi.
b) Peta Aliran Proses tipe orang
Peta Aliran Proses tipe orang adalah suatu peta yang menggambarkan
suatu proses dalam bentuk aktivitas-aktivitas manusia atau operator. Peta Aliran
Proses tipe orang dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu; peta aliran proses pekerja
yang menggambarkan aliran kerja seorang operator, peta aliran Proses pekerja
yang menggambarkan aliran sekelompok manusia, atau sering disebut peta proses
kelompok kerja.
Kegunaan peta aliran proses yaitu digunakan untuk mengetahui aliran
bahan atau aktivitas orang mulai dari awal suatu proses sampai aktivitas terakhir.
Dapat memberikan informasi mengenai waktu penyelesaian suatu produk.
Digunakan untuk mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan atau yang
dilakukan oleh orang selama proses berlangsung. Sebagai alat untuk melakukan
perbaikan-perbaikan proses atau metode kerja (Sritomo, 2008).
3) Peta Proses Kelompok Kerja
Peta Proses Kelompok Kerja merupakan Peta Aliran Proses pekerja yang
menggambarkan aliran sekelompok manusia dalam melakukan proses operasi
kegunaannya yaitu: mengurangi biaya produksi atau proses, mempercepat waktu
penyelsaian produksi atau proses. Peta ini bisa digunakan dalam suatu tempat

dimana untuk melaksanakan pekerjaan tersebut memerlukan kerjasama yang baik


dari sekelompok kerja. Jenis pekerjaan atau tempat kerja yang mungkin
memerlukan analisis melalui peta proses kelompok kerja ialah misalnya
pekerjaan-pekerjaan

pergudangan,

pemeliharaan,

atau

pekerjaan-pekerjaan

pengangkutan material dan lain sebagainya. Peta ini digunakan sebagai alat untuk
menganalisis aktivitas kelompok kerja (Sutalaksana, 1979).
4) Diagram Aliran
Diagram Aliran merupakan suatu gambaran menurut skala dari susunan
lantai dan gedung, yang menunjukkan lokasi dari semua aktivitas yang terjadi
dalam Peta Aliran Proses. Kegunaannya yaitu lebih memperjelas suatu Peta Aliran
proses, apalagi jika arah aliran merupakan faktor yang penting dan menolong
dalam perbaikan tata letak tempat kerja. Beberapa prinsip dalam pembuatan
Diagram Aliran, sebagai berikut :
a) Membuat kepala judul DIAGRAM ALIRAN yang diikuti oleh identifikasi
lainnya seperti nama pekerjaan yang dipetakan, tanggal dipetakan, nomor
peta, cara sekarang atau usulan dan nama pembuat peta.
b)

Mengidentifikasi setiap aktivitas dengan lambang dan nomor yang sesuai


dengan Peta Aliran proses.

c) Arah gerakan dinyatakan oleh anak panah kecil yang dibuat secara periodic
sepanjang garis aliran (Sutalaksana, 1979).
b. Peta-peta kerja kegiatan kerja setempat
1) Peta Pekerja dan Mesin
Peta Pekerja dan mesin merupakan suatu grafik yang menggambarkan
koordinasi antar waktu bekerja dan waktu menganggur dari kombinasi anatara
pekerja dan mesin. Peta ini juga merupakan alat yang digunakan untuk
mengurangi waktu menganggur. Kegunaannya yaitu: mengetahui hubungan yang
jelas antara waktu kerja operator dan waktu operasi mesin yang digunakan, dapat
meningkatkan efektivitas penggunaan dan perbaikan keseimbangan kerja
(Sutalaksana, 1979).
2) Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan

10

Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan merupakan suatu alat dari studi
gerakan untuk menentukan gerakan-gerakan yang efisien, yaitu gerakan-gerakan
yang memang diperlukan untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Peta ini
menggambarkan semua gerakan-gerakan saat bekerja dan waktu menganggur
yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan ketika melakukan suatu
pekerjaan. Kegunaannya yaitu: menyeimbangkan gerakan kedua tangan dan
mengurangi kelelahan, menghilangkan atau mengurangi gerakan-gerakan yang
tidak efisien dan tidak produktif, sebagai alat untuk menganalisa tata letak stasiun
kerja, sebagai alat untuk melatih pekerjaan baru dengan cara kerja yang ideal
(Sutalaksana, 1979).
Keenam macam peta kerja diatas merupakan peta-peta yng paling banyak
digunakan dalam perancangan kerja dan ergonomi (Suryadi MT, 1996).
B. Perundang-undangan
Berikut adalah undang-undang yang terkait dengan kunjungan yang dilakukan :
1. UU No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Peraturan

Menteri

Tenaga

Kerja

dan

Transmigrasi

No.

