Anda di halaman 1dari 6

Evaluasi Program Cakupan Pelayanan Balita

di Pusat Kesehatan Masyarakat Kecamatan Cikampek Kabupaten Karawang


Periode Juli 2015 sampai dengan Juni 2016
Nilasari Wulandari
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email:nilasariwulandari@ymail.com
Abstrak
Lima tahun pertama kehidupan, pertumbuhan mental intelektual berkembang pesat. Masa ini
merupakan masa keemasan atau golden period dimana terbentuk dasar-dasar kemampuan
keindraan, berfikir, berbicara serta pertumbuhan mental intelektual yang intensif dan awal
pertumbuhan moral. Pelayanan kesehatan yang baik pada balita akan meningkatkan kualitas
pertumbuhan dan perkembangan balita. Data Profil Kesehatan Indonesia 2014, Capaian
Indikator pelayanan balita di Indonesia sebesar 75,82% yang berarti belum mencapai target
Renstra yang sebesar 85%. Data Ditjen Bina Gizi dan KIA pada tahun 2014 Provinsi Bali
memiliki capaian tertinggi yaitu sebesar 95,28%. Provinsi dengan capaian terendah yaitu
Papua sebesar 14,78%. Sedangkan laporan Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2014,
Cakupan pelayanan balita Provinsi tahun 2014 sebesar 77,13% yang berarti belum mencapai
target Renstra pada sebesar 85%. Laporan Tahunan Program Kesehatan Ibu dan Anak, Dinas
Kesehatan Kabupaten Karawang Tahun 2015, cakupan pelayanan balita sebesar 80,03%. Di
Puskesmas Cikampek tahun 2015, Cakupan pelayanan balita sebesar 81,20 % belum
mencapai target sebesar 90%. Dengan masalah pertama yaitu Cakupan Pelayanan SDIDTK
dimana penyebab masalah tidak terdapat pengorganisasi, tidak ada penanggung jawab, tidak
tersediannya ruang pemeriksaan SDIDTK, sarana untuk dilakukan pemantauan
perkembangan dengan SDIDTK tidak ada. Masalah Kedua Cakupan Distribusi Vitamin A
dosis tinggi penyebab masalah sosialisasi mengenai jadwal kegiatan pemberian vitamin A
belum merata, tidak tersedianya leaflet, spanduk sebagai sarana informasi bagi
ibu/orangtua/keluarga Balita, masih ada Balita yang tidak hadir ketika kegiatan dilaksanakan.
Kata Kunci: balita, pertumbuhan, perkembangan, vitamin A

I. Pendahuluan

Lima tahun pertama kehidupan,


pertumbuhan
mental
intelektual
berkembang pesat. Masa ini merupakan
masa keemasan atau golden period dimana
terbentuk
dasar-dasar
kemampuan
keindraan,
berfikir,
berbicara
serta
pertumbuhan mental intelektual yang
intensif dan awal pertumbuhan moral.
Pada masa ini stimulasi sangat penting
untuk mengoptimalkan fungsi-fungsi organ
tubuh dan rangsangan perkembangan otak.
Upaya deteksi dini gangguan pertumbuhan
dan perkembangan pada anak usia dini
menjadi sangat penting agar dapat
dikoreksi sedini mungkin dan atau
mencegah gangguan kearah yang lebih
berat.1
Tiga jens deteksi tumbuh kembang
yang
dilakukan
dipuskesmas
dan
jaringannya
adalah
deteksi
dini
penyimpangan
pertumbuhhan
untuk
mengetahui atau menemukan status gizi
kurang/buruk
dan
mikro/makrosefali,
deteksi dini penyimpangan perkembangan
yaitu mengetahui gangguan perkembangan
(keterlambatan), gangguan daya liahat,
gangguan daya dengar, deteksi dni
penyimpangan mental emosional, autisme
dan gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktivitas.
Pelayanan kesehatan yang baik pada
balita
akan
meningkatkan
kualitas
pertumbuhan dan perkembangan balita.
Dalam program pelayanan kesehatan balita,
setiap balita memperoleh pelayanan sesuai
standar, meliputi Pelayanan pemantauan
pertumbuhan minimal 8 kali setahun
(penimbangan berat badan dan pengukuran
tinggi badan minimal delapan kali dalam
setahun), Pemberian vitamin A dua kali
dalam setahun yakni setiap bulan Februari
dan Agustus, Stimulasi Deteksi dan
Intervensi Dini Tumbuh Kembang balita
minimal dua kali dalam setahun,
Kepemilikan dan pemanfaat buku KIA.2
Menurut data Profil Kesehatan
Indonesia
2014,
Capaian
Indikator
pelayanan kesehatan balita di Indonesia
pada tahun 2014 sebesar 75,82% yang
berarti belum mencapai target Renstra pada

