Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan Program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan
Keluarga (KKBPK) antara lain ditandai dengan adanya penurunan laju pertumbuhan
penduduk, penurunan tingkat fertilitas, peningkatan kesadaran masyarakat tentang
makna keluarga kecil, dan peningkatan kepedulian serta peran serta masyarakat dalam
mengelola program KKB yang dilakukan oleh Pembantu Pembina Keluarga Berencana
Desa (PPKBD), Sub PPKBD dan Kelompok Kegiatan (Poktan), LSOM, swasta, tokoh
masyarakat, dan institusi pemeritah terkait lainnya.
Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga, dalam Bab X pasal 58 dikatakan bahwa setiap penduduk
mempunyai kesempatan untuk berperan serta dalam pengelolaan kependudukan dan
pembangunan keluarga. Peran serta yang dimaksud dilakukan oleh setiap individu,
lembaga swadaya masyarakat, organisasi, dan pihak swasta.
Untuk meningkatkan keberhasilan Program KKBPK pada masa yang akan datang,
kepedulian dan peran serta masyarakat sangat strategis. Berkaitan dengan hal
tersebut, penumbuhan, pembinaan, dan pengembangan PPKBD, Sub PPKBD dan
Poktan perlu terus dikembangkan peran baktinya mulai dari klasifikasi dasar, klasifikasi
berkembang, hingga klasifikasi mandiri sehingga dapat membina kelompok-kelompok
kegiatan yang meliputi Bina Keluarga Balita/BKB, Bina Keluarga Remaja/BKR, Bina
Keluarga Lansia/BKL, dan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera/
UPPKS).
B. Deskripsi singkat
Selamat! Anda sedang mempelajari modul pembelajaran tentang Pembinaan
Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD), Sub PPKBD dan Kelompok
Kegiatan (Poktan). Mari kita cermati dan rasakan setiap pokok dan subpokok
bahasannya karena pengembangan pembinaan tenaga PPKBD, Sub PPKBD dan
Kelompok Kegiatan (Poktan) dapat berpengaruh pada pelaksanaan program KKB
Nasional di lapangan. Setelah mempelajari modul ini diharapkan Anda mampu
memahami dan mengelola PPKBD, Sub PPKBD dan Poktan sesuai dengan dinamika
pelaksanaan program KKB di lapangan. Modul ini dibagi menjadi tiga kegiatan belajar,
dengan perincian sebagai berikut.
Kegiatan belajar 1
Kegiatan belajar 2
Kegiatan belajar 3
C. Manfaat Modul
Modul ini diharapkan bermanfaat bagi para peserta diklat untuk membekali
pengetahuan tentang Pembinaan PPKBD, Sub PPKBD dan kelompok kegiatan
sehingga dapat meningkatkan profesionalisme sebagai penyuluh Keluarga Berencana.
D. Standar Kompetensi
1. Kompetensi Dasar
Setelah selesai mengikuti pembelajaran, peserta diklat diharapkan mampu
mempraktikkan pembinaan Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa
(PPKBD), Sub PPKBD dan Kelompok Kegiatan (Poktan)
2. Indikator Keberhasilan
Setelah selesai mengikuti pembelajaran, peserta diklat diharapkan dapat:
a. Menjelaskan konsep dasar pembinaan PPKBD, Sub PPKBD dan Poktan
b. Mempraktikkan pembinaan PPKBD, Sub PPKBD dan Poktan
c. Mendiskusikan pengelolaan PPKBD, Sub PPKBD dan Poktan
E. Materi Pokok
1. Konsep dasar pembinaan PPKBD, Sub PPKBD dan Poktan
a. Pengertian PPKBD, Sub PPKBD dan Poktan
b. Tujuan PPKBD, Sub PPKBD dan Poktan
c. Peran PPKBD, Sub PPKBD dan Poktan
2. Pembinaan PPKBD, Sub PPKBD dan Poktan
a. Klasifikasi PPKBD, Sub PPKBD
b. Klasifikasi Poktan
c. Pembinaan dan Pengembangan PPKBD, Sub PPKBD dan Poktan
3. Pengelolaan PPKBD, Sub PPKBD dan Poktan
a. Pengelolaan PPKBD, Sub PPKBD
b. Pengelolaan Poktan
F. Petunjuk Belajar
Untuk mencapai hasil pembelajaran, peserta diklat perlu mengikuti beberapa petunjuk
antara lain sebagai berikut.