KEPTS.333/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja


3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 03/MEN/1999 tentang Syarat-syarat
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lift untuk Pengangkutan Orang dan
Barang
4. BAB III
5. HASIL
6.
7.
A. Pelaksanaan
8.Kunjungan yang telah dilakukan mahasiswa D4 Keselamatan
dan Kesehatan Kerja di industri obat dan pangan PT. Sido Muncul,
dilakukan pada:
9.

Hari, tanggal

: Selasa, 26 Mei 2015

11

10.
Berangkat pada pukul : 06.46 WIB
11.Jumlah mahasiswa
: 49 Mahasiswa
12.
Pendamping: Haris Setyawan, SKM., M.Kes
13.
Ervansyah Wahyu Utomo, S. ST
14.

Berangkat dari kampus D4 Keselamatan dan Kesehatan

Kerja, Jl. Kolonel Sutarto 150K Jebres Surakarta. Dengan menggunakan


alat transportasi bus pariwisata.
15.
B. Deskripsi Perusahaan
1. Sejarah berdirinya
16.

PT. Sido Muncul bermula dari sebuah industri rumah

tangga pada tahun 1940, dikelola oleh Ibu Rahkmat Sulistio di Yogyakarta,
dan dibantu oleh tiga orang karyawan. Banyaknya permintaan terhadap
kemasan yang lebih praktis, mendorong beliau memproduksi jamu dalam
bentuk yang praktis (serbuk), seiring dengan kepindahan beliau ke
Semarang , maka pada tahun 1951 didirikan perusahan sederhana dengan
nama Sido Muncul yang berarti Impian yang terwujud dengan lokasi di
Jl. Mlaten Trenggulun. Dengan produk pertama dan andalan, Jamu Tolak
Angin. Produk jamu buatan Ibu Rakhmat mulai mendapat tempat di hati
masyarakat sekitar dan permintaannya pun terus meningkat.
17. Dalam perkembangannya, pabrik yang terletak di Jl. Mlaten
Trenggulun ternyata tidak mampu lagi memenuhi kapasitas produksi yang
besar akibat permintaan pasar yang terus meningkat, maka di tahun 1984
pabrik dipindahkan ke Lingkungan Industri Kecil di Jl. Kaligawe,
Semarang. Akibat pasar yang terus bertambah, maka pabrik mulai
dilengkapi

dengan

mesin-mesin

modern,

demikian

pula

jumlah

karyawannya ditambah sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan, kini


jumlah karyawannya sekitar 2000 orang lebih.
18. Untuk mengantisipasi kemajuan dimasa datang, perlu untuk
membangun unit pabrik yang lebih besar dan modern, maka di tahun 1997
diadakan peletakan batu pertama pembangunan pabrik baru di Klepu,

12

Ungaran oleh Sri Sultan Hamengkubuwono ke-10 dan disaksikan Direktur


Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan saat itu, Drs. Wisnu Kaltim.
19. Pabrik baru yang berlokasi di Klepu, Kecamatan Bergas,
Ungaran, diresmikan oleh Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial
Republik Indonesia waktu itu, dr. Achmad Sujudi pada tanggal 11
November 2000. Saat peresmian pabrik, Sido Muncul sekaligus menerima
dua sertifikat yaitu Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB)
dan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) setara dengan farmasi, dan
sertifikat inilah yang menjadikan PT. Sido Muncul sebagai satu-satunya
pabrik jamu berstandar farmasi, karena memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan yaitu bangunan sesuai, dari lantai, atap dan sebagainya. Lokasi
pabrik sendiri terdiri dari bangunan pabrik seluas 7 hektar, lahan
Agrowisata 1,5 hektar, dan sisanya menjadi kawasan pendukung
lingkungan pabrik.
20. Secara

pasti

PT.

Sido

Muncul

bertekad

untuk

mengembangkan usaha di bidang jamu yang benar dan baik. Tekad ini
membuat

perusahaan menjadi lebih

berkonsentrasi

dan inovatif.

