Disusun Oleh :
VIKA MARCELINA
140310130020
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1
Latar Belakang..........................................................................................1
1.2
Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3
Tujuan........................................................................................................1
1.4
Manfaat Penulisan.....................................................................................2
Magnet.......................................................................................................3
2.1.1
Sejarah Magnet..................................................................................3
2.1.2
Pengertian Magnet.............................................................................3
2.1.3
Jenis-jenis Magnet..............................................................................5
2.2
2.2.1
2.3
2.3.1
2.3.2
Hukum Faraday................................................................................14
2.4
Magnetisasi..............................................................................................15
2.5
Aplikasi Magnet......................................................................................16
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bentuk-bentuk Magnet .....
5
Gambar 2.2 Membuat Magnet dengan Cara Menggosok .....
6
Gambar 2.3 Membuat Magnet dengan Cara Induksi
7
Gambar 2.4 Membuat Magnet dengan Cara Arus Listrik ...
8
Gambar 2.5 Tiga Cara Menghilangkan Kemagnetan
8
Gambar 2.6 Garis Gaya Medan yang Selalu Mengarah dari Kutub Utara ke
Selatan ...
9
Gambar 2.7 Pengaruh Arus Listrik terhadap Penunjukan Arah Jarum Kompas .......
10
Gambar 2.8 Kaidah Tangan Kanan .......
10
Gambar 2.9 Perangkat Percobaan Faraday ..
12
Gambar 2.10 Pada Saat Awal, Tidak Ada Arus Terukur pada Galvano Karena
Tidak Ada Perubahan Fluks Magnet yang Terjadi pada Lilitan ...
13
Gambar 2.11 Ketika Magnet Mulai Didekatkan Terjadi Penambahan Fluks
Magnet Pada Lilitan Kawat Sehingga Timbul Arus Listrik yang Menimbulkan
Medan Magnet Melawan Arah Medan Magnet Semula .......
13
Gambar 2.12 Arah Arus Induksi Sedemikian Sehingga Melawan Perubahan
Fluks Magnet Penginduksinya .
14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gejala magnetism, seperti halnya listrik, juga telah diamati manusia
beberapa abad sebelum masehi. Sebuah material berwarna hitam yang disebut
lodestone dapat menarik besi dan benda logam lainnya. Pada tahun 1269, de
Maricourt melakukan studi tentang magnet dan mengamati adanya sepasang kutub
pada benda magnetik. Kutub-kutub ini kemudian disebut dengan kutub utara
dan kutub selatan. Jika kedua kutub yang sama didekatkan maka akan saling
menolak dan begitupun sebaliknya jika kutub berlainan didekatkan maka akan
saling menarik.
Magnet atau magnit adalah suatu obyek yang mempunyai suatu medan
magnet. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, banyak
sekali aplikasi dari bahan-bahan magnet yang digunakan untuk berbagai macam
kebutuhan pada masa kini. Namun tidak banyak yang mengetahui bagaimana
sejarah dan berbagai hal yang menyangkut kemagnetan. Oleh karena itu, penting
bagi kita untuk mengetahui gejala kemagnetan, baik itu medan magnet maupun
induksi magnet sebagai respon dari bahan (medium) ketika pada bahan tersebut
terdapat medan magnet (H) yang ditimbulkan oleh arus listrik yang disebut
sebagai induksi magnet (B).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana ide munculnya sifat kemagnetan?
2. Bagaimana konsep medan magnet (H) dan induksi magnet (B)?
3. Apa perbedaan medan magnet (H) dengan induksi magnet (H)?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui sifat kemagnetan suatu bahan.
2. Mempelajari konsep medan magnet (H) dan induksi magnet (B).
3. Mengetahui perbedaan medan magnet (H) dengan induksi magnet (H).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Magnet
berbentuk bola.
William Gilbert (1600) menemukan sifat kemagnetan bumi.
John Michell (1750) menemukan hubungan gaya magnet dengan jarak antar
magnet.
HC. Oersted, Andre-Marie Ampere, Biot dan Savart (awal abad 19) menemukan
medan listrik.
J. C. Maxwell (1860) menyusun teori dan konsep elektromagnetik.
lainnya. Benda yang dapat menarik besi atau baja inilah yang disebut magnet. Di
dalam kehidupan sehari-hari kata magnet sudah sering kita dengar, namun sering
juga berpikir bahwa jika mendengar kata magnet selalu berkonotasi menarik benda.