1. Bacalah modul ini tahap demi tahap. Mulailah dengan Kegiatan Belajar 1 dan
seterusnya. Sebelum Anda benar-benar paham tentang materi pada tahap awal,
jangan membaca materi pada halaman berikutnya. Lakukan pengulangan pada
halaman tersebut sampai Anda benar-benar memahaminya.
2. Jika Anda mengalami kesulitan dalam memahami materi pada halaman atau sub
bahasan tertentu, diskusikan dengan teman Anda atau fasilitator yang sekiranya
dapat membantu untuk memahami materi modul ini.
BAB II
PEMBINAAN PPKBD, SUB PPKBD DAN POKTAN
Indikator Keberhasilan :
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan dapat menjelaskan pembinaan
PPKBD, Sub PPKBD dan Poktan dalam pelaksanaan program KKBPK.
2.
Sub PPKBD (Sub Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa) adalah seorang
atau beberapa orang kader yang secara sukarela berperan aktif
melaksanakan/mengelola program KKB di tingkat dusun/Rukun Warga (RW).
3.
4.
5.
6.
Kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL) adalah kelompok kegiatan untuk membina
keluarga lansia dalam upaya meningkatkan kepedulian dan peran keluarga dalam
mewujudkan lanjut usia yang sehat, mandiri, produktif, dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
7.
peningkatan kualitas
dan Sub-PPKBD tidak dapat dijadikan media atau jalan pintas untuk mencari
uang/materi, tetapi lebih cenderung ke arah mencari amal untuk kebaikan masyarakat
dan kehidupan pribadinya kelak di zaman yang lebih abadi (akhirat).
Sementara itu sampai saat ini, Kader PPKBD dan Sub PPKBD telah memiliki format
peran terhadap program KKB yang begitu jelas dan benar-benar dirasakan oleh setiap
kader PPKBD dan Sub PPKBD. Format peran tersebut dikemas dalam bentuk Enam
Peran Bakti Institusi. Enam peran bakti institusi ini telah menjadi semacam motor
penggerak bagi PPKBD dan Sub PPKBD untuk mengaktualisasikan jiwa sosial dan
empatinya terhadap kesejahteraan keluarga dan masyarakat yang diyakini dapat
dicapai melalui program KKB.
Menurut Raharjo (1989) berdasarkan kelompok/institusi kepentingan masyarakat, ada
tiga tahap kemajuan institusi masyarakat. Tahap tersebut meliputi institusi swakarsa,
institusi swakarya, dan terakhir adalah institusi mandiri. Ciri-ciri institusi swakarsa pada
umumnya adalah:
1. memiliki anggota antara 15-20 orang, bisa pula lebih kecil, misalnya 5 sampai
dengan 10 orang;
2. membentuk pengurus, setidak-tidaknya ada ketua, sekretaris dan bendahara, serta
anggota;
3. menyusun program kerja,
4. menyelenggarakan pertemuan rutin,
5. memulai spembinaan tenaga IMP Pengendalian Penduduk, KB-KR&KS-PK, dan
6. mempunyai pengurus.
Tahap ini harus dibina sampai jangka waktu tertentu guna bisa meningkat ke tahap
berikutnya.
Selanjutnya, institusi harus bisa beralih ke tahap berikutnya yaitu institusi swakarya,
dengan ciri-ciri:
1. mulai memiliki peraturan yang sederhana semacam AD/ART;
2. sudah bisa menjalankan administrasi dan pembukuan guna mencatat kegiatan;
3. bisa memulai usaha atau memasukkan usaha individual sebagai bagian dari
kegiatan institusi;
4. mulai bisa menyisihkan modal untuk dipinjam oleh anggota dan kalau diperlukan bisa
mengusahakan modal dari luar;
5. sudah memiliki kader Andalan, terutama dari kalangan yang muda; dan
6. kelompok itu harus terus dikembangkan sehingga menjadi kelompok mandiri.