Disamping itu diikuti dengan pemilihan serta penggunaan bahan baku


yang benar, baik mengenai jenis, jumlah maupun kualitasnya akan
menghasilkan jamu yang baik. Untuk mewujudkan tekad tersebut, semua
rencana pengeluaran produk baru selalu didahului oleh studi literatur
maupun penelitian yang intensif, menyangkut keamanan, khasiat maupun
sampling pasar. Untuk memberikan jaminan kualitas, setiap langkah
produksi mulai dari barang datang , hingga produk sampai ke pasaran,
dilakukan dibawah pengawasan mutu yang ketat.
21. Produk-produk PT. Sido Muncul

antara lain: jamu

tradisional, jamu komplit, permen, minuman kesehatan, food suplement,


dan jamu instan. Produk-produk yang dihasilkan perusahaan jamu ini
selalu laris manis di masyarakat. Lihat saja produk Kuku Bima, Kuku
Bima Energi dan Tolak Angin telah terbukti sebagai produk yang memiliki
merek yang kuat dengan diterimanya berbagai penghargaan dari tahun ke
tahun yaitu Merek Terpopuler, Indonesian Customer Satisfaction Index

13

(ICSA), Indonesian Best Brand Award (IBBA), Golden Best Brand Award,
Platinum Best Brand Award, The Word of Mouth Marketing (WOMM),
Cakram Award, Marketing Award, The Indonesia Herbal Medicine Award,
The Indonesian Original Brands Apreciation, dan Indonesia Most Popular
Brand In Social Media, dan Indonesian Original Brand Apreciation. Saat
ini PT. Sido Muncul dipimpin oleh Bapak Irwan Hidayat sebagai direktur
utama.
22.
2. Profil Perusahaan
23.

Alamat lengkap dari pabrik jamu PT. Sido Muncul yang

penulis kunjungi adalah: Jl. Soekarno Hatta Km 28 Kecamatan BergasKlepu, Semarang-Indonesia.


24. Nomor Telepon : 024 6580-559, 0298 523-515
25. Fax
: 024 6580-332, 0298 523-509
26. Email : simuncul@indosat.net.id.
27. Dan juga alamat lengkap kantor pemasaran PT. Sido Muncul yaitu,
Jl. Cipete Raya No 81 Jakarta 12410, Indonesia.
28. Nomor Telepon : 021 765 3535
29. Fax
: 765 6522
30. Email : marketing@Sido Muncul.com.
31. Humas PT. Sido Muncul, Jln Cipete Raya No 81 Jakarta
Selatan, Indonesia 12410. Website resmi yang dapat diakses
www.SidoMuncul.com.
32.
3. Visi dan Misi
33.
Visi :
34.
Menjadi industri jamu yang dapat memberikan manfaat pada
masyarakat dan lingkungan.
35. Misi :
a. Meningkatkan mutu pelayanan di bidang herbal tradisional.
b. Mengembangkan research/penelitian yang berhubungan

dengan

pengembangan pengobatan dengan bahan-bahan alami.


c. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya membina
kesehatan melalui pola hidup sehat, pemakaian bahan-bahan alami dan
pengobatan secara tradisional.
36.

14

C. Observasi
37.

Hasil yang diperoleh dari observasi atau kunjungan yang

dilakukan di PT. Sido Muncul, praktikan mendapatkan beberapa informasi


yaitu :
1. PT. Sido Muncul memiliki 2 Gudang penyimpanan bahan baku
a. Gudang bahan baku simplisia yaitu gudang yang berisi berbagai jenis
tanaman yang sudah dikeringkan dan belum diproses, dalam gudang
ini ada lebih dari 160 jenis tanaman obat. Bahan-bahan ini di dapatkan
dari berbagai kota dan sebelum masuk gudang ada yang namanya cek
kualitas. Hal-hal yang perlu di cek antara lain yaitu: kebenaran bahan,
sudah sesuaikah bahan dengan bahan yang dibutuhkan. Kebersihan
bahan. Dan kadar air yang terkandung dalam bahan tersebut, bahan
yang digunakan harus memiliki kadar kurang dari 10% untuk menjaga
kualitas hasil.
b. Gudang non simplisia yaitu gudang yang berisi berbagai bahan yang
sudah dalam bentuk jadi/siap pakai seperti susu, creamer, gula dan
sebagainya.

Biasanya

perusahaan

telah

bekerjasama

dengan

perusahaan lain untuk bahan non simplisia. Dengan ketentuan dan


syarat yang sesuai dengan kebutuhan PT. Sido Muncul.
2. Dalam proses pembuatan jamu ada beberapa tahap
sebelum

pengemasan

seperti

meracik,

menggiling,

mengayak dan mengoplos.