Untuk bisa mengambil suatu barang dari logam (contoh obeng besi) hanya dengan
sebuah magnet, misalkan pada peralatan perbengkelan biasanya dilengkapi dengan
sifat magnet sehingga memudahkan untuk mengambil benda yang jatuh di tempat
yang sulit dijangkau oleh tangan secara langsung. Bahkan banyak peralatan yang
sering digunakan, antara lain bel listrik, telepon, dinamo, alat-alat ukur listrik,
kompas yang semuanya menggunakan bahan magnet [3].
Magnet dapat dibuat dari bahan besi, baja, dan campuran logam serta telah
banyak dimanfaatkan untuk industri otomotif dan lainnya. Sebuah magnet terdiri atas
magnet-magnet kecil yang memiliki arah yang sama (tersusun teratur), magnetmagnet kecil ini disebut magnet elementer. Pada logam yang bukan magnet, magnet
elementernya mempunyai arah sembarangan (tidak teratur) sehingga efeknya saling
meniadakan, yang mengakibatkan tidak adanya kutub-kutub magnet pada ujung
logam. Setiap magnet memiliki dua kutub, yaitu: utara dan selatan. Kutub magnet
adalah daerah yang berada pada ujung-ujung magnet dengan kekuatan magnet yang
paling besar berada pada kutub-kutubnya [3].
Benda dapat dibedakan menjadi dua macam berdasarkan sifat kemagnetannya
yaitu benda magnetik dan benda non-magnetik. Benda magnetik adalah benda yang
dapat ditarik oleh magnet, sedangkan benda non-magnetik adalah benda yang tidak
dapat ditarik oleh magnet [4]. Magnet dapat menarik benda lain, beberapa benda
bahkan tertarik lebih kuat dari yang lain, yaitu bahan logam. Namun tidak semua
logam mempunyai daya tarik yang sama terhadap magnet. Besi dan baja adalah dua
contoh materi yang mempunyai daya tarik yang tinggi oleh magnet. Sedangkan
oksigen cair adalah contoh materi yang mempunyai daya tarik yang rendah oleh
magnet. Satuan intensitas magnet menurut sistem metrik Satuan Internasional (SI)
adalah Tesla dan SI unit untuk total fluks magnetik adalah weber (1 weber/m 2 = 1
tesla) yang mempengaruhi luasan satu meter persegi [3].
4
dengan kutub magnet batang, akan terbentuk kutub yang selalu berlawanan dengan
kutub magnet penginduksi. Apabila kutub utara magnet batang berdekatan dengan
ujung A besi, maka ujung A besi menjadi kutub selatan dan ujung B besi menjadi
kutub utara atau sebaliknya [8].
gaya magnet. Jika sebatang magnet diletakkan dalam suatu ruang, maka terjadi
perubahan dalam ruang ini yaitu dalam setiap titik dalam ruang akan terdapat medan
magnetik. Arah medan magnetik suatu ruangan didefinisikan sebagai arah yang
ditunjukkan oleh kutub utara jarum kompas yang diletakkan disekitar medan magnet
tersebut[3].
Gambar 2.6 Garis Gaya Medan yang Selalu Mengarah dari Kutub Utara ke
Selatan [11]
Sebagaimana pada muatan listrik, sebuah dipol magnet (yang merupakan
satuan terkecil magnet) memiliki medan magnet yang arahnya dari kutub utara
menuju kutub selatan. Hal ini mirip seperti pada muatan listrik positif, medan listrik
mengarah keluar menjauhi muatan, dan pada muatan negatif sebaliknya. Benda-benda
logam (magnetik) yang berada di sekitar medan magnet akan mengalami gaya
magnetik, seperti halnya gaya coulomb pada listrik [11].
2.2.1 Medan Magnet oleh Arus Listrik
Medan magnet adalah sebuah besaran yang muncul karena adanya pergerakan
muatan listrik (arus listrik) pada sebuah bahan magnetik. Penemuan tentang arus
listrik yang dapat memunculkan medan magnet, pertama kali dipublikasikan oleh
Hans Cristian Oersted tahun 1819 [12]. Percobaan yang dilakukan Oersted
mengamati jarum kompas yang diletakkan di bawah kawat yang dilalui arus listrik.
Hasil percobaan diperlihatkan pada Gambar 2.7. Gambar 2.7b. memperlihatkan posisi
jarum kompas ketika tidak dialiri arus, jarum kompas menunjuk arah utara.
