PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap industri atau perusahaan umumnya memiliki proses pembuatan
produk yang berbeda-beda. Dalam suatu pembuatan produk biasanya terdiri dari
beberapa tahapan atau unit. Dan di setiap unitnya ada proses-proses lagi yang
lebih detail. Keseluruhan proses produksi pada suatu perusahaan atau industri
biasanya digambarkan sebagai diagram alir yang dapat dilihat oleh orang-orang.
Diagram alir yang ditampilkan adalah diagram secara umum dan tidak begitu
detail. Kegiatan-kegiatan yang tidak begitu detail inilah yang perlu diperhatikan
dalam mempelajari Peta Proses Kelompok Kerja.
Semua sektor industri pasti memiliki teknik tata cara kerja yang berbedabeda. Dalam tiap tahap proses yang berlangsung perlu adanya pengawasan. Hal
ini untuk memantau kondisi awal sampai produk menjadi barang siap jual yang
mempunyai nilai harga jual yang baik. Suatu proses pembuatan produk pastinya
mengalami hal-hal seperti pengoperasian, pemeriksaan atau inspeksi, transportasi,
menunggu untuk jangka waktu sebentar dan penyimpanan serta aktivitas
gabungan. Kegiatan yang berlasung mempunyai fungsi yang bereda-beda. Oleh
sebab itu pengawasan serta pemantauan pada kegiatan tersebut sangat perlu
diperhatikan. Salah satu perusahaan yang menggunakan peta-peta kerja dalam
aktivitas produksinya adalah PT. Sido Muncul. Sebagai salah satu perusahaan
terbesar yang memproduksi jamu tradisional dan obat. Tentu saja perusahaan
sangat memperhatikan kualitas dan kuantitas tiap produk yang dihasilkannya
untuk tetap dapat laku dipasaran. Dalam melakukan proses produksi di PT. Sido
Muncul ada yang dilakukan secara manual menggunakan tenaga manusia dan ada
yang menggunakan mesin/secara modern. Karena banyaknya unit yang
digunakan, perlu adanya pemerataan pembagian tugas pada ahli K3 agar semua
unit tetap dapat berjalan dan tetap mendapat perhatian yang sama-sama maksimal.
Dari hal-hal yang telah dipaparkan tersebut diatas, yang menjadi dasar
pembuatan laporan oleh mahasiswa. Selain itu, diharapkan semoga laporan
kunjungan ini dapat memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Teknik Industri.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui awal mula berdirinya PT. Sido Muncul.
2. Untuk mengetahui proses produksi yang digunakan pada PT. Sido Muncul.
3. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan peta kerja dalam industri.
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan CPOTB dan CPOB.
5. Untuk mengetahui peralatan APD yang disediakan.
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Menambah ilmu baru mengenai peta-peta kerja di perusahaan.
Mahasiswa dapat mengetahui proses pembuatan obat tradisional dan pembuatan
pupuk organik yang ada di industri tersebut. Mengetahui proses pembuatan jamu
dari awal hingga akhir seperti gudang penyimpanan bahan baku baik simplisia
maupun non simplisia. Unit proses hingga proses pengepakkan. Dan mengetahui
proses pengolahan pembuatan pupuk organik. Serta mahasiswa dapat memberikan
masukan atau saran pada perusahaan dalam upaya peningkatan produktivitas
pekerja.