3. Dalam tahap pengemasan ada 2 jenis pengemasan yaitu
a. Pengemasan primer : pengemasan menggunakan
mesin yang dikendalikan oleh 1 orang operator. Jenis
mesin ini untuk mengemas dari bahan serbuk ke dalam
bentuk sachet.
b. Pengemasan sekunder : pengemasan yang dilakukan
secara

manual

oleh

beberapa

pekerja.

Jenis

pengemasan ini untuk mnegemas sachet-sachet produk


ke dalam dos kemasan, kedalam toples ataupun dalam
bentuk rentengan.

15

4. PT. Sido Muncul juga menyediakan klinik kesehatan bagi


pekerja dan ruang ASI untuk menyimpan ASI dari pekerja
wanita yang sedang menyusui, agar ASI yang dihasilkan
tidak cepat basi dan bisa dibawa pulang.
5. PT. Sido Muncul juga memiliki beberapa laboratorium
untuk mengecek bahan baku maupun hasil produk yang
dihasilkan.
6. Dalam pengelolaan limbah PT. Sido Muncul mengolah
kembali limbah yang dihasilkan menjadi pupun padat dan
pupuk cair yang kemudian di pasarkan kembali ke
masyarakat.
7. Setiap tahap produksi selalu dilakukan control kualitas
produk oleh Tim Quality Control.
8. Limbah sisa dari bahan produksi pembuatan jamu tidak
langsung dibuang tetapi diolah untuk dijadikan pupuk
tanaman organik yang lokasinya berdekatan dengan lokasi
pembutan jamu. Pabrik Pupuk Sidomuncul Nusantara.
Terdiri dari dua varian yaitu, cair dan padat.
38. BAB IV
39. PEMBAHASAN
40.
41.
A. Pemeriksaan Bahan
42.

Lokasi pabrik PT. Sido Muncul berada di Ungaran, Jawa

Tengah dengan luas lahan sebesar 29 Ha dan luas bangunan sebesar 7 Ha.
Standard pabrik PT. Sido Muncul adalah Cara Pembuatan Obat yang Baik
(CPOB) dengan standar pabrik farmasi roses produksi pabrik PT. Sido
Muncul

mengikuti

Standard

Operating

Procedure

(SOP)

yang

didokumentasikan sehingga menjamin keseragaman proses dan mutu.


Fasilitas Pabrik PT. Sido Muncul, yaitu :
43.

1. Laboratorium :
44.
a. Laboratorium Instrumentasi

16

45.
46.
47.
48.
49.

b. Laboratorium Farmakologi
c. Laboratorium Formulasi
d. Laboratorium Farmakognosi
e. Laboratorium Stabilitas
f. Laboratorium Kimia, dilengkapi peralatan HPLC (High Pressure

Liquid Chromatography), GC (Gas Chromatography) dan TLC Scanner (Thin


Layer Chromatography). Keseluruhan laboratorium tersebut dibangun di atas
50.
51.
52.
53.
54.
55.

lahan seluas 1200 m


2. Laboratorium Kultur Jaringan
3. Kebun percobaan dan budidaya tanaman obat
4. Extraction Centre
5. Pengolahan air bersih
6. Pengolahan air limbah
7. Perpustakaan dan Klinik Holistik.
56.
57. Berbagai laboratorium yang disediakan di perusahaan tersebut

digunakan untuk meneliti kesesuaian bahan dengan dosis yang dianjurkan bagi
kesehatan masyarakat. Laboratorium yang ada di perusahaan ini ada dua macam
tempat. Pertama, berada di lingkungan khusus laboratorium yang letaknya ada di
lantai atas. Dan yang kedua, ada di tempat proses pengepakkan. Berfungsi untuk
menegecek produk yang siap didistribusikan agar tidak terjadi kesalahan.
58. Selain sebagai tempat pelaksanaan produksi, di lokasi pabrik PT.
Sido Muncul juga terdapat tempat wisata dengan Agrowisata seluas 1,5 hektar.
Lahan agrowisata berbagai jenis tanaman obat yang ada di Indonesia dan
digunakan sebagai bahan baku produksi produk jamu Sido Muncul. Agrowisata
sebagai Plasma Nutfah/Stok tanaman hidup yang bisa dikembangkan untuk
tanaman baru sebanyak-banyaknya di tempat lain. Hasil perbanyakan tanaman
yang berupa bibit atau benih dikembangkan seluas-luasnya di tempat lain dan
hasilnya digunakan sebagai bahan baku industri jamu atau komoditas tanaman
perdagangan.
59.
B. Proses Produksi
1. Proses Produksi Jamu
60. Proses produksi jamu di PT. Sido Muncul ini yang pertama adalah
penerimaan bahan baku, bahan baku yang datang segera dicek QC (Quality
Control), setelah terbukti memenuhi standar penerimaan dan standar penggunaan

17

kemudian bahan baku dimasukkan ke dalam gudang penyimpanan bahan baku.