Selanjutnya jarum kompas dialiri arus ke arah utara seperti diperlihatkan pada
Gambar 2.7a, akibatnya penunjukan jarum menyimpang ke arah timur. Apabila jarus
kompas dialiri arus ke arah selatan maka penunjukan jarum menyimpang ke arah
barat (Gambar 2.7c) [13].
9
Gambar 2.7 Pengaruh Arus Listrik terhadap Penunjukan Arah Jarum Kompas [13]
Gejala penyimpangan magnet jarum di sekitar arus listrik membuktikan
bahwa arus listrik dapat menghasilkan medan magnet. Arah medan magnet yang
ditimbulkan arus listrik dapat diterangkan melalui aturan atau kaidah berikut.
Anggaplah suatu penghantar berarus listrik digenggam tangan kanan. Perhatikan
Gambar 2.8. Jika arus listrik searah ibu jari, arah medan magnet yang timbul searah
keempat jari yang menggenggam. Kaidah yang demikian disebut kaidah tangan kanan
menggenggam.
H=
i l r^ (1)
2
4r
adalah vektor medan magnet, i adalah arus, r adalah jarak antara kawat yang
r^
yang dialiri arus. Sebagai contoh, jika sebuah kawat melingkar dengan jari-jari r
dialiri arus yang arahnya berlawanan arah dengan jarum jam, maka besarnya medan
magnet pada pusat lingkaran dapat dihitung dengan persamaan berikut :
1
H=
i l r^
4 r2
Dengan
r^
berikut:
H=
1
i l
4 r2
l=2 r
H=
1
i 2 r
4 r2
i
(2)
2r
Arah H yang keluar dari bidang kertas dengan satuan adalah ampere per meter
(A. m-1).
11
2.3
karena adanya pergerakan muatan listrik (arus listrik) pada sebuah bahan magnetik.
Sedangkan respon bahan (medium) ketika bahan tersebut terdapat medan magnet (H)
yang ditimbulkan oleh arus listrik disebut induksi magnet (B). Induksi magnet ini
meggambarkan kerapatan fluks magnetik tiap satuan luas sehingga satuan dari
induksi magnet adalah weber/m2. Dimana satu weber/m2 sama dengan 1 Tesla. Setiap
bahan magnet akan memiliki respon terhadap medan magnet yang diberikan. Respon
tersebut dijabarkan dalam sebuah besaran fisis yang disebut permeabilitas yang
secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :
B =
H (3)
Pada ruang bebas, nilai B akan sebanding dengan nilai H dengan satu konstanta
pembanding yaitu konstanta permeabilitas pada ruang hampa (0) yang nilainya
4x10-7 H m-1.
Kehadiran induksi magnet (B) pada bahan yang dialiri arus I, memunculkan
hubungan antara B, I, dan gaya (F) pada bahan yang dialiri arus tersebut yang
dituliskan dalam persamaan :
F =i l
B (4 )
2.3.1 Medan Magnet Menghasilkan Arus Listrik
Pada pembahasan terdahulu kita membicarakan bahwa sebuah kawat berarus
dapat menimbulkan medan magnet disekitarnya (yang arahnya menurut aturan tangan
kanan) menurut hukum Biot-Savart. Amatlah beralasan jika kita mempertanyakan
apakah hal sebaliknya bisa terjadi, yaitu: Apakah medan magnetik dapat
menimbulkan arus listrik? Pertanyaan ini dijawab oleh Faraday dan Henry melalui
percobaan pada tahun 1830-an, setelah pada 1820 percobaan serupa dianggap gagal.
Skema dari percobaan ini adalah [15]:
12
Gambar 2.10 Pada Saat Awal, Tidak Ada Arus Terukur pada Galvano Karena Tidak
Ada Perubahan Fluks Magnet yang Terjadi pada Lilitan [15].
13
Gambar 2.11 Ketika Magnet Mulai Didekatkan Terjadi Penambahan Fluks Magnet
Pada Lilitan Kawat Sehingga Timbul Arus Listrik yang Menimbulkan Medan
Magnet Melawan Arah Medan Magnet Semula [15].
d
(5)
dt
artinya adalah bahwa Gaya Gerak Listrik yang dihasilkan adalah sama dengan negatif
dari perubahan fluks magnetik terhadap waktu. Fluks magnetik adalah banyaknya
garis gaya yang tegak lurus tiap satuan luas A, identik dengan fluks listrik yang
pernah dibahas dalam bagian elektrostatik. Subscript i menunjukkan jumlah lilitan.