tahun 2014 yang sebesar 85%. Namun,


meningkat dibandingkan tahun 2013 yang
sebesar 70,12%.2 Berdasarkan data Ditjen
Bina Gizi dan KIA, Kemenkes RI, 2015
pada tahun 2014 Provinsi Bali memiliki
capaian tertinggi yaitu sebesar 95,28%.
Sedangkan provinsi dengan capaian
terendah yaitu Papua sebesar 14,78%. 4
Sedangkan laporan Profil Kesehatan
Provinsi Jawa Barat 2014, Cakupan
pelayanan balita Provinsi Jawa Barat tahun
2014 sebesar 77,13% yang berarti belum
mencapai target Renstra pada tahun 2014
yang sebesar 85%. Cakupan pelayanan
balita di kabupaten karawang tahun 2014
sebesar 77,5% yang berarti belum
mencapai target Provinsi Jawa Barat yang
sebesar 90%.5 Berdasarkan Laporan
Tahunan Program Kesehatan Ibu dan Anak,
Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang
Tahun 2015, cakupan pelayanan balita
sebesar 80,03%.6
Berdasarkan Data Laporan Penilaian
Kinerja Puskesmas Cikampek tahun 2015,
Cakupan pelayanan Balita pada Pusat
Kesehatan
Masyarakat
Kecamatan
Cikampek, Kabupaten karawang pada
tahun 2015 sebesar 81,20 % belum
mencapai target sebesar 90%.
Berdasarkan hal tersebut, maka
dipandang perlu untuk melakukan evaluasi
terhadap program cakupan pelayanan balita
di Wilayah Kerja Pusat Kesehatan
Masyarakat
Kecamatan
Cikampek,
Kabupaten Karawang sehingga diharapkan
dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
upaya meningkatkan pencapaian cakupan
pelayanan balita, sebagaimana yang telah
ditetapkan
oleh
Dinas
Kesehatan
Kabupaten dan Provinsi, serta Departemen
Kesehatan.
Rumusan masalah
1.

Berdasarkan data Profil Kesehatan


Indonesia, capaia pelayanan balita
pada tahun 2014 sebesar 75,82%
yang berarti belum mencapai target
Renstra pada tahun 2014 yang
sebesar 85%. Namun, meningkat

dibandingkan tahun
sebesar 70,12%.
2.

3.

4.

2013

yang

Berdasarkan data Ditjen Bina Gizi


dan KIA, Kemenkes RI, 2015 pada
tahun 2014 Provinsi Bali memiliki
capaian tertinggi yaitu sebesar
95,28%. Sedangkan provinsi dengan
capaian terendah yaitu Papua
sebesar 14,78%.
Berdasarkan data Profil Kesehatan
Provinsi Jawa Barat 2014, cakupan
pelayanan balita Provinsi Jawa
Barat tahun 2014 sebesar 77,13%
yang berarti belum mencapai target
Renstra pada tahun 2014 yang
sebesar 85%.
Berdasarkan data Profil Kesehatan
Provinsi Jawa Barat 2014, cakupan
pelayanan balita di kabupaten
karawang tahun 2014 sebesar 77,5%
yang berarti belum mencapai target
Provinsi Jawa Barat yang sebesar
90%.

5.

Berdasarkan Laporan Tahunan


Program Kesehatan Ibu dan Anak,
Dinas
Kesehatan
Kabupaten
Karawang Tahun 2015, cakupan
pelayanan balita sebesar 80,03%.

6.

Cakupan pelayanan Balita pada


Pusat
Kesehatan
Masyarakat
Kecamatan Cikampek, Kabupaten
karawang pada tahun 2015 sebesar
81,20 % belum mencapai target
sebesar 90%.