2. Bagi Program Studi Diploma 4 Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Memberikan contoh suasana dunia kerja yang berkaitan dengan peta-peta
kerja, dan peta proses kelompok kerja. Dari pihak prodi dapat mengetahui
perkembangan industri obat tradisional dan farmasi yang berkaitan dengan materi
kuliah. Menambah pengetahuan mengnenai kondisi penerapan K3 di industri seta
penghubung antara dunia kerja dan dunia pendidikan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Definisi Peta Kerja
Peta kerja (Peta Proses-process chart) merupaka alat komunikasi yang
sistematis dan logis guna menganalisa proses kerja dari tahap awal sampai akhir
(Sritomo, 2008). Peta-peta kerja merupakan salah satu alat yang sistematis dan
jelas untuk berkomunikasi secara luas dan melalui peta-peta kerja ini bisa
mendapatkan informasi-informasi yang diperlukan untuk memperbaiki suatu
metoda kerja. Contoh informasi-informasi yang diperlukan antara lain jumlah
benda kerja yang harus dibuat, waktu operasi mesin, kapasitas mesin, bahanbahan khusus yang harus disediakan, alat-alat khusus yang harus disediakan, dan
sebagainya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa peta kerja adalah
suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan jelas.
Melalui peta kerja ini, maka dapat dilihat semua langkah atau kejadian yang
dialami oleh suatu benda kerja dari mulai masuk ke pabrik (dalam bentuk bahan
baku), kemudian menggambarkan semua langkah yang dialaminya, seperti
transportasi, operasi mesin, pemeriksaan, dan perakitan, sampai akhirnya menjadi
produk jadi, baik produk lengkap atau bagian dari suatu produk lengkap
(Sutalaksana, 2006).
2. Lambang-Lambang yang Digunakan
Peta-peta kerja yang digunakan pada saat ini ialah peta-peta kerja
dikembangkan oleh Gilberth. Untuk membuat peta kerja, Gilberth mengusulkan
40 buah lambang yang dapat digunakan, yang kemudian disederhanakan menjadi
4 buah lambang. Pada tahun 1947, American Siciety of Mechanical engineers
(ASME) membuat standar lambang-lambang peta kerja sebanyak 5 lambang.
Lambang yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Operasi
Suatu kegiatan operasi terjadi apabila benda kerja mengalami perubahan sifat
baik fisik maupun kimiawi, mengambil informasi maupun memberikan
informasi pada suatu keadaan juga termasuk operasi. Contoh pekerjaannya
menyerut, memotong, memahat, merakit dan lain sebagainya. Lambang ini
juga digunakan untuk menyatakan aktivitas administrasi, misalnya aktivitas
perencanaan dan perhitungan.
b. Pemeriksaan
Suatu kegiatan pemeriksaan terjadi apabila benda kerja atau peralatan
mengalami pemeriksaan baik untuk segi kualitas maupun kuantitas. Contoh
pekerjaannya mengukur dimensi benda, memeriksa warna benda, membaca
alat ukur tekanan uap pada suatu mesin dan sebagainya.
c. Transportasi
Suatu kegiatan transportasi terjadi apabila benda kerja, pekerja atau
perlengkapan mengalami perpindahan tempat yang bukan merupakan bagian
dari suatu operasi. Contoh pekerjaannya yaitu memindahkan bahan,
memindahkan benda kerja dari satu mesin ke mesin lainnya, dan lain-lain.
d. Menunggu
Proses menunggu terjadi apabila benda kerja, pekerja atau perlengkapan tidak
mengalami kegiatan apa-apa selain menunggu. Contoh pekerjaannya yaitu
benda kerja menunggu untuk diproses, bahan menunggu untuk diangkut, dan
sebagainya.
e. Penyimpanan
Proses menyimpan terjadi apabila benda kerja disimpan untuk jangka waktu
yang cukup lama. Contoh pekerjaannya yaitu bahan baku disimpan dalam
gudang, barang jadi disimpan di gudang, dan sebagainya (Sutalaksana, 1979).
Selain kelima lambang standar diatas, kita bisa menggunakan lambang
lain apabila merasa perlu untuk mencatat suatu aktivitas yang memang terjadi
lebih
lengkap
dibanding
Peta
Proses
Operasi,
dan
pergudangan,
pemeliharaan,
atau
pekerjaan-pekerjaan
pengangkutan material dan lain sebagainya. Peta ini digunakan sebagai alat untuk
menganalisis aktivitas kelompok kerja (Sutalaksana, 1979).