Tanda negatif berkenaan arah GGL dan induksi magnetik. Jika fluks magnetik yang
masuk pada kumparan dari medan magnet bertambah, yang artinya magnet
didekatkan pada kumparan maka arah arus dari GGL induksi sedemikian sehingga
melawan medan magnet [15].
14
d
(6)
dt
Bd
A = B cos dA=B A cos
Dengan :
Dimana
adalah sudut antara B dengan A. jadi GGL induksi terjadi bukan karena
medan magnet (B) atau fluks magnetik, akan tetapi karena prubahan fluks
magnetiknya.
Magnetisasi
Magnetisasi adalah besaran fisika yang menggambarkan sifat magnetik suatu
M .
dengan B
sebanding
B =0
M (7)
15
Dimana
adalah
Kita dapat melihat bahwa kontribusi dari magnetisasi dan medan magnet terhadap
besarnya induksi magnet memperlihatkan kesamaan. Hal tersebut kemudian dapat
dijabarkan dalam bentuk persamaan sederhana yang menggambarkan kontribusi dari
dan
M terhadap besarnya
B
B =0 (
H +
M ) (8)
Besarnya (M) sebenarnya sangat tergantung dari sifat kemagnetan dari bahan yang
sangat bergantung dari suatu besaran yang disebut momen magnetik. Dalam
kaitannya dengan magnetik momen ini, magnetisasi dirumuskan sebagai jumlah dari
momen magnetik tiap unit volume. Berbeda dengan medan magnet (H) yang
dimunculkan oleh arus listrik dari luar bahan, magnetisasi dimunculkan oleh resultan
spin dan momentum orbital sudut dari elektron yang ada pada bahan. Perbandingan
antara besarnya magnetisasi dan medan magnet didefinisikan sebagai sebuah besaran
fisis yang disebut dengan suseptibilitas (), secara matematis dapat dituliskan sebagai
berikut [12]:
M
(9)
H
16
2. Menghasilkan Listrik
17
Magnet dapat menghasilkan listrik dalam jumlah besar dan kecil. Salah satu alat yang
menggunakan
magnet
untuk
menghasilkan
listrik
adalah
dinamo
sepeda.
Pada dinamo sepeda, magnet menghasilkan energi listrik dalam jumlah kecil yang
digunakan untuk menyalakan lampu sepeda.
3. Menggantikan Roda pada Kereta Api Maglev
18
Motor listrik (seperti speaker) tergantung pada kombinasi eletromagnet dan magnet
permanen, dan seperti speaker, mengganti energi listrik ke energi mekanis. Generator
bertindak merubah energi mekanis ke energi listrik.
19
BAB III
KESIMPULAN
Simpulan pada makalah kali ini yang berkaitan dengan medan magnet adalah :
1. Suatu benda dikatan benda magnet jika benda tersebut dapat menarik benda lain
seperti besi, baja atau campuran logam lainnya. Dimana setiap magnet memiliki
kutub utara dan selatan.
2. Medan magnet adalah daerah disekitar magnet yang masih merasakan adanya
gaya magnet. Medan magnet (H) merupakan sebuah besaran yang muncul karena
adanya pergerakan muatan listrik (arus listrik) pada sebuah bahan magnetik dan
hokum yang mendasari perhitungan medan magnet dikenal sebagai Hukum BiotSavart.
3. Respon bahan (medium) ketika bahan tersebut terdapat medan magnet (H) yang
ditimbulkan oleh arus listrik disebut induksi magnet (B). Dimana hubungan
medan magnet (B) dan induksi magnet (H) adalah
B =
H
4. Tidak hanya arus listrik saja yang dapat menghasilkan medan magnet, namun
perubahan medan magnet pun dapat menghasilkan arus listrik sesuai dengan
percobaan yang dilakukan oleh Faraday.
5. Aplikasi bahan magnet yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari adalah
kompas, dinamo sepeda, rel kereta maglev, generator, dan lain-lain.
20
6. DAFTAR PUSTAKA
7. [1] Yelfianhar, Ichwan . 2010. Bahan Magnetik .
https://iwan78.files.wordpress.com/2010/11/12_13_bahan-magnet.pdf
(Diakses pada tanggal 10 September 2016 Pukul 22:40 WIB)
8. [2]http://www.usd116.org/lbeuschlein/physics/powerpoint/magnetism.pdf.