Berdasarkan pendapat tersebut, upaya mengoptimalkan peran kader PPKBD dan Sub
PPKBD dalam rangka menggiatkan/menggerakkan program KKB dilakukan dengan
menumbuhkembangkan forum komunikasi kader PPKBD, Sub PPKBD dan menata
institusi agar dapat eksis baik di tingkat kabupaten maupun kecamatan. Dengan adanya
forum komunikasi ini dan dikuatkan dengan SK Bupati/Camat, kader PPKBD dan Sub
PPKBD dapat lebih leluasa bergerak, saling berkomunikasi, berpembinaan, maupun
berkreasi dalam menciptakan kegiatan-kegiatan yang memiliki kontribusi positif
terhadap program KKB, termasuk kegiatan yang punya nilai jual, misalnya
menyelenggarakan seminar, lokakarya, orientasi, pendidikan/pelatihan, dan sejenisnya
:
:
Pola III
Pola IV
Pola V
Kelompok Kegiatan (Poktan) adalah wadah kegiatan Program KKB Nasional yang
berkaitan dengan penundaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga dan peningkatan kesejahteraan keluarga. Kelompok kegiatan
merupakan bagian kegiatan dari PPKBD dan Sub PPKBD.
E. Latihan
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar!
1. Jelaskan yang dimaksud dengan PPKBD?
2. Jelaskan yang dimaksud dengan Sub PPKBD?
3. Jelaskan yang dimaksud dengan kelompok kegiatan?
4. Jelaskan mengapa PPKBD dibentuk?
5. Jelaskan 6 peran bakti PPKBD, Sub PPKBD!
10
BAB III
PEMBINAAN PPKBD, SUB PPKBD DAN POKTAN
Indikator Keberhasilan:
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan dapat mempraktikkan
pembinaan PPKBD, Sub PPKBD dan Poktan dalam pelaksanaan program KKBPK.
11
12
1. Aspek Kuantitas
Penghitungan aspek kuantitas PPKBD, Sub PPKBD dihitung berdasarkan
perbandingan masing-masing PPKBD, Sub PPKBD dengan jumlah wilayah di
masing-masing tingkatan dikalikan 100% seperti berikut.
a. Kelompok KB
Jumlah Kelompok KB
x100%
Jumlah RT
b. Sub PPKBD
c.
PPKBD
Jumlah PPKBD
x100%
Jumlah desa/kelur ahan
555
6
92,50
8.295
127
= 65,30
Maka rata-rata nilai adalah 92,50 sehingga rata-rata kuantitas PPKBD, Sub
PPKBD di daerah tersebut warna Kuning dengan klasifikasi PPKBD, Sub
PPKBD Berkembang.
Dengan mengetahui nilai kualitas PPKBD di Kabupaten B, maka baik Satuan
Kerja Perangkat Daerah Keluarga Berencana (SKPD-KB) maupun BKKBN
Propinsi dapat menyusun rencana pembinaan PPKBD di kabupaten B. Namun
yang lebih penting lagi adalah pemahaman Ka.UPT/Koordinator KB/
Ka.Cab.Dinas/PPLKB dan PLKB/PKB mengenai kualitas PPKBD, Sub PPKBD di
wilayahnya. Diharapkan tidak hanya melihat nilai kualitas rata-rata, tetapi
memahami kondisi masing-masing dari 6 fungsi bakti pada tiap-tiap PPKBD, Sub
PPKBD sehingga bisa lebih jelas serta terarah dalam melakukan pembinaan.
B. Klasifikasi Kelompok Kegiatan (POKTAN)
1. Bina Keluarga Balita (BKB)
a. BKB Dasar
Suatu kelompok BKB dapat digolongkan kedalam kelompok BKB Dasar bila
memenuhi beberapa syarat, antara lain sebagai berikut.
1) Legalitas: dari aspek legalitas kelompok BKB yang ada harus sudah memiliki
SK pembentukan kelompok BKB yang ditandatangani oleh Kepala Desa/
Lurah.
14
15
4) Jumlah Kader yang dilatih: kriterianya >75% dari jumlah kader yang sudah
ada.
5) Pertemuan Penyuluhan: penyuluhan yang dilakukan adalah 2kali 1 bulan.
6) Kesertaan ber-KB anggota kelompok >75%
7) Sarana penyuluhan: BKB Kit, media penyuluhan, Media Interaksi ada/lengkap
dan mengembangkan.
8) Pencatatan dan Pelaporan: sudah dilaksanakan secara teratur.
9) Pemantauan Tumbuh Kembang: telah dilakukan dengan cara mengisi
KKA/Kartu Tumbuh Kembang.