4) Diagram Aliran
Diagram Aliran merupakan suatu gambaran menurut skala dari susunan
lantai dan gedung, yang menunjukkan lokasi dari semua aktivitas yang terjadi
dalam Peta Aliran Proses. Kegunaannya yaitu lebih memperjelas suatu Peta Aliran
proses, apalagi jika arah aliran merupakan faktor yang penting dan menolong
dalam perbaikan tata letak tempat kerja. Beberapa prinsip dalam pembuatan
Diagram Aliran, sebagai berikut :
a) Membuat kepala judul DIAGRAM ALIRAN yang diikuti oleh identifikasi
lainnya seperti nama pekerjaan yang dipetakan, tanggal dipetakan, nomor
peta, cara sekarang atau usulan dan nama pembuat peta.
b)
c) Arah gerakan dinyatakan oleh anak panah kecil yang dibuat secara periodic
sepanjang garis aliran (Sutalaksana, 1979).
b. Peta-peta kerja kegiatan kerja setempat
1) Peta Pekerja dan Mesin
Peta Pekerja dan mesin merupakan suatu grafik yang menggambarkan
koordinasi antar waktu bekerja dan waktu menganggur dari kombinasi anatara
pekerja dan mesin. Peta ini juga merupakan alat yang digunakan untuk
mengurangi waktu menganggur. Kegunaannya yaitu: mengetahui hubungan yang
jelas antara waktu kerja operator dan waktu operasi mesin yang digunakan, dapat
meningkatkan efektivitas penggunaan dan perbaikan keseimbangan kerja
(Sutalaksana, 1979).
2) Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan
10
Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan merupakan suatu alat dari studi
gerakan untuk menentukan gerakan-gerakan yang efisien, yaitu gerakan-gerakan
yang memang diperlukan untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Peta ini
menggambarkan semua gerakan-gerakan saat bekerja dan waktu menganggur
yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan ketika melakukan suatu
pekerjaan. Kegunaannya yaitu: menyeimbangkan gerakan kedua tangan dan
mengurangi kelelahan, menghilangkan atau mengurangi gerakan-gerakan yang
tidak efisien dan tidak produktif, sebagai alat untuk menganalisa tata letak stasiun
kerja, sebagai alat untuk melatih pekerjaan baru dengan cara kerja yang ideal
(Sutalaksana, 1979).
Keenam macam peta kerja diatas merupakan peta-peta yng paling banyak
digunakan dalam perancangan kerja dan ergonomi (Suryadi MT, 1996).
B. Perundang-undangan
Berikut adalah undang-undang yang terkait dengan kunjungan yang dilakukan :
1. UU No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Peraturan
Menteri
Tenaga
Kerja
dan
Transmigrasi
No.
Hari, tanggal
11
10.
Berangkat pada pukul : 06.46 WIB
11.Jumlah mahasiswa
: 49 Mahasiswa
12.
Pendamping: Haris Setyawan, SKM., M.Kes
13.
Ervansyah Wahyu Utomo, S. ST
14.
tangga pada tahun 1940, dikelola oleh Ibu Rahkmat Sulistio di Yogyakarta,
dan dibantu oleh tiga orang karyawan. Banyaknya permintaan terhadap
kemasan yang lebih praktis, mendorong beliau memproduksi jamu dalam
bentuk yang praktis (serbuk), seiring dengan kepindahan beliau ke
Semarang , maka pada tahun 1951 didirikan perusahan sederhana dengan
nama Sido Muncul yang berarti Impian yang terwujud dengan lokasi di
Jl. Mlaten Trenggulun. Dengan produk pertama dan andalan, Jamu Tolak
Angin. Produk jamu buatan Ibu Rakhmat mulai mendapat tempat di hati
masyarakat sekitar dan permintaannya pun terus meningkat.