(Diakses pada tanggal 10 September 2016 Pukul 23:38 WIB)
9. [3] http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26544/4/Chapter%20II.pdf
(Diakses pada tanggal 11 September 2016 Pukul 19:40 WIB)
10. [4] Suryatin, Budi. Fisika IX. Jakarta : PT Grafindo, 2008.
11. [6] Sidiq, Nurfajar. 2013. Magnet dan Kemagnetan.
https://fajarfisikaupi.wordpress.com/2013/03/17/magnet-dan-kemagnetan/
(Diakses pada tanggal 11 September 2016 Pukul 21:25 WIB)
12. [7] Berpendidikan. 2015. 3 Cara Membuat Magnet dan Gambarnya Lengkap.
http://www.berpendidikan.com/2015/10/3-cara-membuat-magnet-dangambarnya-lengkap.html (Diakses pada tanggal 11 September 2016 Pukul
22:11 WIB)
13. [8] https://www.academia.edu/5612132/Kemagnetan (Diakses pada tanggal 10
September 2016 Pukul 21:28 WIB)
14. [9] Arifin, Zaenal. 2015. Membuat Magnet dengan Cara Elektromagnet.
http://fisikitaenal.blogspot.co.id/2015/07/membuat-magnet-dengan-caraelektromagnet.html (Diakses pada tanggal 11 September 2016 Pukul 09:21
WIB)
15. [10] Berpendidikan. 2015. 3 Cara Menghilangkan Sifat Kemagnetan.
http://www.berpendidikan.com/2015/10/3-cara-menghilangkan-sifatkemagnetan.html (Diakses pada tanggal 11 September 2016 Pukul 22:13
WIB)
16. [11] Suhendi, Endi. Bab 6 Fisika Dasar II Listrik Menghasilkan Medan
Magnet.
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/ENDI_SUHEND
I/Kuliah/FI321_Fisika_Dasar_II/Bahan_Ajar/Powerpoint_Fisika_Dasar_II/9._
21
Induktansi_%26_Energi_Magnetik_%5BCompatibility_Mode%5D.pdf
(Diakses pada tanggal 10 September 2016 Pukul 18:03 WIB)
17. [12] Risdiana. 2012. Bahan Magnet dan Superkonduktor. Jatinangor: Jurusan
Fisika UNPAD.
18. [13]Cakdila. 2009. Bab 11 Medan Magnet.
https://cakdilah.files.wordpress.com/2009/03/bab-11-medan-magnet.pdf
(Diakses pada tanggal 11 September 2016 Pukul 17:43 WIB)
19. [14] http://mafia.mafiaol.com/2012/12/pola-medan-magnet-di-sekitararus.html (Diakses pada tanggal 11 September 2016 Pukul 11:30 WIB)
20. [15]https://www.academia.edu/4978439/MAGNETISME__Medan_Magnet_
Menghasilkan_Listrik (Diakses pada tanggal 12 September 2016 Pukul 13:10
WIB)
21. [16] Ahmad, Dadan. 2016. Contoh magnet dalam kehidupan sehari-hari.
http://www.sridianti.com/contoh-magnet-dalam-kehidupan-sehari-hari.html
(Diakses pada tanggal 12 September 2016 pukul 22:20 WIB)
22
22.LAMPIRAN
23. Berikut adalah lampiran pertanyaan dan jawaban.
Faried Latief
24. Soal : Bagaimana pola medan magnet jika magnet mengalami crack dibagian
tengah?
25. Jawaban : Secara mikroskopik, jika batang magnet mengalami crack dibagian
tengah maka akan ada bagian-bagian magnet yang terbelah-belah sehingga
membentuk kutub baru yang kutubnya berlawanan dengan ujung-ujung
terdekatnya, maka akan timbul medan magnet di sekitar bagian batang magnet
yang mengalami crack tersebut.
26.
Efa Latifah
23
28. Soal : bagaimana hubungan antara suseptibilitas dengan gaya magnet yang
dihasilkan ?
29. Adanya kesamaan kontribusi magnetisasi dengan medan magnet terhadap
besarnya induksi magnet menyebabkan kontribusi dari
terhadap besarnya B
dan
30. B = H
31.
= 0 r
r=1+ m
B =0 r
H
32. B =0 (1+ m ) H
33.
B =0
H +0 m
H
m=
M
H
34. Seperti yang terlihat pada persamaan tersebut, hubungan antara induksi
magnet dengan suseptibilitas adalah berbanding lurus. Sehingga ketika nilai
suseptibilitas semakin besar, maka nilai induksi magnet yang ditimbulkan
akan semakin besar pula. Hubungan antara induksi magnet terhadap gaya
dapat dinyatakan pada persamaan berikut :
35.