Gudang bahan baku dari bahan yang diterima dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Gudang simplisia
61. Dalam gudang ini berisikan berbagai jenis tanaman herbal yang
sudah dikeringkan lalu disimpan dalam karung dan disusun secara rapi
sesuai jenis tanaman. Untuk mempermudah mengelompokkan jenis
tanaman penyimpanan didasarkan pada jenis bagian tanaman yang
digunakan seperti jenis bunga, jenis akar, jenis batang maupun jenis
buah dan daun. PT. Sido Muncul menyimpan bahan baku jenis tanaman
setumlah 160 jenis.
b. Gudang non simplisia
62. Dalam gudang ini berisikan bahan baku tambahan yang siap pakai
seperti gula, kreamer, susu, madu dan sebagainya. Untuk penyimpanan
disesuaikan dengan jenis dari bahan baku.
63. Secara umum proses produksi yang dilakukan oleh PT. Sido
Muncul melalui beberapa tahap yang mengikuti prinsip FIFO (First In First Out).
Setiap langkah produksi yang dilakukan oleh PT. Sido Muncul mengikuti standar
CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik). Adapun proses produksi jamu di PT.
Sido Muncul adalah sebagai berikut:
a. Tahap persiapan bahan baku
64. Bahan baku yang diperoleh dari suplier disortir terlebih dahulu
untuk dipilah-pilah sesuai dengan jenisnya, hal ini dikarenakan bahan
baku pembuatan jamu mayoritas pada umumnya bentuk dan warna
kulitnya hampir sama. Selain itu hal tersebut juga bertujuan untuk
memilah-milah bahan yang dipakai atau layak dipakai.
b. Tahap pencucian bahan
65. Bahan baku yang sudah dipilah-pilah, maka untuk selanjutnya akan
dicuci hingga bersih.
c. Tahap pengovenan
66. Setelah bahan baku dicuci bersih, maka bahan tersebut segera
dioven untuk mengurangi kadar air yang terkandung didalam bahan.
Sehingga diharapkan bahan tersebut mempunyai daya tahan yang
panjang. Setelah proses pengovenan selesai maka sebagian bahan yang
dihasilkan dari proses pengovenan akan disimpan didalam gudang
bahan baku, sedangkan sebagian lagi dapat segera diproses.

18

d. Tahap penggilingan I
67. Setelah bahan dioven, maka bahan tersebut akan menjadi kering
sebab kandungan air yang terkandung didalam bahan sudah berkurang,
sehingga sifat bahan menjadi kering dan mudah untuk digiling.
e. Tahap penggilingan II
68. Pada tahap penggilingan II ini, bahan yang digunakan dalam
pembuatan obat cair dan serbuk dibedakan. Untuk memproduksi jamu
serbuk, maka setelah bahan di giling pada tahap I maka bahan tersebut
akan diperhalus lagi melalui tahap ke-II.
f. Tahap pengayakan
69. Proses pengayakkan ini hanya digunakan untuk memproduksi jamu
serbuk saja. Setelah bahan digiling, maka bahan akan diayak dengan
ayakan yang berukuran 30 mesh.
g. Tahap pembuatan jamu
70. Ada beberapa cara pembuatan jamu di PT. Sido Muncul,
tergantung dari jenisbahan baku yang digunakan dan jenis fisik jamu
yang akan dibuat. Bentuk proses pembuatan jamu antara lain sebagai
h.

berikut:
Proses pembuatan jamu serbuk
Proses pembuatan jamu cair
Proses pembuatan jamu dari daun dan akar-akaran
Proses pembuatan jamu instan dari empon-empon
Proses pembuatan jamu pil
Proses pembuatan jamu kapsul
Proses Pembuatan jamu tablet
Tahap pengemasan primer
71. Tahap jamu yang sudah dibuat kemudian di kemas ke dalam
pengemas yang sudah tersedia. Biasanya pengemasan jamu ini memiliki
ruang tersendiri, sebab jamu merupakan produk yang rentan terhadap
kontaminasi. Pada pengemasan jamu serbuk menggunakan mesin yang
sudah lama yaitu 1 mesin yang hanya dijalankan oleh 1 operator dan
cara pengisiannya hanya per sachet. Sedangkan untuk pengemasan
jamu cair lebih modern karena 1 mesin dapat mengisi lebih dari satu