17. Dalam perkembangannya, pabrik yang terletak di Jl. Mlaten
Trenggulun ternyata tidak mampu lagi memenuhi kapasitas produksi yang
besar akibat permintaan pasar yang terus meningkat, maka di tahun 1984
pabrik dipindahkan ke Lingkungan Industri Kecil di Jl. Kaligawe,
Semarang. Akibat pasar yang terus bertambah, maka pabrik mulai
dilengkapi
dengan
mesin-mesin
modern,
demikian
pula
jumlah
12
pasti
PT.
Sido
Muncul
bertekad
untuk
mengembangkan usaha di bidang jamu yang benar dan baik. Tekad ini
membuat
berkonsentrasi
dan inovatif.
13
(ICSA), Indonesian Best Brand Award (IBBA), Golden Best Brand Award,
Platinum Best Brand Award, The Word of Mouth Marketing (WOMM),
Cakram Award, Marketing Award, The Indonesia Herbal Medicine Award,
The Indonesian Original Brands Apreciation, dan Indonesia Most Popular
Brand In Social Media, dan Indonesian Original Brand Apreciation. Saat
ini PT. Sido Muncul dipimpin oleh Bapak Irwan Hidayat sebagai direktur
utama.
22.
2. Profil Perusahaan
23.
dengan
14
C. Observasi
37.
Biasanya
perusahaan
telah
bekerjasama
dengan
pengemasan
seperti
meracik,
menggiling,
manual
oleh
beberapa
pekerja.
Jenis
15
Tengah dengan luas lahan sebesar 29 Ha dan luas bangunan sebesar 7 Ha.
Standard pabrik PT. Sido Muncul adalah Cara Pembuatan Obat yang Baik
(CPOB) dengan standar pabrik farmasi roses produksi pabrik PT. Sido
Muncul
mengikuti
Standard
Operating
Procedure
(SOP)
yang
1. Laboratorium :
44.
a. Laboratorium Instrumentasi
16
45.
46.
47.
48.
49.
b. Laboratorium Farmakologi
c. Laboratorium Formulasi
d. Laboratorium Farmakognosi
e. Laboratorium Stabilitas
f. Laboratorium Kimia, dilengkapi peralatan HPLC (High Pressure
digunakan untuk meneliti kesesuaian bahan dengan dosis yang dianjurkan bagi
kesehatan masyarakat. Laboratorium yang ada di perusahaan ini ada dua macam
tempat. Pertama, berada di lingkungan khusus laboratorium yang letaknya ada di
lantai atas. Dan yang kedua, ada di tempat proses pengepakkan. Berfungsi untuk
menegecek produk yang siap didistribusikan agar tidak terjadi kesalahan.
58. Selain sebagai tempat pelaksanaan produksi, di lokasi pabrik PT.
Sido Muncul juga terdapat tempat wisata dengan Agrowisata seluas 1,5 hektar.
Lahan agrowisata berbagai jenis tanaman obat yang ada di Indonesia dan
digunakan sebagai bahan baku produksi produk jamu Sido Muncul. Agrowisata
sebagai Plasma Nutfah/Stok tanaman hidup yang bisa dikembangkan untuk
tanaman baru sebanyak-banyaknya di tempat lain. Hasil perbanyakan tanaman
yang berupa bibit atau benih dikembangkan seluas-luasnya di tempat lain dan
hasilnya digunakan sebagai bahan baku industri jamu atau komoditas tanaman
perdagangan.
59.