10) Keterpaduan dan pengembangan dengan kegiatan lain: dalam kelompok
BKB Paripurna sudah melaksanakan keterpaduan.
11) Pembinaan: 1 bulan sekali dengan sektor terkait
2. Bina Keluarga Remaja (BKR)
a. BKR Dasar
Suatu kelompok BKR dapat digolongkan kedalam kelompok BKR Dasar bila
memenuhi beberapa syarat, antara lain sebagai berikut.
1) Legalitas: dari aspek legalitas kelompok BKR yang ada harus sudah memiliki
SK pembentukan kelompok BKR yang ditandatangani oleh Kepala
Desa/Lurah.
2) Kepengurusan : jumlah pengurus 1 orang.
3) Jumlah kader : jumlah kader adalah 1 orang.
4) Jumlah Kader yang dilatih :kriterianya < 50% dari jumlah kader yang sudah
ada.
5) Pertemuan Penyuluhan : penyuluhan yang dilakukan adalah 2 bulan 1kali.
6) Kesertaan ber-KB anggota kelompok < (lebih kecil) dari 50%.
7) Sarana penyuluhan:
media penyuluhan, Media penyuluh belum
dimanfaatkan keberadaannya.
8) Pemantauan: belum dilakukan.
9) Pencatatan dan pelaporan: belum dilaksanakan.
10) Keterpaduan dan pengembangan dengan kegiatan lain: dalam kelompok
BKR Dasar belum melaksanakan.
11) Pembinaan : tidak ada.
b. BKR Berkembang
Suatu kelompok BKR dapat digolongkan kedalam kelompok BKR Berkembang
bila memenuhi beberapa syarat, antara lain sebagai berikut.
1) Legalitas: dari aspek legalitas kelompok BKR yang ada harus sudah memiliki
SK pembentukan kelompok BKR yang ditandatangani oleh Kepala
Desa/Lurah.
2) Kepengurusan: jumlah pengurus 1-2 orang.
3) Jumlah kader: jumlah kader adalah 1-2 orang.
4) Jumlah Kader yang dilatih: kriterianya < 75% dari jumlah kader yang sudah
ada.
16
17
18
10) Keterpaduan dan pengembangan dengan kegiatan lain: dalam kelompok BKL
Paripurna sudah melaksanakan keterpaduan.
11) Pembinaan: 1 bulan sekali dengan sektor terkait.
4. Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS)
a. UPPKS Dasar
Suatu kelompok UPPKS dapat digolongkan kedalam kelompok UPPKS Dasar
bila memenuhi beberapa syarat, antara lain sebagai berikut.
1) Legalitas: dari aspek legalitas kelompok UPPKS yang ada harus sudah
memiliki SK pembentukan kelompok UPPKS yang ditandatangani oleh
Kepala Desa/Lurah.
2) Modal berasal dari satu sumber, dibawah 2,5 juta rupiah.
3) Kepengurusan: jumlah pengurus 1 orang (tidak lengkap).
4) Jumlah Kader yang dilatih :kriterianya < 50% dari jumlah kader yang sudah
ada.
5) Produksi menggunakan alat bantu sederhana.
6) Jangkauan pemasaran di lingkup Desa.
7) Pertemuan rutin minimal 3 bulan sekali.
8) Pembukuan tidak lengkap/tidak teratur.
9) Kesertaan ber-KB anggota kelompok < (lebih kecil) dari 50%.
10) Pencatatan dan Pelaporan : belum dilaksanakan.
11) Keterpaduan dan Pengembangan dengan Kegiatan Lain : dalam kelompok
UPPKS Dasar belum melaksanakan.
12) Pembinaan: tidak ada.
b. UPPKS Berkembang
Suatu kelompok UPPKS dapat digolongkan kedalam kelompok UPPKS
Berkembang bila memenuhi beberapa syarat, antara lain sebagai berikut.
1) Legalitas: dari aspek legalitas kelompok UPPKS yang ada harus sudah
memiliki SK pembentukan kelompok UPPKS yang ditandatangani oleh kepala
Desa/lurah.
2) Modal berasal dari 2 sumber, 2,5 juta5 juta rupiah.
3) Produksi menggunakan alat teknologi.
4) Kepengurusan: sudah ada (ketua, sekretaris, bendahara dan satu seksi).