Tujuan umum
Untuk
mengetahui
tingkat
keberhasilan Program Cakupan Pelayanan
Balita di Wilayah Kerja Unit Pelaksana
Teknis Daerah (UPTD) Pusat Kesehatan
Masyarakat
Kecamatan
Cikampek,
Kabupaten Karawang periode Juli 2015
sampai dengan juni 2016 dengan
pendekatan sistem.
Tujuan khusus

1. Diketahuinya cakupan balita yang


memperoleh pelayanan pemantuan
pertumbuhan di wilayah kerja Pusat
Kesehatan Masyarakat Kecamatan
Cikampek,
Kabupaten
Karawang
periode Juli 2015 sampai dengan juni
2016
2. Diketahuinya cakupan balita yang
memiliki KMS/buku KIA di wilayah
kerja Pusat Kesehatan Masyarakat
Kecamatan Cikampek, Kabupaten
Karawang periode Juli 2015 sampai
dengan juni 2016
3. Diketahuinya Cakupan Balita yang
memperoleh pemantauan pertumbuhan
dengan
Stimulasi
Deteksi
dan
Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK) di wilayah kerja Pusat
Kesehatan Masyarakat Kecamatan
Cikampek,
Kabupaten
Karawang
periode Juli 2015 sampai dengan juni
2016
4. Diketahuinya cakupan pemberian
vitamin A pada balita di bulan Februari
dan Agustus di wilayah kerja Pusat
Kesehatan Masyarakat Kecamatan
Cikampek,
Kabupaten
Karawang
periode Juli 2015 sampai dengan juni
2016
Sasaran
Semua balita di seluruh wilayah
kerja di wilayah kerja Pusat Kesehatan
Masyarakat
Kecamatan
Cikampek,
Kabupaten Karawang periode Juli 2015
sampai dengan juni 2016.
II. Materi dan Metode
Materi
Materi yang dievaluasi dalam program
ini didapatkan dari laporan hasil kegiatan
program cakupan pelayanan balita di
seluruh wilayah kerja Pusat Kesehatan
Masyarakat
Kecamatan
Cikampek,
Kabupaten Karawang periode Juli 2015

sampai dengan juni 2016, yang berisi


kegiatan antara lain:
1. Pendataan Jumlah Balita
2. Pemantauan pertumbuhan adalah
pengukuran berat badan balita setiap
bulan yang tercatat di Buku
KIA/KMS
3. Pemantauan perkembangan dengan
Stimulasi Deteksi dan Intervensi
Dini
Tumbuh
Kembang
(SDIDTK)
4. Pemberian kapsul Vitamin A Dosisi
Tinggi (bulan Februari dan Agustus)
5. Kepemilikan dan pemanfaatan Buku
KIA setiap balita
6. Pencatatan dan pelaporan Program
pelayanan balita
Metode
Evaluasi program ini dilaksanakan
dengan
pengumpulan,
analisis
dan
pengolahan data dengan menggunakan
pendekatan sistem sehingga dapat dicari
masalah yang ada pada program cakupan
pelayanan balita di Pusat Kesehatan
Masyarakat
Kecamatan
Cikampek,
Kabupaten Karawang periode Juli 2015
sampai dengan juni 2016 dengan cara
membandingkan
cakupan
pencapaian
program terhadap target yang telah
ditetapkan dan menemukan penyebab
dengan menggunakan pendekatan sistem,
kemudian dibuat usulan dan saran sebagai
pemecahan masalah tersebut berdasarkan
penyebab masalah yang ditemukan dari
unsur-unsur sistem.
III.
Kerangka Teoritis
Pendekatan Sistem

Gambar 1. Teori Sistem menurut Ryan

Evaluasi
ini
dibuat
dengan
menggunakan pendekatan sistem. Dimana
sistem adalah gabungan dari elemenelemen yang saling dihubungkan oleh
suatu proses atau struktur dan berfungsi
sebagai salah satu kesatuan organisasi
dalam upaya menghasilkan sesuatu yang
telah ditetapkan, yang terdiri dari
masukan (input), proses (process),
keluaran
(output),
lingkungan
(environment), umpan balik (feedback),
dan dampak (impact).
Tolok Ukur Keberhasilan
Tolok ukur merupakan nilai acuan
atau standar yang telah ditetapkan dan
digunakan sebagai target yang harus
dicapai pada tiap-tiap variabel sistem, yang
meliputi masukan, proses, keluaran,
lingkungan dan umpan balik pada program
cakupan pelayanan balita.
IV.