B. Proses Produksi
1. Proses Produksi Jamu
60. Proses produksi jamu di PT. Sido Muncul ini yang pertama adalah
penerimaan bahan baku, bahan baku yang datang segera dicek QC (Quality
Control), setelah terbukti memenuhi standar penerimaan dan standar penggunaan
17
18
d. Tahap penggilingan I
67. Setelah bahan dioven, maka bahan tersebut akan menjadi kering
sebab kandungan air yang terkandung didalam bahan sudah berkurang,
sehingga sifat bahan menjadi kering dan mudah untuk digiling.
e. Tahap penggilingan II
68. Pada tahap penggilingan II ini, bahan yang digunakan dalam
pembuatan obat cair dan serbuk dibedakan. Untuk memproduksi jamu
serbuk, maka setelah bahan di giling pada tahap I maka bahan tersebut
akan diperhalus lagi melalui tahap ke-II.
f. Tahap pengayakan
69. Proses pengayakkan ini hanya digunakan untuk memproduksi jamu
serbuk saja. Setelah bahan digiling, maka bahan akan diayak dengan
ayakan yang berukuran 30 mesh.
g. Tahap pembuatan jamu
70. Ada beberapa cara pembuatan jamu di PT. Sido Muncul,
tergantung dari jenisbahan baku yang digunakan dan jenis fisik jamu
yang akan dibuat. Bentuk proses pembuatan jamu antara lain sebagai
h.
berikut:
Proses pembuatan jamu serbuk
Proses pembuatan jamu cair
Proses pembuatan jamu dari daun dan akar-akaran
Proses pembuatan jamu instan dari empon-empon
Proses pembuatan jamu pil
Proses pembuatan jamu kapsul
Proses Pembuatan jamu tablet
Tahap pengemasan primer
71. Tahap jamu yang sudah dibuat kemudian di kemas ke dalam
pengemas yang sudah tersedia. Biasanya pengemasan jamu ini memiliki
ruang tersendiri, sebab jamu merupakan produk yang rentan terhadap
kontaminasi. Pada pengemasan jamu serbuk menggunakan mesin yang
sudah lama yaitu 1 mesin yang hanya dijalankan oleh 1 operator dan
cara pengisiannya hanya per sachet. Sedangkan untuk pengemasan
jamu cair lebih modern karena 1 mesin dapat mengisi lebih dari satu
sachet.
i. Tahap pengemasan sekunder
72. Tahap pengemasan sekunder
langsung
secara
manual
yaitu
dengan
mengemas
cara
secara
memasukan
19
toples.
Setelah
selesai
proses
pengemasan
sekunder
terlihat
pengemasan
sekunder
jamu
beda
cair,
pada
pada
proses
tempat
yaitu
mengunakan
conveyor
yang
lebih
20
21
22
obat dan obat kembalian, analisis kontrak serta validasi dan kualifikasi.
Beberapa Istilah dalam CPOB :
83.
84.
a.
Batch
adalah sejumlah produk obat yang dihasilkan dalam satu siklus
pembuatan. Berdasarkan suatu formulasi tertentu, yang mempunyai sifat dan mutu
yang seragam.
85.
b.
Tanggal Pembuatan
86.
adalah tanggal yang menunjukan selesainya proses pembuatan
suatu batch tertentu.
87. CPOTB adalah bagian dari pemastian mutu yang memastikan
bahwa obat tradisional dibuat dan dikendalikan secara konsisten untuk mencapai
standar mutu yang sesuai dengan tujuan penggunaan dan dipersyaratkan dalam
izin edar dan spesifikasi produk. Salah satu cakupan dari CPOTB adalah
pengawasan mutu.
88. Pengawasan Mutu adalah bagian dari CPOTB yang berhubungan
dengan pengambilan sampel, spesifikasi dan pengujian, serta dengan organisasi,
dokumentasi dan prosedur pelulusan yang memastikan bahwa pengujian yang
diperlukan dan relevan telah dilakukan dan bahwa bahan yang belum diluluskan
tidak digunakan serta produk yang belum diluluskan tidak dijual atau dipasok
sebelum mutunya dinilai dan dinyatakan memenuhi syarat.
89.
90.
Diagram Alir Proses Pembuatan Jamu
91.
92.
Bahan Baku Mentah
93.
Disortasi
Pencucian
94.
95.
Pengovenan
96.