5) Jumlah Kader yang dilatih: kriterianya < 75% dari jumlah kader yang sudah
ada.
6) Pertemuan rutin 2 bulan sekali.
7) Pembukuan lengkap tetapi belum teratur.
8) Jangkauan pemasarannya tingkat kecamatan dan kabupaten.
9) Kesertaan ber-KB anggota kelompok 50%-75%.
10) Pencatatan dan Pelaporan: sudah dilaksanakan tetapi belum teratur.
11) Keterpaduan dan pengembangan dengan kegiatan lain: dalam kelompok
UPPKS Berkembang dalam rencana melaksanakan.
12) Pembinaan: 2 bulan sekali dengan sektor terkait.
19
c. UPPKS Mandiri
Suatu kelompok UPPKS dapat digolongkan kedalam kelompok UPPKS Mandiri
memenuhi beberapa syarat, antara lain sebagai berikut.
1) Legalitas: dari aspek legalitas kelompok UPPKS yang ada harus sudah
memiliki SK pembentukan kelompok UPPKS yang ditandatangani oleh kepala
Desa/lurah.
2) Modal berasal dari 3 sumber atau lebih, di atas 5 juta rupiah.
3) Pertemuan Rutin satu bulan sekali.
4) Kepengurusan: lengkap.
5) Pengurus sudah dilatih ATTG.
6) Menggunakan alat produksi tepat guna yang lebih maju.
7) Jangkauan pemasaran antar kabupaten/provinsi.
8) Kesertaan ber-KB anggota kelompok >75%.
9) Pemantauan: dilakukan 1 bulan sekali.
10) Pencatatan dan Pelaporan: sudah dilaksanakan secara teratur.
11) Keterpaduan dan pengembangan dengan kegiatan lain: dalam kelompok
UPPKS Paripurna sudah melaksanakan keterpaduan.
12) Pembinaan: 1 bulan sekali dengan sektor terkait.
C. Pembinaan dan Pengembangan PPKBD, Sub PPKBD dan Poktan
Mengingat kemampuan PPKBD, Sub PPKBD yang berbeda-beda untuk tiap wilayah,
ditambah kondisi lapangan yang belum memungkinkan PPKBD, Sub PPKBD untuk
dapat melaksanakan perannya secara optimal, maka perlu lebih memberdayakan
PPKBD, Sub PPKBD ini dari banyak sisi. Sisi tersebut baik yang menyangkut aspek
pengorganisasian, kemampuan dalam memberikan KIE dan konseling, maupun dalam
pencatatan dan pendataan. Di samping itu dapat diberdayakan pula dalam pelayanan
kegiatan KB/KS yang mencakup pelayanan ulang, rujukan, UPPKS dan Bina Keluarga,
serta beberapa upaya kemandirian.
Perlu diketahui, UU No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga yang menjadi acuan operasional pembangunan
Kependudukan dan KB di lapangan telah memberikan kesempatan yang seluasluasnya kepada masyarakat untuk bersama-sama dengan pemerintah terlibat dalam
pengelolaan program Kependudukan dan KB di Indonesia.
Dalam RPJMN 2009-2014 sendiri telah ditegaskan, Pembangunan Nasional (baik SDM
maupun SDA) tidak akan berhasil dengan baik tanpa partisipasi aktif dari masyarakat
karena masyarakat adalah pelaku utama pembangunan yang diprogramkan
pemerintah. Oleh Karena itu, pemerintah dalam hal ini berkewajiban untuk
mengarahkan, membimbing, serta menciptakan suasana yang menunjang peran serta
masyarakat dan pemerintah harus saling mendukung, saling mengisi, dan saling
melengkapi dalam satu kesatuan langkah menuju terciptanya pembangunan nasional.
Selanjutnya karena pembangunan nasional pada dasarnya bertujuan untuk
membangun SDM yang berkualitas dan meningkatkan taraf hidup masyarakat dan
bangsa dalam semua bidang kehidupan, maka PPKBD, Sub PPKBD sebagai bagian
20
21
dapat dalam bentuk lomba, kunjungan pembinaan, atau kegiatan sejenis yang
diselenggarakan secara berjenjang.