Hasil serta Pembahasan Masalah


Dari hasil evaluasi program
cakupan pelayanan balita yang dilakukan
dengan cara pendekatan sistem di
Puskesmas
Kecamatan
Cikampek
Kabupaten Karawang periode Juli 2015
sampai dengan Juni 2016 didapatkan hasil:
Tabel 1. Masalah menurut keluaran

No
.
1
2

Variabel
Cakupan
pemantauan
pertumbuhan
Cakupan
Pelayanan
SDIDTK
Cakupan
Distribusi
vitamin A
dosis tinggi
Cakupan
Balita
yang
memiliki
KMS/KIA

Tolok
Ukur

Pencapaian

Besar
Masalah

100%

76,6 %

23,4%

90%

48,7%

45,8%

90%

63,1%

26,9%

100%

99,7%

0,3%

Tabel 2. Masalah menurut masukan


No.

Variabel

1.
2.
3.

Tenaga
Dana
Sarana

Tolok
Ukur
Ada
Ada
Ada

Pencapaian

Masalah

Ada
Ada
Tidak ada

(-)
(-)
(+)

Tabel 3. Masalah menurut proses


No. Variabel
1.

Tolok Ukur

Pencapaian

Perencanaan

Dilaksanakan
Tidak
Penyusunan rencanan dilakukan
kegiataan
Terdapat pengaturan,
pembagian tugas, dan Tidak
Pengpenanggung
jawab dilakukan
organisasian
dalam melaksanakan
tugas
Pendataan
lewat
penimbangan balita
setiap bulan
Dilakukan pencatatan
data
hasil
penimbangan
Balita
sebulan
sekali di Posyandu
oleh kader.
Di berikan buku KIA
untuk ibu yang Tidak Semua
pelaksanaan
hamil dan memiliki
Dilakukan
bayi balita
Dilakukannya
SDIDTK
oleh
kader, petugas gizi,
bidan, dokter
Semua balita di
wilayah
kerja
mendapatkan
Vitamin
A
diposyandu
pengawa
san

Pencatatan
dan
pelaporan
dilakukan
secara berkala

2.
Masalah
(+)

(+)

Dilakukan

Dari hasil diatas ditemukan masalah menurut


keluaran:
1. Cakupan
pemantauan
pertumbuhan
mencapai 76,6% tidak tercapai target
90% dengan besar masalah 23,4%
2. Cakupan
Pelayanan
SDIDTK
mencapai 48,7% belum mencapai
target 90% dengan besar masalah 45,8
%
3. Cakupan Distribusi Vitamin A dosis
tinggi
mencapai
63,1%
belum
mencapai target 90% dengan besar
msalah 26,9%
4. Cakupan Balita Yang memiliki Buku
KIA mencapai 99,7% tidak mencapai
target 100% dengan besar masalah 0,3
%.
Yang menjadi prioritas masalah adalah :
1.
Cakupan
Pelayanaan
SDIDTK
mencapai 48,7% belum mencapai

(+)

(-)

target 90% dengan besar masalah 45,8


%
Cakupan Distribusi Vitamin A dosis
tinggi
mencapai
63,1%
belum mencapai target 90%
dengan besar msalah 26,9%
V.
Penyelesaian
Masalah Pertama:
Pelayanan SDIDTK pada balita
dengan besar masalah 45,8 %
Penyebab:
1. Tidak terdapat
struktur
organisasi,
tidak
ada
penanggung
jawab.
Pembagian tugas yang tidak
efektif ini secara tidak
langsung menurunkan kinerja
petugas untuk menjalankan
program. Terdapat koordinasi
dan motivasi staf yang rendah
dan lemahnya supervisi dari
penanggung jawab program
sehingga tidak ada umpan
balik yang dapat segera
dikoreksi
2. Tidak tersediannya ruang dan
waktu
yang
khusus
dipuskesmas waktu untuk
melakukan
penilaian
SDIDTK pada balita
3. Sarana
untuk
dilakukan
pemantauan
perkembangan
dengan SDIDTK tidak ada