Bahan Baku Matang
97.
98.
Disimpan di Gudang
Bahan Baku
Penggilingan I
99.
Ampas 100.
Diekstak
Penggilingan II
23
101.
Pembuatan Jamu berdasarkan
standar CPOB
102.
Jamu Cair
Pengayakan
Pembuatan Jamu103.
berdasarkan
standar CPOB
104.
Pengemasan primer
Jamu Serbuk
105.
Pengemasan sekunder
106.
Pengemasan primer
107.
Pengepakan
Pengemasan108.
sekunder
109.
Pengepakan
Bahan baku
Pemeriksaan bahan baku
117.
118.
Penggilingan I
Penggilingan I
119.
120.
Penggilingan II
Diekstraksi
121.
Pengayakan
Pembuatan Jamu
berdasarkan standar
Pembuatan Jamu
122.
CPOB
123.
126.
Pengemasan primer
Pengemasan primer
Pengemasan Sekunder
24
127.
Pengemasan sekunder
Pengepakan
128.
Pengepakan
Pemeriksaan keadaan
129.
Pemeriksaan keadaan
sachet/kardus secara
sachet/kardus secara
130.
sampling
131.
132.
sampling
Penyimpanan sebelum
Penyimpanan sebelum
di distribusikan
133.
di distribusikan
134.
135.
136.
BAB V
A. Simpulan
139.
sebagai berikut :
1. Bermula dari sebuah industri rumah tangga, oleh Ibu Rahkmat Sulistio di
Yogyakarta, dan dibantu oleh tiga orang karyawan. Banyaknya permintaan
terhadap kemasan yang lebih praktis, mendorong untuk memproduksi
jamu dalam bentuk serbuk, pada tahun 1951 didirikan perusahan
sederhana dengan nama Sido Muncul yang berarti Impian yang
terwujud.
2. Proses produksi pembuatan terdiri dari beberapa tahap yaitu: Tahap
persiapan bahan baku, Tahap pencucian bahan, Tahap pengovenan, Tahap
penggilingan I, Tahap penggilingan II, Tahap pengayakan, Tahap
pembuatan jamu, Tahap pengemasan primer, Tahap pengemasan sekunder,
Tahap distribusi.
25
3. Peta-peta kerja merupakan salah satu alat yang sistematis dan jelas untuk
berkomunikasi secara luas dan melalui peta-peta kerja ini bisa
mendapatkan informasi-informasi yang diperlukan untuk memperbaiki
suatu metoda kerja.
4. CPOB merupakan pedoman pembuatan obat bagi industri farmasi untuk
menjamin mutu obat yang diproduksi. CPOB dimiliki oleh semua industri
dalam memproduksi obat. Dan CPOTB khusus untuk obat tradisional,
yang diawasi oleh Departemen Kesehatan.
5. Perlengkapan keselamatan yang disediakan antara lain ada pada bagian
gerabah yang menyediakan masker, googles, ear plug, dsb. Tetapi karena
budaya yang kurang dibangun, sehingga APD tersebut jarang digunakan.
140.
141.
142.
B. Saran
143.
diberikan adalah :
1.
2.
3.
26
145.
146.
147.
148.
149.
150.
151.
152.
153.
154.
155.
156.
157.
158.
159.
160.
161.
162.
163.
164.
DAFTAR PUSTAKA
165.
166.
167.
168.
169.
170.
171.
172.
173.
Anonim. 2006. Cara Pembuatan Obat Baru (CPOB). Depkes RI. Jakarta
Puspitasari, Endri. 2010. Proses Pengolahan Jamu dan Sistem Sanitasi di
PT. Sido Muncul. Universitas Sebelas Maret. Surakarta
Juliansyah. 2012. Sistem Pengelolaan Persediaan Bahan Baku pada PT.
Sido Muncul. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta: Yogyakarta
http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtki/article/view/2830/2784
(30 Mei 2015)