Kelima, perlu diupayakan secara bijak untuk mendudukkan PPKBD, Sub PPKBD pada
posisi sesuai tugas dan peranannya saja. Jadi tidak untuk tumpuan semua bidang,
yang hanya akan mengakibatkan PPKBD, Sub PPKBD tidak dapat berperan
sebagaimana mestinya. Upaya ini perlu diterapkan, mengingat IMP di pedesaan
tidaklah berisi orang-orang yang serba bisa dengan tingkat pendidikan yang tinggi.
Sehingga jika diberi porsi berlebih, hasilnya tidak akan efektif.
Dapat diyakini, jika kelima upaya tersebut dapat dijalankan dengan baik, PPKBD, Sub
PPKBD yang ada di pedesaan akan dapat berfungsi dengan baik dan peran-peran yang
dibebankan dapat dijalani dengan baik pula. Bila ini telah terwujud, berarti upaya
memberdayakan PPKBD, Sub PPKBD agar menjadi wahana pembentukan SDM yang
berkualitas telah menjadi kenyataan sehingga harapan-harapan pemerintah dan
masyarakat untuk masa depan yang lebih baik lewat perjuangan PPKBD, Sub PPKBD
tidak lagi hanya harapan-harapan kosong tanpa kepastian.
Alhasil, memang jalan menuju kondisi ideal masih cukup panjang, apalagi di era yang
serba sulit sekarang ini. Namun, pemberdayaan kaser PPKBD, Sub PPKBD dan poktan
di masa sekarang dan yang akan datang merupakan tuntutan yang tidak bisa ditawartawar bila kita tetap menginginkan program KKB di negara kita kembali bergairah serta
memberi manfaat lebih pada masyarakat dan keluarga sasaran. Sekarang tinggal para
pengambil kebijakan program KKB di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten dan kota
bersikap dan berkreasi mencari cara untuk mengemas sistem atau model
pemberdayaan yang efektif yang mampu mengaktualisasikan segenap potensi dan
kemampuan masyarakat untuk dapat lebih memberdayakan kader PPKBD, Sub
PPKBD dan poktan karena telah disadari bersama bahwa kader PPKBD, Sub PPKBD
dan poktan secara nyata menjadi penentu keberhasilan pengelolaan program KKB di
lapangan.
D. Rangkuman
Klasifikasi PPKBD, Sub PPKBD berdasarkan kondisi yang ada di lapangan dan
tuntutan perkembangan program yang harus diperankan terdiri atas 3 (tiga) yakni
klasifikasi dasar, klasifikasi berkembang, dan klasifikasi mandiri.
Dalam pemantauan perkembangan kuantitas dan kualitas PPKBD, Sub PPKBD perlu
dilakukan pemetaan kondisi PPKBD, Sub PPKBD dengan jenjang sebagai berikut:
tingkat dusun/RW, tingkat Desa/Kelurahan, tingkat Kecamatan, tingkat Kabupaten dan
kota.
Peta kondisi PPKBD, Sub PPKBD harus dilakukan mencakup dua aspek, yaitu aspek
kuantitas dan aspek kualitas.
Kemampuan PPKBD, Sub PPKBD berbeda-beda untuk tiap wilayah, ditambah kondisi
lapangan yang belum memungkinkan untuk dapat melaksanakan perannya secara
optimal, maka perlu lebih memberdayakan PPKBD, Sub PPKBD ini dari banyak sisi.
22
23
BAB IV
PENGELOLAAN PPKBD, SUB PPKBD DAN POKTAN
Indikator Keberhasilan:
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan dapat mendiskusikan
pengelolaan PPKBD, Sub PPKBD dan Poktan dalam pelaksanaan program KKBPK
25
1)
2)
3)
4)
26
27
28
b. Pelaksanaan pencatatan pelaporan secara berjenjang dan berlanjut meliputi halhal berikut.
1) Kegiatan pencatatan dan pelaporan di tingkat Desa/Kelurahan
a) Kartu Data Potensi PPKBD (K/0/PPKBD/10)
Kartu ini (K/0/PPKBD/10) dibuat oleh Ketua PPKBD dan digunakan
sebagai sarana untuk mencatat data potensi PPKBD yang dilakukan
setiap awal tahun anggaran (bulan Januari). Kartu ini dibuat rangkap 2
(dua) dan dikirim ke alamat yang dituju.
(1) 1 lembar untuk PLKB/Petugas KB Kecamatan.
(2) 1 lembar untuk arsip PPKBD.