sachet.
i. Tahap pengemasan sekunder
72. Tahap pengemasan sekunder
langsung

secara

manual

yaitu

dengan

mengemas
cara

secara

memasukan

19

kedalam toples atau dus dari sediaan masing-masing, isi


dari satu dus lima sachet kecuali sediaan anak sehat
sebelas sachet, disini produk yang sudah jadi dicek
kembali dengan mengambil sampel secara random yaitu
meneliti dalam setiap pengemasan karyawan pada
bagian ini meggunakan topi berwarna putih untuk
menandakan bahwa karyawan tersebut adalah bagian
pengecekan atau penelitian setiap kemasan dalam dus
atau

toples.

Setelah

selesai

proses

pengemasan

sekunder kemudian produk siap untuk didistribusikan.


Pengemasan

sekunder

terlihat

pengemasan

sekunder

jamu

beda
cair,

pada
pada

proses
tempat

pengolahan jamu cair saat pengemasan sekunder sudah


modern

yaitu

mengunakan

conveyor

yang

lebih

memudahkan pekerja waktu pengepakan.


j. Tahap pengepakan
73. Setelah produk jamu dikemas, maka produk tersebut dimasukkan
ke dalam kardus yang disesuaikan sesuai jenis produk jamunya.
Kemudian kardus ditutup rapat dan diberi kode dan dicantumkan
tanggal kadaluwarsa. Untuk selanjutnya produk jamu tersebut disimpan
di dalam gudang penyimpanan produk.
74.
75. PT. Sido Muncul selalu berusaha menjaga kualitas produk
agar tetap aman, berkhasiat, rasa dan aroma khas dan
seterusnya. Salah satu cara mewujudkan semua itu maka
PT. Sido muncul memilki beberapa laboratorium seperti:
a. Laboratorium Formulasi yaitu membuat formulasi dalam
suatu produk
b. Laboratorium Produksi yaitu percobaan untuk resep baru
dengan sedikit produksi dalam skala kecil yang bertujuan
untuk mengantisipasi kerugian dalam skala yang besar.

20

c. Laboratorium Mikrobiologi yaitu untuk menerima sampel dari sediaan


untuk menganalisis adanya bakteri.
d. Laboratorium Instrumentasi yaitu untuk mengetahui adanya logam
berat, pestisida, dan mengetahui kandungan minyak atsiri.
e. Laboratorium kimia yaitu untuk mengetahui zat yang terkandung dalam
bahan baku.Yang dilengkapi peralatan HPLC ( High Pressure Liquid
Chromatography ), GC ( Gas Chromatography ) dan TLC Scanner ( Thin
Layer Chromatography ).
f. Laboratorium Uji Stabilitas yaitu dengan alat bernama Climatic Chamber
digunakan untuk mengetahui kestabilan produk, dianalisa secara berkala,
kemudian digunakan untuk menetapkan kadaluarsa produk. Biasanya
produk mampu bertahan dalam 14 18 bulan.
g. Laboratorium Farmakologi yaitu digunakan untuk menguji produk
apakah ada efek samping dan penentuan dosis yang sesuai pada hewan
percobaan seperti mencit.
2. Proses Produksi Pupuk
76. Limbah yang dihasilkan dalm proses produksi jamu tidak langsung
dibuang ke lingkungan begitu saja tetapi diolah kembali menjadi produk
sampingan. Limbah dari ekstraksi jamu cair akan dijadikan pupuk padat
sedangkan limbah dari jamu serbuk maupun jamu cair akan diolah lagi menjadi
limbah cair yang akan dipasarkan hingga keluar negeri. Dalam proses
pengolahanya pupuk padat dan pupuk cair berbeda
a. Pupuk padat.
77. Sisa dari ekstraksi untuk jamu cair yaitu berupa ampas akan
dikumpulkan dan ditambahkan EM4 lalu disimpan selama 2 tahun pada
tempat penampungan khusus. Setelah 2 tahun pupuk akan dikeringkan
dan siap untuk dikemas.
b. Pupuk cair
78. Pupuk cair dihasilkan dari fermentasi dari sisa ekstraksi jamu cair
maupun sisa air dari jamu serbuk kemudian diproses lebih lanjut dan
dijadikan pupuk cair yang aman bagi tanaman. Proses selanjutnya pupuk
cair akan disalurkan pada pipa-pipa ke mesin filling. Mesin filling
digunakan untuk mengisikan pupuk cair ke botol-botol pupuk yang sudah
tersedia. Selanjutnya setelah dari mesin filling akan dilanjutkan ke mesin

21

capping. Mesin capping digunakan untuk memberikan cap tutup pada


botol yang telah berisi pupuk cair. Setelah itu dilanjutkan ke mesin
labeling, mesin ini bekerja untuk memberikan label pada botol. Setelah
selesai diberi label botol-botol siap di kemas dalam kardus dan disimpan
dalam gudang.
79.
C. CPOB dan CPOTB
80.

