Karena hal ini, maka terdapat kasus-kasus yang akan memunculkan kekambuhan walau terapi
yang diberikan sebelumnya dinyatakan berhasil. Karena perubahan warna kulit pada kasus ini
tidak bersifat permanen, maka jika terapi berhasil warna kulit bisa kembali normal setelah
beberapa waktu.
Pasca Terapi
Sebagaimana disampaikan sebelumnya, ruam yang dihasilkan oleh tinea versicolor
cenderung menetap sesaat pasca terapi berhasil, terutama jika bintik lebih terang
dibandingkan kulit normal di sekitarnya. Warna kulit yang masih berbeda ini cenderung
membuat orang berpikir bahwa kondisi yang sama masih berlangsung bahkan setelah
sebenarnya penyebabnya sudah ditangani.
Mungkin perlu waktu sebulan untuk kulit kembali membaur dan tampak normal, namun akan
selalu kembali normal. Jika ruamnya berwarna merah atau abu-abu, biasanya warna kulit
kembali normal dengan lebih cepat. Sehingga sangatlah penting agar kondisi dirawat sedini
mungkin saat diketahui, sehingga warna kulit dapat kembali normal dengan lebih cepat.
Ruam bisa muncul kembali dan sering kali tidak terhindarkan, meskipun tidak selalu terjadi
sepanjang tahun. Jika kekambuhan terjadi terlalu sering, Anda perlu berkonsultasi dengan
dokter atau dermatologis anda untuk mempertimbangkan solusi terapi preventif, bisa jadi
memerlukan obat antijamur per-oral (diminum) atau topikal (dioleskan) secara periodik.
TINJAUAN PUSTAKA
I. Definisi
Pityriasis versicolor (PV) adalah penyakit jamur superfisial yang kronik, biasanya
asimtomatik, disebabkan oleh Malassezia furfur berupa bercak dengan pigmentasi yang
bervariasi pada umumnya mengenai badan 1. Bercak berwarna putih sampai coklat
kehitaman. Terutama meliputi badan dan kadang-kadang dapat menyerang ketiak, lipat
paha, lengan, tungkai atas, leher, muka dan kulit 2.
Pityriasis Versicolor adalah penyakit universal dan terutama di daerah tropis 2.
Istilah versicolor mengacu pada akibat yang ditimbulkan jamur ini yaitu perubahan warna
kulit tergantung dari kondisi kulit.
II. Etiologi
M. furfur (sebelumnya dikenal dengan nama Pityrosporum ovale, P. orbiculare)
adalah jamur lipofilik yang normal terdapat pada keratin kulit dan folikel rambut. Jamur
ini merupakan organisme oportunistik yang dapat menyebabkan pityriasis versicolor 1.
Jamur ini membutuhkan asam lemak untuk tumbuh 4.
Gambar.
Malassezia
furfur
Sumber (www.doctorfungus.com)
Kingdom : Fungi
Phylum : Basidiomycota
Class : Hymenomycetes
Order : Tremellales
Family : Filobasidiaceae
Genus : Malassezia.
Selain mengakibatkan PV, Malassezia Furfur juga dapat mengakibatkan dermatitis
seboroik, folikulitis, dan blefaritis. Koloni Malassezia furfur dapat tumbuh dengan cepat
dan matur dalam 5 hari dengan suhu 30-37 C. Warna koloni Malassezia Furfur adalah
kuning krem 4.
9. Suhu Panas
10. Kelembapan
IV. Patogenesis
Malassezia berubah dari bentuk blastospore ke bentuk mycelial. Hal ini
dipengaruhi oleh faktor predisposisi. Malassezia memiliki enzim oksidasi yang dapat
merubah asam lemak pada lipid yang terdapat pada permukaan kulit menjadi asam
dikarboksilat. Asam dikarboksilik ini menghambat tyrosinase pada melanosit epidermis
dan dapat mengakibatkan hipomelanosit 1. Tirosinase adalah enzim yang memiliki
peranan penting dalam pembentukan melanin 9. Malassezia Furfur dapat menginfeksi
pada individu yang sehat sebagaimana ia dapat menginfeksi individu dengan
immunocompromised, misalnya pada pasien kanker atau AIDS.