Kartu data ini dilaporkan kepada PLKB/PKB/Petugas KB Desa/Kelurahan
selambat-lambatnya pada tanggal 3 Januari setiap tahun.
b) Kartu Data Potensi Sub-PPKBD (K/0/Sub-PPKBD/10)
Kartu ini (K/0/Sub-PPKBD/10) dibuat oleh Ketua Sub-PPKBD, digunakan
sebagai sarana untuk mencatat data potensi Sub-PPKBD dan dilakukan
setiap awal tahun anggaran (bulan Januari). Kartu ini dibuat rangkap 2
(dua) dan dikirim ke alamat yang dituju.
(1) 1 lembar untuk PLKB/Petugas KB Kecamatan/PPKBD.
(2) 1 lembar untuk arsip Sub-PPKBD.
Kartu data ini dilaporkan kepada PLKB/PKB/Petugas KB Desa/Kelurahan
selambat-lambatnya pada tanggal 3 Januari setiap tahun.
c) Kartu Data Potensi Kelompok KB (K/0/POK KB/10)
Kartu ini (K/0/POK KB/10) dibuat oleh Ketua Kelompok KB, digunakan
sebagai sarana untuk mencatat data potensi kelompok KB dan dilakukan
setiap awal tahun anggaran (bulan Januari). Kartu ini dibuat rangkap 2
(dua) dan dikirim ke alamat yang dituju.
(1) 1 lembar untuk PLKB/PKB/Petugas KB Desa/PPKBD/Sub PPKBD.
(2) 1 lembar untuk arsip Kelompok KB.
Kartu data ini dilaporkan kepada PLKB/PKB/Petugas KB Desa/Kelurahan
selambat-lambatnya pada tanggal 3 Januari setiap tahun.
d) Kartu Data Potensi PKB dan PLKB (K/0/PKB/10)
Kartu ini (K/0/PKB/10) dibuat oleh PLKB/PKB/Petugas KB Desa/
Kelurahan, digunakan sebagai sarana untuk mencatat data potensi PLKB
yang dilakukan setiap awal tahun anggaran (bulan Januari). Kartu ini
dibuat rangkap 2 (dua) dan dikirim ke alamat yang dituju.
(1) 1 lembar untuk PPLKB/Petugas KB Kecamatan.
(2) 1 lembar untuk arsip PLKB/PKB/Petugas KB Desa/Kelurahan.
Kartu data ini dilaporkan kepada PPLKB selambat-lambatnya pada
tanggal 3 Januari setiap tahun.
e) Kartu Data Potensi Kelompok Kegiatan BKB (K/0/BKB/10)
Kartu ini (K/0/BKB/10) dibuat oleh Ketua kelompok BKB dan digunakan
29
30
31
32
ingin anak lagi. Data ini digunakan sebagai salah satu sumber untuk
membuat catatan bagi PLKB/PKB (C/I/Des-Dal/10).
Register ini dibuat rangkap 2 (dua) dan dikirim ke alamat kepada yang
dituju.
(1) 1 lembar untuk PLKB/PKB/Petugas KB Desa/PPKBD/Sub-PPKBD.
(2) 1 lembar untuk arsip Kelompok KB yang bersangkutan.
s) Register Tokoh Agama, Masyarakat dan Adat (R/I/Toma-Toga-Toda/10)
Digunakan oleh PLKB untuk mencatat nama, pendidikan, pekerjaan,
peran dalam masyarakat, pelatihan KB yang pernah diikuti, status KB,
kesertaan ber KB dan keaktifan penyuluhan per bulan tokoh masyarakat,
agama, dan adat di wilayah kerjanya. Regsiter Kelompok UPPKS
(R/I/Toma-Toga-Toda/10) digunakan sebagai sumber data untuk
membuat C/I/Des-Dal/10.
t)
33
34
KB
Kecamatan
yang
35
36
38
39
40
(3) Pembinaan pada waktu kelompok kerja teknis KB-kes di tingkat Desa
(a) Orientasi/Pelatihan
(b) Wisata karya
(c) Lomba kelompok-kelompok kegiatan (Poktan)
3) Bentuk pembinaan kelompok kegiatan dan kelompok teknis pendidikan dan
penerangan.
a) Kunjungan pembinaan:
(1) Kunjungan rumah
(2) PLKB/PKB harus mengkhususkan waktunya untuk melakukan
kunjungan rumah dalam rangka pembinaan kepada para anggota
kelompok kerja teknis , pendidikan, penerangan.