PT. Sido Muncul pada saat peresmian pabrik menerima dua

sertifikat sekaligus yaitu Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik


(CPOTB) dan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) setara dengan
farmasi, dan sertifikat inilah yang menjadikan PT. Sido Muncul sebagai
satu-satunya pabrik jamu berstandar farmasi.
81. CPOB merupakan pedoman pembuatan obat bagi industri
farmasi untuk menjamin mutu obat yang diproduksi. CPOB dimiliki oleh
semua industri dalam memproduksi obat. Pada produksi, peredaran dan
penggunaan obat tradisional, di sisi lain dicemari oleh beredarnya obat
tradisional yang tidak terdaftar, obat tradisional yang mengandung bahan
kimia obat atau mengandung bahan-bahan berbahaya lainnya serta obat
tradisional yang tidak memenuhi persyaratan mutu, sehingga perlu
diadakan pengawasan mutu pada pembuatan obat tradisional. Pengawasan
mutu produk dilaksanakan secara ketat oleh bagian Quality Control (QC)
dan juga dilakukan oleh In Process Control pada setiap proses produksi.
82. Cara Pembuatan Obat yang baik (CPOB) adalah pedoman
pembuatan obat bagi industri farmasi di Indonesia yang bertujuan untuk
menjamin mutu obat yang dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan
mutu yang telah ditentukan dan sesuai dengan tujuan penggunaannya.
Mutu suatu obat tidak dapat ditentukan berdasarkan pemeriksaan produk
akhir saja, melainkan harus dibentuk kedalam produk selama keseluruhan
proses pembuatan. CPOB mencakup seluruh aspek produksi mulai dari
personalia, dokumentasi, bangunan, peralatan, manajemen mutu, produksi,
sanitasi dan higiene, pengawasan mutu, penanganan keluhan, penarikan

22

obat dan obat kembalian, analisis kontrak serta validasi dan kualifikasi.
Beberapa Istilah dalam CPOB :
83.
84.

a.
Batch
adalah sejumlah produk obat yang dihasilkan dalam satu siklus

pembuatan. Berdasarkan suatu formulasi tertentu, yang mempunyai sifat dan mutu
yang seragam.
85.
b.
Tanggal Pembuatan
86.
adalah tanggal yang menunjukan selesainya proses pembuatan
suatu batch tertentu.
87. CPOTB adalah bagian dari pemastian mutu yang memastikan
bahwa obat tradisional dibuat dan dikendalikan secara konsisten untuk mencapai
standar mutu yang sesuai dengan tujuan penggunaan dan dipersyaratkan dalam
izin edar dan spesifikasi produk. Salah satu cakupan dari CPOTB adalah
pengawasan mutu.
88. Pengawasan Mutu adalah bagian dari CPOTB yang berhubungan
dengan pengambilan sampel, spesifikasi dan pengujian, serta dengan organisasi,
dokumentasi dan prosedur pelulusan yang memastikan bahwa pengujian yang
diperlukan dan relevan telah dilakukan dan bahwa bahan yang belum diluluskan
tidak digunakan serta produk yang belum diluluskan tidak dijual atau dipasok
sebelum mutunya dinilai dan dinyatakan memenuhi syarat.
89.
90.
Diagram Alir Proses Pembuatan Jamu
91.
92.
Bahan Baku Mentah
93.

Disortasi
Pencucian

94.
95.

Pengovenan

96.
Bahan Baku Matang

97.
98.

Disimpan di Gudang
Bahan Baku

Penggilingan I

99.
Ampas 100.

Diekstak

Penggilingan II

23

101.
Pembuatan Jamu berdasarkan
standar CPOB
102.
Jamu Cair

Pengayakan
Pembuatan Jamu103.
berdasarkan
standar CPOB
104.

Pengemasan primer

Jamu Serbuk
105.