F=qV x B
36. Sehingga dapat disimpulkan bahwa gaya magnet akan semakin besar ketika
nilai suseptibilitas suatu bahan semakin besar, atau dapat dikatakan
berbanding lurus.
37. Soal : Bagaimana hubungan spin dengan struktur Kristal terhadap sifat
magnetic bahan ?
38. Jawab : Umumnya, domain berukuran mikroskopik dan untuk bahan
polikristalin tiap butir dapat terdiri dari beberapa buah domain. Jadi, secara
makroskopik, sebuah bahan terdiri dari beberapa domain, yang semuanya
mungkin memiliki orientasi magnetisasi yang berbeda.
24
39.
40. Gambar 19. Perubahan Bertahap pada Orientasi Dwikutub Magnetik Atom
pada Dinding Domain
41. Besarnya magnetisasi M untuk keseluruhan bahan adalah jumlah vektor
magnetisasi dari semua domain, dimana besarnya kontribusi setiap domain
ditentukan oleh fraksi volumenya. Pada material kristalin magnetik, sifat
magnetnya akan bervariasi bergantung pada arah Kristal yang mempunyai
momen magnetik hal yang seperti ini disebut dengan magnetocrystalline
anisotropy.
42.
43. Gambar 20. Magnetocrystalline Anisotropy Material Kobalt
44. Efek dari sifat magnetik terhadap kobalt yang mempunyai struktur hexagonal.
Material ini akan mudah termagnetisasi pada arah [0001] atau searah sumbu c,
dan sulit untuk dimagnetisasi pada arah [1010] atau dasar bidang (tegak lurus
arah sumbu c).
25
45.
46. Gambar 21. Kurva Histeresis Bahan Magnetocrystalline Anisotropy
47. Seperti yang terlihat pada gambar diatas, sifat bahan apakah spin dari domaindomain mudah diarahkan atau tidak dapat diketahui dari kurva histeresis yang
dihasikan dan dikaitkan dengan struktur kristal material tersebut. Dimana
setiap bahan akan memiliki struktur kristal yang berbeda, kurva histeresis dan
sifat kemganetan setiap orientasi kisi yang dihasilkan apakah sulit, mudah atau
sedikit sulit untuk diarahkan.
48.
26
gambar
diatas,
merupakan
mekanisme
mikroskop
dari
51.
52. Gambar 3. Arah Momen Magnetik Spin-Orbit Coupling
53. Arah momen magnetik suatu bahan ditentukan oleh momen magnet dan spin
dari atom-atom tetangganya, sehingga cenderung saling mempengaruhi.
54.
55. Gambar 24. Momen Magnetik Bebas pada Ruang Kosong
27
56. Sedangkan ketika sebuah momen magnet pada ruang bebas dan tidak memiliki
momen magnetik yang berdekaan lainnya, makan momen magnetik akan
bergerak secara bebas, dan energinya tidak bergantung pada orientasi dari
momen magnetik tersebut.
57. Soal : Material bahan apa saja yang merupakan bahan magnet buatan dan
permanen ?
58. Jawab :
Magnet Samarium-Cobalt adalah salah satu dari dua jenis magnet bumi yang
langka, merupakan magnet permanen yang kuat yang terbuat dari paduan
samarium dan kobalt
Ferrite adalah senyawa kimia yang terdiri dari keramik bahan dengan besi
(III) oksida (Fe2O3) sebagai komponen utama.
Bayu Permana
59. Soal : Apakah elektron bergerak lalu menghasilkan magnet, atau adanya
magnet sehingga elektron bergerak ?
60. Jawab : Penyebab kemagnetan dalam objek dipol magnet atom yang berkaitan
dengan elektron. Yang merupakan hasil dua jenis pergerakan elektron, pertama
akibat gerak orbital elektron sekeliling inti, kedua akibat dipol putar yang
berasal dari elektron berputar.
28
61.
62. Gambar 25. a) Suatu Orbital Elektron b) Elektron Berputar pada Porosnya
63. Sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya gerakan elektron terlebih dahulu,
lalu menimbulkan medan magnet, dimana gerakan elektron mengelilingi inti
sendiri merupakan hal yang alamiah dalam sebuah material seperti hal nya
bumi mengelilingi matahari.
64.
65.
66.
67.
29