(3) Pembinaan pada waktu kelompok kerja teknis pendidikan penerangan
di tingkat Desa.
b) Orientasi atau pelatihan
(1) Wisata karya
(2) Lomba kelompok kelompok kegiatan
4) Bentuk pembinaan kelompok kegiatan dan kelompok kerja teknis ekonomi
produktif
a) Kunjungan pembinaan
(1) Kunjungan rumah PLKB /PKB harus mengkhususkan waktunya untuk
melakukan kunjungan rumah dalam rangka pembinaan kepada para
anggota kelompok kerja teknis ekonomi produktif
(2) Pembinaan pada waktu pertemuan kelompok kerja teknis ekonomi
produktif di tingkat Desa
b) Orientasi/pelatihan
c) Wisata karya
d) Lomba-lomba kelompok kegiatan
B. Pengelolaan Poktan
Agar penyelenggaraan kegiatan tersebut berlangsung secara efektif, maka perlu
diperhatikan pokok-pokok pengelolaan dalam kelompok kegiatan yang meliputi:
1. Bina Keluarga Balita (BKB)
a. Pembentukan kelompok BKB
Pelaksanaan kegiatan pembentukan kelompok BKB
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Identifikasi potensi dan masalah
2) Pemantapan/penggalangan kesepakatan
3) Pelaksanaan komunkasi, informasi dan edukasi (KIE)
4) Pengorganisasian
41
dilakukan
dengan
dilakukan
dengan
42
dilakukan
dengan
43
44
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembinaan PPKBD dan Sub PPKBD merupakan motor penggerak program KKB yang
sangat efektif di lapangan karena setiap kader PPKBD dan Sub PPKBD telah memiliki
wilayah binaan masing-masing secara berjenjang seperti Koordinator PPKBD memiliki
wilayah binaan satu Desa, PPKBD satu dusun, Sub PPKBD dan Kelompok KB KS satu
RT. Jadi tidak ada satu wilayah pun di Indonesia yang tidak terjangkau oleh pembinaan
kader PPKBD dan Sub-PPKBD.
Dalam pedoman kerja PPKBD dan Sub PPKBD dinyatakan bahwa PPKBD (Pembantu
Pembina Keluarga Berencana Desa) adalah seorang atau beberapa orang kader yang
secara sukarela berperan aktif melaksanakan/mengelola program KKB di tingkat
Desa/Kelurahan. Memiliki tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak secara penuh oleh
pejabat berwenang sebagai pembantu pembina penyelenggaraan program KKB di
Desa/Kelurahan untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan dan pelayanan KB dan KS,
membina kelompok kegiatan, mencatat dan melaporkan kegiatan yang dilakukan secara
rutin.
Peran Pembinaan PPKBD, Sub PPKBD juga mencakup membina kelompok kegiatan
(BKB, BKR, BKL, UPPKS) yang merupakan wadah sekaligus pelaksana kegiatankegiatan substantif program KKB yang telah direncanakan oleh PPKBD dan Sub-PPKBD
tersebut.
Dengan 6 peran pembinaan PPKBD, Sub PPKBD mampu mempertahankan
eksisensinya untuk melayani masyarakat luas di wilayah tugasnya masing-masing
dengan membangun kebersamaan sesama anggota melalui pertemuan-pertemuan rutin
dan non rutin. Pemberdayaan PPKBD dan Sub PPKBD akan terus dilakukan, baik
melalui forum maupun himbauan langsung kepada PKB sebagai pembina di lapangan.
B. Evaluasi
Setelah menerapkan pengetahuan ini dalam kegiatan pembelajaran, pasti akan
menemui banyak kendala dan permasalahan-permasalahan baru di lapangan, untuk itu
diperlukan upaya antara lain sebagai berikut.
1. Adanya dukungan yang nyata dari pihak BKKBN Pusat dan Provinsi dalam
meningkatkan peran pembinaan PPKBD, Sub PPKBD dan Poktan.
2. Kader PPKBD, Sub PPKBD dan Poktan yang telah mengikuti materi ini dapat
menginformasikan kepada teman sekelompok agar dalam pelaksanaan tugas dapat
meningkat.
45
DAFTAR PUSTAKA
46