Pengemasan sekunder

106.
Pengemasan primer
107.

Pengepakan

Pengemasan108.
sekunder
109.
Pengepakan

D. Peta Proses Operasi


110. Nama Objek : Jamu Serbuk (Kiri) dan Jamu Cair (kanan)
111. Dipetakan pada
: Juni 2015
112.

113. Bahan baku


114.
115.

Bahan baku
Pemeriksaan bahan baku

Pemeriksaan bahan baku


116.

Pemotongan bahan baku


Pemotongan bahan baku

117.
118.

Penggilingan I
Penggilingan I

119.
120.

Penggilingan II
Diekstraksi
121.

Pengayakan
Pembuatan Jamu
berdasarkan standar
Pembuatan Jamu

122.
CPOB
123.

berdasarkan standar CPOB


124.
125.

126.

Pengemasan primer
Pengemasan primer
Pengemasan Sekunder

24

127.

Pengemasan sekunder
Pengepakan

128.

Pengepakan
Pemeriksaan keadaan

129.

Pemeriksaan keadaan
sachet/kardus secara
sachet/kardus secara

130.
sampling
131.
132.

sampling
Penyimpanan sebelum
Penyimpanan sebelum
di distribusikan

133.

di distribusikan
134.

135.
136.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN


137.
138.

A. Simpulan
139.

Dari kunjungan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan

sebagai berikut :
1. Bermula dari sebuah industri rumah tangga, oleh Ibu Rahkmat Sulistio di
Yogyakarta, dan dibantu oleh tiga orang karyawan. Banyaknya permintaan
terhadap kemasan yang lebih praktis, mendorong untuk memproduksi
jamu dalam bentuk serbuk, pada tahun 1951 didirikan perusahan
sederhana dengan nama Sido Muncul yang berarti Impian yang
terwujud.
2. Proses produksi pembuatan terdiri dari beberapa tahap yaitu: Tahap
persiapan bahan baku, Tahap pencucian bahan, Tahap pengovenan, Tahap
penggilingan I, Tahap penggilingan II, Tahap pengayakan, Tahap
pembuatan jamu, Tahap pengemasan primer, Tahap pengemasan sekunder,
Tahap distribusi.

25

3. Peta-peta kerja merupakan salah satu alat yang sistematis dan jelas untuk
berkomunikasi secara luas dan melalui peta-peta kerja ini bisa
mendapatkan informasi-informasi yang diperlukan untuk memperbaiki
suatu metoda kerja.
4. CPOB merupakan pedoman pembuatan obat bagi industri farmasi untuk
menjamin mutu obat yang diproduksi. CPOB dimiliki oleh semua industri
dalam memproduksi obat. Dan CPOTB khusus untuk obat tradisional,
yang diawasi oleh Departemen Kesehatan.
5. Perlengkapan keselamatan yang disediakan antara lain ada pada bagian
gerabah yang menyediakan masker, googles, ear plug, dsb. Tetapi karena
budaya yang kurang dibangun, sehingga APD tersebut jarang digunakan.
140.
141.
142.
B. Saran
143.

Dari kunjungan yang telah dilakukan, saran yang dapat

diberikan adalah :
1.

Prodi Diploma IV Keselamatan dan


Kesehatan Kerja sebaiknya memberikan topik yang perlu ditanyakan
sehingga saat kunjungan berlangsung topik yang akan dibahas sesuai
dengan materi kuliah yang diajarkan.

2.

Industri PT. Sido Muncul perlu


menyediakan jalur khusus pejalan kaki dan bila perlu ada jalur untuk
forklift sehingga bila ada kunjungan, antara pengunjung dan forklift tidak
saling mengganggu.

3.

Mahasiswa lebih menjaga sikap dan


etika ketika kunjungan sedang berlangsung sehingga nama baik
almamater juga ikut baik..
144.

26

145.
146.
147.
148.
149.
150.
151.
152.
153.
154.
155.
156.
157.
158.
159.
160.
161.
162.
163.
164.

DAFTAR PUSTAKA
165.

166.
167.
168.
169.
170.
171.
172.
173.

Anonim. 2006. Cara Pembuatan Obat Baru (CPOB). Depkes RI. Jakarta
Puspitasari, Endri. 2010. Proses Pengolahan Jamu dan Sistem Sanitasi di
PT. Sido Muncul. Universitas Sebelas Maret. Surakarta
Juliansyah. 2012. Sistem Pengelolaan Persediaan Bahan Baku pada PT.
Sido Muncul. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta: Yogyakarta
http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtki/article/view/2830/2784
(30 Mei 2015)

Anda mungkin juga menyukai