Penyelesaian
1. Dilakukan
pembuatan
organisasi
kerja
sehingga
terdapat pembagian tugas dan
kinerja petugas meningkat
2. Disediakannya ruangan khusus
untuk
dilakukan
penilaian
SDIDTK di Puskesmas
3. Disediakannya
alat
bantu
SDIDTK di PAUD, puskesmas
Masalah Kedua:
Cakupan Distribusi Vitamin A pada balita
dengan besar msalah 26,9%
Penyebab:

1. Sosialisasi
mengenai
jadwal
kegiatan pemberian vitamin A
belum merata
2. Tidak tersedianya leaflet, spanduk
sebagai sarana informasi bagi
ibu/orangtua/keluarga Balita
3. Pelaksaaan kegiatan Pemberian
Vitamin A Hanya dua kali dalam
setahun pada bulan Februari dan
agustus, sedangkan masih ada
Balita yang tidak hadir ketika
kegiatan Posyandu dilaksanakan.
Penyelesaian:
1. Melengkapi sarana informasi
leaflet, spanduk yang berisikan
pentingnya pemberian vitamin
A Balita
2. Menyebarluaskan pelaksanaan
Posyandu melalui ketua RT
atau kader 1 minggu sebelum
pelaksanaan, lalu 3 hari
sebelum pelaksanaan, 1 hari
sebelum pelaksanaan, dan pada
hari pelaksanaan, sehingga
tidak ada ibu Balita yang
terlewatkan.
3. Melakukan kunjungan rumah
secara rutin kepada Balita yang
tidak hadir paling sedikit dua
bulan
berturut-turut
untuk
melakukan penimbangan.
4. Bekerja sama dengan bagian
Promosi
Kesehatan
untuk
melakukan penyuluhan kepada
ibu Balita tentang pentingnya
manfaat pemberian kapsul
vitamin A pada balita
VI.

Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program
cakupan Pelayanan anak Balita
ditimbang
yang dilakukan
dengan cara pendekatan sistem
di
Puskesmas
cikampek,
Kabupaten Karawang, periode
Juli 2015 sampai dengan juni
2016 belum mencapai target,
dimana didapatkan Cakupan

pemantauan
pertumbuhan
dengan besar masalah 23,4%,
Cakupan Pelayanan SDIDTK
dengan besar masalah 45,8 %.
Cakupan Distribusi Vitamin A
dosis tinggi dengan besar msalah
26,9%, Cakupan Balita Yang
memiliki Buku KIA dengan
besar masalah 0,3 %.
Yang menjadi prioritas masalah
Cakupan Pelayanan SDIDTK
mencapai
48,7%
belum
mencapai target 90% dengan
besar masalah 45,8 %. Cakupan
Distribusi Vitamin A dosis tinggi
mencapai
63,1%
belum
mencapai target 90% dengan
besar msalah 26,9%
Daftar Pustaka
1. Departemen Kesehatan RI. Pedoman
pemantuan Wilayah Setempat Kesehatan
Ibu dan Anak (PWS-KIA). Jakarta:
Dikretorat Bina Kesehatan Ibu;2010.
2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Profil Keseahatan Republik Indonesia
2014. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia;2015.
3. Kementerian Kesehatan RI. Laporan
akuntabilitas
kinerja
kementerian
kesehatan
tahun
2014.
Jakarta:
Departemen Kesehatan RI; 2015.
4. Ditjen Bina Gizi dan KIA. Cakupan
Pelayanan
anak
balita.
Jakarta:
Kementerian
Kesehatan
Republik
Indonesia;2015
5. Dinas Keseahatan Provisinsi Jawa Barat.
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
Dinas
Kesehatan
Provinsi
Jawa
Barat;2014.
6. Dinas Kesehatan Kabupaten Karawan.
Laporan Tahunan Program Kesehatan
Ibu dan Anak. Karawang: Dinas
Kesehatan Kabupaten Karawang:2015.

Anda mungkin juga menyukai