V. Gejala Klinis
Biasanya tidak ada keluhan (asimtomatis), tetapi dapat dijumpai gatal pada
keluhan pasien. Pasien yang menderita PV biasanya mengeluhkan bercak pigmentasi
dengan alasan kosmetik. Predileksi pitiriasis vesikolor yaitu pada tubuh bagian atas,
lengan atas, leher, abdomen, aksila, inguinal, paha, genitalia 1.
Bentuk lesi tidak teratur, berbatas tegas sampai difus dengan ukuran lesi dapat
milier, lentikuler, numuler sampai plakat. Ada dua bentuk yang sering dijumpai 8:
1. bentuk makuler: berupa bercak yang agak lebar, dengan squama halus
diatasnya, dan tepi tidak meninggi.
2. bentuk folikuler: seperti tetesan air, sering timbul disekitar rambut.
Gambar. Pityriasis versicolor menunjukkan lesi hiperpigmentasi dalam lesi Kaukasia (kiri
atas) dan hipopigmentasi dalam Aborijin Australia (kanan atas dan bawah ).
Sumber (www.micologyonline.com), (A.D.A.M, www.about.com)
X. Prognosis
Prognosis baik bila pengobatan dilakukan menyeluruh, tekun, dan konsisten.
Pengobatan harus diteruskan 2 minggu setelah fluoresensi negatif dengan pemeriksaan
lampu wood dan sediaan langsung negatif.
Meskipun jamur telah dieradikasi dengan pengobatan, tetapi hipopigmentasi
menetap selama beberapa minggu sampai melanosit memulai untuk memproduksi
melanin lagi 6.
BAB III
KESIMPULAN
Penyakit kulit karena infeksi jamur secara umum dapat terbagi atas dua bentuk, bentuk
superfisial dan bentuk yang dalam (deep mycosis). Bentuk superfiasial terbagi atas golongan
dermatofitosis yang disebabkan oleh jamur dermatofita (antara lain: Tinea kapitis, tinea
korporis, tinea unguium, tinea cruris, tinea fasialis, tinea barbae, tinea manus, tinea pedis) dan
yang kedua golongan non dermatofitosis (pitiriasis versikolor, piedra, tinea nigra palmaris,
kandidiasis). Perbedaan antara dermatofitosis dan non dermatofitosis adalah pada
dermatofitosis melibatkan zat tanduk (keratin) pada stratum korneum epidermis, rambut dan
kuku yang disebabkan oleh dermatofit. Sedangkan non dermatofitosis disebabkan oleh jenis
jamur yang tidak dapat mengeluarkan zat yang dapat mencerna keratin kulit tetapi hanya
menyerang lapisan kulit yang paling luar 8.
Biasanya tidak ada keluhan (asimtomatis), tetapi dapat dijumpai gatal pada keluhan
pasien. Pasien yang menderita PV biasanya mengeluhkan bercak pigmentasi dengan alasan
kosmetik. Predileksi pitiriasis vesikolor yaitu pada tubuh bagian atas, lengan atas, leher,
abdomen, aksila, inguinal, paha, genitalia 1.
Diagnosa ditegakkan dengan gejala klinis, penemuan klinis berupa makula, berbatas
tegas, bulat atau oval dengan ukuran yang bervarisasi. Mikroskopi langsung, Pemeriksaan
dengan Wood's Lamp.
Karena koloni jamur ini pada permukaan kulit, maka pengobatan topikal sangat efektif.
Ketokonazol
termasuk
kelas
antijamur
imidazoles.
Ketokonazol
bekerja
dengan
diakses
Sumatera
Utara.
Diambil
dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1929/1/histologi-alya2.pdf.
akses 6 Juli 2011.
tanggal